Oleh: Fajar Budi S (2505100127) Dosen Pembimbing I : Prof.Dr.Ir. Udisubakti C., M.Eng.Sc. Dosen Pembimbing II : Naning Arianti W., ST. MT. JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA 1
LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH TUJUAN RUANG LINGKUP MANFAAT 2
Bagaimana menentukan prioritas industri potensial Sektor industri potensial yang merupakan sektor kegiatan basis ekonomi di Kabupaten Lamongan. Mengetahui sektor industri basis di Kabupaten Lamongan. Menentukan sektor industri alternatif terbaik dilihat dari keterkaitan antar sektor yang tinggi, peningkatan output, peningkatan pendapatan daerah, dan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Menentukan industri alternatif terbaik dari sektor industri terpilih untuk dikembangkan di Kawasan Industri Lamongan. 3
BATASAN Sektor ekonomi yang diamati hanya pada sektor industri. Tabel Input Output yang digunakan sebagai dasar adalah tabel input output Jawa Timur tahun 2006 ASUMSI Asumsi penggunaan metode Input Output diberlakukan Data yang digunakan representatif dan benar Infrastruktur pendukung industri yang direkomendasikan sudah tersedia di Kabupaten Lamongan Perbandingan total output sektor ekonomi sebanding dengan perbandingan PDRB. Pemerintah Kabupaten Lamongan dapat mengetahui sektor industri basis yang bisa dikembangkan di Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Lamongan. Pemerintah Kabupaten Lamongan dapat mengetahui sektor industri alternatif terbaik dilihat peningkatan output, peningkatan pendapatan daerah, dan kemampuan penyerapan tenaga kerja dikembangkan di Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Lamongan 4
LOCATION QUOTIENT ANALISA INPUT OUTPUT MULTI CRITERIA DECISION MAKING ELECTRE III METODE PEMBOBOTAN ENTROPI 5
6
Pengolahan, Analisa dan Pembahasan Location Quotient sektor industri makanan, minuman dan tembakau; sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; sektor industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya; sektor industri semen dan bahan galian bukan logam; serta sektor industri pengolahan lainnya. Agregasi Sektor No. Sektor Nama Sektor Kode sektor pada Tabel IO-110 1 Pertanian 1--37 2 Pertambangan dan Penggalian 38-41, 70 3 Makanan, minuman dan tembakau 42-56 4 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 57-61 5 Barang Kayu dan hasil hutan Lainnya 62 6 Kertas dan barang cetakan 63 7 Pupuk, kimia dan barang dari karet 65-69,71-72 8 Semen dan bahan galian bukan logam 73-75 9 Logam dasar besi dan baja 76-77 10 Alat angkutan, mesin dan peralatannya 78-83 11 Barang lainnya (Industri pengolahan lainnya) 84 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 85-86 13 BANGUNAN/KONTRUKSI 87 14 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 88-90 15 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 91-99 16 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 100-103 17 JASA-JASA 104-109 18 Barang atau jasa yang tidak digolongkan dimanapun 110 7
Sektor nomor 5 (sektor industri kayu dan hasil hutan lainnya) memiliki nilai penganda output paling besar yaitu 1,90756. Sektor nomor 6 (sektor industri kertas dan barang cetakan) memiliki nilai penganda pendapatan paling besar yaitu 19,7096. 8
Sektor nomor 8 (sektor industri semen dan bahan galian bukan logam) memiliki nilai penganda tenaga kerja paling besar yaitu 2,858. Dari tabel di samping dapat dilihat bahwa sektor nomor 5 (industri pupuk, kimia dan bahan dari karet) yaitu sebesar 2,2245. 9
Electre III (1) Hasil Pembobotan Tabel Inputcriteria 10
Nilai Threshold Output Electre III (1) Ranking Matrix Ranking matrix memiliki beberapa simbol antara lain I, P, P - dan R 11
Final Graph Prioritas utama dalam pemilihan alternatif sektor industri adalah pada alternatif 1 (sektor industri makanan, minuman dan tembakau), 3 (sektor industri barang kayu dan hasil hutan lainnya) dan 4 (sektor industri semen dan bahan galian bukan logam) yang menempati posisi teratas. Electre III (2) Hasil Pembobotan 12
Tabel Inputcriteria Nilai Threshold 13
Output ELECTRE III (2) Ranking Matrix Final Graph Prioritas utama dalam pemilihan alternatif sektor industri adalah pada alternatif 2 (industri pengalengan ikan) dan alternatif 3 (industri pengeringan/penggaraman ikan) 14
Sensitivitas Berdasarkan hasil sensitivitas threshold dapat diketahui bahwa kriteria keterkaitan merupakan kriteria yang kritis Berdasarkan hasil sensitivitas threshold dapat diketahui bahwa kriteria transfer teknologi merupakan kriteria yang kritis 15
Kesimpulan Sektor industri basis yang ada di Kabupaten Lamongan: Sektor industri makanan, minuman dan tembakau; Sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; Sektor industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya; Sektor industri semen dan bahan galian bukan logam; Sektor industri pengolahan lainnya. Sektor industri potensial : Sektor industri makanan, minuman dan tembakau; Sektor industri barang kayu dan hasil hutan lainnya; Sektor industri semen dan bahan galian bukan logam. Alternatif industri potensial: Industri pengalengan ikan Industri pengeringan/penggaraman ikan 16
Aprilina, Nur. 2001. Integrasi Metode Input Output dan Goal Programming untuk Optimasi Perencanaan Sektor Industri yang Berwawasan Lingkungan di Propinsi Jawa Timur. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya. Amir, Hidayat dan Nazara, Suahasil. 2005. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi (Economic Landscape) dan Kebijakan Strategi Pembangunan Jawa Timur Tahun 1994 dan 2000:Analisis Input-Output. Jurnal Ekonomi Pembangunan Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Badan Pusat Statistik Jawa Timur dan Lamongan (Berbagai terbitan) Buchanon, John et all. 1999. Project Ranking Using ELECTRE III. New Zelland. Tabucanon, Mario. T. 1988. Multiple Criteria Decision Making in Industri. Amsterdam : Elsevier Science. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta : Erlangga Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomika Industri Indonesia : Menuju Negara Industri Baru 2030?. Yogyakarta : Andi. Kunhadi, Dedi. 2001. Aplikasi Metode Input Output untuk Pemilihan Sektor Industri yang Potensial Dikembangkan pada Tahun 2005 di Gerbangkertasusila. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya. Pratama, Aris Setyo. 2009. Penerapan Metode Markov Chain dan ELECTRE III dalam Perangkingan Alternatif Pengembangan Program Pemasaran Telkom Flexi PT. TELKOM DIVRE V. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS. Surabaya. Nazara, Suahasil. 1997. Analisis Input Output. Jakarta : LPFEUI Nino Prasetyo. 2002. Pemilihan Sektor-Sektor Industri Potensial di Jawa Barat untuk Dikembangkan pada Tahun 2004 dengan Metode Input Output, Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri FTI ITS. Surabaya. Pratiwi, Jessica Nina. 2009. Implementasi Model Input Output dalam Penentuan Prioritas Pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya. Rudana, Nyoman. 2008. Analisa LQ ( Location Quotient ) di Propinsi Bali Dalam Menentukan Sektor Ekonomi Unggulan. Magister Administrasi Publik Manajemen Pembangunan Daerah STIA LAN, Jakarta. Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regiona : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara. Tambunan, Tulus T.H.. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris. Jakarta : Ghalia Indonesia. Utama, Putri Paramita. 2007. Evaluasi Pemilihan Teknik pengolahan Sampah Padat di Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode ELECTRE III. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya. Wardaya, Anissa V. P. 2004. Perumusan Strategi dan Prioritas Pemilihan Alternatif Pengembangan Industri Sepatu dengan ELECTRE III. Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Industri ITS. Surabaya. 17