Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN ANALISIS POSTUR KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA DI HOME INDUSTRY IBU TINEM

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Salah satu sentral kerajinan gerabah yang paling dikenal yaitu

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB 4 PROFIL DAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode dan Pengukuran Kerja

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN ANALISA

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

Redesain Alat Pemipihan Biji Melinjo Dengan Pendekatan Metode Antropometri Di UD. SARTIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

Tanjung Mahardika, Darminto Pujotomo *) Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro. Abstrak. Abstract

Tanjung Mahardika, Darminto Pujotomo *) Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Arbeitswissenschaft di Jerman, Human Factors Engineering atau Personal

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

ANALISIS POSTUR KERJA DAN BIOMEKANIKA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln. Babarsari No. 43 Yogyakarta 0274-487711 Ext 3150 E-mail: candra_dewi@mail.uajy.ac.id ; ratnadewa@mail.uajy.ac.id ABSTRAKSI Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerjaan antara lain berdiri, duduk, membungkuk, jongkok, berjalan dan lain-lain. Sikap kerja tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dalam sistem kerja yang ada. Kondisi sistem kerja yang tidak sehat akan menyebabkan kecelakaan kerja. Pada proses pembuatan guci, salah satu prosesnya adalah proses penggilingan. Pada proses ini salah satunya membuat guci rumbai ukuran 85 cm. dengan tiga tahap pengerjaan. Hal yang membedakan dari tahap-tahap tersebut adalah ukuran dan bentuk tiap tahap. Proses pembuatan guci dilakukan pekerja dengan cara duduk dibangku kecil dengan alat harus diputar. Pada saat memutar alat giling pekerja menggunakan kaki atau tangan. Posisi tubuh pekerja membungkuk dan kaki tertekuk. Ketinggian alat giling yang rendah membuat pekerja harus membungkuk sewaktu akan mengangkat dan meletakkan guci. Keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada bagian bahu, lengan, kaki, punggung, pantat, dan perut. Keluhan yang dirasakan pekerja pada bagian bahu, kaki, punggung, pantat, dan perut. Terjadinya keluhan juga didukung oleh pekerjaan yang monoton dan pekerja harus mengangkat guci secara berulang. Penelitian ini menganalisis postur tubuh pekerja tiap elemen. Metode yang digunakan adalah dengan metode REBA. Metode REBA tepat untuk menganalisis aktivitas yang menggunakan tubuh bagian atas. Hasil analisis menyimpulkan ternyata postur kerja pada elemen gerakan tidak aman dan perlu perbaikan. Kata kunci : REBA, postus tubuh, cedera musculoskeletal 1. PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan pada perajin keramik yang terletak di Desa Kasongan. Kasongan merupakan sentra kerajinan gerabah di Yogyakarta. Gerabah adalah bahan yang terbuat dari tanah liat atau tanah lempung. Para perajin di wilayah ini membuat barang-barang kerajinan berupa souvenir, perabot dapur, guci, kursi, pot, dan lain=lain. Ibu Tinem merupakan salah satu pemilik home industry kerajinan keramik dari gerabah, salah satunya adalah guci rumbai. Guci rumbai yang dibuat di tempat ini mempunyai ukuran tinggi 85 cm. Proses pembuatan guci secara umum terdiri dari empat proses. yaitu proses penggilingan, menghias, penjemuran, dan pembakaran. Pada tiap proses dikerjakan oleh pekerja yang berbeda. Hal tersebut karena ketrampilan pekerja yang berbeda-beda. Pada roses penggilingan pekerja dibagi menjadi dua yaitu pekerja guci seri dan pekerja guci biasa. Proses penggilingan memiliki tiga tahap, yaitu tahap 1, tinggi 50 cm dan berat ± 5 kg, tahap 2 tinggi 70 cm dan berat ± 7 kg, dan tahap 3 tinggi 85 cm dan berat ± 9 kg. Setelah proses tahap 1 selesai, guci akan dijemur setengah kering didalam ruangan. Guci yang agak kering akan dilanjutnya ke tahap berikutnya. Alat yang digunakan untuk membuat guci rumbai disebut alat giling. Cara kerja dari alat giling ini, pekerja duduk dibangku kecil dan alat harus diputar dengan menggunakan kaki atau tangan. Ketinggian alat giling dengan bangku ketinggiannya setara. Hal tersebut membuat posisi tubuh pekerja saat membuat guci menjadi tidak aman, kaki pekerja dalam posisi tertekuk. Ketinggian alat giling yang tidak sesuai membuat pekerja harus membungkuk sewaktu akan mengangkat dan meletakkan guci. Hal tersebut membuat pekerja menjadi cepat lelah. Dari hasil wawancara, menunjukkan pekerja mengeluhkan pada bagian bahu, kaki, punggung, pantat, dan perut, yang terjadinya karena pekerjaan yang monoton dan pekerja harus mengangkat guci secara berulang. Pekerja bekerja setiap hari, namun untuk hari minggu bekerja setengah hari. Jam kerja mulai pukul 07.00-17.00 WIB dengan jam istirahat selama 1 jam yaitu pukul 12.00-13.00 WIB. Dari pemaparan terseut< maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :menganalisis postur kerja yang sekarang dengan metode REBA dan memberikan usulan perbaikan postur kerja yang ergonomis kepada pekerja untuk mendapatkan postur kerja yang lebih baik sehingga diharapkan mampu mengatasi keluhan yang dialami. REBA (Rapid Entire Body Assessment) merupakan salah satu metode yang bisa digunakan dalam analisa postur kerja. REBA dikembangkan oleh Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn Mc Atamney yang merupakan ergonom dari universitas di Nottingham (University of Nottingham s Institute of Occuptaional Ergonomic). Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja. Salah satu hal yang membedakan metode REBA dengan metode analisa lainnya adalah dalam metode ini yang menjadi fokus analisis adalah seluruh bagian tubuh pekerja. Melalui fokus terhadap keseluruhan postur tubuh ini, diharapkan bisa mengurangi potensi terjadinya musculoskeletal disorders pada tubuh pekerja. Metode REBA ini, analisis terhadap keseluruhan postur tubuh pekerja dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama atau Group A terdiri dari bagian neck, trunk, dan legs. Bagian kedua atau Group B terdiri dari upper arms, lower arms, dan wrist.

2. METODOLOGI Pada penelitian ini melalui beberapa tahapan yang dilakukan yaitu: Mulai PENELITIAN PENDAHULUAN melakukan kunjungan di tempat penelitian dan wawancara dengan pemilik IDENTIFIKSI MASALAH Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan penelitian PENGUMPULAN DATA Mengambil gambar tiap elemen gerakan, keluhan pekerja, informasi yang berhubungan dengan proses pembuatan guci rumbai, data dari pemilik usaha dan pekerja PENGOLAHAN DATA Pengolahan dengan metode REBA Apakah perlu perbaikan? Tidak Ya Memberikan usulan perbaikan postur kerja dan fasilitas kerja Mengambarkan postur dan fasilitas kerja dengan manekin yang ada pada software CATIA. - Menganalisis kembali postur kerja usulan dengan metode REBA - Membandingkan postur kerja usulan dengan kondisi saat ini. Apakah perlu Perbaikan kembali? Ya Tidak Kesimpulan & saran Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian postur kerja ini dengan menggunakan metode REBA. Berikut merupakan hasil penilaiannya : Tabel. 1. Hasil Rekap Analisis REBA pada Proses Penggilingan Tahap 1 Tahap 2 Skor REBA Mengambil tatakan 6 Membawa tatakan 5 Meletakkan tatakan 4 Mengambil tanah liat 5 Memakai tanah liat 3 Membentuk guci awal Tahap 1 10 Membentuk guci akhir Tahap 1 11 Mengangkat hasil guci Tahap 1 9 Membawa hasil guci Tahap 1 7 Meletakkan hasil guci Tahap 1 6 Mengangkat hasil guci Tahap 1 10 Membawa hasil guci Tahap 1 6 Meletakkan hasil guci Tahap 1 7 Mengambil tanah liat 5 Memakai tanah liat 3 Membentuk guci awal Tahap 2 11

Tahap 3 Membentuk guci akhir Tahap 2 11 Mengangkat hasil guci Tahap 2 9 Membawa hasil guci Tahap 2 8 Meletakkan hasil guci Tahap 2 8 Mengangkat hasil guci Tahap 2 9 Membawa hasil guci Tahap 2 6 Meletakkan hasil guci Tahap 2 8 Mengambil tanah liat 6 Memakai tanah liat 3 Membentuk guci awal Tahap 3 10 Membentuk guci akhir Tahap 3 9 Mengangkat hasil guci Tahap 3 7 Membawa hasil guci Tahap 3 8 Meletakkan hasil guci Tahap 3 8 a. Perbedaan Analisis Postur Tubuh Sebelum dan Sesudah Perbaikan Perbedaan analisis postur tubuh sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilihat dalam Tabel berikut. Tabel 2. Perbedaan Postur Tubuh Sebelumdan Sesudah Perbaikan Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan Elemen Gerakan Memegang Tatakan Guci - Kaki tertekuk, kepala menunduk, dan punggung membungkuk. Posisi ini mengakibatkan perut tertekan dan dapat menimbulkan rasa sakit, nyeri pada pinggang dan leher. - Kaki yang tertekuk dan menahan beban menyebabkan beban pada kaki sehingga otot kaki dapat sakit - Posisi duduk baik karena duduk dikursi sehingga kaki tidak tertekuk dan tertopang dengan baik - Punggung pekerja tidak membungkuk dan dapat menyandarkan punggung pada papan kursi - Letak tatakan dipindahkan disamping kiri pekerja supaya ketika akan menjangkau tidak terlalu jauh dan punggung tidak perlu membungkuk Elemen Gerakan Meletakkan Tatakan Guci - Hasil analisis REBA = 4 - Punggung agak membungkuk dan kepala menunduk - Kaki tertopang dengan baik - Badan dan kepala tidak terlalu membungkuk

Elemen Gerakan Mengambil Tanah Liat - Posisi kaki ketika mengambil tanah liat tidak tertopang dengan baik Elemen Gerakan Membentuk Guci Tahap Awal - Posisi kaki tertopang dengan baik - Hasil analisis REBA = 10 - Posisi tubuh saat membentuk guci jongkok, sedangkan kaki harus memutar alat putar - Membungkuk dengan kaki menekuk atau tidak tertopang dengan baik sehingga otot kaki dapat sakit. - Punggung membungkuk menyebabkan nyeri otot pada leher, bahu punggung, dan pinggang. Elemen Gerakan Membentuk Guci Akhir Tahap 1 - Hasil analisis REBA = 7 - Terlihat kaki tidak menekuk sehingga kaki dapat memutar alat dengan baik - punggung agak membungkuk - Hasil analisis REBA = 11 - Posisi kaki menekuk. Hal tersebut membuat nyeri otot pada kaki karena posisi tertekuk dan memutar alat secara berulang. - Hasil analisis REBA = 9 - Pekerja duduk di kursi sehingga ketika akan memutar alat dapat dikerjakan dengan mudah. Elemen Gerakan Memegang Hasil Guci Tahap 1 - Hasil analisis REBA = 9 - Kaki menekuk, sedangkan pekerja akan mengangkat hasil guci dan tubuhnya. Kaki harus memberikan - Posisi kaki tidak menekuk sehingga pekerja dapat dengan mudah mengangkat guci

kekuatan yang besar agar dapat mengangkat. Elemen Gerakan Meletakkan Hasil Guci Tahap 1 - Posisi kaki menekuk, punggung sedikit membungkuk, dan kepala sedikit menunduk - Pekerja melepaskan hasil guci tanpa kaki tertekuk, membungkuk, dan menunduk TAHAP 2 Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Elemen Gerakan Mengangkat Hasil Guci Tahap 1 - Hasil analisis REBA =10 - Punggung membungkuk lebih dari 90 0 Pekerja mengambil guci langsung di atas meja - Terlalu membungkuknya pekerja ketika akan sehingga postur tubuh tidak perlu membungkuk dan mengambil guci, maka semakin tinggi resiko menunduk terjadinya keluhan skeletal Elemen Gerakan Meletakkan Hasil Guci Tahap 1 - Hasil analisis REBA = 7 - Punggung membungkuk lebih dari 90 0 ketika akan mengambil guci, maka semakin tinggi resiko terjadinya keluhan skeletal Elemen Gerakan Mengambil Tanah Liat - Hasil analisis REBA = 4 - Punggung membungkuk namun tidak terlalu membungkuk dari sebelumnya - Hasil analisis REBA = 5 - Tempat duduk pekerja harus ditambah meja tatakan untuk dapat membuat guci tahap 2 - Hasil analisis REBA = 4 - Pekerja duduk di kursi sehingga tidak perlu menambahkan tumpukan tatakan. Pekerja

- Tumpukan tatakan tersebut tidak kokoh dan tidak nyaman sehingga dapat mengganggu ketika bekerja hanya menyesaikan ketinggian pada alat putarnya saja Elemen Gerakan Mengambil Tanah Liat Elemen Gerakan Membentuk Tanah Liat - Pekerja dapat duduk dengan baik, kaki tertopang, dan dapat bersandar pada sandaran kursi - Tumpukan tatakan dapat mengganggu proses kerja karena sesekali pekerja harus membetulkan posisi - Pekerja duduk di kursi sehingga tidak perlu menambahkan tumpukan tatakan. tatakan yang akan melorot - Pekerja dapat duduk dengan baik, kaki tertopang, dan dapat bersandar pada sandaran kursi Elemen Gerakan Membentuk Guci Awal Tahap 2 - Hasil analisis REBA =11 - Hasil analisis REBA = 9 - Pekerja bekerja diatas tumpukan tatakan sehingga - Bekerja dengan kursi yang baik sehingga akan membuat ketidaknyamanan pada saat bekerja membantu ketika bekerja. Jika pekerja kelelahan dapat sesekali bersandar pada kursi Elemen Gerakan Membentuk Guci Akhir Tahap 2 - Hasil analisis REBA =11 - Kaki menekuk dan harus memutar alat putar - Hal ini membuat kaki menjadi cepat lelah dan sakit - Hasil analisis REBA = 8 - Kaki dapat bertopang dengan baik sehingga ketika akan memutar alat juga tidak kesusahan

Elemen Gerakan Mengangkat Hasil Guci Tahap 2 - Hasil analisis REBA = 9 - Jongkok, Kaki menekuk dan leher kebelakang untuk dapat mengangkat guci - Tidak perlu menjongkok untuk mengangkat guci Elemen Gerakan Meletakkan Hasil Guci Tahap 2 - Hasil analisis REBA = 8 - Membungkuk dan kaki tertekuk - Hasil analisis REBA = 2 - Punggung tidak membungkuk dan kaki tidak menekuk pada saat meletakkan hasil guci tahap 2 Tahap 3 Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan Elemen Gerakan Megangkat Hasil Guci Tahap 2 - Hasil analisis REBA = 9 - Punggung dan kaki agak membungkuk untuk - Punggung tidak membungkuk dan kaki tidak mengangkat hasil guci tahap 2 menekuk pada saat mengangkat hasil guci tahap 2 Elemen Gerakan Meletakkan Hasil Guci Tahap 2 - Hasil analisis REBA = 8

- Kepala ditegakkan ke belakang, punggung agak - Hasil analisis REBA = 4 membungkuk dan kaki tertekuk - Kaki pekerja tidak terlalu menekuk daripada posisi sebelumnya Elemen Gerakan Mengambil Tanah Liat - Duduk diatas tumpukan tatakan guci agar dapat menyesuaikan ketinggian guci - Tumpukan tatakan tersebut tidak kokoh dan tidak nyaman sehingga dapat mengganggu ketika bekerja - Hasil analisis REBA = 5 - Pekerja duduk dengan baik dan sesekali dapat bersandar dipapan sandaran kursi Elemen Gerakan Membentuk Tanah Liat - Duduk diatas tumpukan tatakan guci yang tidak kokoh sehingga dapat mengganggu ketika bekerja - Pekerja dapat duduk dengan baik, dan juga dapat bersandar pada sandaran kursi Elemen Gerakan Membentuk Guci Awal Tahap 3 - Hasil analisis REBA =10 - Membungkuk dan kepala menunduk - Hasil analisis REBA = 7 - Bekerja dengan posisi yang tidak begitu membungkuk

Elemen Gerakan Membentuk Guci Akhir Tahap 3 - Hasil analisis REBA =9 - Duduk diatas tumpukan tatakan - Duduk di kursi dengan meja putar yang dapat disesuaikan ketinggiannya Elemen Gerakan Mengangkat Hasil Guci Tahap 3 - Hasil analisis REBA = 7 - Punggung agak membungkuk dan kaki sedikit menekuk Elemen Gerakan Meletakkan Hasil Guci Tahap 3 - Hasil analisis REBA = 4 - Tidak perlu membungkuk untuk mengangkat hasil guci tahap 3 - Hasil analisis REBA = 8 - Pekerja membungkuk dan kaki sedikit menekuk untuk melepaskan hasil guci tahap 3 - Pekerja tidak perlu membungkuk dan kaki juga tertekuk saat meletakkan hasil guci tahap 3 Perbandingan postur tubuh sebelum dan sesudah perbaikan sudah dijelaskan pada Tabel 2. Postur tubuh yang membungkuk, kaki tertekuk, kaki tidak tertopang dengan baik, dan kepala menunduk yang menyebabkan terjadinya keluhan. Hal tersebut menimbulkan nyeri atau rasa sakit pada bagian kaki leher, bahu, punggung, dan pinggang. Kondisi jongkok atau duduk dengan ketinggian rendah sehingga tulang punggung terlihat membungkuk dan seluruh berat tubuh ditopang oleh kaki. Akibatnya terjadi pembebanan yang berlebihan pada daerah otot kaki dan punggung. Akibat lain dari posisi jongkok dan duduk dengan ketinggian rendah adalah sudut lutut yang berhimpit. Berakibat tertekanya otot pada bagian perut, sudut yang terlalu sempit dapat mengakibatkan terhambatnya peredaran darah di sekitar kaki dan tungkai bagian bawah. Terdapat sepuluh elemen gerakan pada setiap tahap namun tidak semua elemen gerakan dilakukan perbaikan. Elemen gerakan yang tidak dilakukan perbaikan adalah membawa hasil guci untuk tahap 1, tahap 2, dan tahap 3. Elemen gerakan tersebut tidak diberikan usulan perbaikan karena melihat area tempat kerja tidak memungkinkan untuk menambahkan material handling untuk membantu membawa guci. Jarak antara tempat

membuat guci dengan area meletakkan guci tidak berjarak jauh sehingga pekerja membawa guci seperti sebelumnya. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:hasil penilaian REBA nilai action level tertinggi dengan kriteria perlu dilakukan tindakan sekarang juga terdapat 3 elemen gerakan. Elemen gerakan tersebut adalah membentuk guci akhir Tahap 1, membentuk guci awal Tahap 2, membentuk guci akhir Tahap 2. DAFTAR PUSTAKA Bridger, R.S., 1994, Introduction to The Ergonomic, McGraw-Hill International Edition. New York Hanafi,dkk., 2011, Perancangan Ulang Fasilitas Kerja Alat Pembuat Gerabah dengan Mempertimbangkan Aspek Ergonomi, Jurnal Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Muslim,dkk., 2011, Analisis Ergonomi Industri Garmen dengan Posture Evaluation Index Departement Virtual Environment, Jurnal Universitas Indonesia, Depok. Panero, Julius., dan Zelnik, Martin., 1979, Human Dimension & Interior Space, Bilboard Publications, Inc, New York. Sriwarno, Andar B., 2008, Efek Ketinggian Permukaan Duduk Terhadap Beban Kerja Dalam Posisi Kerja Jongkok, Jurnal Ilmu Desain ITB, Bandung. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawasastra, R., dan John, H., 1979, Tata Cara Kerja, Lab Ergonomi Institut Teknologi Bandung., Bandung.