KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH



dokumen-dokumen yang mirip
2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1) Pengaruh Motivasi Guru terhadap Sikap Kerja Guru Kejuruan di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selfi Yugastiyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. harus mempunyai nilai kompetensi (Mony, 2012:6). yang cukup panjang dan bukan hal yang kebetulan sesaat semata.

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)?

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

SEJARAH MBS DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. 1 C. Turney. et al, The School manager (Australia: Allen and Unwin, 1992). h. 5.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MELALUI SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT. Oleh Andi Muliati AM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

A. Apa itu Portofolio Sekolah?

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMAMPUAN YANG PERLU DIMILIKI SUPERVISOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

1. Merencanakan hasil pencapaian tim. 2. Mengembangkan tim yang kompak. 3. Berpartisipasi dalam fasilitasi kerja tim

Sebelum Pengamatan. Selama Pengamatan. Setelah Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

Judul Unit : MenetapkanEfektivitas Hubungan di TempatKerja

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

Standar Pengabdian Masyarakat STIKES HARAPAN IBU

Transkripsi:

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH OLEH A. MULIATI, AM Kepala sekolah dalam meningkatkan profesonalisme guru diakui sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi sekolah, terutama tanggung jawabnya dalam meningkatkan proses pembelajaran di sekolah (Gorton & Schneider, 1991). Beberapa pendapat menunjukkan bahwa sekolah efektif merupakan hasil dari tindakan kepala sekolah efektif. Hasil penelitian menunjukkan keefektifan sekolah membuktikan bahwa sekolah efektif ( effective schools) mempersyaratkan kepemimpinan pembelajaran yang tangguh ( strong instructional leadership) dari kepala sekolahnya, di samping karakteristik-karakteristik lainnya, seperti harapan yang tinggi dari prestasi murid, iklim sekolah yang positif bagi kegiatan belajar mengajar dan monitoring kemajuan belajar mengajar yang berkelanjutan (Davis & Tomas, 1989, Smith & Andrew, 1989). Dari hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa munculnya sekolah berperetasi, yang juga sering disebut sebagai sekolah yang berhasil ( successful schools), atau sekolah unggul, tidak dapat dipisahkan dari peran yang dimainkan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Kepala sekolah sebagai pemimpin pengajaran sebaiknya menginstropeksi diri apakah mereka sudah memiliki sikap dan kemampuan yang digambarkan oleh kepemimpinan efektif tersebut diatas. Bila belum, hendaklah berusaha secara berangsur-angsur menerima diri sendiri untuk memiliki sikap dan kemampuan yang professional. Pada tahun 1985 Rutherford meperkecil daftar menjadi tiga perilaku yang bedakan efektif kepala sekolah dari yang kurang efektif. 1

1. Memiliki "jelas, visi dan misi mengenai apa yang mereka inginkan sekolah untuk menjadikan visi yang fokus pada siswa dan kebutuhan mereka " 2. "Terjemahkan visi dan misi tersebut menjadi tujuan bagi sekolah mereka dan harapan bagi para guru mereka, siswa, dan staf " 3. Janganlah mundur dan menunggu untuk hal-hal terjadi, tetapi "terus menerus memonitor kemajuan Kenyataan di lapangan jika dicermati dengan baik, menunjukkan bahwa peran penting kepala sekolah nampaknya belum diimbangi dengan kemampuan professional yang memadai. Dalam kondisi seperti ini, kepala sekolah lebih tampil sebagai peñata laksana sekolah daripada sebagai pemimpin yang menakhodai, sekolah sebagai lembaga yang bermisi menjemput masa depan (Joni, 1998). Kepala Sekolah Efektif Kepeminpinan efektif berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerjasama dalam kelompok dalam rangka mencapai tujuan sekolah/institusi. Tugas utama yang diemban oleh seorang kepala sekolah adalah memimpin jalannya proses belajar mengajar di sekolah menuju pencapaian hasil belajar yang maksimal. Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah bertanggung jawab atas prestasi atau hasil belajar siswa di sekolah yang dipimpinnya. Dalam kajian mengenai sekolah yang efektif, tanggung jawab langsung untuk memajukan dan meningkatkan pembelajaran di sekolah adalah kepala sekolah. 2

Tujuh langkah kepemimpinan pembelajaran yang efektif menurut McEwan (2002) dengan mengembangkan konsep kepemimpinan pembelajaran yang lebih operasional dengan tujuh langkah kepemimpinan pembelajaran lengkap dengan indikatornya seperti berikut ini. 1. Menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas (a) Melibatkan guru-guru dalam mengebangkan dan menerapkan tujuan dan sasaran pembelajaran sekolah. (b) Mengacu kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah/system pendidikan dalam mengembangkan program pembelajaran. (c) Memastikan aktivitas sekolah dan kelas konsisten dengan tujuan pembelajaran. (d) Mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan pembelajaran 2. Menjadi Nara sumber bagi staf (a) Bekerjasama dengan guru untuk untuk memperbaiki program pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan kebutuhan siswa (b) Membuat program pengembangan pembelajaran yang didasarkan atas hasil penelitian dan praktik yang baik (c) Menerapkan prosedur formatif yang baik dalam mengevaluasi program pembelajaran 3. Menciptakan Budaya dan iklim sekolah yang kondusif bagi pembelajaran (a) Menciptakan kelas-kelas inklusif yang memberi kesan bahwa di dalamnya semua siswa boleh belajar (b) Menyediakan waktu yang lebih panjang untuk belajar (dalam kelas tersebut) bagi siswa-siswa yang membutuhkannya (c) Mendorong agar guru berperilaku positif dalam kelas sehingga membuat iklim pembelajaran baik dan tertib dalam kelas 3

(d) Menyampaikan pesan-pesan kepada siswa dengan berbagai cara bahwa mereka bisa sukses (e) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan kemajuan belajar siswa (pekerjaan rumah, penilaian, pemantauan kemajuan belajar, remediasi, laporan hasil belajar, kenaikan/tinggal) Pertama, Menetapkan sasaran prestasi siswa yang akan dikomunikasikan secara langsung kepada siswa, guru dan orang tua. Kedua, Menetapkan aturan yang jelas mengenai waktu penggunaan kelas untuk pembelajaran dan monitor waktu efektif penggunaannya. Ketiga, Menetapkan, laksanakan, dan evaluasi prosedur dan aturan untuk menangani dan menegakkan masalah-masalah disiplin bersama dengan guru dan siswa (sebagaimana mestinya). 4. Mengkomunikasikan visi dan misi sekolah ke staf (a) Melakukan komunikasi dua arah secara sistimatis dengan staff tentang tujuan dan sasaran lembaga (sekolah) (b) Menetapkan, mendukung, dan melaksanakan aktivitas yang mengkomunikasikan kepada siswa tentang nilai dan arti belajar (c) Mengembangkan dan gunakan saluran-saluran komunikasi dengan orang tua untuk menyampaikan tujuan-tujuan sekolah yang telah ditetapkan 5. Mengkondisikan staf untuk mencapai cita-cita profesional tinggi. (a) Melibatkan diri Anda mengajar secara langsung di kelas (b) Membantu guru-guru dalam mengupayakan dan mencapai keinginan profesionalnya yang brtkaitan dengan pembelajaran sekolah dan pantau apakah keinginannya itu terwujud (c) Melakukan observasi terhadap semua kelas secara teratur, baik secara informal atau formal 4

(d) Melibatkan diri Anda dalam persiapan observasi kelas (e) Melibatkan diri Anda dalam rapat-rapat yang membahas hasil observasi terutama yang menyangkut perbaikan pembelajarani. (f) Melakukan evaluasi yang mendalam, bertanggungjawab, mengarahkan,dan memberi rekomendasi bagi pengembangan pribadi dan profesi sesuai dengan kebutuhan individu 6. Mengembangkan kemampuan profesional guru (a) Membuat jadwal, rencana, atau fasilitasi berbagai rapat (perencanaan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau pelatihan dalam jabatan) guru yang membicarakan isu-isu pembelajaran. (b) Memberi kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan tentang kolaborasi, membuat keputusan bersama, coaching, mentoring, pengembangan kurikulum, dan presentasi (c) Memberi motivasi dan suberdaya pada guru untuk berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan profesional 7. Bersikap positif terhadap siswa, staf, dan orang tua. (a) Melayani siswa dan berkomunikasilah dengan mereka mengenai berbagai aspek kehidupan sekolah mereka (b) Berkomunikasi dengan dengan semua staff dilakukan secara terbuka dengan menghormati perbedaan pendapat yang ada (c) Menunjukan perhatian terhadap masalah-masalah siswa, guru, dan staf dan libatkan diri dalam pemecahan masalah mereka seperlunya (d) Menunjukkan kemampuan hubungan interpersonal dengan semua pihak (e) Selalu menjaga moral yang baik (f) Selalu tanggap terhadap apa yang menjadi perhatian staf, siswa, dan orang tua 5

(g) Mengakui/memuji keberhasilan/kemampuan orang lain Pengertian Kepemimpinan Pembelajaran Kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan (Kepala sekolah) dengan maksud mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada akhirya mampu menciptakan kondisi belajar siswa meningkat (Eggen & Kauchak 2004). Secara implisit definisi ini mengandung maksud bahwa kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah yang mampu mendorong terjadiya proses pembelajaran yang optimal Thomas Sergiovanni mengusulkan salah satu model pertama dari kepemimpinan pembelajaran. Dia mengidentifikasi lima gaya kepemimpinan: (1) teknis/keterampilan, (2) manusia, (3) pendidikan, (4) simbolik, dan (5) budaya. Aspek teknis menangani kepemimpinan instruksional dengan praktek-praktek tradisional manajemen---topik yang biasanya dibahas dalam teori administrasi, seperti perencanaan, manajemen waktu, teori kepemimpinan, dan pengembangan organisasi. Komponen manusia mencakup semua aspek interpersonal kepemimpinan pembelajaran penting untuk berkomunikasi, memotivasi, dan memfasilitasi sebagai peran kepala sekolah. Gaya pendidikan melibatkan semua aspek pembelajaran-pengajaran dalam peran kepala sekolah, pembelajaran, dan melaksanakan kurikulum. Simbolis dan budaya mungkin yang paling sulit dipahami dari segi deskripsi dan pemahaman. Mereka berasal dari instruksional kemampuan pemimpin untuk menjadi simbol dari apa yang penting dan tujuan tentang sekolah (Simbolik) serta untuk mengartikulasikan nilai-nilai dan kepercayaan organisasi dari waktu ke waktu (Budaya). Banyak penelitian menunjukkan tentang pentingnya kepemimpinan pembelajaran. Ada perspektif yang berbeda untuk mempelajari subjek: - Penelitian efektivitas Sekolah---apa praktek schoolwide membantu siswa belajar dan apa peran utama tidak bermain dalam penciptaan dan interaksi dari praktek-praktek? - Pokok-penelitian efektivitas--- Apakah karakteristik paling penting dari efektif kepala sekolah? - Penelitian kepemimpinan pembelajaran - Apa praktek dari kepala sekolah? - Mempromosikan dan mendukung mengajar dan belajar? 6

- Penelitian guru efektif--apa praktik pembelajaran yang paling efektif dalam membawa tentang pembelajaran siswa? - penelitian batasan Kurikulum-- Apa cara terbaik untuk mengatur dan mengelola kurikulum? - Penelitian program ---Apa dampak melakukan interaksi praktek di kabupaten, sekolah, dan kelas terhadap siswa belajar? Mendefinisikan kepemimpinan tidak pernah menjadi masalah bagi para peneliti dan teoretisi; menemukan cara membuat atau menghasilkan pemimpin, telah menjadi sedikit lebih sulit. Teori klasik memperdebatkan apakah kepemimpinan adalah fungsi dari individu dan karakteristiknya atau apakah konteks historis memastikan bahwa sekolah dan kegiatan kelas konsisten dengan tujuan dan sasaran sekolah. Keberhasilan Kepala Sekolah Efektif Sebagai Pemimpin Pembelajaran Keberhasilan kepala sekolah efektif sebagai pemimpin pembelajaran antara lain; pertama, sebagai penyedia sumber daya; menunjukkan kemampuan dan manajemen waktu dan sumber daya yang secara efektif, menunjukkan kondisi kelas sebagai master pengubah, dan mampu mengenal dan memotivasi anggota staf sekolah, Kedua, sebagai sumber instruksional terlihat dan memajukan kondisi kelas yang efektif untuk menunjang hasil belajar, mendorong staf pengajar untuk menggunakan berbagai macam materi pengajaran dan strategi belajar mengajar, memberikan perhatian dan mampu mengembangkan gagasan inovatif. Ketiga sebagai komunikator, menyampaikan visi sekolah secara jelas, memahami tujuan sekolah serta mampu menerjamahkan, membina hubungan yang efektif dengan stakeholders, jelas dalam menyampaian sesuatu baik lisan maupun tulisan. Keempat, kehadirannya bermakna; mampu berinteraksi dan mempengaruhi seluruh lingkungan sekolah (Guru, staf, siswa dan petugas lainnya. Lima dasar cara-cara di mana para pemimpin pembelajaran efektif mengkomunikasikan harapan yang tinggi untuk siswa mereka di sekolah adalah melalui: 1. Membentuk ruang kelas inklusif yang mengirimkan pesan bahwa semua siswa dapat belajar 2. Diperpanjang memberikan kesempatan belajar bagi siswa yang membutuhkannya 7

3. Mengamati dan memperkuat perilaku guru yang positif di dalam kelas yang memastikan iklim akademis menuntut dan tertib, yang dikelola dengan baik kelas 4. Mengirim pesan kepada siswa dalam berbagai cara yang mereka bisa sukses 5. Pembentukan kebijakan di kemajuan siswa relatif terhadap pekerjaan rumah, grading, memantau kemajuan, perbaikan, laporan kemajuan, dan retensi/promosi Bagaimana Anda bisa menggunakan checklist Kepemimpinan instruksional Perilaku untuk menilai kemajuan Anda menuju Tiga Langkah: Ciptakan budaya sekolah dan iklim yang kondusif untuk belajar? Ada tiga indikator yang menggambarkan Tiga Langkah lebih rinci: 1. Menetapkan harapan tinggi untuk prestasi siswa yang secara langsung dikomunikasikan kepada siswa, guru, dan orangtua 2. Menetapkan aturan yang jelas dan harapan untuk penggunaan waktu yang dialokasikan untuk instruksi dan memantau penggunaan waktu efektif dalam kelas 3. Menetapkan, menerapkan, dan mengevaluasi dengan guru dan siswa (sebagai orang yang tepat) melakukan prosedur dan kode untuk penanganan dan memperbaiki masalah disiplin, Bagaimana Anda bisa menilai kemajuan Anda dari tiga indikator yang dapat lebih dirinci: 1. Menyediakan untuk komunikasi dua arah yang sistematis dengan staf tentang berkelanjutan tujuan dan tujuan sekolah 2. Menetapkan, mendukung, dan melaksanakan kegiatan komunikasi dengan siswa nilai dan makna belajar 3. Mengembangkan dan menggunakan saluran komunikasi dengan orang tua untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah Bagaimana Anda bisa menggunakan Checklist Kepemimpinan instruksional Perilaku untuk menilai kemajuan Anda menuju Langkah Kelima: Tetapkan harapan yang tinggi untuk staf Anda? Ada enam indikator yang menggambarkan lima Langkah lebih rinci: 8

1. Membantu guru dalam menentukan dan mencapai tujuan pribadi dan profesional terkait dengan peningkatan instruksi sekolah dan memantau keberhasilan penyelesaian tujuan ini 2. Membuat pengamatan kelas reguler di semua kelas, baik informal dan formal 3. Terlibat dalam Perencanaan awal pengamatan kelas 4. Terlibat dalam konferensi postobservation yang berfokus pada peningkatan pengajaran 5. Menyediakan menyeluruh, dipertahankan, dan evaluasi wawasan, membuat rekomendasi untuk tujuan pertumbuhan pribadi dan profesional sesuai dengan kebutuhan individu 6. Terlibat dalam mengajar paling menakutkan dalam kelas sekolah nya Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan dan kelebihan, yaitu 1. Berpikir untuk mengendalikan organisasi atau kelompok kerja yang dipimpinnya 2. Kepribadian, khusus yang berkaitan dengan semanga, keuletan, ramah tamah, stabil emosi, jujur dan rendah hati, sederhana dan disiplin. 3. Merumuskan kebijakan, memahami dan mengetahui perilaku dan tinggkat kepuasan kerja guru atau staf yang dipimpinnya. Banyak hal yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam kaitannya sebagai pemimpin pembelajara, fungsi tersebut hanyalah merupakan salah satu bagian dari keseluruhan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Jabatan kepala sekolah adalah jabtan yang mempertaruhkan kemampuan atau kompetensi profesional, dan tidak sekedar mempersyaratkan modal pengalaman dan prestasi mengajar yang baik. Kompetensi manajemen pendidikan yang dilengkapi dengan keterampilan konseptual, memilliki sertifikasi kepala sekolah sebagai pemimpin masa depan. 9