LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS ke 05

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS ke 03 TOWER THAMRIN NINE DEVELOPMENT

LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS STRUKTUR ATAS KE VII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS KE II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN STRUKTUR BETON PRATEKAN BENTANG PANJANG DENGAN BEBAN GEMPA LATERAL PADA PROYEK GEDUNG RUMAH SAKIT JASA MEDIKA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB IV ANALISIS STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

Kombinasi beban? Distribusi bidang M,N,V sepanjang tiang Tulangan minimum? Syarat lain?

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

a home base to excellence Peraturan Gempa Indonesia SNI Pertemuan 14 : Dinamika Struktur & Pengantar Rekayasa Kegempaan

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Wilayah Gempa... 6

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan struktur merupakan unsur yang penting pada

PERBANDINGAN ANALISA PERHITUNGAN BETON STRUKTURAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG F UNIVERSITAS PEKALONGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

Laporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Yuan-Yu Hsieh, 1985 perencanaan yang lengkap dari suatu

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser horisontal dan momen guling akibat beban lateral. Secara umum, Dinding

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR RUKO 2 ½ LANTAI JL. H. SANUSI PALEMBANG

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

B A B I I TINJAUAN PUSTAKA. getaran elastis yang dipancarkan ke segala arah dari titik runtuh (rupture point).

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG

BAB IV DESAIN STRUKTUR GUIDEWAY

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

TEGANGAN TEGANGAN IZIN MAKSIMUM DI BETON DAN TENDON MENURUT ACI Perhitungan tegangan pada beton prategang harus memperhitungkan hal-hal sbb.

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA Material Struktur

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Sipil

Struktur Beton Bertulang

TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DUAL SYSTEM 22 LANTAI DENGAN OPTIMASI KETINGGIAN SHEAR WALL

Perhitungan Struktur Bab IV

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan berdasarkan permodelan struktur yang telah selesai. Pembebanan diberikan

Pengujian Tahan Gempa Sistem Struktur Beton Pracetak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

Transkripsi:

LEMBAR PENILAIAN DUMEN TEKNIS ke 05 1. DATA BANGUNAN a. Nama Proyek : The City Centre Batavia Tower 2 b. Jenis Bangunan : Beton Bertulang SW c. Lokasi Bangunan : Jl. KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat d. Jumlah Lantai : 56 Lantai + Atap + 3 Basement e. Perencana Struktur : Ir.Hadi Rusjanto Tanuwidjaja SIPTB No : 0326/P/K-A/DPPB/XV-2013 f. Penilaian Struktur Atas : Pemeriksaan ke - 5 g. Tanggal : 20 Agustus 2014 2. HASIL PEMERIKSAAN I. Kombinasi Beban termasuk Beban Angin Keterangan 1. Kombinasi beban Ultimate mohon diperbaiki sesuai dengan ketentuan SNI 1726-2012 sbb: 1. 1.4D 2. 1.2D + 1.6L + 0.5(Lr atau R) 3. 1.2D + 1.6(Lr or R) + (L atau 0.5W) 4. 1.2D + 1.0W + L + 0.5(Lr atau R) 5. (1.2 + 0.2 S DS ) D + L ± 1.0 E x ± 0,3 E y 6. (1.2 + 0.2 S DS ) D + L ± 0,3 E x ± 1,0 E y 7. (0.9-0.2 S DS ) D ± 1.0 E x ± 0,3 E y 6. (0.9-0.2 S DS ) D ± 0,3 E x ± 1,0 E y 7. 0.9D + 1.0W Lr = Beban Hidup Atap R = Beban Hujan W = Beban Angin 2. Untuk gedung dengan tinggi 200m maka pembebanan angin harus sesuai dengan hasil Wind Tunnel Test. Laporan Wind Tunnel Test mohon dilampirkan 3. Mohon penjelasan apakah distribusi beban angin sudah sesuai dengan ASCE 7-2010, bila belum maka perhitungan desain beban angin harus di revisi sesuai dengan ASCE 7-2010 dan mohon laporan perhitungannya II. Analisis Dinamis 1. Perhitungan nilai Koefisien Gempa arah X dan Y harus dilaporkan sesuai dengan ketentuan SNI 1726-2012, dengan ketentuan untuk C minimum sbb:

Cs (min) = 0,044 S ds I e 0,01 atau C s(min) =0,5S 1 /(R/I e ) bila S 1 > 0,6 g 2. Jelaskan Penentuan Kategori Desain Seismic (KDS) dan nilai R, 0 dan C d sesuai dengan KDS 3. Perhitungan Modal Mass Participation Ratio untuk SumX dan SumY harus dilampirkan ( 90%) dan tidak boleh mode torsi dominan untuk Mode 1 dan 2. 4. Check apakah terdapat ketidak beraturan torsi 1a dan 1b untuk setiap lantai sesuai dengan Tabel 10 Ketidakberaturan horizontal, bila ada maka gaya-gaya pada elemen balok (kolektor) harus dinaikkan 25% 5. Check apakah terdapat ketidak beraturan vertikal 5b sesuai dengan Tabel 11 Ketidak beraturan vertikal untuk setiap lantai, kalau ada maka gaya-gaya pada kolom harus dikalikan dengan 0 Ketidak beraturan vertikal 5b adalah Diskontinuitas dalam Ketidakberaturan Kuat Lateral Tingkat yang Berlebihan (Vn = Mn minimum kolom/ tinggi bersih) bukan ketidak beraturan kekakuan (1b), mohon di check kembali. 6. Check massa seismic hanya dead load dan superimposed dead load tidak termasuk beban hidup. 7. Perhitungan Gaya Geser Statik harus menggunakan rentang perioda struktur diantara Ta T struktur Cu Ta sesuai dengan Pasal 7.8.2 SNI 1726-2012 8. Hitung Faktor Skala antara Vb dinamik dan 0,85 Vb static 1,0. Faktor skala harus dikalikan untuk analisis dinamis dan simpangan antar lantai 9. Distribusi Gaya Geser dan simpangan antar lantai harus diplot dalam laporan 10. Simpangan antar lantai harus dihitung sesuai dengan Pasal 7.9.3 termasuk perkalian dengan Faktor Skala 1,0 Simpangan antar lantai harus memenuhi batas simpangan antar lantai ijin sesuai dengan Tabel 16 SNI 1726-2012, mohon di check kembali 11. Perhitungan Torsi akibat eksentrisitas setiap lantai (ditabelkan) harus didesain sebagai penjumlahan Torsi Bawaan (pasal 7.8.4.1) dan Torsi Tak Terduga (ps 7.8.4.2). Torsi tak terduga harus diamplifikasi dengan pembesaran momen torsi tak terduga sesuai dengan Ps. 7.8.4.3. 12. Pengaruh P-delta setiap lantai (ditabelkan) harus memenuhi persyaratan Pasal 7.8.7. Tabel Perhitungan pengaruh P-Delta setiap lantai mohon dilampirkan, untuk 0,1,max maka Gaya Gempa Lateral harus dikalikan dengan 1,0/(1- ) dimana max harus 0,25 III. Balok Prategang (Lantai 12) 1. Analisis pada struktur dengan kombinasi beban baik servis dan ultimate (termasuk gempa vertikal) harus dilengkapi dalam laporan.

Untuk beban servis: 1) D 2) D+L 3) (1+ 0,7 X 0,2 S DS ) D + 0,7 E H 4) (1+ 0,75 x 0,7 X 0,2 S DS ) D + 0,7 E H + 0,75 L 5) D + 0,6 W 6) 0,6 D + 0,6 W 7) 0,6 (1+ 0,7 X 0,2 S DS ) D + 0,7 E H Untuk Beban ultimate kombinasi beban dengan beban gempa (Cv=gempa vertikal) sbb: a. (1.0 +0,2 S DS ) DL + LLr ± Ex ± 0,3 Ey b. (1.0 +0,2 S DS ) DL + LLr ± 0,3Ex ± Ey c. (0.9-0,2 S DS ) DL + LLr ± Ex ± 0,3 Ey d. (0.9-0,2 S DS ) DL + LLr ± 0,3Ex ± Ey Beban (Gaya aksial Prestress effektif x 1,2 ) harus diperhitungkan pada portal. Perhitungan desain harus menunjukkan beban gravitasi dominan dimana bidang momen tidak menunjukkan momen berganti tanda (tidak terjadi beban berbalik arah). 1) Gempa vertikal belum ada 2) Gravitasi tidak dominan sebab terjadi pembalikan momen di daerah sendi plastis (reversed cyclic loading) 2. Desain dilengkapi dengan perhitungan tegangan saat transfer (penarikan tendon/jacking) serta penjelasan kuat tekan beton saat jacking termasuk umur betonnya (DL+SIDL) 3. Tegangan pada beton akibat pengaruh (DL+LL) + Prategang efektif (sesudah loss) ± gempa horizontal ± gempa vertical untuk beban servis harus dicheck 4. Desain harus dilengkapi dengan perhitungan defleksi untuk beban DL+LL 5. Desain dilengkapi dengan detail daerah pengangkeran (Anchorage Zone) sehingga tidak terjadi keruntuhan Spalling, Bursting dan Compression Failure pada End Block Hidup (Gambar Detail dan Perhitungan) Gambar Detail lengkap daerah pengangkeran sudah ada 6. Perhitungan Momen Nominal (Mn) harus menunjukkan Momen nominal yang dipikul kabel pra tegang maximum 60% dari Mn (Prategang parsial), Sesuai dengan SNI baru SNI 2847-2013 (sudah di berlakukan di TPKB) atau ACI 318-11 ratio diatas menjadi 25% dan Prategang Efektif < 0,1 fc Ag (lihat pasal 21.5.2.5 SNI 2847-2013) 1) Berhubung Momen ultimate dengan kombinasi beban gempa berbalik arah maka untuk memenuhi persyaratan diatas tendon prategang harus diletakkan di atas dan dibawah garis netral (strain ultimate =0) 2) Hitung Mn total baik positif maupun negative akibat kombinasi

tulangan biasa dan tulangan prategang pada daerah sendi plastis dimuka kolom 3) Hitung Mnpt baik positif maupun negative akibat PRATEGANG SAJA pada daerah sendi plastis dimuka kolom 4) Hitung Mnpt/Mn untuk momen positif dan negative Mnpt/Mn 0,25 7. Perhitungan Mn Mu: Perhitungan fps untuk Mn mengikuti ketentuan SNI 2847 Pasal 20.7 Batasan tulangan mengikuti Pasal 20.8 1) Mohon penjelasan apakah istilah Capacity adalah Mn ( =0,8) atau Mcap ( =1,0) dalam program ADAPT 2) Masih terdapat demand/capacity > 1,0 berarti penampang tidak kuat 3) Check Index tulangan dan prategang harus < 1/ 1 (lihat lampiran B. 18.8 SNI 2847-2013) 8. Dilengkapi dengan perhitungan kuat geser Vn Vu sesuai dengan Pasal 13.4 SNI 2847-2002 9. Dilengkapi dengan gambar detail Balok Prategang Lihat pertanyaan III.5 diatas 10. Pertanyaan Tambahan: 1) Loss of prestress harus di check ulang apakah sesuai dengan asumsi kalau tidak maka gaya prestress efektif harus direvisi 2) Check strong column weak beam balok prategang Mn kolom 1,2 Mn balok baik untuk Mn positif maupun negatif 3) Check kekuatan joint (sambungan) kolom dan balok lantai prategang baik untuk Mn positif maupun negative 4) Semua perhitungan harus di check ulang setelah butir yang belum direvisi sehinggan ketentuan dalam pertanyaan butir III disetujui IV. Desain Gaya-Gaya Basement 1. Besar Desain Gaya-Gaya Basement harus memperhitungkan perbandingan (R/ ) struktur atas dibagi dengan (R/ ) struktur bawah atau minimum sebesar 7/4.5 = 1,56 mohon dijelaskan dalam perhitungan 2. Gaya-gaya pada fundasi dalam dari reaksi struktur basement harus dikalikan dengan 0 V. Detail Tulangan Balok Perangkai pada Shear wall belum ada detail penulangannya (misal Balok G 48) terutama didaerah perubahan tinggi balok. Balok Perangkai adalah elemen kolektor maka gaya-gaya pada balok perangkai harus dikalikan dengan W 0. Balok Perangkai harus di check terhadap kemungkinan adanya tulangan diagonal Pengecekan harus sesuai dengan ketentuan SNI 2847-2002 Pasal 23.6.7 ayat (1) sd ayat (4) mohon dicheck kembali. Ketentuan dalam SNI 2847-2002 Ps 23.4.4 berlaku untuk kolom bukan balok Balok penghubung shear wall tidak didesain sebagai pemikul gaya lateral

() Mohon dapat dilampirkan Gambar detail balok diantara shear wall dengan SAMBUNGAN SENDI Dari hasil keputusan rapat TPKB tanggal 25 Juni 2014 tentang balok perangkai untuk gedung The City Center Batavia Tower 2 Jakarta disepakati bahwa balok perangkai tersebut harus di desain menyatu dengan shear wall sehingga membentuk Couple Shear Wall. Desain dengan shear wall tunggal dan balok perangkai sebagai elemen struktur penahan tekan dengan dua sendi diujung balok tidak diperbolehkan. Untuk balok perangkai dalam system couple shear wall tidak perlu dikalikan dengan 0 dan balok perangkai harus di desain sesuai dengan ketentuan SNI 2847-2002 Pasal 23.6.7 ayat (1) sd ayat (4). Konsultan diminta untuk memperbaiki desain shear wall sesuai dengan ketentuan rapat TPKB diatas. VI. Creep and Shrinkage (Long Term Effect) 1. Berhubung gedung lebih dari 50 lantai maka mohon di check metoda konstruksinya sehingga factor creep dan shrinkage untuk long term effect tidak menimbulkan deformasi yang signifikan antara kolom dan shear wall (terjadi sloping/miring pada lantai). Perhitungannya harus dilaporkan. Catatan: Ketentuan dalam laporan harus dimasukkan dalam spesifikasi teknis FOR CONSTRUCTION (FORCON) 2. Pertanyaan Tambahan. Diafragma Dinding Geser harus dikalikan Gaya Desain Diafragma vertikal sesuai dengan Pasal 7.10.1.1 paragraf terakhir, sedangkan persyaratan lantai diafragma dikalikan dengan factor 0,1 A 0 I W b sudah tidak disyaratkan dalam SNI 1726-2012 kecuali lantai basement mempunyai ketidak beraturan horizontal no 3 Tabel 10, maka Pasal 7.10 belaku untuk diafragma horizontal. (lihat catatan) Jakarta, 20 Agustus 2014 Pemeriksa TPKB