Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan,

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

Suplemen Rencana Strategis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

Perkembangan Realisasi DIPA s.d 31 Des 2011

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

DPR menjadi parlemen moden. Sistem Pendukung

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia

BAB I P E N D A H U L U A N

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

Pemerintah Kota Tangerang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Inspektur I. Pranata. LAKIP INSPEKTORAT I TA 2015 i

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

2014, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

Rencana Strategis

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/RC.200/3/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERAN APIP DALAM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN. Oleh: Emmy Widayanti Inspektur Jenderal

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

FAQ DIREKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL

Transkripsi:

PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan, pengendalian dan pemantauan pelaksanaan kegiatan di lingkungan Kementerian Perindustrian untuk menjamin agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan, mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, trasnparan, akuntabel, bersih dan bebas dari KKN, serta mewujudkan Good Governance dan Clean Government. 3

VISI DAN MISI INSPEKTORAT JENDERAL VISI : MISI : Terwujudnya pengawasan intern sebagai mitra kerja dan penjamin mutu kegiatan kepemerintahan di bidang industri Menyelenggarakan pengawasan intern dalam rangka mempercepat terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik, bersih dan bebas KKN di lingkungan Kementerian Perindustrian; Mengembangkan sistem pengawasan intern yang efisien dan efektif sebagai katalisator dan akselerator pengembangan industri; Mengembangkan kapasitas pengawasan intern yang berontegritas, kompeten, dan profesional. 4

TUGAS POKOK DAN FUNGSI TUGAS : Melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perindustrian. FUNGSI : Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perindustrian; Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perindustrian terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Perindustrian; Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Perindustrian;dan Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal. 5

PROGRAM KERJA / KEGIATAN ITJEN TAHUN 2012

1. Audit / Pengawasan Kinerja TUJUAN: Menjamin agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, trasnparan, akuntabel, bersih dan bebas dari KKN. SASARAN: Menurunnya penyimpangan dalam pelaksanaan program/kegiatan di lingkungan Kementerian Perindustrian DASAR HUKUM: KEGIATAN: UU No.17 tahun 2003 ttg Keuangan Negara; UU No. 1 tahun 2004 ttg Perbendaharaan Negara; UU No. 15 tahun 2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Audit kinerja terhadap 59 unit kerja Pusat dan vertikal dari 6 aspek yang meliputi: aspek Program, Keuangan, Sumber Daya Manusia, Barang Milik Negara, Sistem dan Metode, serta Pelayanan Publik 7

2. Monev Program/Kegiatan Prioritas TUJUAN: SASARAN: DASAR HUKUM: KEGIATAN: Memberikan masukan terhadap pelaksanaan program/kegiatan strategis pengembangan industri. Mengoptimalkan evaluasi pelaksanaan kebijakan bagi efektifitas pencapaian kinerja industri dengan tersedianya laporan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan strategis pengembangan industri UU No.17 tahun 2003 ttg Keuangan Negara UU No. 1 tahun 2004 ttg Perbendaharaan Negara UU No. 15 tahun 2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dll. 1. Monev Layanan Sertifikasi Produk / SNI; 2. Monev Pemberian Layanan Publik; 3. Monev Pelaksanaan SPIP Kemenperin; 4. Monev Restrukturisasi Mesin / Peralatan IKM TPT; 5. Monev Pengadaan Barang dan Jasa ; 6. Monev P3DN; 7. Monev Revitalisasi Industri Gula; 8. Monev Capaian Key Performace Indicators (KPI); 9. Monev Pengembangan IKM melalui pendekatan OVOP; 10. Monev Pengembangan Kawasan Industri / KEK; 11. Monev Pengembangan Klaster Industri Prioritas : a. Klaster Industri Alat Angkut, Elektronika dan Telematika; b. Klaster Industri Manufaktur; c. Klaster Industri Agro; d. Klaster IKM. 8

2. Monev Program/Kegiatan... (lanjutan) Monev Pengembangan Klaster Industri Prioritas dilakukan dengan Pendekatan siklus manajemen program, meliputi ketepatan perencanaan, komitmen pemangku kepentingan dalam pengembangan klaster, sinkronisasi pelaksanaan rencana (roadmap) serta aspek pengendalian. Disamping itu juga dilakukan penilaian terhadap aspek relevansi, efisiensi, efektifitas, sustainable serta dampak pelaksanaan program pengembangan klaster industri prioritas terhadap pertumbuhan cabang-cabang industri yang dikembangkan. 9

3. Sistem Pengedalian Intern Pemerintah (SPIP) TUJUAN: SASARAN: Agar pengelolaan keuangan dilakukan secara efektif, efisien, dan transparan serta akuntabel, maka seluruh unit kerja untuk taat terhadap azas, norma, prosedur dan aturan yang berlaku. Memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan, keandalan pelaporan keu angan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku pada seluruh unit kerja DASAR HUKUM: PP No 60/2008: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; Inpres No 4/2011: Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keu.Negara. Inpres No 17/2011: Aksi Pencegahan & Pemberantasan Korupsi Tahun 2012. KEGIATAN: 1. Pembentukan Satgas SPIP yang bertugas membangun infrastruktur dan memantau pelaksanaan SPIP di unit kerja yang bersangkutan; 2. Diagnostic Assesment SPIP terhadap seluruh satuan kerja Kemenperin.; 3. Membangun/Menyempurnakan Infrastruktur; antara lain: SOP, Juknis/Juklak, Sistem/Metode, Kebijakan, Pedoman-pedoman, Peraturan, Tupoksi, dll; 4. Pelaksanaan SPIP di Unit Kerja; 5. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SPIP di unit kerja; 6. Membangun Sekretariat SPIP Kementerian Perindustrian dalam rangka pengendalian, monitoring dan penilaian serta mengidentifikasi permasalahanpermasalahan SPIP yang ada pada masing-masing satuan kerja. 10

4. Pengawasan Pelaksanaan P3DN TUJUAN: Mendorong terlaksananya Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam pengadaan barang dan pemerintah. SASARAN: Terlaksananya pengawasan APIP Kementerian/Lembaga, BUMN, Provinsi, Kab/Kota terhadap ketentuan P3DN dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di instansi masing-masing. DASAR HUKUM: Inpres No. 2/2009: P3DN Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Perpres No. 54/2010 khususnya pasal 96 dan pasal 99; KEGIATAN: 1. Mendorong APIP di pusat dan daerah secara konsisten mulai melakukan Audit P3DN dalam Pengadaan Barang/Jasa di instansinya masing-masing; 2. Forum koordinasi dengan APIP daerah di 4 Provinsi dan APIP K/L; 3. Penilaian Penghargaan Cinta Karya Bangsa Tahun 2012 ; 4. Penyempurnaan PMP No. 15/2011 yang terkait Nilai TKDN Barang yang berlaku dari 2 Tahun menjadi minimal 5 Tahun, dan penyampaian usulan kepada LKPP untuk melakukan penyempurnaan pemberian preferensi harga dari nilai pengadaan barang/jasa sebesar 5 miliar keatas, menjadi 1 miliar keatas; 11

5. Mempertahankan Opini WTP TUJUAN: SASARAN: DASAR HUKUM: KEGIATAN: Pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara profesional dengan mengacu pada Sistem Akuntansi Pemerintah dan tata kelola keuangan yang baik dan benar. Mempertahankan Laporan Keuangan Kementerian Perindustrian Tahun 2011 mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sesuai dengan KPI (Key Performance Indicators) Menteri Perindustrian. UU No.17/2003: Keuangan Negara; UU No.1/2004: Perbend. Neg.; PP No. 8/2006: Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; PP No. 71/2010: Standar Akuntansi Pemerintah; PP No. 60/2008: tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; Instruksi Menteri Perindustrian No. 319/M-IND/6/2011: Rencana Aksi Mempertahankan opini WTP Atas Laporan Keuangan Kemenperin. 2011. 1. Mengkoordinasi seluruh Unit Eselon I dan seluruh Satker entitas pelaporan dalam rangka pemantapan penyusunan laporan Keuangan/BMN Sem-1 dan Tahunan; 2. Melaksanakan reviu atas Laporan Keuangan dan BMN TA 2011 pada satuan Kerja; 3. Mendorong efektifitas penerapan UPP (Unit Pelayanan Publik); 12

6. Peningkatan Integritas Pelayanan Publik TUJUAN: SASARAN: DASAR HUKUM: KEGIATAN: Terselenggaranya Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian yang cepat, transparan dan bebas KKN. Tersedianya layanan prima di setiap Unit Kerja untuk menjamin kualitas pelayanan publik yang diberikan Kementerian Perindustrian. UU No.28/1999: Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN; UU No.20/2001: Perubahan Atas UU No.31/1999 Pemberantasan Tindak Pid.Korupsi; PP No. 71/2000: Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Inpres No.5/2004: Percepatan Pemberantasan Korupsi; 1. Peningkatan nilai Pelayanan Publik pada Integritas Pelayanan Publik Kemenperin; 2. Menyusun dan menetapkan 11 SOP layanan publik baru di lingkungan Kemenperin; 3. Penyempurnaan Sistem Informasi Layanan (SIL) online; 4. Penyempurnaan sistem e-licensing; 5. Optimalisasi pengadaan barang/jasa di ULP dengan menggunakan LPSE; 6. Membuat kode etik khusus (Kode Etik Auditor dan Kode Etik Pelayanan Publik dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik); 7. Membentuk Tim yang melayani konsultasi kode etik Khusus dan menyediakan tempat bagai pegawai untuk konsultasi; 8. Mengupayakan agar Pegawai dapat mengakses kode etik melalui website; 9. Sistem Penilaian Kinerja (KPI) Kemenperin berbasis teknologi informasi. 13

14