Analisis Faktor Intensitas Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan Mata Di Industri Pembuatan Sepatu X Kota Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA TENAGA KERJA HOME INDUSTRI TIKAR MENDONG

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan, manusia selalu mengadakan bermacam macam

HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN, MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN

PENGARUH PENCAHAYAAN DAN MASA KERJA BERDASARKAN WAKTU KERJA TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PENGRAJIN SULAMAN KERAWANG UKM

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

Jurnal Kesehatan Masyarakat

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb

BAB I PENDAHULUAN. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA PENGRAJIN BATIK DI SANGGAR BATIK MELATI PUTIH JAMBI

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA TENAGA KERJA DI LABORATORIUM PT. POLYPET KARYAPERSADA CILEGON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *

Unnes Journal of Public Health

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi masyarakat daerah dan sekitar perindustrian yang berkembang dalam

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usaha kerajinan Sulaman Kerawang Naga Mas Mongolato Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

PENGARUH PENERANGAN DALAM RUANG TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA MAHASISWA DESAIN INTERIOR

PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA DI LINGKUNGAN SEKITAR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN IPB

PUBLIKASI ILMIAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

ABSTRACT

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

ANALISIS KELELAHAN MATA PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA PADA INTENSITAS PENERANGAN DIBAWAH STANDAR DI RUANGAN OFFICE PT. BUMA JOBSITE ADARO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

PENCAHAYAAN DAN WARNA RUANG UNTUK PENYANDANG LOW VISION USIA SEKOLAH DI SLB-A DAN MTSLB-A YAKETUNIS YOGYAKARTA JURNAL TUGAS AKHIR PENGKAJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR. Oleh : Anto Maryadi R

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI DI POSYANDU LANSIA DESA TRIYAGAN MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

PUBLICATION MANUSCRIPT NASKAH PUBLIKASI

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENERANGAN DAN SUHU UDARA DENGAN KELELAHAN MATA KARYAWAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI DI PT. HUTAMA KARYA WILAYAH IV SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENGGUNAAN GADGET

BAB V ANALISA DATA. 1.1 Hubungan Antara Intensitas Cahaya Dan Keluhan Subjektif Kelelahan

KUALITAS PENERANGAN YANG BAIK SEBAGAI PENUNJANG PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS

Hubungan Radiasi Gelombang Elektromagnetik Dan Faktor Lain Dengan Keluhan Subyektif Pada Tenaga Kerja Industri Eletronik GE di Yogyakarta

PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat gangguan

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB II LANDASAN TEORI

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PEMBATIK DI INDUSTRI BATIK FARRAS, KECAMATAN LENDAH

PENGENDALIAN INTENSITAS PENERANGAN DENGAN PENAMBAHAN DAYA LAMPU UNTUK MENGURANGI KELELAHAN MATA PEGAWAI KANTOR DI KECAMATAN JJ, KARANGANYAR

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

Transkripsi:

Analisis Faktor Intensitas Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan Mata Di Industri Pembuatan Sepatu X Kota Semarang *) **) Sari Eka Wahyuni *),Bina Kurniawan **), Ekawati **) Mahasiswa Bagian Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Staf Pengajar Bagian Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT One of the problems that interfere with the work of labor is a problem concerning the lighting / poor lighting or excessive lighting.the intensity of illumination that there are influenced by factors of a quantity lighting and the quality of illumination (glare). Survey results indicate that the intensity of the local lighting in shoes-making industry X is 480 lux and 445 lux. The purpose of this study was to analyze the local illumination intensity factor against eye fatigue on workers. This research is explanatory research with cross sectional approach, the total sample is 8 people. Data analysis was performed to determine the relationship of the intensity of illumination, age, diabetes mellitus, hypertension against eye fatigue, using the chi square test. The results showed have significant relationship (p <0.05) with eye fatigue, the illumination intensity 200 (p = 0.018), workers who have aged 45 (p = 0.018), workers who have hypertension (p = 0.018), workers who have diabetes mellitus (p = 0.710). It can be concluded that as many as 62.5% were experiencing severe eyestrain. Keywords: lighting intensity, eyestrain 358

PENDAHULUAN Di era globalisasi yang ditandai dengan makin ketatnya persaingan usaha, kebanyakan pengusaha hanya menitik beratkan perhatian pada upaya-upaya untuk mengatasi masalah permodalan, manajemen dan pemasaran.sedangkan masalah yang sering tidak diperhatikan bahkan dilupakan adalah masalah kondisi lingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya pengusaha yang menganggap masalah ketenagakerjaan itu tidak terlalu penting karena akan dapat mencari tenaga kerja baru apabila ada tenaga kerja yang keluar. 1 Tenaga kerja harus dapat dibina dan diarahkan menjadi sumber daya yang penting. Pengembangan sumber daya manusia terutama dari aspek kualitas memerlukan peningkatan perlindungan terhadap kemungkinan akibat teknologi atau proses produksi sehingga keselamatan, kesehatan dan produktivitas kerja akan lebih meningkat pula. 2 Salah satu faktor permasalahan yang mengganggu kenyamanan kerja ialah permasalahan mengenai penerangan / pencahayaan yang kurang atau pencahayaan yang berlebih. Intensitas penerangan yang diperlukan, bagian oleh faktor kuantitas pencahayaan, dan faktor kualitas pencahayaan (kesilauan). Oleh karena itu perlu diketahui dan dimasyarakatkan usaha-usaha pengendalian dan pemantauan lingkungan kerja agar tidak membawa dampak atau akibat buruk kepada tenaga kerja yang berupa penyakit atau gangguan kesehatan ataupun penurunan kemampuan produktivitas kerja. 3 Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu besar ataupun kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata. Akibatnya mata harus memicing silau atau berkontraksi secara berlebihan, karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah. 3 Kelelahan pada mata berdampak pada berkurangnya daya akomodasi mata. Silau dapat mengakibatkan terganggunya kemampuan penglihatan dan juga menyebabkan keletihan, perasaan tidak nyaman serta dapat pula menurunkan semangat kerja. Silau terutama disebabkan oleh beberapa hal, baik yang berasal dari sumber cahaya seperti matahari, cahaya lampu maupun refleksi dari obyek yang mengkilat. Faktor yang mempengaruhi silau adalah luminasi, besarnya sumber cahaya, posisi pengamat terhadap sumber cahaya, letak sumber cahaya yang dapat di depan sudut penglihatan dan kontras antara permukaan terang dan gelap. 4 Industri X ini merupakan industri rumahan (home industry) yang bergerak di sektor informal. Industri informal ini berlokasi di daerah kampung batik Kota Semarang. Industri X ini bergerak dalam bidang pembuatan sepatu dari bahan dasar kulit. Industri pembuatan sepatu X ini memiliki 8 orang pekerja selama rata-rata 8 jam/hari selama 6 hari dari hari Senin hingga Sabtu. Jam istirahat makan siang tidak diatur, kapan saja boleh istirahat asalkan secara bergantian dengan pekerja yang lain. Survei pendahuluan yang dilakukan di industri pembuatan sepatu X, penerangan yang ada di indutri tersebut masih belum sesuai dengan standar. Hal ini terlihat dari ruang kerja yang gelap karena kurangnya ventilasi sehingga kurangnya penerangan alami yang masuk di ruang kerja.untuk menunjang pekerjaan maka diberi penerangan buatan di setiap meja pekerja. Hal ini menyebabkan terjadinya penerangan yang lebih pada saat melakukan pekerjaan.jarak antara lampu dengan obyek terlalu dekat serta jarak mata dengan lampu berhadapan sehingga dapat menimbulkan kesilauan terhadap mata yang dapat menyebabkan terjadinya kelelahan pada mata. Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata karena otot-ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat obyek dekat dalam jangka waktu lama. 7 Kelelahan mata 359

disebabkan oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan. Stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang yang berupaya untuk melihat obyek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu lama. Beratnya kelelahan mata tergantung pada jenis kegiatan, intensitas serta lingkungan kerja. 8 Kelelahan pada mata ini ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau konjungtivitas (kongjungtiva berwarna merah dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda, sakit kepala, daya akomodasi dan konvergensi menurun, ketajaman penglihatan, kepekaan kontras dan kecepatan persepsi. 8 Hasil observasi lapangan serta melakukan pengukuran intensitas penerangan lokal pada obyek pekerja di salah satu industri pembuatan sepatu X di wilayah kampung batik Kota Semarang, intensitas penerangan lokal pada setiap meja pekerja tinggi. Dilihat dari hasil pengukuran yang dilakukan pada setiap 2 meja pekerja maka didapatkan hasil meja pekerja pertama dengan intensitas penerangan sebesar 480 lux dan untuk meja pekerja kedua didapatkan hasil dengan intensitas penerangan sebesar 445 lux. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat Lux Meter. Lingkungan pekerjaan di industri pembuatan sepatu X ini juga tidak terlalu banyak cahaya alami yang masuk, sebab di ruangan tersebut tidak terdapat ventilasi, penerangan alami hanya berasal dari pintu masuk. Menurut Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja untuk pekerjaan membeda-bedakan barangbarang kecil yang agak teliti, standar yang dibutuhkan sebesar 200 lux. 6 Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kelelahan mata karena intensitas penerangan di tempat kerja jauh lebih besar dari standar sehingga menimbulkan kesilauan pada saat bekerja. Dampak yang dapat terjadi akibat penerangan yang lebih ini adalah daya akomodasi mata menurun, menurunnya daya penglihatan, iritasi pada mata, penglihatan ganda atau buram. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan lingkungan pekerjaan di industri pembuatan sepatu X, mengukur intensitas penerangan lokal, mengukur kelelahan mata pada pekerja di industri pembuatan sepatu X, menganalisis hubungan faktor intensitas penerangan lokal, umur, diabetes melitus, hipertensi terhadap terjadinya kelelahan mata pada pekerja di industri pembuatan sepatu X MATERI DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research yaitu ingin menjelaskan pengaruh anatara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Pengambilan sampel dari populasi dilakukan dengan pendekatan cross sectional dimana pengamatan terhadap variabel bebas dan variabel terikat dalam satu waktu. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square. Subyek penelitian ini adalah seluruh pekerja yang melakukan aktivitas pengeleman pola sepatu, dimana letak sumber cahaya tegak lurus terhadap penglihatan pekerja. Seluruh pekerja di industri pembuatan sepatu X ini sebanyak 8 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas Penerangan Lokal Intensitas penerangan lokal yang telah dilakukan diketahui bahwa intensitas penerang lokal tertinggi di industri pembuatan sepatu X sebesar 480 lux dan intensitas terendah sebesar 85 lux. Intensitas penerangan lokal yang lebih dari sama dengan 200 sebanyak 87,5% dan yang dibawah 200 sebanyak 12,5%. Tabel 1. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan Lokal di Industri Pembuatan Sepatu X Tahun 2014 360

No Lokasi Intensitas Pengukuran Penerangan (lux) 1 Meja kerja 1 325 2 Meja kerja 2 315 3 Meja kerja 3 368 4 Meja kerja 4 431 5 Meja kerja 5 85 6 Meja kerja 6 480 7 Meja kerja 7 311 8 Meja kerja 8 445 Kelelahan Mata Pemeriksaan kelelahan mata yang dilakukan diperoleh hasil sebanyak 5 responden mengalami kelelahan mata berat, 2 responden mengalami kelelahan mata sedang dan 1 responden mengalami kelelahan mata ringan. Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kelelahan Mata Responden di Industri Pembuatan Sepatu X Tahun 2014 No Nama Rata-rata Kategori 1 Responden 1 446,3 KKS 2 Responden 2 586,79 KKB 3 Responden 3 598,73 KKB 4 Responden 4 593,36 KKB 5 Responden 5 275,62 KKR 6 Responden 6 619,02 KKB 7 Responden 7 451,38 KKS 8 Responden 8 591.46 KKB Gangguan Penglihatan Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan maka diperoleh bahwa hasil dari pemeriksaan gangguan mata in adalah 100% mengalami gangguan penglihatan dalam melihat suatu obyek, baik gangguan penglihatan jauh maupun gangguan penglihatan dekat. Lama Kerja Di industri pembuatan sepatu X ini tidak memberikan ketentuan untuk memulai kerja maupun pulang dari kerja. Dari hasil wawancara yang dilakukan, seluruh pekerja yang bekerja di industri pembuatan sepatu X ini seluruh pekerja bekerja tidak lebih dari 8 jam sehari. Hubungan Intensitas Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan Mata Berdasarkan iji Chi Square untuk menguji hubungan intensitas penerangan lokal terhadap kelelahhan mata menunjukkan nilai X 2 =0,018 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara intensitas penerangan lokal terhadap kelelahan mata. Hubungan Umur Terhadap Kelelahan Mata Berdasarkan uji Chi Square untuk menguji hubungan umur tergadap kelelahan mata maka diperoleh nilai X 2 =0,018 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara umur responden terhadap kelelahan mata pada responden. Hubungan Diabetes Melitus Terhadap Kelelahan Mata Berdasarkan uji Chi Square untuk menguji hubungan diperoleh nilai X 2 =0,710 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara diabetes melitus terhadap kelelahan mata pada responden. Hubungan Hipertensi Terhadap Kelelahan Mata Berdasarkan uji Chi Square untuk menguji hubungan diperoleh nilai X 2 =0,018 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikasn antara hipertensi terhadap kelelahan mata yang terjadi pada responden. Pada penelitian ini yang menguji antara variabel bebas dengan variabel terikat didapatkan sebagian besar memperoleh nilai ada hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas penerangan lokal terhadap kelelahan mata. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyebutkan ada hubungan yang signifikan antara intensitas penerangan terhadap kelelahan mata karena sebagian besar meja responden berada pada tingkat pencahayaan yang kurang, dikarenakan tata letak lampu yang tidak merata dengan meja responden. Guyton mengatakan bahwa manusia pada umumnya dapat melihat obyek dengan jelas pada usia 20 tahun. Sedangkan pada umur kurang dari 40 tahun kebutuhan cahaya yang diperlukan 361

untuk melihat jauh lebih besar dibandingkan dengan umur 45 tahun karena pada umur 45-50 tahun lensa akan kehilangan kekenyalannya sehingga semakin tua umur seseorang daya akomodasi akan semakin menurun. Dari hasil yang diperoleh sebanyak 87,5% responden berumur diatas 45 tahun sehingga mengalami kelelahan mata berat, sedangkan unutk 12,5% hanya mengalami kelelahan mata ringan. Tidak ada hubungan antara diabetes melitus terhadap kelelahan mata. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyebutkan tidak ada hubungan antara diabetes melitus terhadap kelelahan mata karena responden penelitiannya tidak mengalami penyakit diabetes melitus. Ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kelelahan mata karena risiko hipertensi dapat mengenai pada bagian selaput jala mata atau retina sebagai akibat dari penciutan pembuluh darah mata dan komplikasi yang sering bersifat fatal yang dapat meyebabkan hilangnya penglihatan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut : 1. Ruang kerja di industri pembuatan sepatu X tidak memiliki ventilasi sehingga kurang mendapatkan penerangan alami. 2. Intensitas penerangan di industri pembuatan sepatu X memiliki intensitas penerangan lokal tertinggi adalah 480 lux dan intensitas penerangan lokal terendah adalah 85 lux. Dimana intensitas penerangan di industri ini belum sesuai dengan standar, menurut P.M.P No. 7 tahun 1964 standar yang dibutuhkan sebesar 200 lux. 3. Responden yang mengalami kelelahan mata berat sebanyak 62,5%, untuk yang mengalami kelelahan mata sedang sebanyak 25%, dan yang mengalamin kelelahan mata ringan sebanyak 12,5%. 4. Ada hubungan antara intensitas penerangan lokal dengan kelelahan mata dengan nilai p value = 0,018. 5. Ada hubungan antara usia dengan kelelahan mata dengan nilai p value = 0,018. 6. Tidak ada hubungan antara diabetesmelitus dengan kelelahan mata dengan nilai p value = 0,710. 7. Ada hubungan antara hipertensi dengan kelelahan mata dengan nilai p value = 0,018. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat memberikan saran untuk perbaikan sebagai berikut : 1. Lampu diberi tudung, agar cahaya dari lampu tidak langsung mengarah kemata serta mengurangi kesilauan yang ditimbulkan. 2. Pekerja mengistirahatkan matanya apabila mata sudah merasa perih. DAFTAR PUSTAKA 1. Tarwaka. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta. Universitas Islam Batik Surakarta, 2004. 2. Pusat Kesehatan Kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perkantoran. Pusat Data dan Informasi. Departemen Kesehatan, 2009. 3. Depkes RI 2008. Pencahayaan Salah Perburuk Penglihatan. (Online), (http://www.klikdokter.com/article/detail.40 1.htm, diakses tanggal 1 November 2013). 4. SNI 03-675-2001. Tata Cara Pencahayaan Buatan. 5. Ditya Eko Nugroho. Hengki. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Tenaga Kerja Di Laboratorium PT. Polyper Karyapersada Cilegon. Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, 2009. 6. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja. 362

7. Padmanaba. Cok Gd Rai. Pengaruh Penerangan Dalam Ruangan Terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior. Program Studi Desain Interior FSRD. Institut Seni Denpasar. Dissertation, 2006. 8. Imamsyah Budi. Dampak Sistem Pencahayaan Bagi Kesehatan Mata, 2009. (Online), (http://www.sinarharapan.co.id/berita/0611/ 28/ipt02.html, diakses tanggal 3 November 2013). 9. Guyton. AC, Fisiologi Kedokteran II. Jakarta. ECG Buku Kedokteran, 1991. 10. Sidarta Ilyas. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Fakultas Kedokteran UI, 1991. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal), 363