BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

L PEI\{DAITULUAIT. 1.1 Latar Belakang. di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o;

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

I. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

FENOMENA GAS RUMAH KACA

TINJAUAN PUSTAKA. didalamnya, manfaat hutan secara langsung yakni penghasil kayu mempunyai

PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 60 Pg karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfir setiap

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan karbon oleh hutan dilakukan melalui proses fotosintesis. Pada proses

Iklim Perubahan iklim

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

I. PENDAHULUAN. terdiri dari sekumpulan vegetasi berkayu yang didominasi oleh pepohonan. Hutan

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. pada pulau. Berbagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya dari

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

APA ITU GLOBAL WARMING???

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. membiarkan radiasi surya menembus dan memanasi bumi, menghambat

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KOMPONEN IKLIM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU RI No.41 Tahun 1999, hutan merupakan sumberdaya alam

I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

KERUSAKAN LINGKUNGAN

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluks dan Emisi CO2 Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah) (Arief, 2005). Biomasa ini merupakan tempat penyimpanan karbon dan disebut carbon sink. Namun, pencemaran lingkungan, pembakaran hutan dan penghancuran lahan-lahan hutan yang luas diberbagai benua di bumi, telah mengganggu proses tersebut. Akibat dari itu, karbon yang tersimpan dalam biomasa hutan terlepas ke atmosfer dan kemampuan bumi untuk menyerap CO 2 dari udara melalui fotosintesis hutan berkurang. Selain akibat tersebut, intensitas efek rumah kaca akan ikut naik dan menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi. Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu global warming (pemanasan global). Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), dinitrooksida (N 2 O) dan cloro fluoro carbon (ClFC) sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi (Tn, 2007). Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report pada tahun 2007, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), satu badan 1

2 PBB yang terdiri atas 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas. Pemanasan global dapat disebabkan antara lain oleh adanya alih fungsi lahan dan pembabatan hutan, dimana ia bertanggung jawab menyumbang CO 2 sebesar 17,4% (Tn, 2009). Pohon dan tanaman mempunyai kemampuan untuk menyerap karbon, namun ketika pohon atau tanaman tersebut membusuk/mati atau dibakar, sebagian besar karbon yang mereka simpan dilepaskan kembali ke atmosfer. Pembabatan hutan juga melepaskan karbon yang tersimpan di dalam tanah. Bila hutan itu tidak segera direboisasi, tanah itu kemudian akan menyerap jauh lebih sedikit CO 2. Deforestasi Hutan merupakan penurunan luas hutan baik secara kualitas dan kuantitas. Deforestasi secara kualitas berupa penurunan ekosistem flora dan fauna yang terdapat pada hutan tersebut. Deforestasi secara kuantitas (sangat jelas) berupa penurunan luas hutan. Dapat disebutkan bahwa deforestasi adalah perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Hal inilah yang memicu tuduhan bahwa kerusakan hutan tropik telah menyebabkan pemanasan global (Soemarwoto, 2001). Pemanasan global ini akan mempunyai dampak yang besar terhadap kesejahteraan manusia pada umumnya, bahkan telah menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam di belahan dunia, seperti kenaikan permukaan laut, meningkatnya badai atmosfir, dan bertambahnya jenis dan populasi organisme penyebab penyakit (Soedomo, 2001). Sebagian peneliti bahkan mengatakan jika pemanasan global ini terus meningkat, dalam waktu 50 tahun lagi, seperempat atau

3 lebih dari kehidupan di muka bumi ini mungkin akan binasa (Soemarwoto et al., 1992). Hutan alami dengan keragaman jenis pepohonan berumur panjang dan serasah yang banyak merupakan gudang penyimpanan karbon tertinggi, bila hutan diubah fungsinya maka jumlah karbon tersimpan akan merosot (Hairiah dan Rahayu, 2007). Kabupaten Bandung merupakan daerah yang memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi terutama pada sektor pertanian dan industri, sehingga paradigma pembangunan ekonomi di Kabupaten Bandung harus dititikberatkan pada keselarasan pengembangan pertanian yang kuat dengan industri yang maju dengan bertumpu pada pengembangan potensi sumberdaya lokal. Selain itu, pengembangan potensi ekonomi daerah juga harus membuka ruang bagi terciptanya demokrasi ekonomi yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan. Pemanfaatan dan pengembangan potensi ekonomi daerah sesuai sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Bandung merupakan salah satu kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung (Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung, 2007). Pengembangan pertanian (agribisnis) merupakan salah satu kekuatan inti (core business) perekonomian daerah yang secara alami mempunyai prospek tidak hanya dalam skala lokal dan regional, namun harus mampu bersaing dalam skala nasional maupun internasional. Salah satu yang menjadi inti pembangunan pedesaan dan pertanian di Indonesia saat ini adalah konsep agropolitan. Pada tahun 2007 dilakukan penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Ciwidey, yang meliputi tiga kecamatan yaitu: Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pasirjambu dan Kecamatan

4 Rancabali. Wilayah-wilayah tersebut saat ini merupakan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk pengembangan pertanian termasuk peternakan, perkebunan dan wisata (Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung, 2007). Dengan adanya pengembangan agropolitan ini, maka akan ada perubahan penggunaan lahan hutan/perkebunan menjadi lahan pertanian. Namun, tidak semua jenis penggunaan lahan sesuai untuk pengembangan agropolitan. Misalnya lokasilokasi seperti pemukiman ataupun daerah pertambangan yang tentunya tidak mungkin dikembangkan untuk budidaya komoditas pertanian. Untuk jenis penggunaan lahan jenis perkebunan, dianggap masih bisa dikembangkan untuk kawasan agropolitan jika jenis perkebunannya adalah perkebunan rakyat. Demikian juga dengan hutan, jika dapat dibedakan jenis-jenis hutannya apakah hutan produksi atau hutan lindung, maka bisa dikembangkan menjadi kawasan agropolitan (Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung, 2007). Alih guna lahan hutan/perkebunan menjadi lahan pertanian dapat menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat. Berkenaan dengan upaya pengembangan lingkungan bersih, maka jumlah CO 2 di udara harus dikendalikan dengan jalan meningkatkan jumlah serapan CO 2 oleh tanaman sebanyak mungkin dan menekan pelepasan (emisi) CO 2 ke udara serendah mungkin. Jadi, mempertahankan keutuhan hutan alami, menanam pepohonan pada lahan-lahan pertanian dan melindungi lahan gambut sangat penting untuk mengurangi jumlah CO 2 yang berlebihan di udara (Hairiah dan Rahayu, 2007).

5 Salah satu cara untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan mengendalikan konsentrasi karbon, dimana karbon organik sebagai hasil fotosintesis akan disimpan dalam biomassa tegakan hutan atau pohon berkayu. Dalam rangka pengembangan program ini diperlukan data-data pengestimasian kandungan karbon. Hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitian yang berjudul Dinamika Karbon Sequestration Akibat Perubahan Fungsi Lahan di Agropolitan Ciwidey. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi estimasi karbon sequestration akibat adanya perubahan fungsi lahan, apakah dengan adanya perubahan fungsi lahan akibat pengembangan agropolitan tersebut estimasi karbonnya berkurang, tetap atau bertambah banyak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah dinamika karbon sequestration akibat perubahan fungsi lahan di Agropolitan Ciwidey. C. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian yang diturunkan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penyimpanan karbon pada berbagai komponen? 2. Berapa estimasi karbon sequestration di Agropolitan Ciwidey?

6 3. Bagaimana karbon sequestration di Agropolitan Ciwidey pada tahun 2020? D. Batasan Masalah Agar permasalahan yang di bahas dalam penelitian menjadi lebih terarah dan tidak terlalu meluas, peneliti membuat beberapa batasan masalah sebagai berikut : 1. Pengambilan sampel dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu, Wana Wisata Ranca Upas dan Wana Wisata Kawah Putih 2. Pengukuran penyimpanan karbon, hanya pada tingkat vegetasi 3. Komponen yang diukur berupa biomasa pohon, understorey, serasah kasar, serasah halus, dan nekromasa yang ada di atas permukaan tanah E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengukur karbon sequestration di berbagai komponen (pohon, understorey, serasah kasar, serasah halus, dan nekromasa), mengukur estimasi karbon per satuan luas di Agropolitan Ciwidey, dan mensimulasi dinamika karbon sequestration akibat perubahan fungsi lahan di Agropolitan Ciwidey. Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dampak perubahan fungsi lahan terhadap karbon sequestration di Agropolitan Ciwidey. Sehingga dengan adanya penelitian ini, dapat mengingatkan masyarakat sekitar, supaya peduli akan lingkungan. Dan dapat dipakai sebagai

7 masukan kepada para pembuat kebijakan untuk tawaran teknik dalam mempertahankan lingkungan bersih.