Universitas Gunadarma PERAMALAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

Pembahasan Materi #7

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Febriyanto, S.E., M.M.

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB IV METODE PERAMALAN

EMA302 Manajemen Operasional

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

Peramalan (Forecasting)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat prediksi tersebut disebut peramalan (Bowerman, 1993).

PERENCANAAN PRODUKSI

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LECTURE 12 Analisis Dekomposisi dan Model Runtut Waktu

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

ANALISIS DERET WAKTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

TEKNIK PERAMALAN KUANTITATIF (TEKNIK STATISTIK) Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

PERAMALAN (Forecast) (ii)

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Menurut Arsyad (2001: 7), peramalan menunjukkan perkiraan yang. akan terjadi pada suatu keadaan tertentu. Ramalan menjadi input bagi proses

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

Membuat keputusan yang baik

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING) #2

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

Analisis Deret Waktu

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #3 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. masa lalu maupun saat ini baik secara matematik maupun statistik.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI TEKNIK PROYEKSI BISNIS DODI TISNA AMIJAYA SE.,MM METODA METODA -- METODA PERAMALAN METODA PERAMALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha

(FORECASTING ANALYSIS):

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Peramalan Permintaan Produk Perak Menggunakan Metode Simple Moving Average Dan Exponential Smoothing

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA HOLT DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA BROWN

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan. mempertimbangkan data dari masa lampau. Ketepatan secara mutlak dalam

Transkripsi:

PERAMALAN

PERAMALAN Kebutuhan Peramalan dalam Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Operasi/produksi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses, perencanaan kapasitas, layout fasilitas dan untuk berbagai keputusan yang bersifat continue berhubungan dengan perencanaan, schedulling dan persediaan.

Metode Peramalan a. Top down forecasting Dimulai dengan penggunaan hasil-hasil peramalan berbagai kondisi bisnis umum yang dibuat oleh para ahli ekonomi dalam lembaga pemerintah dan perusahaan besar serta universitasuniversitas. b. Bottom Up forecasting Dimulai dengan perkiraan permintaan produk-akhir individual. Peramal menerima estimasi dari orang-orang penjualan, distribusi dan langganan.

Proses-proses Peramalan Penentuan tujuan Pengujian model Penerapan model Pengembangan model Revisi dan evaluasi

Teknik-Teknik Peramalan Teknik-Teknik Peramalan a. Teknik Kualitatif Bersifat subyektif/judgemental Berdasar pada estimasi- estimasi dan pendapat- pendapat dari para eksekutif, orang-orang penjualan, langganan, spesialis/ahli dari berbagai bidang. 1. Juri Opini eksekutif 2. Metode Delphi 3. Gabungan tenaga penjualan 4. Survei pasar

1. Juri Opini eksekutif Pendekatan ini berdasar pendapat dari sekelompok kecil eksekutif tingkat atas. Karena pendapatnya lebih dari satu orang maka diharapkan lebih akurat. Kelemahannya: Ketepatan sangat tergantung masukan individu dan dapat bias. Keuntungannya: Paling sederhana 2. Metode Delphi Teknik yang menggunakan suatu prosedur yang sistematik untuk mendapat suatu konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli. Keuntungannya: Dapat menggambarkan keadaan di masa datang lebih akurat dan profesional sehingga peramalan diharapkan mendekati aktual.

3. Gabungan tenaga penjualan Tenaga penjual merupakan sumbangan informasi yang baik tentang permintaan konsumen. Tiap tenaga penjual meramalkan tingkat penjualan di daerah, lalu digabung pada tingkat propinsi kemudian digabung hingga tingkat nasional untuk mencapai peramalan menyeluruh. 4. Survei pasar Masukan dari konsumen/konsumen potensial terhadap rencana pembelian di masa datang.peralatan peramalan yang berguna bila ada kekurangan data historik/data tak reliabel. Digunakan untuk meramal permintaan jangka panjang dan penjualan produk baru. Kelemahannya: Mahal dan sulit.

b. Teknik Kuantitatif 1. Time series (analisis runtun waktu) Meramalkan kejadian di masa datang atas dasar serangkaian data masa lalu, yang merupakan hasil observasi berbagai variabel menurut waktu dan digambarkan dalam bentuk grafik yang menunjukan perilaku variable subjek. Pola data dari serangkaian waktu: konstan kecendrungan (trend) musiman (seasonal) siklus (cyclical)

Metode dasar dari analisis runtun waktu: Rata-rata bergerak a. Rata-rata bergerak sederhana (Simple moving average) Bobot tiap periode sama. t N + 1 Xi i= t F t+1 = = X t + X t-1 + + Xt-N+1 --------------- -------------------------------------------- N N Dengan, Ft = Nilai prakiraan untuk periode t N = Jumlah deret waktu yang digunakan Xi = Data pengamatan periode i

b. Rata-rata bergerak tertimbang Tiap periode mempunyai bobot yang berbeda F t+1 = W t X t + W t-1 X t-1 + + W t-n+1 X t-n+1 ---------------------------------------------------------------- W t + W t-1 + + W t-n+1 Dengan, Wt = persentase bobot yang diberikan untuk periode t Jika jumlah bobot = W t + W t-1 + + W t-n+1 = 100 % = 1, maka rumus bisa disederhanakan menjadi: F t+1 = W t X t + W t-1 X t-1 + + W t-n+1 X t-n+1

Eksponensial Smoothing ( Pemulusan eksponensial) a. Eksponensial Smoothing ( Pemulusan eksponensial) tunggal Ada Tambahan parameter α dalam model untuk mengurangi faktor kerandoman. Serial data yang diamati memiliki pola horisontal (stasioner). F t+1 = α. X t + ( 1 - α) F t Dengan, Ft = Nilai prakiraan untuk periode t N = Jumlah deret waktu yang digunakan α = faktor/konstanta pemulusan Xi = Data permintaan periode t

b. Eksponensial Smoothing ( Pemulusan eksponensial) linier Serial data yang diamati memiliki unsur trend (kecendrungan). Metode yang digunakan metode Holt, dimana ada dua parameter, α(alpha) dan β (betha). Pemulusan eksponential linier menggunakan persamaan sbb: F t+m = S t + T t.m Dengan, S t = α. X t + ( 1 - α) (S t-1 + T t-1 ) Tt = β. (S t - S t-1 ) + (1-β). T t-1

Metode Dekomposisi Mengidentifikasi komponen pola dasar yang ada pada serial data, yaitu komponen trend, musiman dan siklus. Xt = f (St, Tt, Ct, Rt ) Dimana: St = Komponen musiman pada periode t Tt = Komponen trend pada periode t Ct = Komponen siklus pada periode t Rt = Komponen random (kesalahan) pada periode t

2. Metode kausal Merupakan teknik yang paling akurat. Umumnya membahas pendekatan sebab akibat (kausal atau yang bersifat menjelaskan (eksplanatoris), dan bertujuan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan menemukan dan mengukur beberapa variabel bebas (independen) yang penting beserta pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas yang akan diramalkan. a. Analisa Regresi b. Analisa Korelasi

a. Analisa Regresi Metode statistik yang digunakan untuk menentukan hubungan antar paling tidak satu/lebih variabel bebas(independent variable) dan satu variabel bergantung (dependent variable ) dengan tujuan untuk meramalkan nilai variabel bergantung dalam hubungan dengan nilai variabel bebas tertentu. Bentuk umum persamaan regresi linier untuk dua variabel (regresi linier sederhana) adalah sbb: Ý = a + b. X Dimana : Ý = variabel tidak bebas (yang diramalkan) X = variabel bebas a = nilai daripada Y bila X = 0 b = perubahan rata-rata Y terhadap perubahan per unit X.

Nilai a dan b yang meminimalkan jumlah kesalahan kuadrat dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut: Y = n.a + ( X).b X.Y ( X).a + = 2 ( X ).b atau n( X.Y) -( X)( Y ) b = ------------------------------------ 2 2 n.( X ) ( X ) X.Y -( X).b a = ------------------------------------ n

b. Analisa Korelasi Mengukur derajat hubungan antara dua atau lebih variabel- variabel tanpa melihat bentuk hubungan dengan menggunakan koefisien r. Bentuk umum persamaan matematikanya adalah sbb: r = n.( XY) ( X )( Y) n.( X 2 ) ( X ) 2 * n.( Y 2 ) ( Y) 2 Dimana nilai koefisien korelasi r terletak diantara 1 dan 1.

Bila kenaikan suatu variabel diikuti dengan kenaikan di dalam variabel lain maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi positif (+) dan nilai r mendekati atau sama dengan 1 Bila kenaikan suatu variabel diikuti dengan penurunan pada variabel lain maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi negatif (-) dan nilai r mendekati atau sama dengan -1 Bila tak ada perubahan maka kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan dan nilai r = 0

Pengukuran Kesalahan Forecast MAD (Mean absolute deviation) Merupakan perbedaan antara permintaan nyata dengan forecast. Untuk periode tunggal: Kesalahan forecast = Dt Forecast

Untuk rata kesalahan bergerak MADt = α Dt Forecast + (1 - α) (MAD t-1)