Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

dokumen-dokumen yang mirip
Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

SNI Standar Nasional Indonesia

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Konsentrasi (μg/m 3 )*** Perubahan konsentrasi (μg/m 3 )****

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

BAB III METODE PENELITIAN

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

Pupuk super fosfat tunggal

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Pupuk amonium klorida

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Pupuk amonium sulfat

Pupuk kalium sulfat SNI

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Pupuk urea SNI 2801:2010. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Lampiran 1. Prosedur Analisis

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Cara uji kelarutan aspal

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Pupuk dolomit SNI

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Pulp - Cara uji bilangan kappa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

3 Metodologi Penelitian

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Pupuk SP-36 SNI

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Maret 2012 di laboratorium

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Cara uji... 2 4.1 Prinsip... 2 4.2 Bahan... 2 4.3 Peralatan... 3 4.4 Pengambilan contoh uji... 4 4.5 Persiapan pengujian... 5 4.6 Pengujian contoh uji... 5 4.7 Perhitungan... 5 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 6 5.1 Jaminan mutu... 6 5.2 Pengendalian mutu... 6 Lampiran A Tabel tekanan uap air jenuh... 8 Lampiran B Pelaporan... 9 Bibliogafi... 10 i

Prakata SNI Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ini dirumuskan dan diuji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi metode serta telah dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Parameter Uji Kualitas Udara dari Panitia Teknis Sistem Manajemen Lingkungan (Panitia Teknis 207S). Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 5 6 Agustus 2004 di Jakarta. ii

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer 1 Ruang lingkup Standar ini digunakan untuk penentuan amoniak dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak dengan menggunakan metode indofenol. Lingkup pengujian meliputi: a) Cara pengambilan contoh uji gas NH 3 dengan menggunakan larutan penjerap. b) Cara perhitungan volum contoh uji gas yang dijerap. c) Cara penentuan gas NH 3 dalam contoh uji emisi gas buang sumber tidak bergerak dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. 2 Acuan normatif JIS K 0099-2004, Methods for determination of ammonia in exhaust gas. 3 Istilah dan definisi 3.1 emisi zat, energi dan atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk atau dimasukkannya ke udara ambien 3.2 mg/nm 3 satuan ini dibaca sebagai miligram per normal meter kubik, notasi N menunjukkan bahwa volum udara dikoreksi pada kondisi standar (25 o C,760 mmhg) 3.3 larutan induk larutan standar konsentrasi tinggi yang digunakan untuk membuat larutan standar konsentrasi lebih rendah 3.4 larutan standar larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk digunakan sebagai pembanding di dalam pengujian 3.5 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan hasil pembacaan serapan dan merupakan suatu garis lurus 3.6 larutan penjerap larutan yang dapat menjerap analat 1 dari 10

3.7 larutan pencuci larutan yang digunakan untuk menghilangkan gas-gas yang terperangkap di dalam pipa pengambil contoh uji 3.8 blanko laboratorium larutan penjerap yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama preparasi dan penentuan contoh uji di laboratorium 3.9 blanko lapangan larutan penjerap yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama pengambilan contoh uji 3.10 pengendalian mutu kegiatan yang bertujuan untuk memantau kesalahan analisis, baik berupa kesalahan metode, kesalahan manusia, kontaminasi, maupun kesalahan sampling dan perjalanan ke laboratorium 4 Cara uji 4.1 Prinsip Gas NH 3 pada gas buang sumber emisi tidak bergerak dijerap dengan menggunakan pompa hisap menggunakan larutan penjerap H 3 BO 3 0,5% lalu ditambahkan larutan fenol-pentasiano nitrosilferat (III) dan natrium hipoklorit untuk membentuk senyawa komplek biru indofenol. Warna yang terbentuk diukur serapannya pada panjang gelombang 640 nm. 4.2 Bahan 4.2.1 Larutan penjerap asam borat (H 3 BO 3 ) 0,5% (b/v ) a) Larutkan 0,5 g H 3 BO 3 di dalam labu ukur 100 ml dengan air suling, encerkan hingga tanda tera lalu homogenkan. b) Simpan larutan ini di dalam botol coklat di lemari dingin. 4.2.2 Larutan pencuci H 2 0 2 3 % (v/v) Pipet 10 ml H 2 0 2 30 % ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan. 4.2.3 Larutan fenol- natrium nitroprusid (C 5 FeN 6 Na 2 O.2H 2 O) a) Larutkan 5 g fenol (C 6 H 5 OH) dan 25 mg natrium nitroprusid dengan air suling 500 ml, campurkan hingga homogen. b) Pindahkan ke dalam botol pereaksi yang berwarna gelap. 4.2.4 Larutan penyangga a) Larutkan 10 g NaOH dan 35,8 g NaHPO 4 dengan air suling di dalam gelas piala, kemudian pindahkan ke dalam labu ukur 1000 ml. 2 dari 10

b) Tambahkan 12 ml NaOCl (konsentrasi klorin 5%), ke dalam labu ukur tersebut, encerkan dengan air suling hingga tanda tera lalu homogenkan. 4.2.5 Larutan induk amoniak a) Keringkan amonium sulfat ((NH 4 ) 2 SO 4 ) di oven pada temperatur 130 0 C selama 1 jam, didinginkan dalam desikator. b) Larutkan 0,295 g (NH 4 ) 2 SO 4 di dalam labu ukur 1000 ml lalu larutkan dan tepatkan hingga tanda tera dengan air suling. 4.2.6 Larutan standar amoniak Pipet 5 ml larutan induk amonia ke dalam labu ukur 500 ml, encerkan dengan larutan penjerap sampai tanda tera lalu homogenkan. CATATAN 1 ml larutan ini sebanding dengan 1, 0916 µl NH 3 pada kondisi 25 o C. 4.3 Peralatan a) peralatan pengambilan contoh uji NH 3 sesuai dengan Gambar 1; b) labu ukur 100 ml; 250 ml; 500 ml dan 1000 ml; c) pipet volumetrik 1 ml; 2 ml; 5 ml; 10 ml dan 25 ml; d) gelas ukur 100 ml; e) gelas piala 100 ml dan 500 ml; f) tabung uji 25 ml; g) spektrofotometer dilengkapi kuvet; h) timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg; i) labu erlenmeyer 250 ml; j) oven; k) kaca arloji; l) desikator; m) karet penghisap dan n) botol berwarna coklat. 3 dari 10

M C O P Keterangan gambar: A adalah pipa pengambil contoh uji; I adalah pompa penghisap; B adalah flange; J adalah gas meter dengan kapasitas 1 L 5 L per putaran; C adalah elemen pemanas; K adalah termometer; D adalah glass wool ; L adalah manometer; E1, E2 adalah botol penjerap 250 ml; M adalah termometer; F1, F2 adalah kran cabang tiga; N1 adalah kran penutup; G adalah tabung pengering ; N2 adalah kran pengatur kecepatan alir; H adalah botol pencuci; O adalah pipa karet (flurorubber). P adalah wadah pendingin; Gambar 1 Rangkaian peralatan pengambil contoh uji NH 3 4.4 Pengambilan contoh uji a) Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar 1. b) Masukkan 50 ml larutan penjerap (langkah 4.2.1) ke dalam masing-masing botol penjerap dan masukkan pula 50 ml larutan pencuci (langkah 4.2.2) ke dalam botol pencuci. c) Panaskan pipa pengambil contoh uji pada suhu 120 o C. Pertahankan suhu pipa selama pengambilan contoh uji. d) Arahkan aliran gas buang ke posisi pencucian hingga aliran akan melalui botol pencuci e) Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir 1 L/menit, matikan pompa setelah 5 menit. f) Arahkan aliran gas buang ke posisi pengambilan contoh uji hingga aliran akan melalui botol penjerap. g) Baca penunjukan awal pada gas meter, V 1 (L). h) Hidupkan pompa dan lakukan pengambilan contoh uji sampai volum total 20 L dengan mengatur laju alir gas meter 1 L/menit. i) Catat temperatur dan tekanan gas buang pada saat pengambilan contoh dengan menggunakan termometer dan manometer pada gas meter. j) Matikan pompa, tutup aliran gas dan baca penunjukan akhir volum pada gas meter, V 2 (L). 4 dari 10

4.5 Persiapan pengujian 4.5.1 Pembuatan kurva kalibrasi a) Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat. b) Pipet 0 ml, 1 ml, 3 ml, 5 ml, 7 ml, 10 ml larutan standar amonia pada langkah 4.2.6 ke dalam 6 buah tabung uji 25 ml, tepatkan masing-masing tabung dengan larutan penjerap sampai dengan 10 ml. c) Tambahkan 5 ml larutan fenol - natrium nitroprusid, dan aduk dengan baik. d) Tambahkan 5 ml larutan penyangga, aduk dengan baik dan tunggu selama satu jam. e) Ukur serapan masing - masing larutan fenol dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. f) Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah amoniak (mg). 4.5.2 Persiapan contoh uji a) Pindahkan larutan yang berisi contoh uji dari kedua botol penjerap ke dalam labu ukur 250 ml secara kuantitatif. b) Bilas botol penjerap dengan air suling dan masukkan ke dalam labu ukur di atas, encerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan. c) Masukkan 100 ml larutan penjerap (blanko lapangan) ke dalam labu ukur 250 ml, encerkan dengan air suling, Larutan ini digunakan sebagai blanko. 4.6 Pengujian contoh uji a) Pipet 10 ml larutan contoh uji pada langkah 4.6 butir a ke dalam tabung uji 25 ml. b) Pipet 10 ml larutan blanko pada langkah 4.6 butir b dan masukkan ke dalam tabung. uji 25 ml. c) Lakukan sesuai dengan langkah-langkah pada 4.4.1 butir c e. d) Hitung konsentrasi contoh uji dengan menggunakan kurva kalibrasi. 4.7 Perhitungan 4.7.1 Volum contoh uji gas yang diambil Volum contoh uji gas yang diambil, dikoreksi pada kondisi normal (25 O C, 760 mm Hg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: V s = V 273 298 + t (P a + P m 760 P v ) dengan pengertian : V s adalah volum contoh uji gas yang terambil dalam kondisi normal, (L); V adalah volum dari pembacaan gas meter atau V2 - V1, (L); P a adalah tekanan udara atmosfer, (mmhg); P m adalah tekanan dibaca pada gas meter, (mmhg); P v adalah tekanan uap air jenuh pada temperatur t C, (mmhg); t adalah temperatur gas dibaca pada gas meter, ( C); 298 adalah konversi temperatur pada kondisi normal (25 C) ke dalam kelvin; 273 adalah konversi temperatur standar (0 C) ke dalam kelvin; dan 760 adalah tekanan udara standar (mmhg). 5 dari 10

4.7.2 Konsentrasi amoniak dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak Konsentrasi amoniak dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ( A B ) C = Vs dengan pengertian ; fp C adalah konsentrasi NH 3 (ppm); A adalah jumlah amoniak pada contoh uji, didapat dari kurva kalibrasi (µl); B adalah jumlah amoniak pada larutan blanko, didapat dari kurva kalibrasi (µl NH 3 ); fp adalah faktor pengenceran (250/10); V s adalah volum contoh gas uji dalam kondisi normal pada 25 C, 760 mmhg (L). 4.7.3 Konversi satuan konsentrasi NH 3 dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak 17 C ' = C 24,45 dengan pengertian : C adalah konsentrasi NH 3 (mg/nm 3 ); C adalah konsentrasi NH 3 (ppm); 17 adalah berat molekul NH 3 ; 24,45 adalah volum gas pada keadaan standar 25 C, 760 mmhg (L). 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu 5.1 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia berkualitas p.a. b) Gunakan alat gelas yang terkalibrasi dan bebas kontaminasi. c) Gunakan gas meter, termometer dan alat spektrofotomoter yang terkalibrasi. d) Posisi pengukuran berada pada posisi yang mewakili yaitu pada aliran yang homogen dan terhindar dari kemungkinan pengembunan, jarak antara lubang pengambilan contoh uji dengan botol penjerap sedekat mungkin. e) Pipa pengambilan contoh uji sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan terhadap gas korosif yang terdapat dalam aliran gas (contohnya gas H 2 S dan gas Cl 2 ). f) Sumbat ujung pipa dengan filter glass wool untuk menghindari bercampurnya partikulat (debu) yang terdapat dalam aliran gas dengan contoh uji gas. 5.2 Pengendalian mutu 5.2.1 Uji blanko a) Uji blanko laboratorium Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di laborattorium. 6 dari 10

b) Uji blanko lapangan Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di lapangan. 5.2.2 Linearitas kurva kalibrasi Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,998 (atau sesuai dengan kemampuan laboratorium yang bersangkutan) dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. CATATAN Jaminan mutu dan pengendalian mutu diberlakukan sesuai dengan kebijaksanaan laboratorium yang bersangkutan. 7 dari 10

Lampiran A (normatif) Tabel tekanan uap air jenuh Tabel A.1 Tekanan Uap Air Jenuh (mmhg) Suhu Pv ρ Suhu Pv ρ ( o C) 0 5 etanol ( o C) 0 5 etanol 0 4,6 4,8 0,809 1 4,9 5,1 0,808 31 33,7 34,7 0,782 2 5,3 5,5 0,807 32 35,7 36,7 0,781 3 5,7 5,9 0,806 33 37,7 38,8 0,781 4 6,1 6,3 0,805 34 39,9 41,0 0,780 5 6,5 6,8 0,804 35 42,2 43,4 0,779 6 7,0 7,3 0,804 36 44,6 45,8 0,778 7 7,5 7,8 0,803 37 47,1 48,4 0,777 8 8,0 8,3 0,802 38 49,7 51,1 0,776 9 8,6 8,9 0,801 39 52,5 53,9 0,775 10 9,2 9,5 0,800 40 55,3 56,8 0,775 11 9,8 10,2 0,799 41 58,4 59,9 0,774 12 10,5 10,9 0,798 42 61,5 63,1 0,774 13 11,2 11,6 0,798 43 64,8 66,5 0,772 14 12,0 12,4 0,797 44 68,3 70,1 0,771 15 12,8 13,2 0,796 45 71,9 73,7 0,770 16 13,6 14,1 0,795 46 75,7 77,6 0,770 17 14,5 15,0 0,794 47 79,6 81,6 0,769 18 15,5 16,0 0,793 48 83,7 85,8 0,768 19 16,5 17,0 0,792 49 88,0 90,2 0,767 20 17,5 18,1 0,792 50 92,5 94,8 0,766 21 18,7 19,2 0,791 51 97,2 99,6 0,765 22 19,8 20,4 0,790 52 102,1 104,6 0,764 23 21,1 21,7 0,789 53 107,2 109,8 0,764 24 22,4 23,1 0,788 54 112,5 115,2 0,763 25 23,8 24,5 0,787 55 118,0 120,9 0,762 26 25,2 26,0 0,787 56 123,8 126,7 0,761 27 26,7 27,5 0,786 57 120,8 132,9 0,76 28 28,4 29,2 0,785 58 136,0 139,2 0,759 29 30,1 30,9 0,784 59 142,5 145,9 0,758 30 31,8 32,8 0,783 60 149,3 152,8 0,758 Sumber : Steam table from Perry s Chemical Engineering Handbook, 1986 CATATAN Tabel ini digunakan untuk mencari nilai Pv. 8 dari 10

Lampiran B (normatif) Pelaporan Catat minimal hal-hal sebagai berikut pada lembar kerja: 1) Parameter yang dianalisis 2) Nama analis 3) Tanggal analisis 4) Batas deteksi 5) Rekaman kurva kalibrasi 6) Perhitungan 7) Data pengambilan contoh uji 8) Hasil pengukuran blanko 9) Hasil pengukuran contoh uji 10) Kadar NH 3 dalam contoh uji. 9 dari 10

Bibliografi Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Kep-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. BAPEDAL Perry, 1986, Chemical Engineering Handbook, Mc. Graw Hill, USA. 10 dari 10