112 BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Aktivitas pariwisata yang terjadi objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sri Gethuk dan Gua Rancang Kencana telah memberikan dampak bagi kehidupan ekonomian masyarkat sekitar. Dampak yang muncul akibat adanya aktivitas pariwisata bersifat positif dan negatif. Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat sekitar seperti meningkatnya pendapatan yang diperoleh masyarakat akibat keikutsertaan mereka dalam kegiatan pariwisata. Seperti yang telah diketahui bahwa sebelum adanya aktivitas pariwisata pendapatan utama yang diperoleh masyarakat hanya berasal dari hasil pertanian yang hasilnya tidak seberapa. Selain itu beberapa remaja dan anak muda lebih memilih mencari pekerjaan di luar daerah untuk mendapatkan gaji yang cukup. Akan tetapi dengan adanya aktivitas pariwisata di kawasan ini telah memberikan dampak positif berupa meningkatnya kesempatan bagi masyarakat untuk mendirikan usaha dan memberikan lapangan pekerjaan yang pada akhirnya mampu meningkatkan perekonomian mereka. Kontribusi yang diterima masyarakat dari kegiatan pariwisata ini cukup besar. Rata-rata pedagang yang berjualan di kawasan ini merasakan kontribusi yang cukup besar bahkan lebih dari 64,2% dari total pendapatan keseluruhan. Dampak positif lainya yang dirasakan oleh daya tarik ini dan masyarakat disekitarnya adalah pembangunan. Pembangunan ini tidak hanya 112
113 mempermudah wisatawan yang datang berkunjung akan tetapi juga mempermudah akses bagi masyarakat, contohnya perbaikan jalan sepanjang Desa Bleberan menuju ke kawasan wisata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya bersifat fisik saja, akan tetapi juga pembangunan non fisik, seperti yang dilakukan oleh beberapa perusahaan yang membantu melalui dan CSR. Bentuk pembangunan yang diberikan oleh perusahaan tersebut tidak hanya berupa fisik tetapi juga bantuan non fisik seperti pelatihan-pelatihan bagi pengelola dan masyarakat. Selain berdampak kepada masyarakat, aktivitas pariwisata di daerah ini juga berdampak kepada Pendapatan Asli Daerah Desa Bleberan (PAD Des). Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya PAD Desa Bleberan dari yang hanya sekitar Rp1.000.000 per tahun menjadi sekitar Rp60.000.000 per tahun. Selain itu seluruh dusun yang berada di Desa Bleberan baik yang dekat maupun yang jauh dari kawasan wisata juga turut merasakan hasil dari adanya kegiatan pariwisata di desa ini yang dibuktikan dengan adanya sumbangan sekitar Rp5.000.000 per tahun bagi setiap dusun di Desa Bleberan. Akan tetapi kegiatan pariwisata tidak hanya membawa dampak positif saja dalam kehidupan ekonomi masyarakat, dampak negatif pun juga dirasakan dan menjadi ancaman bagi masyarakat sekitar. Ditemukan tiga dampak negatif dari adanya kegiatan pariwisata di kawasan tersebut. Pertama, dampak negatif yang terjadi akibat adanya kegiatan pariwisata adalah ketergantungan yang cukup besar dari masyarakat terhadap kegiatan
114 pariwisata khususnya bagi masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata. Walaupun jumlah penduduk yang terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata masih sangat kecil yaitu 4,31% dari total penduduk usia produktif di desa ini, akan tetapi pendapatan yang mereka peroleh dari kegiatan pariwisata mencapai 64,2% dari total pendapat keseluruhan. Prosentase yang cukup besar ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat bergantung pada kegiatan pariwisata di kawasan tersebut. Hal ini tidak baik karena pariwisata bersifat musiman dan tidak menentu yang nantinya dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi bagi masyarakat khususnya masyarakat yang pendapatan terbesarnya berasal dari kegiatan pariwisata. Dampak negatif yang kedua adalah meningkatnya harga tanah di kawasan wisata. Walapun harga tanah di sekitaran kawasan wisata belum begitu mahal, akan tetapi harga tersebut ternyata telah mengalami kenaikan yang cukup drastis bahkan lebih dari seratus persen. Hal ini akan mendasari meningkatnya harga tanah pada tahun-tahun berikutnya. Dari hal ini yang dirugikan adalah masyarkat yang tidak bekerja pada sektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau bisnis di daerah tersebut. Dampak negatif yang terakhir adalah munculnya biaya-biaya tambahan khsususnya bagi para pedagang di area wisata. Biaya tersebut seperti iuran wajib bagi para pedagang yang nantinya akan dialokasikan untuk membayar uang sewa lahan milik kehutanan. Pembayaran uang sewa lahan milik kehutanan ini seharusnya tidak perlu melibatkan para pedagang karena pada
115 dasarnya pendapatan yang diperoleh pengelola wisata seharusnya sudah mampu menutupi biaya sewa lahan tersebut. Selain itu pada tahun-tahun sebelumnya biaya tersebut sebenarnya sudah dapat diatasi oleh pihak pengelola dari pendapatan wisata tanpa melibatkan para pedagang, sehingga pada tahun-tahun selanjutnya untuk urusan sewa menyewa ini seharusnya tetap menjadi tanggung jawab dari pengelola wisata. 4.2 Saran Kegiatan pariwisata di kawasan Air Terjun Sri Gethuk dan Gua Rancang Kencana ini tidak hanya menimbulkan dampak positif saja melaikan juga menimbulkan dampak yang negatif yang nantinya akan mengancam pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Oleh karena itu baik pengelola maupun masyarakat harusnya menyadari beberapa hal terkait pariwisata. Pertama, pengelola dan masyarakat harusnya menyadari bahwa kegiatan pariwisata ini bersifat musiman atau tidak menentu, sehingga masyarakat dapat mengantisipasi ancaman terburuk daripada kegiatan pariwisata. Salah satunya dengan tidak mengantungkan pendapatan sepenuhnya kepada kawasan wisata. Masyarakat seharusnya memiliki pekerjaan lain yang juga dapat menopang kehidupan ekonomi mereka. Hal ini bertujuan agar nantinya jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap kagiatan pariwisata di kawasan tersebut masyarakat sudah memiliki penghasilan yang cukup untuk menopang ekonominya.
116 Kedua, pengelola selaku pemegang kebijakan tertinggi seharusnya mampu mengatur hasil pendapatan dari kegiatan pariwisata, sehingga tidak menimbulkan biaya-biaya lain yang dikeluarkan oleh masyarakat yang nantinya akan memberikan beban bagi masyarakat itu sendiri. Ketiga, masyarakat yang mempunyai lahan disekitar kawasan wisata harusnya sadar bahwa lahan yang mereka punya itu merupakan salah satu anugerah yang diberikan Tuhan kepada mereka, sehingga mereka tidak sembarangan menjual hanya karena keuntungan yang tinggi dari hasil penjualan. Hal yang ditakutkan dari kegiatan jual menjual tanah ini adalah acaman penggunaan fungsi lahan yang tidak sesuai dan nantinya akan merusak kawasan itu sendiri.