BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. televisi, presentasi dan seminar, desain majalah dan membuat film kartun.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 sendiri tak bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Studi tentang gaya busana, pakaian atau fashion pun sudah banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB V PENUTUP. Abu-Abu Season 2 Episode 1 didapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di semua belahan dunia. Komunikasi adalah suatu proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat menarik perhatian orang banyak, bahkan membuat banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi. Keberadaan new media yang semakin mudah

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. pesan, komunikasi dikatakan berhasil. Sebaliknya, bila terjadi perbedaan penafsiran atas makna

Resume Buku SEMIOTIK DAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA Bab 8 Mendekonstruksi Mitos-mitos Masa Kini Karya: Prof. Dr. Benny H. Hoed

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB 1V ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

menyukai tokoh animasi kartun Spongebob karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB I PENDAHULUAN. program hiburan mendapat posisi yang digemari dalam khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung proses komunikasi. Proses komunikasi tersebut untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB VII KESIMPULAN DAN PENUTUP. keagamaan yang dikemas dalam format komedi-reliji yang menonjolkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dipegang dan mana yang harus dibuang jauh-jauh. Oleh karena itulah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland Barthes, peneliti dapat memberikan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu mengenai penggunaan tanda serta kandungan makna, serta ideologi yang tersembunyi melalui pengorganisasian makna dibalik penggunaan tandatanda dari gaya hidup. Kesimpulan-kesimpulannya adalah : 1. Sistem tanda dalam film Air Terjun pengantin ini disusun atas tandatanda gaya hidup yang jelas terlihat dalam pemunculannya, baik dalam segi bahasa (linguistik) ataupun dari segi visual. Pornografi digambarkan sebagai suatu hal yang sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat, namun ada perbedaan antara pornografi lama dengan pornografi baru. Dimana masing-masing pornografi yang dianut masyarakat masa kini mempunyai sisi positif dan negatifnya. Bentuk komunikasi linguistik yang tereksploitasi dalam simbol pornografi adalah dengan kata-kata yang terucap seperti yang beginian jaman di shot (video porno), Mandi bareng, dan lain-lain. Sedangkan komunikasi visual yang lebih merujuk pada sikap tubuh, pakaian, serta sudut pengambilan gambar yang menuju pada suatu bentuk simbol dari pornografi. 109

110 2. Ide kreatif yang menjadi daya tarik dalam film Air Terjun Pengantin ini adalah banyaknya adegan yang merujuk pada penggunaan tanda-tanda untuk simbol sebuah pornografi yang terlihat pada tampilan fisik, pakaian, dan komunikasi verbal yang dilakukan. 3. Tanda dan simbol pornografi dalam film ini dieksploitasi melalui penggambaran dengan cara yang agak berlebihan. Pada episode ini eksploitasi simbol-simbol pornografi diekspresikan dengan penggunaan pakaian, aksesoris, sikap tubuh serta penggambaran tempat yang dijadikan lokasi syuting. Padahal sejati sebuah film adalah representasi dari kehidupan nyata. 4. Berbagai makna yang timbul dari proses interpretasi tanda-tanda dalam film tersebut tidak hanya menggungkap sebuah pesan tunggal mengenai ideologi yang berada dibalik mitos-mitos yang dilahirkan. Pesan utama yang di dapat dengan mudah tetaplah menggunakan ideologi kapitalisme sebagai ideologi yang digunakan oleh pihak-pihak berkepentingan dalam pembuatan film Air Terjun Pengantin ini. ideologi kapitalisme ini telah dikemas sedemikian rupa dalam format film, yang secara tidak sadar masyarakat kita yang menonton film ini di ajak untuk mempercayai bahwa pada tayangan yang sedang mereka tonton merupakan refleksi dari kehidupan sehari-hari sehingga yang menontonnya akan mengikuti apa yang mereka lihat. Dalam relasi media, penontonlah yang sesungguhnya ditempatkan sebagai komoditas yang diperdagangkan televisi kepada pengiklan, karena media akan

111 memberi kebutuhan yang diinginkan oleh pemirsanya selagi nilai ratting berbicara. Namun, harus diwaspadai dalam film ini mengandung unsur pornografi yang dibalut dengan kehidupan para remaja memiliki dampak yang buruk terhadap masyarakat yang menontonnya. Karena mayoritas penonton dari film ini adalah anak-anak remaja yang masih dalam tahap berkembang. Artinya mereka masih belum dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang mereka tahu hanyalah apa yang mereka suka maka akan mereka lakukan. Apa yang disajikan dalam bentuk hiburan dengan format berbeda sering kali menjadikan hiburan itu sendiri sebagai substansi utamanya bukan pada nilai-nilai yang hendak disampaikan. 5. Ideologi Kapitalisme adalah hal wajib dalam sebuah media khususnya televisi. Ideologi kapitalisme ini dikemas dengan sedemikian menarik yang membuat orang yang menontonnya tidak dapat melepaskan ingatan pada film tersebut. Ditambah dengan para pemain dari drama tersebut yang berwajah tampan dan cantik juga dengan setting atau pemilihan lokasi syuting yang berbeda dari yang lainnya. Serta eksploitasi pornografi wanita yang ada hampir di semua scene. Semuanya merupakan kumpulan dari ideologi kapitalis untuk menarik sebanyak mungkin audiens agar drama yang mereka buat dapat di tonton dan mendapatkan banyak keuntungan dari para pemasang iklan. Ini merupakan rumusan dari sebuah ideologi kapitalisme yang pada akhirnya berujung pada sebuah kata yakni keuntungan.

112 5.2 Saran Setelah melakukan penelitian terhadap tanda-tanda dalam film Air Terjun Pengantin, peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat memberikan konstribusi pada perkembangan dunia akademis dan praktis. Untuk itu peneliti mencantumkan saran-saran sebagai berikut dengan tujuan agar implikasi positif dari peneliti ini akan dapat terealisasikan, seperti : 1. Secara akademis, pertama penelitian ini terkait dengan proses penggalian makna dan ideologi dalam program televisi. Terutama program drama asing yang memiliki muatan-muatan simbol gaya hidup dengan pendekatan studi semiotik perlu terus dikembangkan. Selain dengan tujuan untuk memperluas pokok-pokok kajian dalam ranah ilmu serta kajian mengenai gaya hidup yang terus berkembang. Penelitian semacam ini diharapkan dapat menjadi konstribusi bagi para akademis dalam upaya untuk meningkatkan sikap analitis, kritis dan selektif pada masyarakat dalam menghadapi berbagai drama asing yang kini sedang berkembang pesat dan tidak dapat ditolak dan dapat menimbulkan berbagai kesalahan dalam merespon pesan-pesan pornografi di era informasi seperti sekarang ini. 2. Secara praktis khususnya bagi tim kreatif yang menciptakan suatu film yang baru terutama yang menggunakan unsur kehidupan sosial sebagai daya tariknya, sebaiknya tidak melebih-lebihkan ide cerita ataupun penggambaran dari latarbelakang cerita dan wanita tidak dijadikan objek pornografi. Lebih baik membuat sebuah cerita film yang sesuai

113 dengan kenyaaan dan benar-benar merefleksikan kehidupan di masyarakat saat ini. Bukan sebuah cerita khayalan tentang sesuatu yang tidak masuk di akal sehat.