DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

dokumen-dokumen yang mirip
SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

IDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

4.3 Sistem Pengendalian Motor

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP)


BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

RANCANG BANGUN SIMULASI INDUSTRI PENGGILING BIJI- BIJIAN BERBASIS PLC ZELIO

RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHTS SIMPANG 3 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

TUGAS TRAFFIC LIGHT SIMPANG 4 DAGO

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHT SMPANG 3 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

Arti Pole dan Throw pada Relay

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHTS SIMPANG 4 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

BAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual.

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

MODUL PEMBELAJARAN PANEL KENDALI PROGRAM STUDI KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN. : XII (Duabelas) Penyusun : SISWANTA, S.Pd NIP

KATA PENGANTAR dilakukan dilakukan

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Optimasi Jaringan Saraf Listrik Sebagai Virtual Praktikum Kendali dan Otomasi Proses

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

Kursus Kelistrikan Kapal : Berdurasi 5 hari (40 Jam) 45 Menit. Membahas

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

APLIKASI PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK 3 FASA BERBASIS FLUIDSIM

PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHT SIMPANG 4 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...

BAB VII CONTOH APLIKASI PROGRAM PLC

BAB II LANDASAN TEORI

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

BAB III PERANCANGAN ALAT

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

MENGOPERASIKAN PERALATAN PENGALIH DAYA TEGANGAN RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK. PENGAMAN BEBAN LEBIH (Thermal Over Load Relay / TOLR)

MEDIA PEMBELAJARAN. Mengidentifikasi elemen akhir pengendali elektromagnetik. Disusun oleh :

SISTIM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI TIGA PHASA (APLIKASI MINI PLANT PTKI) NAMA : MURSYID NIM :

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

AUTOMATION TECHNOLOGY

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

PEMAKAIAN TIMER PADA PENGEREMAN DINAMIK MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKARTIGA PHASA

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

Abstrak Motor induksi (motor asinkron) tiga fasa secara luas banyak digunakan di industri dan bangunan besar. Rancangan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum, motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PEMADAMAN LISTRIK TOTAL DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

Transkripsi:

SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03

BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312 1 011 Drs. SUGENG BUDI H NIP. 19610628 199703 1 001 PROFESIONAL DAN TERDEPAN 1

DAFTAR ISI 1. DASAR 1 2. (RELAY) 2 3. TIME DELAY RELAY (TIMER). 9 4. THERMAL OVER LOAD (TOL).. 16 5. PUSH BOTTOM (TOMBOL TEKAN). 19 6. MINI CIRCUIT BREAKER (MCB).. 21 7. MOTOR STARTING PROTECTION. 24 8. DASAR KONTROL 25 9. APLIKASI KONTROL PADA MOTOR. 38 10. APLIKASI KONTROL TRAFFIC LIGHT.. 45 2

KATA KATA BIJAK OPEN EYES STEP SUCCESS BEGIN IT RISING 3

1. DASAR SISTEM KONTROL DASAR MENGGUNAKAN Pada industri penggunaan suatu control atau pengendali sistem sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi di industri tersebut. Penggunaan control sistem ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus memahami dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian control yang umum digunakan pada industri yang masih menggunakan rangkaian control yang berawal dari rangkaian konvensional. Adapun jenis rangkaian control yang selalu dirancang dalam rangkaian konvensional adalah selalu menggunakan peralatan peralatan yang bersifat listrik. Rangkaian control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan. Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau control sistem konvensional selalu menggunakan komponen antara lain adalah, TIMER, OVERLOAD, MCB dan lain lain. Sedangkan komponen yang paling utama digunakan dalam rangkaian control atau pengendali konvensional adalah yang dinamakan. 4

2. A. PENGERTIAN juga disebut saklar elektromagnetik, yaitu : Saklar atau kontak yang sistem operasinya dengan cara kerja medan elektromagnetik yang dibangkitkan oleh kumparan magnet buatan dan merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan dan pemutusan secara terus menerus. Kontaktor memiliki beberapa merek dan type yang dapat disesuaikan dengan fungsi serta kegunaannya. Adapun beberapa merek yang umum digunakan adalah sebagai berikut : No Pembuat Kode Kapasitas 1 TELEMECANIQUE DN 10, DN 01 disesuaikan 2 MITSUBISHI SK 10, SK 21 disesuaikan 3 SCHNEIDER LC1D0, LC1D1 disesuaikan 4 OMRON G3J, G3P disesuaikan 5 SIEMENS 3RH, 3TH disesuaikan 6 GE CR disesuaikan 5

B. BAGIAN BAGIAN Pada umumnya kontaktor memiliki beberapa bagian, yaitu : Coil Contact Utama (Main Contact) Contact Bantu (Auxiliry Contact) COIL Merupakan komponen utama dalam kontaktor, berfungsi sebagai penggerak kontak kontak yang ada. Coil ini berupa besi yang terlilit oleh kumparan dari tembaga dan bekerja seperti sistem pada elektromagnetik, dimana apabila kumparan tersebut dialiri arus, maka besi carrent akan menghasilkan magnit, sehingga dapat menarik kontak kontak tersebut. CONTACT UTAMA (MAIN CONTACT) Merupakan kontak kontak yang ada pada kontaktor yang memiliki bentuk lebih besar dari kontak kontak lainnya. Umumnya kontak utama ini digunakan untuk penghubungan langsung ke beban yang digunakannya. Kontak kontak utama menjadi satu tempat dengan coilnya. 6

CONTAK BANTU (AUXILIRY CONTACT) Merupakan kontak kontak tambahan yang telah disediakan oleh kontaktor tersebut. Umumnya kontak kontak bantu ini juga dapat ditambahi sendiri oleh pemakainya, apabila dirasa jumlah kontak kontaknya kurang. Gambar bagian bagian kontaktor 7

C. PRINSIP KERJA Kontaktor pada dasarnya merupakan sebuah saklar atau kontak kontak yang memiliki beberapa jumlah dalam satu bentuk fisik sering juga disebut dengan saklar elektromagnetik. Kontaktor yang terdiri dari COIL, KONTAK UTAMA dan KONTAK BANTU, memiliki cara kerja, apabila ada arus / tegangan yang mengaliri COIL, maka coil tersebut akan menghasilkan magnit pada yang dililitinya, dan akan menarik KONTAK KONTAK yang terhubung dengannya, sehingga kontak kontak tersebut akan bekerja secara sempurna. D. FUNGSI Adapun beberapa fungsi kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan dengan seperangkat alat control beban, seperti : Penerangan Pemanas Pengontrolan Motor motor Listrik Pengaman Motor motor Listrik 8

Sedangkan pada pengaman motor motor listrik beban lebih dilakukan secara terpisah. Kontaktor akan bekerja dengan normal bila diberikan tegangan 85 % sampai 110 % dari tegangan permukaannya. Sedangkan bila lebih kecil dari 85 % kontaktor akan bergetar atau bunyi. Jika lebih besar dari 110 % kontaktor akan panas dan terbakar. E. SIMBOL DAN NAMA PADA Ada beberapa simbol simbol dan nama nama yang ada dalam kontaktor yang harus diketahui sebelum menggunakannya, yaitu : COIL Simbol sebuah coil yang merupakan komponen utama dalam kontaktor, berfungsi sebagai penggerak kontak kontak yang ada KONTAK KONTAK Sebuah kontak pada kondisi NORMALLY OPEN dan disingkat dengan istilah NO (baca n. o) 9

Sebuah kontak pada kondisi NORMALLY CLOSE dan disingkat dengan istilah NC (baca n. c) Dalam sebuah kontaktor akan terdiri dari 1 buah Coil dan beberapa kontak yang bersifat Normally Open (NO) dan beberapa kontak yang bersifat Normally Close (NC), tergantung dari type kontaktor yang dipakainya. F. PENANDAAN NOMOR KONTAK Penandaan nomor pada kontak untuk kontaktor menurut International Electrical Commission (IEC) adalah : COIL A1 dan A2 Hubungan penghantar untuk sumber tegangan pada Kontaktor. Dimana A1 merupakan terminal masukan dari sumber tegangan, sedangkan A2 merupakan terminal keluaran yang menuju ke nol/netral. KONTAK UTAMA 1, 3, 5 Merupakan terminal kontak Normally Open (NO) untuk masukan dari sumber tegangan yang digunakan pada rangkaian beban (utama) 10

2, 4, 6 Merupakan pasangan pada terminal kontak Normally Open (NO) untuk keluaran dari kontaktor yang menuju ke beban atau pada rangkaian beban (utama) KONTAK BANTU NO 13 & 14 Terminal penghubung untuk pasangan 23 & 24 kontak kontak bantu pada kondisi 33 & 34 NORMALLY OPEN (NO) 53 & 54 63 & 64 73 & 74 KONTAK BANTU NC 11 & 12 Terminal penghubung untuk pasangan 21 & 22 kontak kontak bantu pada kondisi 31 & 32 NORMALLY CLOSE (NC) 51 & 52 61 & 62 71 & 72 11

Adapun bentuk kontaktor sebagai berikut : KONTAK UTAMA KONTAK BANTU 12

3. TIME DELAY RELAY (TIMER) A. PENGERTIAN Time Delay Relay ini juga disebut sebagai relay penunda waktu yang sering disebut juga dengan TIMER. Adapun prinsip kerja dari Time Delay Relay ini adalah sebagai pewaktu atau memperlambat kerja (menunda) yang diperlukan untuk kontak kontak NO atau NC agar beroperasi secara normal. Sehingga dapat disimpulkan apabila coil sudah diberikan sumber tegangan maka setelah tertunda beberapa detik/menit,/jam (waktu yang ditentukan) kemudian aktif kontak kontak NO atau NC secara normal. B. TIMER TUNGGAL Timer tunggal atau komponen kontrol waktu dan terpisah dengan kontaktor. Komponen ini merupakan komponen elektronik yang terdiri dengan sebuah coil dan memiliki beberapa kontak kontak NO atau kontak kontak NC yang bekerja berdasarkan waktu pada coil tersebut. Adapun simbol dari TIMER adalah sebagai berikut : 13

KONTAK KONTAK pada TIMER COIL Coil kontak pada timer produk OMRON bernomor 2 & 7 KONTAK KONTAK Kontak kontak pada timer terdiri dari 1 NO dan 1 NC yang menjadi satu bagian. PENANDAAN NOMOR KONTAK Penandaan nomor pada kontak untuk TIMER produk OMRON adalah sebagai berikut 1 & 3 Terminal penghubung untuk pasangan 8 & 6 kontak kontak NORMALLY OPEN (NO) 1 & 4 Terminal penghubung untuk pasangan 8 & 5 kontak kontak NORMALLY CLOSE (NC) 14

Adapun bentuk TIMER sebagai berikut : Tetapi pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang tidak memiliki coil dan hanya memiliki kontak NO ataupun kontak NC saja, tetapi jenis seperti ini harus selalu dihubungkan langsung dengan kontaktor agar komponen penggerak waktu dapat dibantu oleh coil pada kontaktor tersebut. 15

C. ON DELAY On Delay adalah suatu Timer yang harus dihubungkan secara langsung ke kontaktor (menjadi satu dengan Kontaktor) dan memiliki prinsip kerja yang akan berfungsi jika coil kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ). Adapun simbol dari ON DELAY adalah sebagai berikut : 0 KONTAK KONTAK K Sebuah kontak pada ON DELAY pada kondisi NORMALLY OPEN dan disingkat dengan istilah NO (baca n. o) K Sebuah kontak pada ON DELAY pada kondisi NORMALLY CLOSE dan disingkat dengan istilah NC (baca n. c) 16

PENANDAAN NOMOR KONTAK KONTAK NO 45 & 46 Terminal penghubung untuk pasangan 55 & 56 kontak kontak ON DELAY pada kondisi 65 & 66 NORMALLY OPEN (NO) 75 & 76 KONTAK NC 47 & 48 Terminal penghubung untuk pasangan 57 & 58 kontak kontak ON DELAY pada kondisi 67 & 68 NORMALLY CLOSE (NC) 77 & 78 Adapun bentuk ON DELAY sebagai berikut : 17

D. OFF DELAY Off Delay adalah suatu Timer yang harus dihubungkan secara langsung ke kontaktor (menjadi satu dengan Kontaktor) dan memiliki prinsip kerja yang berfungsi jika coil kontaktor bekerja (ON) maka Timer belum bekerja (OFF), ketika coil kontaktor tidak bekerja (OFF), maka Off Delay akan bekerja (ON) Adapun simbol dari OFF DELAY adalah sebagai berikut : 0 KONTAK KONTAK K Sebuah kontak pada OFF DELAY pada kondisi NORMALLY OPEN dan disingkat dengan istilah NO (baca n. o) K Sebuah kontak pada OFF DELAY pada kondisi NORMALLY CLOSE dan disingkat dengan istilah NC (baca n. c) 18

PENANDAAN NOMOR KONTAK KONTAK NO 45 & 46 Terminal penghubung untuk pasangan 55 & 56 kontak kontak OFF DELAY pada kondisi 65 & 66 NORMALLY OPEN (NO) 75 & 76 KONTAK NC 47 & 48 Terminal penghubung untuk pasangan 57 & 58 kontak kontak OFF DELAY pada kondisi 67 & 68 NORMALLY CLOSE (NC) 77 & 78 Adapun bentuk OFF DELAY sebagai berikut : 19

4. THERMAL OVER LOAD (TOL) A. PENGERTIAN Komponen TOL ini bekerja berdasarkan panas (temperature) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen elemen pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. TOL ini selalu digunakan dalam merangkai rangkaian control dari suatu system terutama berhubungan dengan motor motor penggerak yang berfasa tunggal (satu fasa) ataupun berfasa tiga (tiga fasa). TOL ini sangat penting sekali digunakan dalam pengamanan dan perlindungan motor motor DC atau motor motor AC dari ukuran kecil sampai menengah. SIMBOL DALAM RANGKAIAN 97 95 98 96 20

Pada TOL tersebut memiliki perangkat yaitu, : a) Reset Mekanik Fungsinya yaitu : untuk mengembalikan kedudukan kontak pada posisi semula, pengaturan batas arus trip bila terjadi beban lebih. b) Arus Setting ( batas arus ) Fungsinya yaitu : sebagai harga arus atau batas arus pada pemanasnya atau arus yang mengalir pada kontaktor. B. BAGIAN BAGIAN THERMAL OVERLOAD 21

C. FUNGSI TOL Dari pemasangan TOL ini berfungsi untuk mengamankan atau memberikan perlindungan dari kerusakan akibat pembebanan lebih pada motor. Penyebab dari pembebanan lebih ini antara lain : 1) Terlalu besar beban mekanik dari motor. 2) Arus start yang terlalu besar. 3) Motor berhenti secara mendadak. 4) Terjadinya hubung singkat / konsleting. 5) Hilangnya salah satu fasa dari motor tiga fasa. D. CARA PASANG Untuk merangkai TOL ini dilakukan pemasangan dengan cara menghubungkan seri terminal terminal elemen pemanas ke rangkaian belitan motor dengan kontak kontaktor di rangkaian control. 22

5. PUSH BOTTOM (TOMBOL TEKAN) A. PENGERTIAN Push Bottom merupakan suatu bentuk saklar yang sering digunakan dalam suatu rangkaian control dan mempunyai fungsi sama dengan saklar saklar lainnya pada umumnya, tetapi memiliki perbedaan dalam sistem penguncian yang digunakannya. Push bottom (tombol tekan) ini hampir selalu digunakan dalam setiap pembuatan panel kontrol, baik secara konvensional maupun secara modern. Dari jenis warna push bottom (tombol tekan) yang sering digunakan adalah yang berwarna hijau sebagai push untuk posisi ON, dan yang berwarna merah sebagai push untuk posisi OFF. Sedangkan ada warna warna lain yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan. 23

B. PUSH BOTTOM NORMALLY OPEN (NO) Push bottom NO berfungsi jika ditekan (ditombol), maka kontaknya akan menghubungkan atau bekerja (ON), dan jika dilepaskan tombol (tidak ditombol) pada posisi semula, maka aliran arus akan terputus atau tidak bekerja (OFF). SIMBOL PUSH BOTTOM NORMALLY OPEN (NO) C. PUSH BOTTOM NORMALLY CLOSE (NC) Push bottom NC berfungsi jika ditekan (ditombol), maka kontaknya akan memutuskan atau tidak bekerja (OFF), dan jika dilepaskan tombol (tidak ditombol) pada posisi semula, maka aliran arus akan mengalir terus atau pada posisi bekerja (ON). SIMBOL PUSH BOTTOM NORMALLY OPEN (NC) 24

6. MINI CIRCUIT BREAKER (MCB) A. PENGERTIAN MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian control. Pada sebuah MCB memiliki fungsi sebagai pengaman beban/daya lebih dari daya yang dipakainya, sehingga apabila daya yang digunakan pada system tersebut melebihinya (P = V.I Cos Φ) maka akan terjadi menurunnya tuas pada MCB yang posisi semula pada angka 1 menuju ke angka 0, atau dari posisi naik menjadi turun, sehingga sering disebut dengan istilah trip (jawa njeglek ) pada MCB. MCB juga berfungsi sebagai pengaman kesalahan rangkaian, sehingga apabila terjadi short circuit (hubung singkat) atau konsleting maka MCB juga akan menjadi trip. Hubungan singkat tersebut terjadi apabila antara penghantar/kabel fasa/line terhubung langsung dengan penghantar/kabel netral/nol dan atau juga dengan ground/pentanahan. Dalam melakukan pendesainan control selalu dibutuhkan adanya pengaman rangkaian control dengan menggunakan MCB jenis 1 fasa. Tetapi pengaman untuk beban yang digerakkan oleh rangkaian control tersebut dapat menggunakan MCB jenis 3 fasa, sehingga dalam suatu panel yang digunakan 25

untuk mengontrol suatu system minimal terdapat 2 MCB yaitu 1 buah MCB jenis 1 fasa sebagai pengaman rangkaian kontrol dan 1 buah MCB 3 fasa atau 1 fasa sebagai pengaman rangkaian beban (motor). SIMBOL PUSH BOTTOM NORMALLY OPEN (NO) B. BAGIAN BAGIAN MCB 26

C. FUNGSI MCB memiliki 2 fungsi yaitu : 1. Sebagai pengaman (protection) terhadap beban lebih (arus yang melaluinya). 2. Sebagai pengaman apabila terjadi hubung singkat (short circuit) atau konsleting dalam rangkaian. Adapun bentuk MCB sebagai berikut : 27

7. SUSUNAN SERTA PROSEDUR MOTOR STARTING PROTECTION 1. MENURUT ATURAN MERLIN GERIN (MG) Multi G or Compact Type MA Short circuit protection and disconection Contactor Motor control system Thermal Relay Ovel load protection To Motor 2. MENURUT STANDART AMERIKA (NEC) A B C D A = Pengaman hantaran cabang B = Pemutus edaran cabang C = Pengaman Motor D = Pengendali Motor E = Perlengkapan pembumian E 28

8. DASAR DASAR KONTROL DENGAN A. PENGERTIAN Dalam rangkaian control selalu ditemui system system rangkaian yang hampir sama atau memiliki kemiripan antara satu dengan yang lainnya, sehingga memudahkan dalam merangkainya. Hal ini dapat disimpulkan system pengaturan yang selalu dipakai mempunyai system yang mendekati sama. System pengaturan atau pengendali paling dasar dan utama dalam system control yang menggunakan kontaktor atau juga disebut dengan sistem operasi. B. SISTEM SISTEM OPERASI PADA KONTROL 1. SISTEM OPERASI TERBUKA 2. SISTEM OPERASI TERTUTUP 3. SISTEM PENGATURAN DIRI SENDIRI (SELF MAINTENACE) 4. SISTEM PENGATURAN DARI BEBERAPA TEMPAT OPERASI 5. SISTEM SALING MENGUNCI (INTERLOCKING) 6. SISTEM PENGATURAN BERURUTAN (CONTINUES) 29

1. SISTEM OPERASI TERBUKA Sistem operasi terbuka yaitu rangkaian kontrol yang operasinya dengan menggunakan 2 kontak Normally Open (NO), atau sering juga dikatakan rangkaian penguncian tunggal. +24V 2 2 0 V S0 13 53 S1 14 54 A1 L1 N 0V A2 30

Diskripsi Kerja : Ketika S1 di tekan (ON) sesaat, maka coil pada kontaktor akan bekerja (ON), sehingga kontak kontak NO pada (13 & 14) dan (53 & 54) akan mengunci dan menutup sehingga beban (L1) menjadi ON. Jika S0 ditekan sesaat maka coil kontaktor akan terputus (OFF) dan beban (L1) menjadi OFF. Adapun kebutuhan dalam merangkai kontrol tersebut adalah sebagai berikut : No Nama Kontak Kode 1 S untuk ON NO S1 2 S untuk OFF NC S0 3 Kontaktor A1 & A2 Coil 13 & 14, 53 & 54 NO 4 Lampu L1 5 MCB 1 fasa MCB 6 Kabel penghubung 31

2. SISTEM OPERASI TERTUTUP Sistem operasi tertutup yaitu rangkaian kontrol yang operasinya dengan menggunakan 1 kontak Normally Open (NO) dan 1 kontak Normally Close (NC), atau sering juga dikatakan rangkaian penguncian terbalik. +24V 2 2 0 V S0 13 21 S1 14 22 A1 L1 N 0V A2 32

Diskripsi Kerja : Ketika S1 di tekan (ON) sesaat, maka coil pada kontaktor akan bekerja (ON), sehingga kontak NO pada (13 & 14) akan mengunci dan kontak NC (21 & 22) menjadi membuka sehingga beban (L1) dari awal ON menjadi OFF. Jika S0 ditekan sesaat maka coil kontaktor akan terputus (OFF) dan beban (L1) menjadi ON. Adapun kebutuhan dalam merangkai kontrol tersebut adalah sebagai berikut : No Nama Kontak Kode 1 S untuk ON NO S1 2 S untuk OFF NC S0 A1 & A2 Coil 3 Kontaktor 13 & 14 NO 21 & 22 NC 4 Lampu L1 5 MCB 1 fasa MCB 6 Kabel penghubung 33

3. SISTEM PENGATURAN DIRI SENDIRI (SELF MAINTENACE) Pada system pengaturan diri sendiri atau self maintenaced ini terdiri dari : A. RANGKAIAN KONTAK TERUS MENERUS DENGAN POLARITAS ON Adalah : apabila push bottom S0 dan S1 ditekan secara bersama sama, maka kontaktor dan beban L1 akan bekerja (ON). +24V 2 2 0 V S0 S1 13 53 14 54 A1 L1 A2 0V N 34

B. RANGKAIAN KONTAK TERUS MENERUS DENGAN POLARITAS OFF Adalah : apabila push bottom S0 dan S1 ditekan secara bersama sama, maka kontaktor dan beban L1 tidak akan bekerja (OFF). +24V 2 2 0 V S0 13 53 S1 14 54 A1 L1 A2 0V N 35

4. SISTEM PENGATURAN DARI BEBERAPA TEMPAT OPERASI Pada system pengaturan dari beberapa tempat operasi ini terdiri dari : A. OR ON Control Adalah : Beberapa push bottom S1 dan S2 (push bottom NO) dipasang secara parallel, sehingga jika salah satu dari S1 atau S2 ditekan sesaat dari tempat berbeda, maka kontaktor bekerja (ON) sehingga membuat beban L1 menjadi bekerja (ON). +24V 2 2 0 V S0 13 53 S1 S2 14 54 A1 L1 A2 0V N 36

B. OR OFF Control Adalah : Beberapa push bottom S0 (push bottom NC) dipasang secara parallel, sehingga jika salah satu dari S0 ditekan sesaat dari tempat berbeda, maka kontaktor menjadi tidak bekerja (OFF) sehingga beban L1 menjadi tidak bekerja (OFF). +24V 2 2 0 V S0 S0 13 53 S1 14 54 A1 L1 A2 0V N 37

C. AND ON Control Adalah : Beberapa push bottom S1 dan S2 (push bottom NO) dipasang secara seri, sehingga jika S1 dan S2 ditekan ditekan bersama - sama dari tempat berbeda, maka kontaktor dan beban L1 menjadi bekerja (ON). +24V 2 2 0 V S0 S1 13 53 S2 14 54 A1 L1 A2 N 0V 38

D. AND OFF Control Adalah : Beberapa push bottom S0 (push bottom NC) dipasang secara seri, sehingga jika beberapa S0 ditekan bersama sama dari tempat berbeda, maka kontaktor tidak bekerja sehingga beban L1 menjadi tidak bekerja (OFF). +24V 2 2 0 V S0 S0 S0 13 53 S2 14 54 A1 A2 L1 N 0V 39

5. SISTEM SALING MENGUNCI (INTERLOCKING) System ini dikatakan saling mengunci (interlock) yaitu karena adanya kontak kontak NC pada kontaktor yang saling bertolak belakang (mengunci) penggunaannya antara dua atau lebih dengan salah satunya. Sehingga apabila ada satu kontaktor () bekerja (ON) maka kontaktor lainnya (K2) tidak dapat dioperasikan (OFF), begitu sebaliknya. +24V 2 2 0 V S0 13 13 53 53 S1 S2 K2 K2 14 14 54 54 K2 A1 A1 K2 L1 L2 A2 A2 N 0V 40

6. SISTEM PENGATURAN BERURUTAN (CONTINUES) System pengaturan secara berurutan yaitu adanya saling keterkaitan antara beberapa kontaktor sesudahnya dengan kontaktor sebelumnya, dimana kerja dari kontaktor berikutnya (K2) dipengaruhi dari kontaktor sebelumnya (). Dengan demikian apabila salah satu dari kontaktor () bekerja (ON) dengan demikian sehingga kontaktor berikutnya (K2) dapat dioperasikan (ON). +24V 2 2 0 V S0 13 13 53 53 S1 S2 K2 K2 14 14 54 54 63 64 A1 A1 K2 L1 L2 A2 A2 N 0V 41

9. APLIKASI RANGKAIAN KONTROL PADA MOTOR 3 FASA A. RANGKAIAN KONTROL MOTOR 3 FASA DIRECT ON LINE (DOL) 1. RANGKAIAN KONTROL 220V MCB OL 95 96 OL 97 98 53 54 S0 S1 13 14 A1 L1 L2 A2 N 42

2. RANGKAIAN UTAMA T S R MCB 1 2 3 4 5 6 OL MOTOR 3 FASA U V W U1 V1 W1 43

B. RANGKAIAN KONTROL MOTOR 3 FASA FORWARD REVERSE (F/R) 1. RANGKAIAN KONTROL 220V MCB 95 97 53 53 OL OL K2 96 98 54 54 S0 13 13 S1 S2 K2 14 14 21 21 K2 22 22 A1 K2 A1 L1 L2 L3 A2 A2 N 44

2. RANGKAIAN UTAMA T S R MCB 1 3 5 1 3 5 K2 2 4 6 2 4 6 OL MOTOR 3 FASA U V W U1 V1 W1 45

C. RANGKAIAN KONTROL MOTOR 3 FASA STAR DELTA (Υ - Δ) 1. RANGKAIAN KONTROL Υ - Δ DENGAN ON DELAY 220V MCB 95 97 53 53 OL OL K2 K3 96 98 54 54 S0 S1 T 13 14 45 57 T T 46 58 21 21 K3 K2 22 22 A1 A1 A1 T K2 K3 L1 L2 L3 A2 A2 A2 N MAIN STAR DELTA 46

2. RANGKAIAN KONTROL Υ - Δ DENGAN TIMER 220V MCB 95 97 53 53 OL OL K2 K3 96 98 54 54 S0 S1 T 13 14 T1 4 1 3 21 21 K3 K2 A1 A2 T1 T 2 7 K2 22 A1 A2 K3 22 A1 A2 L1 L2 L3 N MAIN TIMER STAR DELTA 47

3. RANGKAIAN UTAMA T S R MCB 1 3 5 1 3 5 1 3 5 K2 K3 2 4 6 2 4 6 2 4 6 OL MOTOR 3 FASA U V W U1 V1 W1 48

10. APLIKASI RANGKAIAN KONTROL PADA TRAFFIC LIGHT +24V 2 2 0 V 8 TIM1 1 1 1 1 5 6 8 TIM4 TIM1 TIM2 TIM3 TIM2 4 3 4 3 4 3 4 3 5 6 8 8 TIM3 5 6 TIM3 5 6 2 2 2 2 TIM1 3 TIM2 3 TIM3 3 TIM4 3 7 7 7 7 0V N 49

DAFTAR PUSTAKA 1. ELECTRICAL ENGINEERS REFERENCE BOOK 2. ELECTRICAL ENGINEERING HAND BOOK SIEMENS 3. INDUSTRIAL ROBOTIC 4. NATIONAL ELECTRICAL CODE 5. MANUAL OPERATION OMRON 50