BAB IV TEKNOLOGI PENCAHAYAAN DALAM PROSES PRODUKSI & PENYIARAN TELEVISI DI LPP-TVRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Sensor Cahaya dan Transistor NPN Serta Aplikasinya dalam Teknologi Otomatisasi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

Pertemuan 5 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mempersiap kan pekerjaan pengoperasian peralatan elektronik video

Bab III TEORI PENUNJANG

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR )

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn

BAB III PERANCANGAN ALAT

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Input ADC Output ADC IN

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. perlu lagi menekan saklar untuk menyalakan lampu, sensor cahaya akan bernilai 1

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Praktikum II LED dan PUSH BUTTON

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

POLYTRON Stereo Radio Cassette Recorder

Operasional Stsasiun Penyiaran

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER

1. Pendahuluan [7] 2. Dasar Teori 2.1 Warna Sir Isaac Newton

Tabel Isi. Perhatian...2. Isi Paket...2. Petunjuk Pemasangan...3. Memasang Monitor...3. Melepas Monitor...3. Pengaturan Sudut Pandang...

WPA750DU PETUNJUK PENGGUNAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III STASIUN TELEVISI

Jobsheet 3 Cara Kerja Sistem CCTV

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis)

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

BAB III ANALISA RANGKAIAN

TUGAS KELOMPOK 03 INTERAKSI MANUSA DAN KOMPUTER OBSERVASI SISTEM REMOTE CONTROL TV

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 1, 2008: 89-99

STUDIO PRODUKSI TELEVISI PROGRAM CONTINUITY

Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR

Oleh : Ari Bowo Sucipto

MIKROKONTROLER ARDUINO

AUDIO MIXER. Matakuliah MULTIMEDIA I Dyah Murwaningrum

POLYTRON Stereo Radio Cassette Recorder

Daftar Isi. Pencegahan...2 CATATAN KHUSUS UNTUK MONITOR LCD...2. Isi dalam kardus...3. Petunjuk Pemasangan...3. Merakit Monitor...3. Perhatikan...

PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

MENGOLAH SUARA DENGAN SOUND FORGE

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

TIN-302 Elektronika Industri

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

High Speed Photography

Siapa Saja Bisa Motret! FB:

Sistem Pendeteksi Kendaraan Pada Tempat Parkir Menggunakan Kamera Iwan Kurniawan

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

4.3 Sistem Pengendalian Motor

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Gambar Lampu kepala

LAPORAN ALAT MIKROKONTROLER SENSOR CAHAYA DENGAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR) DAN ARDUINO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

Produksi Media PR Audio-Visual

PERTEMUAN KE 3 PERANGKAT KERAS KOMPUTER

Elektronika Kontrol. Sensor dan Tranduser. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI SENSOR CAHAYA (ALARM CAHAYA) Oleh :

BAB II LANDASAN TEORI

PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control

Fotografi digital. A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si

Bab 1: Pendahuluan. Isi: Pengertian Ilmu Elektronika Terminologi/Peristilahan: Komponen Elektronika Rangkaian Elektronika Sistem Elektronika

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

DVD PORTABLE STEREO Model: B705D

Desain Rangkaian Sensor dan Driver Motor pada Rancang Bangun Miniatur Pintu Garasi Otomatis

Transkripsi:

BAB IV TEKNOLOGI PENCAHAYAAN DALAM PROSES PRODUKSI & PENYIARAN TELEVISI DI LPP-TVRI 4.1. Pengendalian Lighting. Pengendalian lighting ( lampu ) didalam studio sekarang telah banyak yang menggunakan motor dan pengendalian dengan memakai remote control. Pengaturan lighting arah cahaya horizontal atau vertikal melalui galah ( pole ) dari lantai studio telah lama dipakai untuk produksi TV hitam putih. Pada studio BBC dan Jerman, cara ini masih digunakan untuk pengendalian lampu/lighting secara horizontal & vertikal demikian pula untuk foeus lighting dan pengaturan barn-door. Hal ni tidak berlangsung lama karena tidak efisien. Cramer adalah salah satu perusahaan yang mula-mulamemasarkan lampu dengan pengaturan posisi dan foeus lampu, 1 set remote control melalui 3 motor listrik. Kemudian lampu-lampu yang menggunakan 1 motor listrik untuk3 jenis pengendalian telah dibuat untuk studio-studio Pine wood Inggris. Peralatan ini juga mencakup remote control untuk pengaturan brand-door & 4 keping diffuser yang terpasang dimuka lampu. Sistem remote control yang memakai 1 motor juga dikembangkan oleh perusahaan lain misalnya LTM. Sistem ini dioperasikan melalui control box yang dihubungkan ke panel tertentu. Sistem yang lebih maju telah dipergunakan di pusat produksi Bavaria Film di Munich. Intruksi untuk panel kontrol diberikan melalui portable control desk kecil dari lantai studio. 4.2. Alat Alat Elektronik Penunjang Teknologi Lighting Didalam teknologi lighting terdapat alat alat elektronik penujang seperti : 1. Audio Mixer Dalam dunia Audio profesional, sebuah mixing console, apakah itu analog maupun digital, atau juga disebut soundboard / mixing desk (papan suara) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi 31

32 memadukan (lebih populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur (routing) dan merubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Siynal - sinyal yang telah dirubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier. Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian menseimbangkannya, menjadikannya dua (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over baru ke power amplifier dan akhirnya ke speaker. Gambar 15. Mekanik Audio Mixer a. Menu Umum Pada Mixer Gain Disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixing console. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitive input yang kita inginkan diterima oleh console. Apakah berupa signal mic atau berupa signal line (keyboard, tape deck, dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan masuk ke console. Bila signal lemah, maka dapat dilakukan penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi. EQ pada channel Pada setiap channel di mixing console selalu terdapat Equalizer Section. Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk me

33 modifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan sound melalui EQ bertujuan dua : 1. untuk merubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai 2. untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll. Sweepable EQ Biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena tanpa pengatur bandwitch). Pada EQ yang full parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya. Apakah itu parameter frekuensi, bandwitch, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur. Cara kerja : 1. Lakukan pemutaran pada tombol freq untuk memilih freq yang akan diatur. 2. Putar tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan pada frekuensi yang kita pilih tadi. Misalnya untuk mengatur frekuensi low mid pada drum. 3. Biarkan frekuensi lain tetap pada sound flat. 4. Putar tombol boost/cut sampai habis ke kiri, atau pada posisi kira-kira jam 7. 5. Putar tombol frekuensi sampai sound yang terdengar boomy tadi terdengar hilang. 6. Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan lagi pada tombol boost/cut. Karena melakukan pemotongan yang terlalu ekstrm pada frekuensi low mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar kosong.

34 2. Sensor kamera Sensor kamera adalah sensor penangkap gambar yang dikenal juga sebagai CCD (Charged Coupled Device) dan CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) yang terdiri dari jutaan piksel lebih. Sensor ini berbentuk chip yang terletak tepat di belakang lensa. Semakin banyak pixel yang ditangkap, semakin detail gambar yang dihasilkan. Kamera video profesional seperti yang digunakan dalam pembuatan acara televisi dan film. Biasanya alat ini memiliki beberapa sensor gambar (satu untuk setiap warna) untuk meningkatkan resolusi dan gamut warna. Camcorder digunakan para amatir. Ini merupakan gabungan antara kamera dan VCR untuk menciptakan unit produksi yang sudah terintegrasi. Mereka biasanya termasuk mikrofon dan LCD kecil. 3. Sensor Cahaya LDR Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitar kita. Sensor yang terkenal untuk mendeteksi cahaya ialah LDR(Light Dependent Resistor). Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya. Light dependent resistor (LDR). Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang menggunakan LDR.

35 Gambar 16. Symbol dan Sensor Cahaya LDR LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral: 1. Laju Recovery Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan engan level kekuatan cahaya tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuaran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K /detik, untuk LDR type arus harganya lebih besar dari 200 K /detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux. 2. Respon Spektral LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik.

36 3. Relay (SCR output 400 to 550A) a. Pengertian Relay Relay akan bisa mengontrol lampu Lighting secara otomatis. yang prinsip kerjanya bila kurangnya cahaya maka lampu akan nyala dan apabila ada cahaya terlalu terang lampu ini akan mati dengan sendirinya. Jadi kita tidak usah repot-repot lagi menghidupkan lampu Lighting secara manual. Relay yang terdapat distudio TVRI ini memberikan output dari kondisi 1 ke 0 (tinggi kerendah) apabila Foto Transistor cukup mendapatkan cahaya.. VR 1 digunakan untuk mengatur kepekaan foto transistor ( sesuaikan dengan kondisi keadaan cahaya). Relay untuk bisa diaplikasikan ke lampu Lighting studio TVRI ini adalah sebagai saklar kontaktor dan pengaman otomatis dari mixer atau camera video sebagai input dan berfungsi untuk memutus atau menghubungkan arus listrik kelighting. Berikut ini adalah gambar relay sebagai saklar untuk menghidupkan lampu Lighting. Gambar 4.3. Relay (SCR output 400 to 550A)

37 Gambar 4.4. Dimensi Relay (SCR output 400 to 550A) Sensor LED Lampu Lighting Camera Video Relay Sebagai saklar & pengaman Gambar 4.5. Sistem Teknologi Lighting Mixer Audio

38 4.3. Cara kerja Teknologi Lighting Teknologi lighting terdapat input dari : - Mixer Audio - Camera Video - Sensor LED Input tersebut terhubung dengan relay seperti : - Mixer Audio inputnya berbentuk suara yang diubah menjadi energi listrik kemudian disalurkan ke relay. - Camera Video inputnya berupa gambar diubah menjadi energi listrik kemudian disalurkan kerelay. - Sensor LED sebagai tranducer yang mengetahui tingkat terangnya cahaya disekitarnya kemudian disalurkan kerelay. Relay berkerja apabila arus masuk dari input maka lampu lighting akan menyala dan apabila cahaya disekitar terlalu terang maka lighting akan mati dengan sendirinya. Keuntungan memakai teknologi lighting pengaturan lampu ini adalah : Semakin sedikit petugas tata cahaya didalam studio. Meningkatkan keleluasan operasional. Waktu penggunaan studio lebih singkat (waktu setting lighting lebih cepat). 4.4 Teknik Lighting dalam Stasiun TV Holografi adalah teknik yang memungkinkan cahaya dari suatu benda yang tersebar direkam dan kemudian direkonstruksi sehingga objek seolah-olah berada pada posisi yang relatif sama dengan media rekaman yang direkam. Gambar berubah sesuai dengan posisi dan orientasi dari perubahan sistem pandangan dalam cara yang sama seperti saat objek itu masih ada, sehingga gambar yang direkam akan muncul secara tiga dimensi (3D) yang biasa disebut dengan hologram. Teknologi perekaman citra tiga dimensi ini menggunakan sinar murni (seperti laser) [1]. Setelah pemprosesan, akan terlihat penampakan benda yang berbeda-beda dari berbagai sudut. Hologram tradisional, pembuatannya menggunakan proses kimia yang rumit. Pada hologram

39 modern, penampakan dapat dilihat pada pencahayaan yang biasa. Serta dapat pula menunjukkan citra tiga dimensi benda besar yang bergerak dengan pewarnaan yang lengkap. Tujuan dari pencahayaan atau eksposur adalah untuk mendapatkan intensitas cahaya yang tepat, yang mengenai film di dalam kamera sehingga didapat gambar yang baik, walaupun sebenarnya baik-buruknya pencahayaan adalah tergantung dari selera sang fotografer sendiri karena fotografi adalah seni, bukan ilmu pasti yang memiliki patokan benar-salahnya. Di sini akan dipaparkan sekelumit tentang pencahayaan dasar. Untuk itu, pertama-tama, kecepatan film haruslah di-set sesuai dengan film yang kita pasang pada kamera agar light-meter kamera memberikan hasil pengukuran yang benar yang kemudian hasil dari pengukuran tersebut dapat kita jadikan referensi dalam mengatur diafragma dan kecepatan rana. Biasanya tombol pengatur kecepatan film(asa) berada bersama pada tombol pengatur kecepatan rana. Dalam teknik pencahayaan, dikenal dua kontrol yang utama yaitu, diafragma dan kecepatan rana. Diafragma digunakan untuk mengatur banyaksedikitnya cahaya yang dapat melewati lensa (biasanya dilambangkan dengan f/...). Sedangkan kecepatan rana menunjukkan lamanya film terkena cahaya yang masuk melalui diafragma (biasanya dilambangkan 1/... detik atau... menit). Untuk lebih memahami dua hal ini bekerja, analogikan ketika kita mengisi air ke dalam ember. Volume air yang diperlukan dapat diasosiasikan dengan pencahayaan yang diperlukan, ukuran kran adalah diafragma sedangkan lamanya kran dibuka adalah kecepatan rana. Bila kita mengisi ember dengan kran yang besar (bukaan diafragma yang lebar) maka secara otomatis anda hanya perlu membuka kran dalam waktu yang singkat (kecepatan rana yang cepat). Tetapi apabila kita mengisi menggunakan kran yang kecil ukurannya (bukaan diafragma yang sempit) maka dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan untuk memenuhi ember akan lebih lama (kecepatan rana yang lambat). Sekarang aplikasikan analogi di atas. Setiap kali kita menggeser diafragma 1 stop ke angka yang lebih besar maka, jumlah cahaya yang dapat masuk berkurang setengah dari sebelumnya, dan sebagai konsekuensinya, kecepatan rana haruslah di-set 1 stop lebih lambat agar film tetap mendapatkan cahaya yang cukup.

40 Namun yang perlu diperhatikan adalah variasi kombinasi tersebut pastilah memberikan efek yang berbeda dalam foto. Dengan diafragma yang yang sempit dan kecepatan yang lambat, diperoleh ruang tajam yang jauh sedangkan dengan diafragma yang lebar dan kecepatan yang cepat, sebaliknya, akan diperolah raung tajam yang sempit sehingga kesalahan fokus walaupun sedikit dapat menghancurkan foto. Ruang tajam yang jauh akan diperlukan ketika kita akan memotret pemandangan yang mana detail sangat menjadi perhatian. Ruang tajam yang sempit biasanya digunakan untuk foto potrait (pas foto) atau foto studio. Kecepatan rana lambat memberikan efek gerak sedangkan kecepatan rana yang cepat akan seolah - olah menghentikan gerak (biasanya dalam foto olahraga).