III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. tahun berturut-turut, dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk membangun hipotesis dan dibuktikan secara ilmiah. Pengujian hipotesis

III. METODE PENELITIAN. dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah, periode waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. resmi Bursa Efek Indonesia yaitu ini, variabel independen yang digunakan adalah Net Profit Margin (NPM),

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia tahun Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada periode September 2016 sampai Juli 2017.

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada manajemen laba, kepemilikan institusional,

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

III. METODE PENELITIAN. time series yang bersifat kuantitatif, yaitu data berbentuk angka-angka

III. METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah penelitian ini pada penulisan masalah yang akan dibahas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di Dinas Pendapatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah yang di bentuk berdasarkan teori. dalam penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series) dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diproxykan dengan NPF. Subjek penelitian ini menggunakan inklusi. ini selama 8 tahun yaitu dari tahun 2009Q3-2016Q4.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai analisis pengaruh Belanja fiskal, Belanja modal

BAB III METODE PENELITIAN. syariah di Indonesia, adapun sampel dipilih berdasarkan metode puposive random

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa data tahunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu dengan objek penelitian yang difokuskan pada Perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja perusahaan tercatat dan factbook terbit tahun pada perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan syariah, dan data dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dari

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi-koperasi pegawai republik

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanasi (explanatory research). Penelitian

BAB III METODOLOGI. yang diteliti, maka dapat dikategorikan sebagai Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset,

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi pada PT. Sinar Karya Cahaya

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang telah disediakan dan dipublikasi oleh pihak lain. Penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

50 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang bertujuan untuk menguji pengaruh efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah, serta sistem pengendalian intern pemerintah daerah terhadap keandalan laporan keuangan pemerintah daerah. Menurut Sekaran (2000), pengujian hipotesis harus dapat menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antar kelompok atau independensi dua variabel atau lebih. 3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian data sekunder yang ditujukan mengetahui pengaruh antar variable riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana satu variabel, mempengaruhi variabel lain (umar, 2003). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengaruh efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah, serta sistem pengendalian intern pemerintah daerah terhadap keandalan laporan keuangan pemerintah daerah.

51 3.3 Populasi, Sampel, Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah kabupaten / kota seluruh Indonesia tahun 2010-2011. 3.3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara judgementsampling, yang berarti sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Jogiyanto, 2005). Kriteria sampel kabupaten/kota yang laporan keuangannya yang telah diaudit oleh BPKRI tahun anggaran 2010-2011. 3.3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2006). Alasan penggunaan data sekunder dengan pertimbangan bahwa data ini mempunyai validitas data yang dijamin oleh pihak lain sehingga handal untuk digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan diambil dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) kabupaten/kota se-indonesia tahun 2010-2011.

52 3.4. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh untuk penelitian ini diperoleh dari hasil studi pustaka dan teknik dokumentasi. Studi pustaka merupakan teknik analisa untuk mendapatkan informasi melalui catatan, literatur, dan lain-lain yang masih relevan, dan teknik dokumentasi dilakukan dengan menelusuri dan mendokumentasikan data-data dan informasi yang berkaitan dengan obyek studi. Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang kemudian dikumpulkan sebagai bahan penelitian. Data LKPD yang diperoleh selain dari Buku Ikhtisar Hasil Pemeriksaan (IHP) Semester I Tahun 2012 juga meminta data hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2010-2011 kepada Kantor Pusat Informasi dan Komunikasi BPKRI Pusat di Jakarta. 3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Sekaran (2006) menyatakan bahwa variabel merupakan sesuatu yang mempunyai nilai yang dapat berbeda/berubah. Nilai ini dapat berbeda dalam waktu yang lain untuk objek/orang yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu yang sama untuk orang/objek yang berbeda. Penelitian ini menggunakan dua variabel utama, yaitu variabel independen dan dependen, Adapun definisi dan pengukuran masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut :

53 3.5.1. Variabel Independen Variabel independen merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah serta sistem pengendalian intern pemerintah kabupaten/kota, dengan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 3.5.1.1. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Efektivitas pengelolaan keuangan daerah didefinisikan sebagai pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil (PP 58 Tahun 2005). Definisi efektivitas pengelolaan keuangan berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 jo Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 jo Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. Efektivitas pengelolaan keuangan daerah juga dapat didefinisikan penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target-target atau tujuan kepentingan publik (Wahyuni, 2008). Oleh karena itu penelitian ini untuk melihat pengaruh efektivitas pengelolaan keuangan daerah terhadap keandalan laporan keuangan pemerintah daerah. Analisis efektivitas pengelolaan keuangan daerah dapat dirumuskan dengan menggunakan rasio antara realisasi pendapatan daerah dengan target pendapatan daerah. Pendapatan daerah adalah total anggaran dan realisasi pendapatan daerah

54 yang tertuang dalam laporan realisasi anggaran kabupaten/kota yang telah diaudit oleh BPKRI tahun anggaran 2010 2011, yang diformulasikan sebagai berikut : Efektivitas = Realisasi Pendapatan Daerah Target Pendapatan Daerah X 100% (Darsil, 2004) Rasio efektivitas pengelolaan keuangan daerah yang semakin tinggi maka pengelolaan keuangan semakin efektif dan sebaliknya rasio efektivitasnya semakin kecil maka semakin tidak efektif. Nilai efektivitas pengelolaan keuangan daerah diukur dengan kriteria penilaian kinerja keuangan pada tabel berikut : Tabel 3.1. Tabel Kriteria Kinerja Keuangan Prosentase Kinerja Keuangan Kriteria (1) (2) diatas 100 % Sangat efektif 90 % - 100 % Efektif 80 % - 90 % Cukup Efektif 60 % - 80 % Kurang Efektif kurang dari 60 % Tidak Efektif Sumber : Kepmendagri No. 690.900.327 tahun 1996, tentangpedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan (Darsil, 2004). 3.5.1.2. Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah Efisiensi pengelolaan keuangan daerah didefinisikan sebagai penggunaan dana masyarakat (publik money) tersebut dapat menghasilkan output yang maksimal (Wahyuni, 2008). Efisiensi pengelolaan keuangan daerah dalam pengeluaran belanja pemerintah daerah didefinisikan sebagai suatu kondisi ketika tidak mungkin lagi realokasi sumber daya yang dilakukan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain, efisiensi pengeluaraan belanja pemerintah daerah

55 diartikan ketika setiap rupiah yang dibelanjakan oleh pemerintah daerah menghasilkan kesejahteraan masyarakat yang paling optimal (Kurnia, 2006). Analisis efisiensi keuangan daerah diukur dengan rasio antara realisasi belanja dearah dengan realisasi pendapatan daerah. Realisasi belanja daerah / realisasi pendapatan daerah adalah total belanja daerah/pendapatan daerah yang tertuang dalam laporan realisasi anggaran pemerintah kabupaten/kota yang telah diaudit oleh BPKRI tahun anggaran 2010 2011, yang diformulasikan sebagai berikut : Efisiensi = Realisasi Belanja Daerah Realisasi Pendapatan Daerah X 100% (Darsil, 2004) Rasio efisiensi pengelolaan keuangan daerah yang semakin tinggi maka efisiensi pengelolaan keuangan daerah semakin tidak efisien (ineficiency) dan sebaliknya rasio efisiensi pengelolaan keuangan daerah semakin kecil maka efisiensi pengelolaan keuangan daerah semakin efisien. Nilai efisiensi pengelolaan keuangan daerah diukur dengan kriteria penilaian kinerja keuangan pada tabel berikut : Tabel 3.2. Tabel Kriteria Kinerja Keuangan Prosentase Kinerja Keuangan Kriteria (1) (2) diatas 100 % Tidak efisien 90 % - 100 % Kurang efisien 80 % - 90 % Cukup efisien 60 % - 80 % Efisien kurang dari 60 % Sangat efisien Sumber : Kepmendagri No. 690.900.327 tahun 1996, tentangpedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan (Darsil, 2004).

56 3.5.1.3. Sistem Pengendalian Intern Variabel independen lainnya dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian intern pemerintah daerah yang diproksikan dengan kelemahan sistem pengendalian intern (internal control weakness) hasil audit BPKRI. Menurut sistem pemeriksaan keuangan negara (Peraturan BPKRI No 1/2007), kelemahan pengendalian intern diperoleh dengan melihat tingkat kesesuaian pengendalian intern terhadap standar audit yang telah ditetapkan dengan dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu : kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan APBD dan kelemahan struktur pengendalian intern. Berdasarkan definisi diatas, dalam penelitian ini variabel sistem pengendalian intern diproksikan dengan intern control weakness / kelemahan sistem pengendalian intern berdasarkan hasil audit BPKRI atas laporan keuangan pemerintah daerah tahun anggaran 2010 2011. Semakin tinggi nilai internal control weakness maka semakin kurang baik sistem pengendalian intern, dan sebaliknya semakin kecil nilai internal control weakness maka semakin baik sistem pengendalian internnya. 3.5.2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah keandalan laporan keuangan pemerintah daerah didefinisikan sebagai kemampuan informasi untuk memberi keyakinan bahwa

57 informasi tersebut benar atau valid. Informasi yang memiliki kualitas andal adalah apabila informasi tersebut bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan (Afrianti, 2011). Keandalan laporan keuangan pemerintah daerah diproksikan dengan opini hasil audit laporan keuangan pemerintah kabupaten /kota tahun 2010 2011. Semakin andal laporan keuangan maka semakin baik opini laporan keuangan pemerintah daerah, juga sebaliknya juga semakin tidak andal laporan keuangan maka semakin kurang baik opini laporan keuangan pemerintah daerahnya. Dalam penelitian ini digunakan skala 1 sampai dengan 4 untuk penilaian opini LKPD dengan penjelasan ; Nilai 4 untuk opini WTP, nilai 3 untuk opini WDP, Nilai 2 untuk opini TW dan untuk nilai 1 untuk opini TMP, yang kriteria nilai opini LKPD digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.3. Tabel Kriteria OPINI LKPD Opini LKPD Kriteria Nilai (1) (2) WTP 4 WDP 3 Adverse 2 Disclaimer 1 Sumber : SPKN BPKRI (Peraturan BPKRI Nomor 1 Tahun 2007)

58 3.6. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah model analisis regresi panel data dengan bantuan software Eviews ver 6, dan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan uji statistik diantaranya : 3.6.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif terdiri dari penghitungan mean, median, standar deviasi, maksimum, dan minimum dari masing-masing data sampel (Ghozali, 2006). Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut (Ghozali, 2006). 3.6.2. Analisis Regresi Data Panel Menurut Nachrowi dan Usman (2006) bahwa data panel merupakan gabungan antara data berkala (time series) dan data individual (cross section). Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu. Sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu. Keunggulan regresi data panel menurut Wibisono (2005) antara lain : Pertama. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara ekspilisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu; kedua. Kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan data panel dapat digunakan untuk menguji

59 dan membangun model perilaku lebih kompleks; Ketiga, data panel mendasarkan diri pada observasi cross-section yang berulang-ulang (time series), sehingga metode data panel cocok digunakan sebagai study of dynamic adjustment; Keempat, tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informative, lebih variatif, dan kolinieritas (multiko) antara data semakin berkurang, dan derajat kebebasan (degree of freedom/df) lebih tinggi sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien; Kelima, data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks; Keenam, Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu. Permodelan dengan menggunakan teknik regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan alternatif metode pengolahannya yaitu, metode Common Effect (pooled least square), metode Fixed Effect (FE), dan metode Random Effect (RE). Metode Common Effect adalah metode yang hanya menggabungkan data tanpa melihat perbedaan antar waktu dan individu, diasumsikan bahwa perilaku data antar kabupaten/kota sama dalam berbagai kurun waktu (Widarjono,2006). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu, dan dapat diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai rentang waktu. Asumsi ini jelas sangat jauh dari realita sebenarnya, karena karakteristik antar perusahaan baik dari segi kewilayahan jelas sangat berbeda.

60 Metode Fixed Effect adalah metode yang mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Metode ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar individu dan antar waktu. (Widarjono, 2006). Namun intersepnya berbeda antar perusahaan namun sama antar waktu (time invariant). Akan tetapi metode ini membawa kelemahan yaitu berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Metode Random Effect adalah metode yang akan mengestimasi data panel di mana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. (Widarjono, 2006). Tenik yang digunakan dalam Metode Random Effect adalah dengan menambahkan variabel gangguan (error terms) yang mungkin saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan antar kabupaten/kota. Teknik metode OLS tidak dapat digunakan untuk mendapatkan estimator yang efisien, sehingga lebih tepat untuk menggunakan Metode Generalized Least Square (GLS). Untuk menguji permodelan regresi data panel ketiga estimasi model regresi dengan melakukan Uji Chow dan Uji Hausman yang ditujukan untuk menentukan apakah model data panel dapat diregresi dengan metode Common Effect, metode Fixed Effect, atau metode Random Effect. (Widarjono,2006). Uji Chow digunakan untuk menentukan apakah model data panel diregresi dengan metode Common Effect atau dengan metode Fixed Effect, apabila dari hasil uji

61 tersebut ditentukan bahwa metode Common Effect yang digunakan, maka tidak perlu diuji kembali dengan Uji Hausman, namun apabila dari hasil Uji Chow tersebut ditentukan bahwa metode Fixed Effect yang digunakan, maka harus ada uji lanjutan dengan Uji Hausman untuk memilih antara metode Fixed Effect atau metode Random Effect yang akan digunakan untuk mengestimasi regresi data panel. Pengujian yang dilakukan menggunakan Chow-test atau Likelihood ratio test, dengan asumsi yaitu: H 0 : model mengikuti Pool, dan H 1 : model mengikuti Fixed. Pengujian yang dilakukan menggunakan Hausman test dengan asumsi, yaitu: H 0 : model mengikuti Random Effect H 1 : model mengikuti Fixed Effect. Dalam penelitian ini variabel independen adalah efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah serta sistem pengendalian intern dan variabel dependen adalah keandalan laporan keuangan. Penelitian ini menduga bahwa keandalan laporan keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah serta sistem pengendalian intern. Namun demikian ada faktor lain yang mempengaruhi keandalan laporan keuangan pemerintah daerah yang tidak diteliti. Adapun model regresi data panel sebagai berikut : Keandalan = β 0 +β 1 EFEKTIVITAS it + β2efisiensi it + β 3 ICW it + e it Keterangan Persamaan Regresi Data Panel : Simbol KEANDALAN EFEKTIVITAS : Keterangan : Keandalan Laporan Keuangan Daerah : Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah

62 Simbol : Keterangan EFICIENSI : Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah ICW : Internal Control Weaknesses β0 : Constanta β1,, β3 : Koefisien regresi e : Error i : Kabupaten/kota t : Tahun Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan layak (fit) untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan dengan alat bantu program EVIEWS ver 6. Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini. 1) H 0 diterima dan H a ditolak apabila ρ value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian. 2) H 0 ditolak dan H a diterima apabila ρ value < 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian. 3.6.3. Analisis koefisien determinasi (R 2 ) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besarnya proporsi sumbangan pengaruh dari independen variabel yaitu efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah dan sistem pengendalian intern terhadap dependen variabel yaitu keandalan laporan

keuangan pemerintah daerah. Semakin besar R 2 maka semakin kuat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. 63 3.6.4. Uji Statistik t (Uji Parsial) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependent secara nyata. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini. 1) H 0 diterima dan H a ditolak ρ value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) H 0 ditolak dan H a diterima ρ value < 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. 3.6.5. Uji Statistik F Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika signifikansi F lebih kecil dari 5% maka

64 variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dengan kata lain jika nilai signifikansi F lebih dari 5% maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5 %. 3.7. Uji Asumsi Klasik Kelebihan penelitian menggunakan data panel adalah data yang digunakan menjadi lebih informatif, variabilitasnya lebih besar, kolineariti yang lebih rendah diantara variabel dan banyak derajat bebas (degree of freedom) dan lebih efisien (Hariyanto, 2005). Panel data dapat mendeteksi dan mengukur dampak dengan lebih baik dimana hal ini tidak bisa dilakukan dengan metode cross section maupun time series. Panel data memungkinkan mempelajari lebih kompleks mengenai perilaku yang ada dalam model sehingga pengujian data panel tidak memerlukan uji asumsi klasik (Gujarati 1992 dalam Wahyuddin et al). Dengan keunggulan regresi data panel maka implikasinya tidak harus dilakukannya pengujian asumsi klasik dalam model data panel (Verbeek, 2000; Gujarati, 2006; Wibisono, 2005; Aulia; 2004, dalam Shochrul R, Ajija, dkk. 2011 ).