Baja tulangan beton SNI 2052:2014

dokumen-dokumen yang mirip
SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

SNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: '" Nasioi:al. -..

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

SNI Standar Nasional Indonesia

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Teknologi Beton II. B e t o n B e r t u l a n g

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Bambu lamina penggunaan umum

Semen portland komposit

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Cara uji daktilitas aspal

Kulit masohi SNI 7941:2013

Batang uji tarik untuk bahan logam

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

Cara uji sifat tahan lekang batu

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Rambu evakuasi tsunami

Analisis kadar abu contoh batubara

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Cara uji geser langsung batu

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Air demineral SNI 6241:2015

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Tuna dalam kemasan kaleng

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Cara uji penetrasi aspal

KAJIAN MUTU BAJA TULANGAN SIRIP YANG TELAH TERKOROSI SEPULUH TAHUN

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

ANALISA KUAT TARIK BESI BJTP Ø 16 mm YANG ADA DIPASARAN ROKAN HULU (Study kasus besi BJTP Ø 16 mm besi SS, GS dan HHS) HERMANSYAH (1) NIM:

Katup tabung baja LPG

TEKNIK PEMBESIAN STRUKTUR BETON BANGUNAN GEDUNG

SNI Standar Nasional Indonesia. Semen portland putih

METODE UJI UJI KUAT TEKAN BETON UJI MODULUS ELASTISITAS BETON UJI KUAT TARIK BAJA

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Susu segar-bagian 1: Sapi

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Semen portland campur

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder

Air mineral SNI 3553:2015

PEMERIKSAAN MUTU DAN UKURAN BAJA TULANGAN DI PASARAN KOTA PALU ABSTRAK

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Biji kakao AMANDEMEN 1

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum melakukan retrofitting, harus diperhatikan beberapa hal: 1. Melakukan peninjauan ke lapangan.

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

PT Bhirawa Steel Surabaya adalah rolling mill modern di Indonesia, produsen baja tulangan dengan pengalaman lebih dari 4 DEKADE (mulai 1973 sekarang)

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Bibit sapi perah holstein indonesia

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

Katup tabung baja LPG

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton ICS 77.140.15 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Jenis... 3 5 Bahan baku... 3 6 Syarat mutu... 3 7 Cara pengambilan contoh... 8 8 Cara uji... 8 9 Syarat lulus uji... 9 10 Syarat Penandaan... 9 11 Cara pengemasan... 10 Bibliografi... 11 Tabel 1 - Ukuran baja tulangan beton polos... 4 Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip... 4 Tabel 3 - Ukuran dan toleransi diameter... 5 Tabel 4 - Toleransi berat per batang... 7 Tabel 5 Sifat mekanis... 7 Tabel 6 - Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton... 10 Gambar 1 - Jenis baja tulangan beton sirip... 6 BSN 2014 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja tulangan beton disusun sebagai revisi SNI 07-2052-2002, Baja tulangan beton. Tujuan dilakukan revisi ini adalah: 1. Kebutuhan dalam perdagangan; 2. Perkembangan teknologi; 3. Spesifikasi terhadap produk terus berkembang. SNI ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 77-01, Logam, Baja, dan Produk Baja melalui proses/prosedur perumusan standar terakhir dibahas dalam konsensus yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 18 Juni 2014 Yang dihadiri oleh wakil dari para produsen, konsumen, lembaga penelitian dan instansi terkait lainnya. BSN 2014 ii

1 Ruang lingkup Baja tulangan beton Standar ini menetapkan acuan normatif, istilah, definisi, bahan baku, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat lulus uji, dan cara pengemasan baja tulangan beton yang digunakan untuk keperluan penulangan konstruksi beton dengan memperhatikan aspek keselamatan. 2 Acuan normatif Dokumen acuan berikut dibutuhkan untuk aplikasi standar ini. Untuk acuan yang menunjukkan tahun, hanya edisi yang disebutkan tahunnya yang digunakan. Untuk acuan yang tidak menunjukkan tahun, acuan yang digunakan adalah tahun edisi yang terakhir (termasuk setiap amandemen). SNI 0408, Cara uji tarik untuk logam SNI 0371, Batang uji tarik untuk bahan logam SNl 0410, Cara uji lengkung logam 3 Istilah dan definisi 3.1 baja tulangan beton baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling) 3.2 bahan baku yang digunakan billet baja tuang kontinyu untuk baja tulangan beton dan baja profil ringan 3.3 ukuran nominal ukuran sesuai yang ditetapkan 3.4 toleransi besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal 3.5 diameter dalam ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan beton sirip 3.6 diameter efektif hasil penimbangan dari berat contoh uji (kg) dibagi luas penampang dikali berat jenis dengan rumus sebagai berikut: BSN 2014 1 dari 11

4 0,785 12,736 Keterangan: d e = diameter efektif (mm) b = berat contoh uji per satuan panjang (kg/m) 3.7 diamater aktual ukuran diameter aktual pada baja tulangan polos 3.8 sirip melintang setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang terhadap sumbu batang baja tulangan beton 3.9 sirip membujur setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang membujur terhadap sumbu batang baja tulangan beton 3.10 gap (rib) lebar rusuk atau celah 3.11 ikat dua batang atau lebih baja tulangan beton diikat secara kuat, rapih dan harus memiliki ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang sama 3.12 bundel dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang sama 3.13 lot dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja yang sama ditumpuk dalam satu kelompok 3.14 karat ringan karat akibat cuaca (tidak korosif) yang apabila digosok secara manual dengan sikat kawat tidak meninggalkan cacat pada permukaan 3.15 cerna cacat pada permukaan baja tulangan yang terjadi akibat proses canai panas 3.16 Tensile Ratio (TS/YS) perbandingan antara kuat tarik (Tensile Strength, TS) terhadap kuat luluh (Yield Strength, YS) BSN 2014 2 dari 11

4 Jenis 4.1 Baja tulangan beton polos (BjTP) Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip. 4.2 Baja tulangan beton sirip (BjTS) Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan memanjang yang dimaksudkan untuk rneningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton. 5 Bahan baku Billet baja tuang kontinyu untuk baja tulangan beton dan baja profil ringan. 6 Syarat mutu 6.1 Sifat tampak Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan 6.2 Bentuk 6.2.1 Baja tulangan beton polos Batang baja tulangan beton berpenampang bundar, permukaan harus rata tidak bersirip. 6.2.2 Baja tulangan beton sirip 6.2.2.1 Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan rnempunyai sirip memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang. 6.2.2.2 Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angkaangka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan. 6.2.2.3 Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai 70, arah sirip melintang pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di atas 70 arah yang berlawanan tidak diperlukan. 6.3 Ukuran dan toleransi 6.3.1 Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel 1. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada Tabel 2. BSN 2014 3 dari 11

No No Penamaan Diameter nominal (d) Tabel 1 - Ukuran baja tulangan beton polos Luas penampang nominal (A) Berat nominal per meter mm cm 2 kg/m 1 P.6 6 0,2827 0,222 2 P.8 8 0,5027 0,395 3 P.10 10 0,7854 0,617 4 P.12 12 1,131 0,888 5 P.14 14 1,539 1,21 6 P.16 16 2,011 1,58 7 P.19 19 2,835 2,23 8 P.22 22 3,801 2,98 9 P.25 25 4,909 3,85 10 P.28 28 6,158 4,83 11 P.32 32 8,042 6,31 12 P.36 36 10,17 7,99 13 P.40 40 12,56 9,86 14 P.50 50 19,64 15,4 Penamaan Diameter nominal (d) Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip Luas penampang nominal (A) Diameter dalam minimal (do) Tinggi sirip min maks Jarak sirip melintang (maks) Lebar sirip membujur (maks) Berat nominal per meter mm cm 2 mm mm mm mm mm kg/m 1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 S.8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 S.13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58 6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85 9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88 BSN 2014 4 dari 11

No Penamaan Diameter nominal (d) Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip (lanjutan) Luas penampang nominal (A) Diameter dalam minimal (do) Tinggi sirip min maks Jarak sirip melintang (maks) Lebar sirip membujur (maks) Berat nominal per meter mm cm 2 mm mm mm mm mm kg/m 13 S.50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4 14 S 54 54 22,902 50,8 2,7 5,4 37,8 42,3 17,9 15 S.57 57 25,518 53,6 2,9 5,7 39,9 44,6 20,0 CATATAN: 1. Untuk baja tulangan beton yang tidak memiliki sirip membujur tidak diukur tinggi siripnya. 2. Cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat nominal dan ukuran sirip adalah sebagai berikut: a) Luas penampang nominal (A) 0,7854 x d2 A = 100 (cm 2 ) dibulatkan sampai 4 angka berarti d = diameter nominal b) Berat = 0,785 x A (kg/m) dibulatkan sampai 3 angka berarti c) Jarak sirip melintang maksimum = 0,70 d dibulatkan sampai 1 angka desimal d) Tinggi sirip minimum = 0,05 d dibulatkan sampai 1 angka desimal Tinggi sirip maksimum = 0,10 d dibulatkan sampai 1 angka desimal e) Jumlah 2 (dua) sirip membujur maksimum = 0,25 K dibulatkan sampai 1 angka desimal Keliling nominal (K) K = 0,3142 x d (mm) 6.3.2 Toleransi diameter Toleransi diameter baja tulangan beton polos seperti pada Tabel 3. No Tabel 3 - Ukuran dan toleransi diameter Diameter (d) (mm) Toleransi (mm) 1 6 ± 0,3 2 8 d 14 ± 0,4 3 16 d 25 ± 0,5 4 28 d 34 ± 0,6 5 d 36 ± 0,8 dibulatkan sampai 1 angka desimal Penyimpangan kebundaran (%) Maksimum 70 dari batas toleransi CATATAN: 1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton 2. Toleransi untuk baja tulangan beton polos = d d aktual BSN 2014 5 dari 11

Jenis baja tulangan beton sirip seperti pada Gambar 1. a. Sirip bambu b. Sirip curam c. Sirip tulang ikan Gambar 1 - Jenis baja tulangan beton sirip BSN 2014 6 dari 11

6.3.3 Panjang Panjang baja tulangan beton ditetapkan 10 m dan 12 m. 6.3.4 Toleransi panjang Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan 0 mm (0 mm) maksimum plus 70 mm (maksimum + 70 mm). 6.4 Toleransi berat per batang Toleransi berat per batang baja tulangan beton sirip ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel 4. Tabel 4 - Toleransi berat per batang Diameter nominal (mm) Toleransi (%) 6 d 8 ± 7 10 d 14 ± 6 16 d 28 ± 5 d > 28 ± 4 6.5 Sifat mekanis Sifat mekanis baja tulangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 5. Kelas baja tulangan Nomor batang uji Kuat luluh minimum N/mm 2 (kgf/mm 2 ) Tabel 5 Sifat mekanis Uji tarik Uji lengkung TS/YS Kuat tarik Regangan Sudut Diameter minimum minimum lengkung pelengkung N/mm 2 (kgf/mm 2 ) BjTP 24 No. 2 235 380 20 No. 3 (24) (39) 24 180 3 x d - BjTP 30 No. 2 295 440 18 d 16 = 3xd 180 No. 3 (30) (45) 20 d >16 = 4xd - BjTS 30 No. 2 295 440 18 d 16 = 3xd 180 No. 3 (30) (45) 20 d >16 = 4xd - BjTS 35 No. 2 345 490 18 d 16 = 3xd 180 16 < d 40 = 4xd No. 3 (35) (50) 20 d 40= 5xd - BjTS 40 No. 2 390 560 16 No. 3 (40) (57) 18 180 5 x d Min 1,2 BjTS 50 No. 2 490 620 12 d 25 = 5xd 90 No. 3 (50) (63) 14 d > 25 = 6xd Min 1,2 CATATAN: 1. Hasil uji lengkung tidak boleh retak pada sisi luar lengkungan 2. Untuk baja tulangan sirip S.32 dikurangi 2 % dari nilai regangan 3. Untuk baja tulangan sirip S.40 dan S.50 dikurangi 4 % dari nilai regangan 4. 1 kgf/mm 2 = 9,81 N/mm 2 5. Regangan adalah regangan total panjang yang dihitung setelah sample uji putus 6. Metode penentuan batas ulur dapat menggunakan metode offset dengan nilai offset 0,2% 7. Batang uji tarik No. 2 untuk diameter 22 mm dan batang uji tarik No. 3 untuk diameter 25 mm % BSN 2014 7 dari 11

7 Cara pengambilan contoh 7.1 Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang. 7.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau penjual untuk melakukan tugasnya ` 7.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random) pada kelompok nomor leburan. 7.4 Jumlah contoh uji 7.4.1 Setiap kelompok yang terdiri dari satu nomor leburan dan ukuran yang sama diambil 1 (satu) contoh uji dari bagian tengah dan tidak boleh dipotong dengan cara panas. 7.4.2 Untuk kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda dari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama, sampai dengan 25 (dua puluh lima) ton diambil 1 (satu) contoh uji, selebihnya berdasarkan kelipatannya dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) contoh uji 7.4.3 Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing, maksimum 1,0 meter. 8 Cara uji 8.1 Uji sifat tampak Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa adanya cacatcacat seperti pada pasal 6.1 8.2 Uji ukuran, berat dan bentuk 8.2.1 Baja tulangan beton polos 8.2.1.1 Baja tulangan beton polos diukur pada satu tempat untuk menentukan diameter minimum dan maksirnum. 8.2.1.2 Pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu) contoh uji dan dihitung nilai rata-ratanya. 8.2.2 Baja tulangan beton sirip Baja tulangan beton sirip diukur jarak sirip, tinggi sirip, Iebar sirip membujur, sudut sirip dan berat. 8.2.2.1 Jarak sirip melintang Pengukuran jarak sirip dilakukan dengan cara mengukur 10 (sepuluh) jarak sirip yang berderet kemudian dihitung nilai rata-ratanya. 8.2.2.2 Tinggi sirip melintang Pengukuran tinggi sirip dilakukan terhadap 3 (tiga) buah sirip dan dihitung nilai rataratanya. BSN 2014 8 dari 11

8.2.2.3 Lebar sirip membujur Pengukuran terhadap lebar sirip membujur dilakukan dengan mengukur lebar semua sirip membujur kemudian hasil pengukuran lebar masing-masing sirip membujur dijumlahkan. 8.2.2.4 Sudut sirip melintang Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang diperoleh dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan lempengan lilin atau kertas, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip pada gambar lempengan tersebut. 8.3 Uji sifat mekanis 8.3.1 Batang uji tarik dan lengkung harus lurus dan utuh/tidak boleh dibubut dengan tujuan untuk memperkecil diameter. 8.3.2 Jumlah batang uji Uji tarik dan lengkung dilakukan masing-masing 1 (satu) kali pengujian dari masing-masing potongan contoh uji. 8.3.3 Pelaksanaan uji 8.3.3.1 Uji tarik Uji tarik dilakukan sesuai SNI 0408 dengan batang uji sesuai SNI 0371. Untuk menghitung kuat luluh dan kuat tarik baja tulangan beton polos dan sirip digunakan nilai luas penampang yang dihitung dari diameter nominal contoh uji. 8.3.3.2 Uji Iengkung Uji lengkung dilakukan sesuai SNI 0410. 9 Syarat lulus uji 9.1 Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok tersebut memenuhi pasal 6. 9.2 Apabila sebagian syarat-syarat tidak dipenuhi, dapat dilakukan uji ulang dengan contoh uji sebanyak 2 (dua) kali jumlah contoh uji yang pertama yang berasal dari kelompok yang sama. 9.3 Apabila hasil kedua uji ulang semua syarat-syarat terpenuhi, kelompok dinyatakan lulus uji. Kelompok dinyatakan tidak lulus uji kalau salah satu syarat pada uji ulang tidak dipenuhi. 10 Syarat Penandaan 10.1 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul (emboss) yang menunjukkan merek pabrik pembuat dan ukuran diameter nominal. 10.2 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti pada Tabel 6. BSN 2014 9 dari 11

Tabel 6 - Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton Kelas baja BjTP 24 Warna hitam BjTP 30 BjTS 30 biru BjTS 35 BjTS 40 BjTS 50 merah kuning hijau 10.3 Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan: Nama atau merek dari pabrik pembuat Ukuran (diameter dan panjang) Kelas baja Nomor leburan (No. Heat) Tanggal, bulan dan tahun produksi 11 Cara pengemasan 11.1 Baja tulangan beton dalam satu kemasan terdiri dari ukuran, jenis, dan kelas baja yang sama. 11.2 Kemasan Baja tulangan beton bisa lurus atau ditekuk harus diikat secara kuat, rapih, dan kokoh. BSN 2014 10 dari 11

Bibliografi JIS G 3112-2010, Steel bars for concrete reinforcement JIS G 3191-2012, Dimensions, mass and permissible variations of hot rolled steel bars and bar in coil ASTM A615/A615M 07, Standard specification for deformed and plain carbon steel bars for concrete reinforcement ASTM A 706/A 706 M, Standard specification for low alloy steel deformed bars for concrete reinforcement. BSN 2014 11 dari 11