Martha Dewa, Nurhalim

dokumen-dokumen yang mirip
OPERASI EKONOMIS (Economic Dispatch) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DAN (PLTG) DALAM MELAYANI BEBAN PUNCAK KELISTRIKAN SUMBAR

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali

IMPLEMENTASI METODA TAGUCHI UNTUK ECONOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS

PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK

OPTIMASI PEMBAGIAN BEBAN PADA SEKTOR PEMBANGKITAN PEKANBARU PLTD/G TELUK LEMBU PADA BUS 20 kv DENGAN METODE NEWTON

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN

Operasi Ekonomis dan Unit Commitment Pembangkit Thermal pada Sistem Kelistrikan Jambi

STUDI PERHITUNGAN PEMBEBANAN EKONOMIS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP DI PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

Sagu Sebagai Solusi Swasembada Pangan Nasional Oleh :

OPERASI EKONOMIS DAN UNIT COMMITMENT PEMBANGKIT THERMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN JAMBI

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

PENJADWALAN OPERASI PEMBANGKIT PLTG GUNUNG MEGANG BERDASARKAN BIAYA BAHAN BAKAR. Yusro Hakimah*)

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS. energi (PLTBm) dengan pengolahan proses pemisahan. Selanjutnya subsistem

STUDI OPTIMASI OPERASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN METODE PEMROGRAMAN DINAMIK. Ahmad Rosyid Idris 1

Evaluasi Operasi Pembangkitan Tenaga Listrik Pada PT. Cikarang Listrindo Menggunakan Metode Lagrange Multipliers

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

Kata kunci: Penjadwalan Ekonomis, Fuzzy Logic, Algoritma Genetika

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN TOURNAMENT SELECTION SEBAGAI SOLUSI ECONOMIC DISPATCH

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

ANALISIS KEANDALAN DAN ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT MUARA KARANG JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

Metoda Penelitian dengan Metoda Taguchi

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN

Kata Kunci Operasi ekonomis, iterasi lambda, komputasi serial, komputasi paralel, core prosesor.

EEP Biogas Project. Biogas Project in Selat Panjang, Kep. Meranti

SIMULASI PERHITUNGAN PEMBEBANAN EKONOMIS PADA PUSAT LISTRIK TENAGA UAP DAN GAS DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER (STUDI KASUS DI PT

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

OPTIMASI PENJADWALAN UNIT PEMBANGKIT THERMAL DENGAN DINAMICS PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASA SAWIT DAN DIESEL GENERATOR di PT. ASTRA AGRO LESTARI MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

Ir. Eddon M. Moenif, MT Inspektur Ketenagalistrikan Distamben - Riau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

LAPORAN KEMAJUAN. Peneliti Utama : Ir. Bhakti Tjahja Agung. Paket Insentif Pemanfaatan Hasil Litbang : METODE, INSTRUMEN, TOOLS, STRATEGI, REKOMENDASI

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL DI GEDUNG BERTINGKAT

Bab I Pendahuluan. Gambar 1.1 Perbandingan biaya produksi pembangkit listrik untuk beberapa bahan bakar yang berbeda

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

renewable energy and technology solutions

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH

STUDI PEMANFAATAN TINJA GAJAH UNTUK GENERATOR LISTRIK BIOGAS DI BALI SAFARI & MARINE PARK KABUPATEN GIANYAR - BALI

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya

PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

STUDI KELAYAKAN EKONOMIS PLTU BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI DOMESTIC POWER

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

SENSITIVITAS ANALISIS POTENSI PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK RENEWABLE UNTUK PENYEDIAAN LISTRIK INDONESIA

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

PEMANFAATAN LIMBAH SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI PROVINSI JAMBI DR. EVI FRIMAWATY

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Keywords : Delphi, System, Electrical Measurement

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

Anggraeni et al., Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

UJI ULTIMAT DAN PROKSIMAT SAMPAH KOTA UNTUK SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PERANCANGAN OPERASI OPTIMAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD) DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS (PLTBiogas) DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC DISPATCH Martha Dewa, Nurhalim Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Email: mdewa3@gmail.com ABSTRACT Utilization of renewable energy sources and conversion devices increasingly varied. Sago waste as a source of cleanliness issues, can be viewed as a source of alternative energy with green technologies both of process and product. Construction of biogas power plant (PLTBiogas) is a solution of renewable energy (EBT) to increase energy needs and help to reduce dependence on fuels (fossil energy). To reduce the cost of fuel, optimalize schedule of thermal generating units in the system need to be done. Problem related to the schedule is the Economic Dispatch consists of dividing the load at each generating unit in order to obtain a combination of generating units to meet the load demand with optimum. Dividing of cost of load for each thermal generating unit can be obtained by using the lambda iteration method. This methode can achieve more optimal results. Keywords: Construction of biogas power plant (PLTBiogas), Economic Dispatch, Lamda iteration I. PENDAHULUAN Permasalahan yang ada di Provinsi Riau adalah ketergantungan terhadap sumber energi fosil, defisit energi listrik, kelangkaan pasokan bahan bakar minyak dan elastisitas energi yang tinggi. Pada tahun 2011, pangsa energi fosil mencapai 92%. Defisit listrik yang dialami sekitar 5,38 TWh. Elastisitas energi pada tahun 2013 adalah 1,9. Rasio elektrifikasi di Provinsi Riau pada pertengahan 2011 adalah sekitar 43% dan jumlah ini bervariasi di setiap kabupaten. Sementara itu, potensi energi terbarukan di Provinsi Riau sangat besar terutama dari biomassa dan bioenergi. Pada tahun 2010 saja, Riau mampu memproduksi lebih dari 6 juta ton CPO dan 2,2 juta Kiloliter bahan bakar nabati (BBN). Limbah kelapa sawit dan sumber biomassa lain seperti sekam padi, kelapa, ternak dan limbah perkotaan diperkirakan mampu menghasilkan 14,5 Twhe. Berdasarkan informasi terakhir dari PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, yang juga dikonfirmasi oleh Dinas Mineral dan Energi, rasio elektrifikasi di Kabupaten Kepulauan Meranti adalah 26,2 %. Secara geografis kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara sekitar 0 42' 30" - 1 28' 0" LU, dan 102 12' 0" - 103 10' 0" BT, dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS- GT) dan secara tidak langsung sudah Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1

menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun. Berbagai kegiatan pembangunan dan penelitian dilakukan dalam rangka memanfaatkan peluang dan keuntungan posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, maka wilayah kabupaten Kepulauan Meranti sangat potensial berfungsi sebagai Gerbang Lintas Batas Negara Pintu Gerbang Internasional yang menghubungan dengan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut, yang berfungsi sebagai beranda depan negara, pintu gerbang internasional, niaga dan industri. Pembangkit listrik harus beroperasi secara optimal agar energi yang dihasilkan lebih efisien dan biaya pembangkitan lebih ekonomis. Dalam perhitungan optimasi pembangkit ada beberapa cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan economic dispatch. Economic dispatch adalah pembagian pembebanan pada unit-unit pembangkit yang ada dalam sistem secara ekonomis. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pusat Tenaga Biogas (PLTBiogas) PLTBiogas merupakan pembangkit yang dapat membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan limbah sagu yang menghasilkan biogas sebagai sumber energinya. Biogas merupakan gas mudah terbakar (flammable) yang terdiri dari campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2) dan gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian material organik seperti limbah pabrik sagu, kotoran hewan, kotoran manusia, dan tumbuhan oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah biodigester. Proses penguraian material organik terjadi secara anaerob (tanpa oksigen). Biogas yang dihasilkan oleh biodigester sebagian besar terdiri dari 50 70% metana (CH4), 30 40% karbondioksida (CO2), dan gas lainnya dalam jumlah kecil. 2.2 Optimasi Pembangkit Thermal Yang dimaksud dengan operasi ekonomis pembangkit thermal ialah proses pembagian atau penjadwalan beban total dari suatu sistem kepada masing-masing pusat pembangkitnya,sedemikian rupa sehingga jumlah biaya pengoperasian adalah seminimal mungkin. Seluruh pusatpusat pembangkit dalam suatu sistem dikontrol terus-menerus sehingga pembangkitan tenaga dilakukan dengan cara paling ekonomis. 2.3 Karakteristik Input - Output Pembangkit Untuk menganalisis permasalahan mengenai operasi dalam sistem tenaga, khususnya masalah operasi ekonomis, diperlukan dasar tentang karakteristik input-ouput dari suatu unit pembangkit thermal. Karakteristik input output pembangkit thermal adalah karakteristik yang menggambarkan hubungan antara input bahan bakar (liter/jam) dan output yang dihasilkan oleh pembangkit (MW). Untuk menggambarkan karakteristik input output dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Gambar 1. Kurva karakteristikinput-output pembangkit thermal. Gambar 1. menunjukkan karakteristik input-output suatu unit pembangkit tenaga Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 2

uap yang ideal. Input unit yang ditunjukkan pada sumbu ordinat adalah kebutuhan energi panas (MBtu/jam) atau biaya total per jam (R/jam). Outputnya adalah output daya listrik dari unit tersebut. 2.4 Economic Dispatch Economic dispatch adalah pembagian pembebanan pada setiap unit pembangkit sehingga diperoleh kombinasi unit pembangkit yang dapat memenuhi kebutuhan beban dengan biaya yang optimum atau dengan kata lain untuk mencari nilai optimum dari output daya dari kombinasi unit pembangkit yang bertujuan untuk meminimalkan total biaya pembangkitan. FT = F1 + F2 + F3 + +FN = F N F ( P) T i i i 1 dimana : FT = total biaya pembangkitan (Rp). Fi(Pi) = fungsi biaya input-output dari pembangkit i (Rp/jam). ai, bi, ci = koefisien biaya dari pembangkit i. Pi = output pembangkit i (MW) n = jumlah unit pembangkit. I = indeks dari dispatchable unit III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan umum Beban selalu berubah sepanjang waktu dan juga selalu berkembang seirama dengan perkembangan kegiatan masyarakat yang mana tidak dapat dirumuskan secara eksak sehingga perlu diamati secara terus menerus agar dapat diketahuai kearah manakah perkembangan sistem yang harus dilakukan agar sistem dapat mengikuti perkembangan beban sehingga tidak terjadi pemadaman tenaga listrik dalam sistem tersebut. 3.2 Prosedur Penelitian. Adapun flow chart penelitian dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2. Diagram Alir Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Potensi Limbah Sagu Potensi limbah cair pabrik sagu untuk menghasilkan energi listrik dihitung berdasarkan estimasi jumlah produksi biogas yang dihasilkan. Potensi biogas yang dihasilkan dapat dihitung menggunakan data COD dan volume limbah cair. Tidak semua biogas memiliki nilai energi sebagai bahan bakar. Komposisi biogas bervariasi, tergantung sumber bahan biogasnya. Akan tetapi, biasanya memiliki kandungan 50 70 % CH4, 25 50 % CO2, 1 5 % H2, 0,3 3 % N2 dan H2S. Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 3

4.2 Keluaran Pembangkit Tenaga Biogas (PLTBiogas) Berikut ditampilkan listrik yang mampu dihasilkan dengan berbagai pola perhitungan: Tabel 1. Keluaran PLTB Pola Perhitungan yang dihasilkan dalam 18 jam (kw) untuk 40 unit rumah (watt) untuk 30 unit rumah (watt) TIM 8.21 205,25 273,67 Spesifikasi mesin 21.55 538,75 718,33 Sumber: LP2M Universitas Muhammadiyah Riau 4.3 Pengiriman Daya Optimal Generator Daya optimal yang dikirim dari masing-masing pembangkit serta biaya total bahan bakar yang digunakan sebelum penambahan genset biogas dapat dilihat pada tabel berikut: Waktu Tabel 2. Daya Optimal dan Biaya Bahan Bakar Genset Diesel Daya Dikirim Daya Dikirim Beban Genset Diesel 1 Genset Diesel 2 Biaya Bahan Bakar (Rp/jam) 18.00-19.00 37,6 18,8 18,8 129.752,15 19.00-20.00 38,1 19,05 19,05 131.205,47 20.00-21.00 38,6 19,3 19,3 132.673,78 21.00-22.00 38,8 19,4 19,4 133.265,31 22.00-23.00 38,5 19,25 19,25 132.378,92 23.00-24.00 38,3 19,15 19,15 131.791,00 Jumlah 229,9 114,95 114,95 791.066,63 Dari Tabel 2. di atas dapat diketahui bahwa untuk mensuplai beban 229,9 kw dibutuhkan biaya bahan bakar sebesar Rp. 791.066,63. Daya optimal yang dikirim dari masing-masing pembangkit serta biaya total bahan bakar yang dibutuhkan setelah penambahan genset biogas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Daya Optimal dan Biaya Bahan Bakar Genset Diesel dan Biogas Daya Daya Daya Dikirim Dikirim Dikirim Beban Genset Genset Genset Diesel 1 Diesel 2 Biogas Waktu Biaya Bahan Bakar (Rp/jam) 18.00-19.00 37,6 10,3 10,3 18 90.822,27 19.00-20.00 38,1 10,05 10,05 18 89.801,55 20.00-21.00 38,6 10,3 10,3 18 90.730,27 21.00-22.00 38,8 10,4 10,4 18 91.105,96 22.00-23.00 38,5 10,25 10,25 18 90.543,33 23.00-24.00 38,3 10,15 10,15 17 90.171,24 Jumlah 229,9 61,45 61,45 107 543.174,62 Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 4

Dari Tabel 3. di atas dapat diketahui bahwa setelah adanya penambahan genset biogas dan pengaturan operasi optimal menggunakan metode economic dispatch biaya total bahan bakar yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 543.174,62. V. KESIMPULAN 1. Limbah sagu berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan bakar dari PLTB yang dapat menggantikan bahan bakar fosil. 2. Pengoperasian Pembangkit Tenaga Biogas Limbah Sagu memberikan tambahan suplai energi untuk memenuhi kebutuhan listrik. 3. Total biaya operasi pembangkit yang biaya yang dibutuhkan untuk operasional 3 genset selama 6 jam/hari dana tau 180 jam/bulan adalah sebesar Rp. 16.295.238,60 /bulan. 4. Penghematan biaya bahan bakar yang bisa dilakukan selama satu bulan adalah sebesar Rp. 18.704.761,40. DAFTAR PUSTAKA Cekdin, Cekmas. (2010). Sistem Tenaga Contoh Soal dan Penyelesaian Menggunakan Matlab. Yogyakarta: Andi Publisher. Ilyas, A.M. Panangsang, O., Soeprijanto, A. (2010). Optimisasi Pembangkit Thermal Sistem 500 kv Jawa-Bali Menggunakan Modified Particle Swarm Optimization (MIPSO). National Conference: Design and Application of Technology. Marsudi, Djiteng. (2006). Operasi Sistem Tenaga. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu. Monice & Syafii. (2013). Operasi Ekonomis (Economic Dispatch) Pembangkit Tenaga Sampah (PLTSA) Dan (PLTG) Dalam Melayani Beban Puncak Kelistrikan Sumbar. Jurnal Teknik Elektro, 2, 35-39. Sofyan, H., Nadjamuddin. (2010). Studi Operasi Ekonomis Pada Generator Pembangkit Sistem Sulawesi Selatan. Media Elektrik, Vol. 5 No. 1. Stevenson, D., William Jr. (1990). Analisis Sistem Tenaga. Edisi keempat, Jakarta: Erlangga. Saadat, H. (1999). Power System Analysis. New York: WCB McGraw-Hill. Wood, A.J. (1996). Power Generation, Operator And Control. Second edition. Unitedstate of America: A Wiley-interscience publication. Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 5