BAB I PENDAHULUAN. Olahraga juga merupakan salah satu metode penting untuk mereduksi stress. Oleh. olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik.

dokumen-dokumen yang mirip
TECHNICAL HANDBOOK CABANG AEROMODELLING

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

FEDERASI AERO SPORT INDONESIA PERSATUAN OLAH RAGA DIRGANTARA AEROMODELLING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

FEDERASI AERO SPORT INDONESIA PERSATUAN OLAH RAGA DIRGANTARA AEROMODELLING

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

Ketentuan Liga Free Flight seri 2 UMY Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga terbang layang merupakan olahraga yang banyak mengandung unsur

Paradigma Pendidikan Sains Fisika Berbasis Nilai (Sunatullah Merupakan Sinonim Ilmu Pengetahuan (Science)).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IST AKPRIND FLYING CONTEST III IFC III Februari Ketentuan Umum Pelaksanaan IFC III

Ketentuan Umum Pelaksanaan. IST AKPRIND FLYING CONTEST 5 th. (IFC 5 th ) 10 s/d 13 MARET 2016

mahasiswa maupun atlet dalam meraih prestasi maupun memperdalam ilmu Aeromodelling dan Kedirgantaraan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang kuat akan kedirgantaraan di Asia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

KASAU CUP AEROMODELLING SERIES 2016 PERATURAN UMUM LOMBA

IST AKPRIND FLYING CONTEST IV IFC IV Februari Ketentuan Umum Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk yang cukup besar, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

Hujan, Nikmat Yang Dikufuri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FEDERASI AERO SPORT INDONESIA PERSATUAN OLAHRAGA DIRGANTARA AEROMODELLING PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN. pulau terhampar sepanjang garis katulistiwa. Rentang garis pantai terbujur

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

TECHNICAL HANDBOOK BABAK KUALIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I DESKRIPSI KEGIATAN

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sampah tersebut untuk dijadikan sumber penghasilan untuk menambah

URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ALAM SEMESTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

PEKALONGAN BASKETBALL ARENA

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

Ichsan Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG OLAH RAGA DI SEMARANG BARAT

I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai jenis flora

BAB I PENDAHULUAN. berkenaan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotornya.

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

Angket untuk siswa A. Petunjuk pengisian B. Identitas Responden C. Pertanyaan-pertanyaan

BAB II PARALAYANG. 2.1.Pengertian Paralayang

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROPOSAL KEGIATAN OPEN TURNAMEN SUPM CUP II BOLA VOLI TINGKAT SLTA SE-KOTA AMBON DAN KEJUARAAN KARATE TERBUKA TINGKAT SLTA SE-PROVINSI MALUKU

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Solo International Futsal Academy Solo International Futsal Academy

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah salah satu aktivitas fisik yang baik untuk kesehatan.

BAB I PENDAHULUHAN. membutuhkan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa. hidupnya di tengah masyarakat yang majemuk.

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (DBL) Indonesia, setelah berakhirnya babak Championship Series di Jogjakarta.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar belakang pemilihan objek Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Salah satu cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat adalah dengan berolahraga. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Olahraga juga merupakan salah satu metode penting untuk mereduksi stress. Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik. Dewasa ini, banyak sekali jenis-jenis olahraga yang dapat kita tekuni. Mulai dari sepak bola, bulu tangkis, basket dan sebagainya. Ada juga beberapa olahraga yang mulai populer dan digemari oleh masyarakat seperti aeromodelling, futsal, softgun dan beberapa olahraga modern lainnya. Masing-masing olahraga tersebut mempunyai karakteristik dan keunikan tersendiri, yang menyebabkan bertambahnya peminat dari waktu ke waktu. Cabang olahraga aeromodelling sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1950-an. Namun demikian, olahraga ini baru mulai dikenal masyarakat setelah dilombakan kembali dalam PON XV di Jawa Timur tahun 2000 lalu. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan bila kita menekuni olahraga ini. Kegiatan aeromodelling tidak hanya sebatas menerbangkan pesawat model saja. Kegiatan ini meliputi perancangan, perakitan, hingga menerbangkan pesawat skala model/ aero model. Jenis dan cara menerbangkannya pun bermacam-macam. 1

Definisi aeromodelling adalah kegiatan perancangan, pembuatan dan penerbangan pesawat model yang lebih berat dari udara ( heavier than air) dimana gaya-gaya angkat yang diperoleh dari permukaan sayap dengan ukuran tertentu dengan atau tanpa motor dan tidak dapat membawa manusia. Ini mengacu pada Buku Panduan Aeromodelling Indonesia (BPAI) yang dikeluarkan oleh Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) sebagai panduan resmi olahraga aeromodelling di Indonesia. Kegiatan olahraga aeromodelling merupakan salah satu dari cabang olahraga dirgantara yang semuanya berkaitan dengan kegiatan di atas udara. Kegiatan aeromodelling mempunyai beberapa tujuan, diantaranya untuk tujuan rekreasi, edukasi sampai olah raga. Aeromodelling umumnya digemari oleh peminat ilmu pengetahuan dan teknologi secara perorangan ataupun yang tergabung dalam organisasi sosial kemasyarakatan, yang digunakan untuk menyebarluaskan minat kedirgantaraan di bidang aeromodelling seperti Pramuka melalui kegiatan SAKA (Satuan Karya) Dirgantara, Karang Taruna, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di kampus-kampus serta perkumpulan-perkumpulan olah raga kedirgantaraan. Saat ini mulai banyak bermunculan klub-klub aeromodelling yang baru. Apalagi setelah PON mulai membuka lagi cabang perlombaan aeromodelling di dalam kegiatannya sejak tahun 2000 lalu. Tidak hanya dari kalangan umum dan para penghobi aeromodel yang membentuk klub, peminat aeromodelling juga datang dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Banyaknya peminat aeromodelling di provinsi Jawa Timur ditandai dengan segudang prestasi yang berhasil diraih oleh para atletnya. Berikut adalah 2

daftar prestasi yang berhasil diraih para atlet Jawa Timur dalam Kejuaraan Nasional yang diselenggarakan oleh FASI Tabel 1.1. Daftar prestasi atlet Jawa Timur dalam Kejuaraan Nasional Tahun Nomor Pertandingan Prestasi 2001 2002 2005 2006 RC Aerobatics Intermediate Juara 2 F2B CL Aerobatics Juara 1 RC Aerobatics F3A Juara 2, 3 F3J - Radio Control Glider Juara 1, 2 F1A - Free Flight Glider A2 (Putra) Juara 1 F1A - Free Flight Glider A2 (Putri) Juara 1, 2 F1H - Free Flight Glider A1 (Putra) Juara 2 F1H - Free Flight Glider A1 (Putri) Juara 1, 2 OHLG Putra Juara 2 OHLG Putri Juara 1 OHLG putra senior Juara 2 OHLG putra junior Juara 1, 2 OHLG putri Juara 2 F2C Juara 1,3 F3J Juara 1 F1A putra senior Juara 1,2 F1A putrid junior Juara 2 F3A Juara 3 F2D Juara 2 OHLG Juara 2 F1A - Free Flight Glider A2 Juara 2 F2A kecepatan kendali tali Juara 1, 2 F2B aerobatic kendali tali Juara 1,2 F2C- balap beregu kendali tali Juara 2 3

2009 2010 F3A aerobatic kendali radio Juara 2 F3C helicopter kendali radio Juara 1 F3J terbang layang kendali radio Juara 2 FIA putra Juara 3 FIA putri Juara 2 FIH putra Juara 1, 2 FIH putri Juara 3 F2A Juara 1, 2 F2B Juara 1, 2 F2C Juara 3 F2D Juara 2, 3 F3A Juara 2 F3J Juara 1 F3A (RC AEROBATIC AEROPLANE) Juara 3 F3J ( RC GLIDER ) Juara 1 F1H ( FREE FLIGHT GLIDER A1) Juara 1 PUTRA F1A ( FREE FLIGHT GLIDER A2 ) Juara 1 PUTRA F2A ( CONTROL LINE SPEED ) Juara 1,2 F2B ( CONTROL LINE AEROBATIC ) Juara 1,2 F2D ( CONTROL LINE COMBAT ) Juara 1,3 (Sumber: aeromodelling.or.id) Dengan prestasi yang telah diraih tersebut, pada kejuaraan Nasional tahun 2010 Jawa Timur memperoleh medali emas sebanyak 6 medali, perak 4 medali, dan perunggu 1 medali. Dengan hasil ini menjadikan Jawa Timur menduduki peringkat pertama se-indonesia, mengalahkan Sumatera Selatan dan Jawa Tengah yang menduduki posisi 2 dan 3. (sumber: aeromodelling.or.id) 4

Dari banyaknya prestasi yang diraih para atlet aeromodelling di Jawa Timur, ternyata tidak diimbangi dengan ketersediaan area kegiatan dan latihan yang memadahi. Para peminat dan atlet umumnya hanya memanfaatkan lapangan atau area lahan terbuka guna menikmati kegiatan mereka. Pada beberapa event lomba pun, area yang digunakan bukanlah gelanggang khusus untuk kegiatan aeromodelling, biasanya lahan yang digunakan adalah lapangan, lahan terbuka dan landasan pacu pesawat terbang. Area sederhana seperti ini memiliki beberapa kekurangan dan kelemahan dari segi keamanan maupun kenyamanan. Kendala pertama untuk kegiatan aeromodelling adalah cuaca. Pada saat ini, kita sulit sekali memprediksi cuaca. Musim hujan dan musim kemarau sudah tidak ada batas waktu yang membedakannya. Hal ini sangat mempengaruhi kenyamanan bagi para atlet aeromodelling dalam melakukan latihan. Karena, faktor angin yang sangat dipengaruhi oleh iklim, cuaca serta lokasi merupakan modal utama yang harus dipenuhi dalam olahraga ini. Selain itu, posisi matahari yang dapat menyilaukan mata juga sangat menentukan kenyamanan para atlet. Oleh karena itu, area latihan indoor sangat dibutuhkan untuk mengatasi beberapa permasalahan di atas. Kegiatan aeromodelling sampai saat ini masih umum dilakukan di area terbuka ( outdoor), namun bukannya tidak mungkin melakukan kegiatan ini di dalam ruangan ( indoor), walaupun ada beberapa cabang olahraga aeromodelling yang memang tetap harus dilakukan di area terbuka. Untuk melakukan olahraga ini di area indoor, ada beberapa spesifikasi yang harus dipenuhi oleh ruang 5

tersebut. Salah satu yang utama adalah adanya aliran udara di dalam ruangan untuk mendukung penerbangan pesawat skala model. Dari gambaran di atas, maka Pusat Olahraga Aeromodelling layak dan diperlukan untuk dibangun sebagai wadah kegiatan dan latihan bagi atlet kususnya di Jawa Timur. Sehingga dapat memacu para atletnya untuk lebih meningkatkan prestasinya di lomba-lomba yang akan datang. 1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Arsitektur biomorfik adalah arsitektur yang memusatkan perhatian pada proses-proses pertumbuhan dan kemampuan bergerak yang berkaitan dengan organisme-organisme. Arsitektur biomorfik memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berubah melalui perluasan, penggandaan, pemisahan, regenerasi, dan perbanyakan. Dengan kata lain, arsitektur ini mempunyai hubungan dengan bentuk kehidupan (Dharma, 1998: 62). Arsitektur biomorfik merupakan bagian dari salah satu tema analogi yaitu analogi biologis. Ada dua bentuk teori arsitektur yang berdasarkan analogi biologis yaitu arsitektur organik dan arsitektur biomorfik. Arsitektur organik memusatkan perhatian pada hubungan antara bagian-bagian bangunan atau atau antara bangunan dan lingkungannya. Kata organik menunjukkan keterpaduan secara keseluruhan dari semua bagian. Sedangkan arsitektur biomorfik memusatkan perhatian pada proses-proses pertumbuhan dan kemampuan bergerak yang berkaitan dengan organisme-organisme. Pada perkembangannya, arsitektur biomorfik menggunakan bentuk-bentuk kehidupan di alam sebagai acuan dalam merancang. Dalam setiap karya 6

arsitektur biomorfik, selalu memberikan kesan rancangan bahwa tubuh makhluk hidup memiliki konsep arsitektur. Bahwa makhluk hidup merupakan dasar untuk mengerti arsitektur. Kita dapat mendesain bangunan jika kita mengerti proporsi manusia, ukuran tinggi badan, perilaku, dan lain-lainnya yang nantinya akan terproses di dalam bangunan yang kita bangun. Dari paparan di atas, biomorfik mempunyai arah pandang yang lebih kusus daripada tema analogi. Biomorfik lebih menekankan proses perubahan bentuk dan fungsi dari bentuk makhluk hidup itu sendiri sebagai acuan dari desain. Keadaan alam dapat dimanfaatkan sebagai contoh disain untuk gedung-gedung yang mempergunakan prinsip struktur dan motif alam. Hal yang mendasar ialah dengan memanfaatkan keadaan alam sebagai sistem struktur yang aktif dengan mempergunakan sistem yang ada di alam untuk tujuan arsitektur. Ada beberapa alasan penggunaan tema biomorfik dalam perancangan Pusat Olahraga Aeromodelling ini. Berdasarkan prinsip dasar arsitektur biomorfik, ternyata terdapat kesamaan mendasar antara sumber keilmuan biomorfik dan kedirgantaraan kususnya aeromodelling. Olahraga aeromodelling merupakan hasil pengembangan kedirgantaraan yang memiliki sumber keilmuan dari teknik terbang burung dan capung. Seperti yang kita ketahui, pesawat terbang merupakan hasil tiruan dari burung. Sama halnya dengan helicopter yang meniru sistem terbang capung. Alam adalah salah satu bukti anugerah Allah swt. Orang-orang yang memperhatikan sekelilingnya akan melihat bahwa Allah swt telah memberi alam keajaiban-keajaiban yang tak terhitung jumlahnya. Di mana pun setiap makhluk 7

hidup, dari tumbuhan hingga hewan, di darat maupun di laut, diperlengkapi dengan keistimewaan yang menakjubkan. Dalam salah satu ayat-nya, Allah swt berfirman: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tandatanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al -Baqarah [1]:164) Menurut kitab tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu Bakar jabir Al Jazairi, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil terkait dengan memikirkan makhluk ciptaan Allah pada ayat di atas. Ayat kauniyah di atas merupakan argumentasi yang amat kokoh dan dalil yang sangat kuat, yang menunjukkan adanya Allah, ilmu pengetahuan, kekuatan, ke-bijakan, dan rahmat-nya. Karena, Dialah Rabb alam semesta, Ilah bagi orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian, tidak ada Rabb selain Dia, sebagaimana tidak ada Ilah selain dia. Tetapi sayang sekali, karena yang bisa mendapatkan dan melihat dalil-dalil ini secara gamblang pada ayat-ayat tersebut hanyalah orang-orang yang berakal. Adapun yang tidak berakal karena menelantarkan akalnya sehingga tidak menggunakannya untuk berfikir, memahami dan mengerti, tetapi malah 8

menggunakan hawa nafsu, maka mereka sebenarnya buta tidak melihat sesuatu, tuli dan tidak mendengarkan sedikitpun, dan dungu tidak mengerti apa-apa. Kita berlindung kepada Allah Ta ala atas hal ini. Sama halnya dengan olahraga aeromodelling, desain dan rancangan merupakan hasil dari proses berfikir, memahami dan mempelajari makhluk ciptaan Allah. Sebut saja rancangan pesawat terbang yang mengambil bentuk dari burung, ataupun helikopter yang prinsip kerjanya meniru prinsip terbang alami capung. Dan itu semua adalah hasil ciptaan yang sempurna dari Allah swt. Di dalam al Quran, Allah swt berfirman agar kita memperhatikan burung, seperti dalam ayat : Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia maha melihat segala sesuatu. (Surat al-mulk [67]:19) Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa segala kemampuan yang dimiliki makhluk hidup berasal dari Allah swt. Termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah swt di langit sebagai bukti akan kekuasaan, ilmu, dan rahmat Allah swt. Sehingga hal tersebut mengharuskan kita untuk beribadah kepada-nya semata. Terbangnya burung-burung di langit yang mengepak-ngepakkan sayap-sayapnya dan tidak terjatuh ke tanah dengan berusaha terus mengepakkan sayapnya untuk mempertahankan dirinya. Akan tetapi sang burung terbang dengan bantuan udara. Maka ketika sang burung mengatupkan atau mengembangkan sayapnya 9

yang seharusnya akan terjatuh, tetapi, Yang Maha Pemurah menahannya sehingga sang burung tetap melayang dan tidak jatuh ke tanah. Setiap hari manusia membuat kemajuan di bidang teknologi dan menghasilkan produk serta desain yang menakjubkan. Umat manusia dapat merancang dan membuat produk baru dengan kemampuan yang Allah berikan kepada mereka. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus, bahwa manusia tidak berhak bersikap sombong atau arogan. Karena, semua kemampuan tersebut adalah pemberian Allah swt. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana rancangan Pusat Olahraga Aeromodelling di Malang dengan menerapkan tema biomorfik? Bagaimana rancangan Pusat Olahraga Aeromodelling di Malang yang 1.3 Tujuan sesuai dengan aspek-aspek keislaman di dalamnya? Merancang Pusat Olahraga Aeromodelling dengan menerapkan tema biomorfik. Merancang Pusat Olahraga Aeromodelling sebagai sarana berolahraga 1.4 Manfaat untuk menjadikan dan menjaga kesehatan jiwa dan raga. 1.4.1 Bagi Penulis Mengetahui lebih jauh penerapan tema perancangan Biomorfik pada objek rancangan; 10

Mengetahui dasar-dasar tema perancangan biomorfik dalam al Qur an sehingga dapat memperkuat iman dan taqwa; Mengetahui gambaran tentang objek rancangan (arena kegiatan aeromodelling) dengan berbagai sarana dan prasarana serta persyaratan yang harus terpenuhi dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dialami masyarakat selaku pengguna dari objek rancangan. 1.4.2 Bagi Pembaca Mengetahui gambaran tentang objek rancangan (arena kegiatan aeromodelling) dengan berbagai sarana dan prasarana serta persyaratan yang harus terpenuhi dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dialami masyarakat selaku pengguna dari objek rancangan; Dari gambaran yang ada, dapat dijadikan acuan untuk membangun sebuah arena kegiatan aeromodelling yang berfungsi sebagai pusat pengembangan minat dan kemampuan bagi masyarakat dalam bidang aeromodelling. 1.5 Batasan Beberapa batasan yang dilakukan dalam perancangan objek Pusat Olahraga Aeromodelling di Malang ini adalah sebagai berikut: Bangunan sebagai wadah beraktifitas bagi atlet dan masyarakat khususnya dalam bidang olahraga aeromodelling dengan ruang lingkup pelayanan skala regional Jawa Timur; 11

Pusat Olahraga Aeromodelling memiliki fungsi sebagai tempat berkumpul, tempat berolahraga, sarana rekreasi dan pusat event perlombaan olahraga aeromodelling yang ada di Jawa Timur. Prinsip-prinsip biomorfik sebagai tema perancangan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan arsitektural yang berkaitan dengan struktur dan fungsi dari objek rancangan. 12