PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada

dokumen-dokumen yang mirip
MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip

Teknis Penulisan Karya Ilmiah

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI: B. LANDASAN TEORI

PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DAN MEDIA SOSIAL (Pengembangan Tradisi Menulis Pustakawan sebagai Ajaran Tri Dharma Perpustakaan Melalui Media Sosial)

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang berperan

Untuk penulisan skripsi/tesis, minimal harus duduk dulu mencari dan membaca buku sekurangnya 50 jam di perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEMBUAT SITASI DAN DAFTAR PUSTAKA Oleh Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fak. Geografi- UGM Intisari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tugas dan Kompetensi Guru. 1. Pengertian Guru. Menurut UU No.14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik

Penulisan Karya Ilmiah Berupa Artikel Jurnal/Prosiding bagi Guru-Guru SMKN 1 Ngawen Gunung Kidul Oleh: Ibnu siswanto

PELATIHAN DAN PEDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL HASIL KAJIAN PUSTAKA BAGI PARA PUSTAKAWAN DI PROPINSI BALI

Menulis Artikel Ilmiah

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SMPN 3 NGUNUT

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PELAKSANA PEMULA

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU SMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GURU

RESENSI SARANA JITU PROMOSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN Eni Kustanti,S.Pi, Staff Bidang Akuisisi, Perpustakaan Nasional RI

PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI

Oleh: HARRY SULASTIANTO

TEKNIK PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL ILMIAH 1. Oleh Kastam Syamsi FBS Universitas Negeri Yogyakarta

JURNAL REVIEW (TINJAUAN), MEDIA YANG BAIK UNTUK PUBLIKASI PENELITI PETERNAKAN DAN VETERINER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN STATISTISI PELAKSANA PEMULA

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

PERSYARATAN KARYA TULIS ILMIAH

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PENYELIA

SUKSES DALAM MEMBINA & MEMBIMBING KARYA ILMIAH REMAJA (KIR) PENELITIAN ILMIAH REMAJA (PIR) DI SEKOLAH. Oleh: Pujianto

TINJAUAN MATA KULIAH...

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, karena

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar. Berdasarkan penelitian tersebut

GURU YANG MALAS MENULIS SUSAH NAIK PANGKAT??? (Menulis Artikel dapat membantu guru menambah Angka Kredit) Oleh: R.A.Mustika.H (Guru MIN 2 Palembang)

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

TEKNIK PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI PRAMINTO ADI.S.IP KEPALA BAGIAN SDM APARATUR, HUKUM DAN ORGANISASI BADAN RISET DAN SDM KP

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

LAPORAN PENELITIAN PUSTAKAWAN ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TUNJANGAN KINERJA DENGAN INOVASI KERJA PUSTAKAWAN

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

A. Latar Belakang Masalah

MANUAL PROSEDUR SEMINAR KELAS

Optimalisasi Kompetensi Widyaiswara Melalui Membaca dan Menulis. Oleh: Mardhiati Thamrin, S.Si (Widyaiswara Pertama BDK Padang)

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PELAKSANA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia


BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN STATISTISI MADYA

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER MADYA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.

PEDOMAN PELAKSANAAN SIMPOSIUM TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2017

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

KIAT MENULIS KARYA ILMIAH 1 Oleh: Hastuti 2. Kesibukan mengajar sering dijadikan alasan atau pembenaran ketika guru atau dosen

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI

MEMBERDAYAKAN GURU DALAM MENULIS AKADEMIK (Academic Writing)

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan

ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH. Nurismilida Dosen Koopertis Medan Surel:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007: Peluang dan Tantangan Bagi Pustakawan 1

JABATAN FUNGSIONAL GURU

Walisongo, 2013), hal Endang Ruminingsih, Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, (Semarang: rasail Media Group, 2012)hal.

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Elin Budiarti, 2014

JURNAL ILMIAH: MENGAPA DAN BAGAIMANA 1 Oleh Utami Dewi, M.PP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

Transkripsi:

PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada Email: nina@ugm.ac.id ( Artikel ini telah dimuat pada: Info Persada: Media Informasi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Vol. 13, No. 1, Februari 2015, hal. 14-21,) A. Pendahuluan Aktivitas menulis merupakan proses kreatif. Ada dimensi orang, proses dan produk. Seseorang yang melakukan aktivitas menulis, akan menuangkan ide atau gagasan. Ide atau gagasan tersebut dapat diperolehnya dari hasil perenungan atas kehidupan yang dijalani maupun dari hasil melakukan aktivitas membaca. Oleh karena itu menulis adalah kreativitas. Kreativitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) yaitu kemampuan untuk mencipta, menghasilkan sesuatu sebagai hasil buah pikiran. Hasil buah pikiran seseorang sebagai bukti kemampuan kreativitas, dapat dituangkan dalam bentuk tulisan, seperti artikel, essay, opini, karya ilmiah dan sebagainya. Kreativitas dalam menulis bukanlah kemampuan yang sifatnya menurun, namun dapat dilatih terus-menerus, sehingga seseorang berhasil memiliki kemampuan ini. Profesi pustakawan, demikian juga dosen, peneliti atau pejabat fungsional lainnya adalah wajib untuk memiliki ketrampilan/kemampuan menulis. Dalam aktivitas sehari-hari terkait dengan profesinya, mereka membutuhkan kemampuan ini, agar tugas dan tanggung jawabnya dapat diselesaikan dengan baik. Bahkan jika kita seorang staf biasa pun sebenarnya ketrampilan menulis tetaplah diperlukan. Dalam pekerjaan terkadang kita diminta menuliskan laporan kegiatan dan sebagainya. Barangkali awalnya merasa terpaksa harus menulis, atau bahkan dituntut untuk belajar menuangkan ide atau menyampaikan laporan kegiatan. Pada akhirnya kemampuan menulis akan terus terasah dan berhasil melakukan aktivitas menulis, yang merupakan proses kreatif. Profesi pustakawan tidak hanya diminta untuk membuat laporan kegiatan, namun sesuai jabatan fungsionalnya, dituntut untuk mengembangkan profesi, terutama menuangkan ide untuk pengembangan 1

perpustakaan. Oleh karena itu, menurut penulis, kemampuan pustakawan dalam menulis adalah suatu keharusan, mau tidak mau, suka tidak suka, aktivitas menulis harus dimulai. Hal ini ditekankan oleh Yusup (2013) yang mengatakan bahwa penguasaan ketrampilan menulis merupakan suatu hal yang perlu menjadi perhatian kita semuanya. Pustakawan dalam menjalankan profesinya terlibat dan bergelut dengan informasi. Informasi salah satunya dituangkan dalam bentuk rangkaian kata, angka, kalimat, yang kemudian dikatakan sebagai sebuah informasi. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pustakawan untuk memiliki kemampuan menulis. Ungkapan aku tidak bisa terkadang disampaikan bahkan ketika mereka belum mencoba, belum mulai belajar menulis. Perlu ditumbuhkan dorongan dari dalam diri agar seorang pustakawan mau mencoba melakukan aktivitas menulis. Cara menumbuhkan dorongan dari dalam tentunya tiap-tiap individu berbeda. Ada yang dengan cara bergaul sesama pustakawan yang kebetulan telah memiliki pengalaman lebih banyak dalam menulis, atau melalui bacaan/buku -buku terkait dengan aktivitas menulis, kemudian terdorong minatnya untuk menulis. Sekali lagi, aktivitas menulis merupakan hal wajib yang harus dikuasai oleh seorang pustakawan. Pentingnya kemampuan menulis bagi pustakawan, maka penulis tertarik untuk menuangkan dalam tulisan ini, mengapa pustakawan harus memulai untuk menulis dan bagaimana aktivitas menulis harus dimulai oleh pustakawan. Diharapkan tulisan ini semakin meyakinkan pustakawan akan pentingnya kemampuan menulis bagi pustakawan, sehingga memunculkan dorongan dari dalam diri untuk mengasah kemampuannya dalam menulis. B. Pembahasan Sebelum penulis sampai pada pembahasan dalam makalah ini, penulis akan menyampaikan tentang definisi menulis. Jika kita runut beberapa literatur kita akan menemukan banyak sekali definisi menulis. Yang perlu digarisbawahi adalah menulis merupakan satu aktivitas, artinya itu merupakan bentuk aktif. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan bahwa menulis adalah menuangkan pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan. Aktivitas aktif ini jika terus dilakukan akan semakin mengasah kemampuan kita dalam menuangkan ide dan 2

meningkatkan kualitas kita dalam berbahasa terutama bahasa tulisan. Keinginan untuk menuangkan ide bersumber dari diri sendiri. Hal ini sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh Wulandari (2013) bahwa pustakawan menulis didorong dari dalam untuk menyampaikan ide yang mereka miliki, selain juga dorongan dari atasan. Hal lain dalam kaitannya dengan motivasi, kajian Sumantri (2004) menemukan bahwa motivasi pustakawan menulis adalah kebutuhan untuk memperoleh angka kredit serta tuntutan menjadi pemakalah. Tentu ini menjadi menarik, karena ketika seseorang diminta menjadi pemakalah dalam suatu kegiatan ilmiah, maka harus membuat satu buah makalah dengan sejumlah halaman yang telah ditentukan. Alasan untuk memperoleh angka kredit menjadi motivasi pustakawan menulis juga disampaikan oleh Istiana( 2008) hal ini terkait dengan butir- butir kegiatan pustakawan dalam pengembangan profesi. 1.Aktivitas Menulis dan Membaca Dari mana memulai aktivitas menulis? Terkadang kita bingung, mau menulis dari mana? Apa yang akan kita tuliskan pada layar monitor kita? Jika hal ini terjadi, menurut penulis, kita terlebih dahulu harus menentukan ketertarikan terhadap satu topik yang akan ditulis. Hal ini penting, supaya kita dalam menulis dapat fokus pada satu hal. Karena kita seorang pustakawan, agar tulisan kita nanti bermanfaat bagi tugas kita atau profesi kita, maka kita bisa memulai dengan memilih salah satu topik yang terkait dengan bidang kepustakawanan dan informasi. Jika masih memiliki kesulitan juga untuk menentukan topik yang akan ditulis, itu merupakan salah satu tanda bahwa memang kita masih perlu banyak membaca. Banyak dari kita mendapatkan jurnal atau majalah tentang bidang perpustakaan yang baru, tidak kita baca. Barangkali karena kita merasa kenal dengan penulis (rekan kita sendiri) sehingga kita merasa tidak perlu membaca, atau karena kesibukan sehingga belum ada waktu untuk membaca. Padahal dari membaca artikel atau tulisan rekan seprofesi kita, akan menambah pengetahuan kita, menambah motivasi kita untuk menulis dan yang pasti dengan membaca kita akan menemukan topik lain yang belum dibahas atau kurang dibahas detail pada satu artikel tertentu. Dengan banyak membaca, kita akan memperoleh inspirasi untuk memulai atau memperkaya tulisan yang akan atau sedang kita buat. Inilah yang penulis maksudkan bahwa aktivitas menulis dan 3

membaca sangatlah erat. Kemampuan menulis sangat dipengaruhi oleh semangat kita untuk menambah pengetahuan dari membaca buku, majalah, jurnal serta informasi dari berbagai sumber. Menentukan topik, bisa dipilih dari hal yang menarik bagi kita, topik yang menjadi ketertarikan banyak orang saat ini, atau topik yang memang perlu dibahas saat itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya setelah menentukan topik adalah mencari sumber-sumber referensi yang terkait dengan topik. Tentu saja hal ini bukan hal sulit bagi kita, mengingat kita sudah terbiasa membantu pengguna perpustakaan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Kini saatnya kita menemukan informasi untuk diri kita sendiri. Sumber referensi bisa dari buku teks, artikel majalah, artikel dalam jurnal ilmiah, makalah seminar, baik melalui sumber-sumber di internet maupun yang tersedia di perpustakaan. Dengan demikian bukan hal yang sulit bagi kita untuk memperoleh sumber informasi atau referensi untuk mendukung tulisan yang akan kita hasilkan. Setelah berbagai sumber referensi kita temukan, mulailah kita membacanya sehingga menambah wawasan kita terkait dengan topik yang akan kita tulis. Melalui berbagai sumber informasi tersebut kita akan dapat melakukan berbagai temuan baru dan hal baru yang dapat kita tuangkan dalam tulisan kita. Dengan banyak membaca, maka kita akan menemukan banyak ide untuk tulisan kita, memperkaya, menguatkan pendapat kita ataupun untuk memberikan penekanan mengapa ide kita berbeda dengan ide orang lain. Dengan membaca sumber referensi terkait dengan tulisan yang akan kita buat, kita akan tahu posisi tulisan kita dengan tulisan terdahulu yang telah ada. Tentu saja kita ingin membuat tulisan kita berbeda dengan orang lain, kita ingin menuangkan ide ide baru walaupun tema yang dituliskan sama. Tentu saja apa yang kita tulis diharapkan memberikan tambahan pengetahuan baru, serta memberi manfaat bagi pembaca. Segera memulai untuk menulis setelah kita memperoleh ide. Mulailah dari apa yang ada di dalam pikiran kita, untuk kita memulai menulis. Jangan terpaku pada cara penulisan yang harus beruntun, dari awal sampai akhir. Langkah pertama buatlah kerangka tulisan yang akan kita buat. Misalnya, kita akan membuat satu artikel dengan format tertentu. Tuliskan dahulu kerangka tulisan, misalnya: pendahuluan, latar belakang, permasalahan, pembahasan, penutup/kesimpulan. Dari 4

kerangka yang kita buat tersebut, kita dapat memulai mengisi poin yang memang sudah ada di pikiran kita. Sekali lagi, kita jangan terpaku pada cara penulisan beruntun. Misalnya, ketika kita sudah tahu permasalahan, maka kita langsung saja menuliskan pada bagian permasalahan. Semakin lama seluruh kerangka akan terisi dan pasti akan ada semangat untuk segera menyelesaikan tulisan kita. Yang perlu juga diperhatikan adalah ketika kita menggunakan ide atau pendapat orang lain dalam tulisan, kita harus memberikan penghargaan pada penulis dengan mencantumkan sumber. Berlatih untuk disiplin pada waktu yang telah kita targetkan. Hal ini penting supaya tulisan yang kita akan buat, benar-benar dapat kita selesaikan. Terkadang kita telah memulai menulis namun tidak pernah dapat kita selesaikan. Jika ini terjadi, umumnya karena kita tidak disiplin atas apa yang sudah kita janjikan pada diri kita. Bahkan kita perlu membuat target, kapan sebuah tulisan harus selesai. Oleh karena itu, target waktu penyelesaian sebuah tulisan sangatlah penting. Untuk memotivasi diri sendiri, kita dapat mentargetkan misalnya dalam dua bulan membuat satu artikel dengan panjang 10 halaman dengan spasi 1,5. Kemudian berlatih untuk mendisiplinkan diri memenuhi yang kita targetkan. Latihan semacam ini harus kita mulai, untuk memotivasi diri kita agar segera menulis. Setelah tulisan selesai, akan sangat bermanfaat jika kita meminta rekan kita untuk membacanya. Hal ini bermanfaat untuk memberikan masukan dan mengoreksi tulisan kita. Tulisan yang kita hasilkan dapat kita kirimkan ke redaksi majalah/jurnal di bidang informasi dan perpustakaan. Jika tulisan kita belum dapat dimuat, kita dapat memperbaiki dan kemudian kita kirimkan ke redaksi majalah atau jurnal yang lain. Jangan berhenti untuk mencoba, sampai akhirnya dapat dimuat. Jika sudah dimuat di satu majalah atau jurnal tertentu, akan meningkatkan kepercayaan diri, bahwa kita mampu. Hal ini akan mendorong semangat kita untuk kembali menulis. 2. Aktivitas Menulis dan Butir Kegiatan Pustakawan Mengapa menjadi hal penting bahwa pustakawan harus termotivasi untuk menulis dan segera harus memulai menulis? Jika kita cermati butir-butir kegiatan pustakawan, rincian kegiatan jabatan fungsional pustakawan disebutkan bahwa pada unsur pengembangan profesi butir kegiatan pembuatan karya tulis/karya ilmiah 5

bidang kepustakawan dilaksanakan oleh semua jenjang jabatan pustakawan. Ini berarti bahwa pustakawan diharapkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Butir kegiatan pembuatan karya tulis/karya ilmiah bidang kepustakawanan meliputi: penulisan hasil penelitian, ulasan ilmiah, tulisan ilmiah populer, buku dan majalah ilmiah. Sesuai kemampuan dan keinginan untuk mengembangkan profesi pustakawan, maka membuat karya tulis menjadi poin yang bisa segera dilaksanakan oleh semua jenjang jabatan. Dengan demikian, pustakawan di tingkat pelaksana pun jangan ragu untuk melaksanakan kegiatan membuat karya tulis, tidak usah menunggu kalau sudah menjadi pustakawan ahli atau mereka yang sudah mencapai golongan kepangkatan tiga atau bahkan empat. Butir kegiatan membuat karya tulis dilaksanakan oleh semua jenjang pustakawan juga menunjukkan bahwa semua pustakawan berkesempatan untuk menuangkan ide dan membagi ilmunya kepada orang lain, khususnya sesama pustakawan melalui tulisan.. Menurut penulis ini merupakan poin yang luar biasa, memberikan kesempatan semua jenjang pustakawan untuk berkembang dan mengembangkan diri. Dalam hal lain, kita cermati tentang tugas layanan perpustakaan. Layanan referensi perpustakaan dijelaskan bahwa tugas layanan referensi adalah melaksanakan tugas memberikan layanan informasi, pembelajaran dan bimbingan kepada pengguna. Tugas memberikan layanan pembelajaran jelas sekali bahwa pustakawan berperan dalam mendidik pengguna perpustakaan, sehingga diperlukan keluasan pengetahuan bagi seorang pustakawan. Selain itu tugas bimbingan sangat lekat pula pentingnya keluasan pengetahuan dan kemampuan seorang pustakawan. Dalam tugas layanan pembimbingan, salah satunya adalah pustakawan menjadi rujukan bagi pengguna dalam membantu kegiatan pembuatan laporan penelitian atau tugas akhir mahasiswa. Selain membimbing dalam hal pencarian sumber informasi untuk penulisan juga membimbing dalam penulisan ilmiah. Sebagai tempat rujukan tentang penulisan inilah maka menurut penulis, pustakawan tidak hanya paham tentang teknik penulisan tetapi juga perlu memiliki pengalaman nyata dalam kegiatan tulis- menulis. Kendala dalam memberikan bimbingan kepada pengguna terkait dengan kegiatan penulisan tidak akan dialami. 6

3. Hambatan Pustakawan dalam Menulis Dorongan dari dalam diri untuk menulis perlu ditumbuhkan. Sudah penulis uraikan di atas bagaimana cara kita untuk menumbuhkan minat menulis. Ketika dorongan dari dalam diri sudah ada, kadang muncul hambatan. Berdasarkan kajian yang dilakukan Hermanto (2004) ditemukan bahwa hambatan pustakawan dalam menulis adalah tidak adanya minat dan kurangnya kemampuan menulis. Seperti sudah penulis uraikan di atas bahwa minat untuk menulis dapat ditumbuhkan dan kemampuan menulis dapat di asah. Hambatan dalam menulis sesuai kajian Sumantri (2004) adalah kurangnya kemampuan dalam penguasaan teknik penulisan. Hambatan dalam penguasaan teknik penulisan dapat diminimalkan dengan mengikuti kegiatan yang terkait dengan penulisan atau membaca buku-buku tentang penulisan, baik penulisan ilmiah maupun ilmiah populer. Beberapa tahun terakhir ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh beberapa organisasi yang terkait dengan kepustakawanan, menyelenggarakan kegiatan pelatihan penulisan, yang sangat bermanfaat bagi pustakawan. C. Penutup Uraian di atas menjawab permasalahan mengapa pustakawan harus memulai menulis dan bagaimana untuk memulai aktivitas menulis tersebut. Profesi pustakawan dengan butir -butir kegiatan kepustakawanan telah sangat jelas menuntun pustakawan untuk menyukai aktivitas menulis. Butir kegiatan penulisan untuk semua jenjang jabatan fungsional pustakawan memberikan kesempatan kepada semua jenjang jabatan untuk menuangkan ide atau gagasannya. Ini menegaskan bahwa menulis merupakan suatu keharusan bagi pustakawan. Menulis sangat erat dengan kegiatan membaca, karena menulis perlu berbagai referensi untuk mengembangkan ide atau gagasan. Memulai aktivitas menulis dengan banyak membaca sumber referensi sesuai topik yang akan ditulis adalah langkah cerdas. Dengan banyak membaca akan memperkaya ide tulisan, memahami topik yang akan kita tulis dan semakin memantapkan tulisan yang akan kita buat di antara tulisantulisan yang telah ada sebelumnya. Segera saja kita mulai menulis dari sekarang, Mari kita tumbuhkan kemauan dari dalam diri untuk menulis, selamat berkarya. 7

Daftar Pustaka Sumantri, Usep Pahing. 2004. Motivasi Pustakawan dalam Menulis Karya Ilmiah yang Dipublikasikan (Survei di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian). Jurnal Perpustakaan Pertanian, 13 (2) p. 41-46. Hermanto. 2004. Faktor Penghambat Pustakawan dalam Menulis Artikel di Surat kabar. Jurnal Perpustakaan Pertanian, ( 13) 2, p. 25-32. Istiana, Purwani. 2008. Minat Pustakawan dalam Menulis. WIPA: Wahana Informasi Perpustakaan UAJY vol. 12 (Nov. 2008), p. 2-10. Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. 4. Jakarta: Gramedia Pustaka. Wulandari, Tri dan Agus Setyo Utomo. 2013. Motivasi Pustakawan dalam Menulis Karya Ilmiah pada Terbitan Berkala di Badan Arsip dan Perpustakaan Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2 (4) p. 1-6. http: http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/jip Yusup, Pawit M. 2013. Dasar-dasar Penulisan Paper: Teknik Cepat Menulis Karya Ilmiah. Makalah. Disampaikan pada Kegiatan Kursus Pelatihan Instruktur Literasi Informasi Paket A. Kerjasam UPH-UNPAD, 8-11 April 2013. 8