KORELASI ANTARA VARIASI PEMADATAN TERHADAP NILAI STABILITAS MARSHALL PADA LASBUTAG CAMPURAN PANAS

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAKSI PENGGUNAAN PERTAMAX SEBAGAI MODIFIER PADA LASBUTAG CAMPURAN DINGIN UNTUK PERKERASAN JALAN.

Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

III. METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penelitian ini

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

VARIASI PERENDAMAN PADA CAMPURAN BETON ASPAL TERHADAP NILAI STABILITAS MARSHALL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

ABSTRAKSI. Kata kunci : filler lumpur lapindo, HRS, laston, parameter uji Marshall, kadar aspal optimum

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan

METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

PENGGUNAAN ASPAL BUTON TIPE RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN SUSUN CAMPURAN HRS-B

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

Teguh Dwi Istanto 1) Priyo Pratomo 2) Hadi Ali 3)

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

NASKAH SEMINAR INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

BAB IV. HASIL dan ANALISA Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

PENGGUNAAN ABU DASAR BATUBARA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN LATASIR B TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL.

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

BAB IV METODE PENELITIAN

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT

3. pasir pantai (Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah), di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB III LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

Karakteristik Campuran AC-WC dengan Penambahan Limbah Plastik Low Density Polyethylene (LDPE)

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

BAB III LANDASAN TEORI

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

PENGARUH VISKOSITAS ASPAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

PENGEMBANGAN CAMPURAN BERGRADASI SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN BAHAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) DAN LIMBAH ARANG BATUBARA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

KORELASI ANTARA VARIASI PEMADATAN TERHADAP NILAI STABILITAS MARSHALL PADA LASBUTAG CAMPURAN PANAS Alik Ansyori Alamsyah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas, No.46 Malang Email: alik.syah@yahoo.com ABSTRACT Asbuton is one type of natural asphalt from Buton island. How to use existing asbuton diverse as Lasbutag (Buton Asphalt Layers Beragregat) cold mix or ACAS (Aggregate Cold Abuton Sheet), or hot mix Asbuton Ahaz (Aggregate Asbuton Hot Sheet), a hot mixture of non-aggregate Asbuton Nahas (Non Aggregate Asbuton Hot Sheet ) and non-aggregate mixture to cool Asbuton NACAS (Non aggregate cold Asbuton Sheet). LASBUTAG marshall stability value in the hot mixture showed no variation of the initial value before the collision modifier of 44.77 kg at 3.6%: 5%, while the modifier 3.6%: 16.733 75% in value, where the stability is eligible for the low traffic. To be used for medium and heavy traffic, the collision is carried out at 49.5 and 4.6. In the hot mixture LASBUTAG modifier composition 3.6%: 75%, the collision is carried out for 15 and traffic is heavy at 395. VIM on both compositions are still relatively large and showed a decrease with increasing stability in LASBUTAG hot mixture. VMA qualified on both the composition of the modifier, above 16%. Flow on LASBUTAG hot mixture showed a trend to decline with the collision. From the test results and analysis show that the compaction of different variations affect the stability of the marshal. Keywords: Lasbutag, Variations Compaction, Mixed Heat PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara dengan beribu pulau yang memiliki keanekaragaman material dan sumber daya, sehinggga memungkinkan memiliki banyak jenis perkerasan yang semuanya memiliki keuntungan dan kerugiannya. salah satu jenis perkerasan yang mempunyai mutu paling baik adalah aspal beton. Problem kontruksi jalan raya di indonesia yang sering dihadapai adalah kerusakan jalan, antara lain retak, gelombang, alur, lendutan dan bleeding akibat beban lalu lintas berat dan lingkungan suhu tinggi ( Heri Rudianto, ) Menurut Alik Ansyori (9), asbuton merupakan salah satu jenis aspal alam yang berasal dari pulau Buton. Cara penggunaan asbuton ada bermacam-macam seperti Lasbutag (Lapisan Aspal Buton Beragregat) campuran dingin, yaitu campuran dari bahan Asbuton, modifier dan tambahan agregat yang dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan dimana cara percampuranya seluruhnya tanpa dipanasi, Lasbutag ini juga dikenal dengan istilah ACAS (Agregat Cold Abuton Sheet) serta Asbuton campuran panas yang disebut dengan AHAS (Agregat Hot Asbuton Sheet) ada juga Asbuton campuran panas non agregat NAHAS (Non Agregat Hot Asbuton Sheet) serta Asbuton campuran dingin non agregat NACAS (Non Agregat Cold Asbuton Sheet). Pada prinsipnya bahan bitumen pada Asbuton dapat digunakan sebagai bahan perkerasan dan bahan mineral Asbuton yang sebagian besar berupa batu kapur juga dapat digunakan sebagai bahan agregat perkerasan jalan raya. Hanya umumnya perlu tambahan agregat kasar yang lain untuk mendukung kompsisi campuran Pemadatan sebagaimana diketahui akan mempengaruhi stabilitas, kekuatan, keawetan dan tendensi terjadinya alur alur roda akibat lalu lintas. Permukaan Aspal beton yang dipadatkan dengan baik tahan terhadap perembesan air dan tetap memiliki koefisien friksi yang tinggi. 8 Media Teknik Sipil, Volume 1, Nomor, Agustus 1: 8-86

Media Teknik Sipil Volume 1, Nomor, Agustus 1: 8-86 Sehingga pemadatan dengan objek studi penggunaan Asbuton berkembang pesat dengan tujuan mengatasi problem kontruksi jalan raya akibat beban lalu lintas tinggi. Salah satunya dengan melakukan pengujian terhadap campuran aspal pada LASBUTAG dengan variasi pemadatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara variasi pemadatan terhadap nilai stabilitas marshall pada lasbutag campuran panas. METODOLOGI PENELITIAN Umum Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Penelitian LASBUTAG Campuran Panas dilaksanakan pada awal pertengahan Oktober 11 sampai Juni 1. Sedangkan pelaksanaan penelitian dari pemeriksaan material sampai pengujian benda Alik Ansyori Alamsyah, Korelasi Antara Variasi Pemadatan Terhadap Nilai Stabilitas Marshall Pada Lasbutag Campuran Panas 81

dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian material LASBUTAG campuran Panas yang meliputi: - Asbuton - Agregat - Aspal minyak - Minyak berat a. Jumlah tumbukan pada waktu pemadatan benda uji yaitu 5, 75, 1,15, 15,175, dan b. Kondisi test dilakukan dalam kondisi Hotbaht, yaitu direndam air murni dengan suhu 6 selama 3 menit c. Pelaksanaan test marshall dilakukan untuk mencari harga - harga stabilitas, flow, marshall Question, density, rongga dalam campuran, rongga antar agregat dan rongga terisi bitumen Perencanaan modifier Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran antara minyak berat (oli bekas) + Asmin. Modifier yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan komposisi campuran sebagai berikut a. Data pada penelitian pendahuluan digunakan sebagai acuan setelah ditentukan nilai terbaik penggunaan asmin. Hasil dari variasi Asmin terbaik adalah 3.6 % dengan Oli bekas direncanakan 5 % dari jumlah asbuton. Tumbukan dilakukan sebanyak 75 x serta perendaman terhadap benda uji dilakukan selama 4 jam. b. Pada penelitian ini modifier pada komposisi campuran I (satu) di rencanakan dengan perbandingan sebanyak 3.6 % Asmin dan 5 % Oli bekas c. Modifier Pada komposisi Campuran II (dua) direncanakan dengan perbandingan 3.6 % Asmin dan 75 % oli bekas. Perencanaan Metode Pencampuran Di gunakan metode pencampuran sebagai berikut: a. Digunakan asmin yang sudah di encerkan seluruhnya dengan minyak berat ( oli bekas ).dipanaskan pada suhu 9 C. b. Aggregat dan bahan asbuton yang sudah dicampurkan dipanaskan pada suhu 11 C. c. Agregat yang telah dipanaskan pada suhu 11 C dapat dicampurkan kedalam adukan terakhir ini dengan suhu 14 C, susunan gradasi agregat dan jumlahnya sudah ditentukan sebelumnya. d. LASBUTAG campuran panas sebelum dipadatkan dapat diperam terlebih dahulu atau tidak diperam (langsung dipadatkan) tergantung dari total kadar bitumen dalam campuran, pemeraman sebelum pemadatan lebih baik disarankan untuk campuran dengan kadar bitumen relatife rendah (sekitar 5% - 6,5%) HASIL DAN PEMBAHASAN TEST dan ANALISA ASBUTON Pemeriksaan asbuton meliputi : Kadar Bitumen Asbuton ( AASHTO T 164 ) Tabel 1. Test Kadar Bitumen Asbuton Pemeriksaan Uji Benda I II Berat kertas Filter ( A) 5.7 5.8 Berat Benda uji + kertas 55.7 55.8 Filter sebelum di ekstraksi (B) Berat benda uji sebelum 5. 5. di ekstraksi ( C = B A ) Berat benda uji + kertas 394.4 44. filter setelah di ekstraksi ( D ) Berat benda uji setelah di ekstraksi ( E = D A ) 388.7 398.4 Kadar aspal.6.3 { [ C - E ] / C] x1 % Kadar aspal rata rata ( % ) 1.9 Sumber: (Hasil pemeriksaan bahan ) 8 Media Teknik Sipil, Volume 1, Nomor, Agustus 1: 8-86

Media Teknik Sipil Volume 1, Nomor, Agustus 1: 8-86 Asbuton yang dipakai dalam penelitian ini adalah Asbuton B, Karena Mempunyai kadar Bitumen 18. % -,5 % Berat Jenis Asbuton Tabel. Berat jenis Asbuton No Contoh I II Berat contoh kering Oven Berat Botol + air ( 5 C ) Berat Botol + contoh + Air Berat jenis Bulk ( atas dasar kering Oven) Berat jenis Bulk ( Atas Dasar Kering Permukaan ) Berat jenis Semu A A + 5 C 5 B + 5 C A B + A C A 493 49 B 645 643 C 844 844.68.68.68 1,661 1.67 1.667 1.677 1.691 1.684 TEST DAN ANALISA ASPAL MINYAK Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Test Aspal Pen 8/1 NO JENIS PEMERI KSAAN CARA PEMERI KSAAN 1 Penetrasi PA 31 76 Titik Lembek PA 3 76 3 Titik Nyala PA 33 76 HASIL SATU AN 96,1 mm 47 318 4 Daktilitas PA 36 76 1,67 Sumber: (Hasil pemeriksaan bahan ) Aspal Pen 8/1 Dapat dipergunakan, karena sesuai dengan persyaratan yaitu daktilititas minimum 1 cm. Pengaruh Pemadatan Terhadap Nilai Stabilitas Marshall Analisa Regresi Stabilitas C C Cm 5 A Penyerapan Air X 1 % A 1.419 1.66 1.53 Sumber: (Hasil pemeriksaan bahan ) Gambar. Grafik Hubungan Antara Pemadatan Dengan Nilai Stabilitas (kg) Dari uji statistik didapat bahwa ada pengaruh akibat variasi pemadatan terhadap stabilitas pada campuran LASBUTAG varian 3,6%:5%, hal ini Alik Ansyori Alamsyah, Korelasi Antara Variasi Pemadatan Terhadap Nilai Stabilitas Marshall Pada Lasbutag Campuran Panas 83

ditandai dengan adanya yang dikenaikan dinyatakan dengan persamaan regresi Y= 1,9387X + 44,96. Pada perencanaan modifier 3,6% : 75% persamaannya adalah Y = 1,1747X + 16,73. Kenaikan akibat tumbukan dinyatakan dengan angka positif (+) pada koefisien 1,1747, yang menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) tumbukan akan meningkatkan nilai stabilitas sebesar 1,1747, sedangkan konstanta 16,73 menyatakan bahwa jika tidak ada tumbukan, maka nilai stabilitas adalah 16,73. Variasi tumbukan berpengaruh terhadap nilai stabilitas, terlihat dari nilai F hitung > F tabel. Prosentase stabilitas sebesar 74% dapat dijelaskan oleh variasi pemadatan. Sedangkan sisanya 6% dapat dijelaskan oleh sebab sebab yang lain. Dari hasil penelitian LASBUTAG campuran panas pada gambar. komposisi modifier 3.6 % : 5 % persamaan stabilitasnya adalah Y= 1,947X + 44,96. Besar tumbukan yang dibutuhkan agar dapat dipergunakan untuk lapisan perkerasan lalu lintas berat adalah 4,53 atau 5 tumbukan Persamaan stabilitas pada perencanaan 3,6%: 75% adalah Y = 16,733 + 1,1746 X. Sedangkan besar tumbukan yang dibutuhkan agar dapat dipergunakan untuk lapisan perkerasan lalu lintas berat adalah 395 tumbukan. Pemadatan pada kedua komposisi perencanaan modifier, nilai stabilitasnya masih dapat digolongkan untuk lalu lintas rendah dan sedang. Pengaruh Variasi Pemadatan Terhadap Nilai VIM Analisa Regresi VIM 18 16 18 14 VIM (%) 16 1 14 VIM (%) 1 1 8 1 6 8 4 6 4 y = -.197x + 9.664 R =.1917 y = -.197x + 9.664 R =.1917 5 5 y = -.88x + 13.44 R =.7 y = -.88x + 13.44 R =.7 1 15 Tumbukan 1 3,6%:5% 15 Tumbukan 3,6% : 75 % 3,6%:5% 3,6% : 75 % Linear (3,6%:5%) Linear (3,6% : 75 %) Linear (3,6%:5%) Linear (3,6% : 75 %) 5 5 Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Pemadatan Dengan Void In Mineral Dari gambar 3 didapat persamaan regresi Y 3,6%:5% = 13,44,87X. Hal ini menjelaskan bahwa nilai awal void in mineral (VIM) sebesar 13,44. Sedangkan angka koefisien menunjukan besarnya penurunan akibat tumbukan pada LASBUTAG campuran panas. Nilai R square menyatakan bahwa % rongga udara dapat dijelaskan oleh adanya tumbukan, sisanya diterangkan oleh sebab sebab yang lain. Kedua komposisi mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap air void, dimana masing masing dijelaskan dengan besarnya angka koefisien determinasi dan besar koeffisien pada persamaan rongga udara. Angka koeffisien determinasi untuk perencanaan modifier 3,6%: 5% adalah sebesar,7, sedangkan koeffisien pada persamaannya adalah,88. Sedangkan pada komposisi perencanaan modifier 3,6% : 75%, angka R square adalah,19. Angka pada tabel 6 dan 7. menunjukan adanya pengaruh pemadatan terhadap rongga udara pada kedua perencanaan modifier, dimana F hitung > F tabel. memperlihatkan adanya pengaruh. 84 Media Teknik Sipil, Volume 1, Nomor, Agustus 1: 8-86

Media Teknik Sipil Volume 1, Nomor, Agustus 1: 8-86 Pengaruh Variasi Pemadatan Terhadap Nilai VMA prosentase minyak berat yang berbeda memenuhi syarat. Analisa Regresi VMA 3 Flow ( mm ).5 1.5 y = -.1x + 3.15 R =.575 1.5 y = -.53x +.333 R =.167 4 6 8 1 1 14 16 Tumbukan 3,6%:5% Modifier 3,6%:75% Linear (3,6%:5%) Linear (Modifier 3,6%:75%) Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Pemadatan Dengan Flow (mm) Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Pemadatan Dengan VMA Dari uji statistik pada LASBUTAG campuran panas didapatkan persamaan Y 3,6%:5 =,738,4 X dan Y 3,6%:75 =,84,197 X. Persamaan tersebut menyatakan besarnya penurunan dan nilai awal rongga udara antar agregat. Prosentase pengaruh adanya hubungan dinyatakan dengan angka R square sebesar. atau % yang artinya prosentase kadar rongga antar agregat (VMA) dapat dijelaskan oleh variasi pemadatan. Sedangkan sisanya ( 1% - % =8%) dijelaskan oleh sebab sebab yang lain. Nilai R square berkisar antara pada angka sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square, semakin lemah hubungan kedua variabel. Gambar 4 memperlihatkan adanya penurunan akibat penambahan tumbukan pada kedua campuran. Terjadinya penurunan pada campuran LASBUTAG campuran panas disebabkan karena agregat yang tadinya sudah padat pada tumbukan ke 5 x bertambah padat dengan adanya butiran akibat tumbukan berikutnya yang mengisi rongga. Nilai kadar rongga antar agregat dalam campuran pada agregat lolos saringan 3/8 minimum adalah 16%, sedangkan nilai VMA pada LASBUTAG campuran panas berada diatas 16 %. sehingga LASBUTAG campuran panas pada perencanaan modifier Dari uji statistik didapat Nilai persamaan Y 3,6%:5% =,333,53X dan Y 3,6%:75% = 3,15,1X, dimana Y adalah flow dan X adalah variabel bebas. Angka konstanta pada persamaan menunjukan besarnya flow sebelum dilakukan tumbukan. Koeffisien pada kedua persamaan menyatakan besar penurunan yang terjadi pada satu kali tumbukan. Nilai R Square merupakan pengkuadratan dari r koefisien korelasi., dimana dari dari grafik nilai R square sebesar,4 (Pembulatan) artinya 4% flow dapat dijelaskan oleh variabel tumbukan. Besarya penurunan Flow pada LASBUTAG campuran panas pada uji adalah sebesar,53 pada perencanaan 5% oli bekas. Sedangkan pada perencanaan 75% oli bekas, angka penurunannya sebesar,1. Angka R square jauh dari 1, menyatakan lemahnya pengaruh antara tumbukan dan kelelehan. Penurunan flow disebabkan karena agregat yang sudah padat mengalami retak dan pecah sehingga aspal yang seharusnya melekat pada agregat (kohesi)tidak mengikat bagian yang terpecah saat dilakukan pengujian KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisa dan pembahasan LASBUTAG campuran panas terdapat pengaruh variasi pemadatan terhadap parameter marshall sebagai berikut: - Stabilitas Alik Ansyori Alamsyah, Korelasi Antara Variasi Pemadatan Terhadap Nilai Stabilitas Marshall Pada Lasbutag Campuran Panas 85

Nilai stabilitas marshall pada LASBUTAG campuran panas menunjukan nilai awal sebelum ada variasi tumbukan sebesar 44,77 kg pada modifier 3,6%:5%, sedangkan pada modifier 3,6%: 75% nilainya 16,733, dimana nilai stabilitas tersebut memenuhi syarat untuk lalu lintas rendah. Besarnya pengaruh variasi pemadatan juga diperlihatkan dengan angka koefisien dalam persamaan regresi dan agar dapat dipergunakan untuk lalu lintas sedang dan berat, tumbukan yang dilakukan sebesar 49,5 dan 4,6. Pada LASBUTAG campuran panas komposisi modifier 3,6%: 75%, tumbukan yang dilakukan sebesar 15 dan untuk lalu lintas berat sebesar 395 tumbukan. - Nilai Void In Mix (VIM) Nilai void in mix pada kedua komposisi menunjukan penurunan seiring dengan bertambahnya stabilitas pada LASBUTAG campuran panas. Namun, nilai VIM pada kedua komposisi masih relatife besar di atas persyaratan minimal maksimal. - Void In Mineral Agregat (VMA) Garis regresi pada gambar 4. LASBUTAG campuran panas menunjukan trend adanya penurunan, hal ini disebabkan adanya desakkan antar agregat yang menimbulkan friksi. Nilai Void In Mineral (VMA) memenuhi syarat pada kedua komposisi modifier, di atas 16%. - Nilai Flow Flow pada LASBUTAG campuran panas menunjukan trend menurun seiring dengan pertambahan tumbukan. Penurunan pada flow dikarenakan rendahnya kadar bitumen pada campuran yang mengikat agregat. Pada penelitian didapatkan besarnya penurunan pada persamaan matematis regresi linear dan didapatkan nilai, bahwa pada tumbukan ke 5 dan 75 flow masih memenuhi pesyaratan minimum maksimum komposisi 3,6%:5%. Bina Marga, 1991, Manual Pemeriksaan Bahan Jalan, No. 1/ MN/ 1991, Departemen Pekerjaan Umum. Bina Marga, 1998, Petunjuk Pelaksanaan Lapisan Asbuton Aggregat ( LASBUTAG ), Report No. 9/ PT/ B/ 1998 James, EM, 1997, Asbuton Modifier Selection, Designing and Spesification on Lasbutag Mixes, Part I, Report No. 3, Asbuton Spesification Development Project, Direktorat Jenderal Bina Marga. Tjitjik, S. & Sastramihardja, R., 1998, Karakteristik Bitumen Asbuton, Proceeding dari Konferensi Tahunan Jalan ke - 1, Bandung. Suroso, TW,, Pelapukan ( Ageing ) Asmin pada Perkerasan Jalan, Proceeding dari Konferensi Tahunan Teknik Jalan ke 3, Bandung. Rudianto, Heri,, Penggunaan Modifier Campuran Kerosen dan Premium Pada Lasbutag dengan Sistem Cold Mix, Laporan Penelitian - Jurusan Teknik Sipil ITS, Surabaya. DAFTAR PUSTAKA Ansyori, Alik, 9, Penggunaan Pertamax Sebagai Modifier pada Lasbutag Untuk Perkerasan Jalan, Laporan Penelitian, DPP UMM, Malang. 86 Media Teknik Sipil, Volume 1, Nomor, Agustus 1: 8-86