BAB 1. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh. pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rangka memeroleh ilmu pengetahuan, informasi, serta memeroleh hiburan.

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zaman milenium identik dengan zaman teknologi dan informasi. Hal ini

sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil penelitian sebagaimana dikutip oleh Sitepu (1999) oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju

2015 PENERAPAN METODE KLOS BERBASIS MEDIA TEKS BERJALAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

PERBEDAAN PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT DENGAN METODE MEMBACA INTENSIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BACAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa

UPAYA PENINGKATAN KEM DENGAN TEKNIK TRIFOKUS STEVE SNYDER DAN MEDIA VIDEO TUTORIAL MEMBACA CEPAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

\ Kecepatan Efektif Membaca (KEM) dan Pengukurannya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita

BAB I PENDAHULUAN. hasil berpikir yang paling penting dan mendukung masa adalah bahasa. Dengan. kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Membedakan Fakta dan Opini pada. Editorial berdasarkan Kurikulum KTSP untuk Kelas XI SMA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan siswa sebagai subjek penelitian dalam setting

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah pengajaran

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan secara garis besar menguraikan alasan mengadakan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

Hubungan Kemampuan Membaca Intensif Terhadap Kemampuan Ide Pokok Dalam Wacana Siswa Kelas VII MTs Muhammadyah 25 Marubun Jaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. membantu dan mempermudahkan mengetahui segala sesuatu, salah satu cara. Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran membaca.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MEMBACA UNTUK MENULIS

Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif siswa kelas XI SMA Negeri I Dua Koto Kabupaten Pasman.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam berbahasa adalah bahasa. Fungsi bahasa sebagai alat

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khidmatul Mamluah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi (SK) : 13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : 13.1

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2010 di kelas X SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang di anggap suatu

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodson 1960 : 43-44). Membaca cepat merupakan aktivitas yang melibatkan kerja otak dan gerak mata. Oleh sebab itu, kemampuan membaca cepat setiap orang berbeda. Hal itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan melakukan gerak mata dan mengoptimalkan kerja otak secara efektif. Meskipun demikian, kemampuan membaca cepat dapat dikuasai siapa pun yang mau belajar dan berlatih intensif. Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Artinya, seorang pembaca yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di berbagai cuaca 1

2 dan keadaan membacanya. Penerapan kemampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digali (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan (Tampubolon, 1990). Membaca cepat bukan berarti asal membaca cepat saja, sehingga setelah selesai membaca tidak ada yang diingat dan dipahami. Dua hal pokok yang harus diperhatikan ketika membaca cepat adalah tingkat kecepatan dan persentase pemahaman bacaan yang tinggi. Soedarso (2006), dalam bukunya yang berjudul Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif berkata bahwa dengan gencarnya arus informasi seperti sekarang ini, tuntutan untuk membaca semakin besar pula. Padahal, waktu yang tersedia semakin terbatas. Oleh karena itu, jika zaman ini orang tidak memiliki kemahiran membaca yang layak, maka dirinya akan mudah terombangambing, bahkan tergilas oleh arus informasi tersebut. Dengan melihat berbagai tuntutan zaman mengenai kebutuhan akan informasi sebagaimana dipaparkan di atas, maka selayaknya kita merenungi kembali sudah sejauh mana kemampuan membaca yang kita miliki. Kenyataan yang dapat dilihat hingga saat ini adalah masih rendahnya kemampuan membaca masyarakat kita, khususnya para siswa usia sekolah baik SMP, SMA dan bahkan Perguruan Tinggi. Salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya kemampuan membaca siswa adalah rendahnya kebiasaan membaca siswa. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Book and Reading Development (1992), yang melaporkan bahwa kebiasaan membaca belum terjadi pada siswa SD dan SMP. Kemudian diperkuat oleh International Association for

3 Evaluation Achievment (1999) yang mengungkapkan bahwa kebiasaan membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SMA kelas XI tahun 2006, siswa dituntut untuk mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit. Standar kompetensi membaca yaitu memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif, dengan kompetensi dasar yaitu 1) Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit; dan 2) Membedakan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif (KTSP, 2006) Berdasarkan tuntutan KTSP 2006 tersebut keterampilan membaca cepat dapat dijadikan tolok ukur kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca. Dengan demikian, peneliti akan melakukan penelitian terhadap upaya dalam meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa SMA kelas XI. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk menerapkan sebuah pelatihan yang dapat digunakan guru sebagai upaya meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa, pelatihan tersebut adalah pelatihan Quantum Reader. Pelatihan Quantum Reader terdiri atas empat langkah yaitu: 1) Persiapan, 2) Masuk ke kondisi membaca, 3) penggunaan keterampilan mata dan tangan, dan 4) superpindai. Pada tahap persiapan siswa dilatih untuk mendapatkan motivasi intrinsik/motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri, motivasi ini bertujuan menciptakan gambaran tentang bahan bacaan yang akan dibaca. Tahap kedua, siswa dilatih untuk masuk ke kondisi ideal untuk membaca, yaitu kondisi alfa.

4 Untuk mencapai kondisi ini siswa akan dipandu untuk menciptakan tempat kedamaian di pikiran mereka. Pada tahap ketiga siswa dilatih untuk terampil menggunakan keterampilan mata dan tangan pada saat membaca. Untuk keterampilan mata, siswa dilatih strategi fokus halus dan strategi membaca trifokus. Kedua strategi tersebut bertujuan untuk melatih rentang penglihatan. Untuk keterampilan tangan siswa dilatih teknik membuka halaman efektif. Pada tahap terakhir siswa dilatih strategi tongkat ski untuk memindai sampul depan dan belakang, lidah sampul, prakata, pendahuluan, daftar isi, judul bab, gambar, dan grafik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang bernama Desi Purwantini pada tahun 2009 Peningkatan Kemampuan Efektif Membaca dengan Menggunakan Teknik Trifokus Steve Snyder, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik tersebut dapat meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca pada siswa. Hasil penelitian tersebut memberikan kontribusi bagi peneliti bahwa pemilihan teknik serta metode yang tepat dalam pembelajaran membaca cepat sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menerapkan pelatihan Quantum Reader yang bertujuan meningkatkan KEM siswa. pelatihan Quantum Reader bertujuan untuk menumbuhkan motivasi, meningkatkan konsentrasi, memperluas bidang bacaan, dan mencegah regresi. Komposisi ini menjadikan pelatihan Quantum Reader tepat jika digunakan dalam pembelajaran

5 membaca cepat. Atas pertimbangan tersebut, peneliti memberi judul penelitian ini Upaya Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) melalui Pelatihan Quantum Reader (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2009-2010) 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian berikut. Berdasarkan uraian diatas peneliti mengidentifikasikan penelitian sebagai a Kemampuan Membaca Cepat Kemampuan membaca cepat sangat dibutuhkan terutama pada jenjang pendidikan SMA, pada jenjang ini siswa semakin dituntut untuk banyak membaca buku baik itu buku pelajaran, maupun buku non-pelajaran. Kenyataannya pada umumnya guru kesulitan untuk memotivasi kebiasaan membaca siswanya. Diantara kendala membaca siswa adalah sifat malas dan ketidakpercayaan diri, mereka sebenarnya bisa membaca dengan lebih cepat dengan pemahaman yang tinggi seandainya mereka termotivasi dengan bahan bacaan yang mereka baca. b Strategi Membaca Cepat di Sekolah Strategi membaca cepat diajarkan di sekolah sebagai keterampilan, agar siswa terampil membaca cepat dan mengaplikasikannya dalam keseharian mereka. Bentuknya sangat beragam, pada umumnya strategi tersebut

6 bertujuan untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam membaca cepat seperti regresi, vokalisasi, subvokalisasi dan sebagainya. Meskipun strategi membaca cepat sudah diajarkan di sekolah, pada kenyataannya Kecepatan Efektif Membaca (KEM) siswa SMA masih jauh dari rata-rata kecepatan baca ideal, karena dari strategi yang diajarkan kurang dapat melatih siswa untuk termotivasi dalam membaca cepat. Disinilah pentingnya guru mengajarkan strategi membaca cepat yang mencakup penanaman motivasi untuk membaca dengan cepat. Oleh karena itu, peneliti mengidentifikasikan strategi membaca cepat di sekolah sebagai identifikasi masalah dalam penelitian ini. c Keefektifan Membaca Cepat dengan Menggunakan Pelatihan Quantum Reader Quantum Reader merupakan salah satu alternatif pelatihan membaca cepat untuk meningkatkan KEM siswa. Pelatihan ini meliputi empat tahapan yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan mengurangi hambatan-hambatan dalam membaca cepat. Pelatihan Quantum Reader merupakan jenis pelatihan yang tergolong baru dan keefektifan pelatihan ini masih belum dibuktikan. Oleh karena itu, peneliti bermaksud membuktikan keefektifan pelatihan ini, jika diterapkan sebagai upaya peningkatan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa.

7 1.3 Batasan Masalah Penelitian Pembatasan masalah dalam penelitian sangatlah penting. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan yang diteliti terarah serta tidak terjadi penyimpangan yang terlampau jauh dari permasalahan. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini peneliti hanya membahas masalah yang berkaitan dengan pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan pelatihan Quantum Reader di kelas XI SMA Negeri 1 Lembang. 1.4 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. 1) Begaimanakah profil kemampuan membaca cepat siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang? 2) Bagaimanakah proses pelaksanaan pelatihan Quantum Reader di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang? 3) Apakah pelatihan Quantum Reader efektif dalam upaya peningkatan KEM siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang?

8 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Peneliti menguraikan tujuan umum dan tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut. 1) Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini untuk memberikan alternatif model pembelajaran pada bidang studi bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam hal membaca. Pelatihan Quantum Reader diharapkan dapat membantu meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa. 2) Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui hal-hal berikut: a mendeskripsikan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang; b mendeskripsikan proses pelaksanaan pelatihan Quantum Reader di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang; c mendeskripsikan efektif tidaknya penerapan pelatihan Quantum Reader dalam upaya peningkatan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang.

9 1.6 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian mengenai kefektifan pelatihan Quantum Reader untuk meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) diharapkan dapat dimanfaatkan bagi guru,siswa, dan peneliti. 1) Bagi guru Quantum Reader diharapkan membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar terutama pembelajaran membaca cepat. Penelitian ini akan membantu guru mengatasi masalah yang timbul dalam pembelajaran membaca cepat. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran membaca cepat. Dengan demikian, mutu pembelajaran membaca cepat akan meningkat. 2) Bagi siswa Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca cepat akan tertolong dengan diterapkannya pelatihan ini. Siswa yang awalnya tidak mau membaca cepat akan termotivasi karena pelatihan Quantum Reader membantu siswa menemukan motivasi intrinsik lewat metode AMBAK. Dengan demikian, nilai kecepatan efektif membaca (KEM) siswa akan meningkat. 3) Bagi peneliti Sebagai seorang calon guru, diperlukan pengalaman langsung. Dengan adanya penelitian ini, peneliti akan terjun langsung ke lapangan dan

10 mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, peneliti mempunyai bekal untuk menjadi pengajar. Selain itu, kreativitas dan kemampuan peneliti dalam menghadapi masalah dalam KBM akan meningkat. 1.7 Anggapan Dasar berikut ini. Dalam melakukan penelitian ini peneliti berpedoman pada anggapan dasar 1) Membaca bukan bakat bawaan melainkan suatu keterampilan yang dapat diperbaiki melalui proses latihan. 2) Pelatihan Quantum Reader merupakan langkah-langkah membaca cepat yang mudah dipelajari. 1.8 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan Quantum Reader dengan peningkatan KEM siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang. Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan Quantum Reader dengan peningkatan KEM siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang.

11 1.9 Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah tafsir dari pihak pembaca terhadap judul penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendefinisikan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kecepatan Efektif Membaca (KEM) yaitu kemampuan siswa dalam membaca wacana dengan kurun waktu tertentu yang relatif cepat serta mengerjakan soal objektif sebagai bentuk pemahaman terhadap wacana yang disajikan. 2) Pelatihan Quantum Reader yaitu pelatihan membaca cepat yang menggabungkan 3 metode membaca cepat. Metode pertama motivasi (minat), siswa di bimbing guru untuk menemukan Ambak akronim dari Apa manfaatnya bagiku? dengan Ambak siswa akan termotivasi dalam membaca. Metode kedua bantuan alat, langkahnya siswa akan diajarkan penggunaan keterampilan tangan dalam membaca cepat. Metode ketiga gerak mata, pada metode ini siswa akan diajarkan keterampilan membaca Trifokus.