BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Membedakan Fakta dan Opini pada. Editorial berdasarkan Kurikulum KTSP untuk Kelas XI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

SILABUS PEMBELAJARAN

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI PADA TEKS BERITA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek penting, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

BAB II KAJIAN TEORITIS Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengungkapkan ide, gagasan kepada orang lain, karena bahasa sangat

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

SILABUS PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 KENDARI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang diajarkan di SD/Ml termasuk SD Negeri 1 Purwodadi Gisting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut senantiasa diterapkan pada siswa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam ruang lingkup kebahasaan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pemanfaatan buku teks dalam proses pembelajaran PKn di kelas VIII D SMP

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 3 Beban belajar : 4 SKS. Materi Pembelajaran

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 1

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB 1. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh. pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

KISI-KISI SOAL. Tahun Pelajaran : 2014/ Menentukan persamaan isi berita.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) BERBAHASA Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

I. PENDAHULUAN. pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah SMP N 3 Bayat memiliki permasalahan dalam pembelajaran membaca

RENCANA PEMBELAJARAN (RP)

PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. SMP/MTs BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Membedakan Fakta dan Opini pada Editorial berdasarkan Kurikulum KTSP untuk Kelas XI SMA Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik melalui lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat dua aspek kemampuan, yakni aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Kedua aspek tersebut memiliki empat sub aspek keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis Dalam KTSP terdapat standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Begitu pun dengan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu standar kompetensi yang akan penulis capai dalam penelitian ini adalah membedakan fakta dan opini pada editorial. 2.1.1 Standar Kompetensi Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggunakan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara 12

13 lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apesiasi terdapat hasil karya kesastraan Indonesia. Guru sekolah, orang tua, dan masyarakat berperan dalam mengembangkan potrensi yang ada pada diri setiap siswa, terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia, terdapat dua aspek kemampuan, yakni aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Kedua aspek tersebut memiliki empat sub aspek keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Sehubung dengan hal tersebut, bahan pembelajaran membedakan fakta dan opini pada memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif. 2.1.2 Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah gambaran umum tentang apa yang didapat siswa dan menentukan apa yang harus dilakukan oleh siswa. Kompetensi dasar menitikberatkan pada keatifan siswa dalam menyerap informasi berupa pengetahuan, gagasan, pendapat, pesan, dan perasaan secara lisan maupun tertulis serta memanfaatkannya dalam berbagai kemampuan. Kompetensi dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan aspek keterampilan mendengarkan untuk SMA kelas XI baik semester satu dan semester dua memiliki Sembilan kompetensi dasar mencakup aspek kemampuan berbahasa maupun kemampuan bersastra. Mulyana (2011:139) kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.

14 Berdasarkan uraian tersebut, kompetensi yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah membedakan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif. 2.1.3 Alokasi Waktu Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk itu peneliti perlu menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini pada editorial dengan menggunakan teknik student led review session. Dalam pelaksanaannya, alokasi waktu hal yang ditentukan. Alokasi waktu harus ditetapkan secara teratur agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan juga disesuaikan dengan materi pemebelajaran. Alokasi waktu yang dipergunakan untuk pembelajaran membedakan fakta dan opini memerlukan wakta 3x45 menit. 2.2 Membedakan Fakta dan Opini 2.2.1 Pengertian Membedakan Fakta dan Opini Menemukan perbedaan fakta dan opini tidak semudah yang kita pikirkan. Agar menemukan fakta dan opini dengan mudah dilihat dari berbagai aspek misalnya, dari segi isi fakta sesuai dengan kenyataan sedangkan opini sesuai atau tidak sesuai kenyataan bergantung pada kepentingan tertentu. Jadi, terlihat jelas perbedaan fakta dan opini. Fakta adalah hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi sedangkan opini suatu sikap seseorang terhadap persoalan yang ada dan kebenarannya masih perlu dibuktikan.

15 2.2.2 Langkah Membedakan Fakta dan Opini Menurut Heriawan (2012:173) mengatakan bahwa langkah-langkah membedakan fakta dan opini sebagai berikut. a. Bacalah isi dari kalimat tersebut, apabila mengandung kebenaran dan terdapat data yang mendukung maka merupakan fakta, dan apabila tidak mendukung kebenarannya dan tidak terdapat data yang mendukung maka itu merupakan opini. b. Fakta dan opini berbeda dari segi manfaatnya. Fakta bermanfaat melengkapi informasi dan menambah pemahaman suatu konsep tertentu sedangkan opini bermanfaat untuk membantu memahami sesuatu yang di uraikan dalam berita atupun laporan. 2.3 Fakta 2.3.1 Pengertian Fakta Fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indera manusia. Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil yang objektif dan dapat diverifikaasikan secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadang kala dapat menjadi sebuah ilmu. Isdriani (2009:138) mengatakan bahwa fakta adalah hal, keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi. Sesuatu dapat dinyatakan fakta apabila dapat dibuktikan kebenarannya dan memiliki sumber yang jelas. Suryanto (2007:149) mengatakan bahwa fakta adalah keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan. Fakta merupakan sesuatu yang secara empiris benar dan dapat didukung oleh bukti sementara dan bisa juga sebagai suatu pendapat yang berasal dari sebuah keyakinan yang mungkin didukung atau tidak mungkin didukung dengan beberapa jenis bukti.

16 Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa fakta adalah keadaan, kejadian, atau peristiwa yang benar dan bisa dibuktikan. Fakta merupakan pernyataan tentang sesuatu yang ada dalam kenyataan dan kebenaran tidak perlu diragukan lagi. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya. 2.3.2 Ciri-ciri Fakta Membedakan fakta dan opini sering sulit. Sulit untuk mengklaim sesuatu yang merupakan fakta jika tidak jelas kebenerannya, untuk mempermudahkan menentukan kalimat fakta, maka terdapat ciri-ciri kalimat fakta yang perlu diperhatikan sebagai berikut. a. Dapat dibuktiakan kebenarannya memiliki. b. Data yang akurat misalnya tanggal, tempat, waktu kejadian. c. Memiliki narasumber yang dapat dipercaya objektif (apa adanya dan tidak di-buat-buat) yang dilengkapi dengan data yang berupa keterangan atau angka yang menggambarkan keadaan. d. Sudah dipastikan kebenarannya. e. Menunjukan peristiwa yang telah terjadi. f. Kenyataan. g. Informasai dari kejadian yang sebenarnya. 2.4 Opini 2.4.1 Pengertian Opini Opini adalah pernyataan yang subjektif yang berasal dari sikap seseorang atau interpretasi fakta yang didapatkan. Opini adalah perkiraan, pikiran, pendapat, atau anggapan tentang sesuatu hal. Pendapat orang mengenai suatu hal berbedabeda. Perbedaan tergantung dapat berupa saran atau kritikan, tanggapan, harapan, nasihat atau ajakan.

17 2.4.2 Ciri-Ciri Opini Menurut Suyono ( 2007-158) ciri-ciri opini dirincikan sebagai berikut. a. tidak dapat dibuktikan kebenaranya bersifat subjektif dan dilengkapi uraian tentang pendapat, saran atau ramalan tentang sebab dan akibat terjadinya peristiwa. b. tidak terdapat narasumber (atas pemikirn sendiri). c. tidak memiliki data yang akurat. Menunjukan peristiwa yang belum yang akan atau akan terjadi pada masa yang akan datang (baru berupa ren-cana). d. kalimat opini itu belum pasti kebenarannya dan biasanya di awali dengan kata-kata seperti menurut saya, sepertinya, saya rasa. pendapat seseorang informasi yang belum dibuktikan kebenarannya. 2.5 Editorial 2.5.1 Pengertian Editorial Menurut Kosasih (2012:285) Editorial atau yang sering disebut tajuk rencana adalah kolom dalam surat kabar yang berisikan tanggapan suatu media sa-tu peristiwa. Tanggapannya itu berupa dukungan, pujian, kritikan, ataupun cemoohan. Tajuk rencana selalu menyertai suatu berita yang ada dalam surat kabar itu. Sebagian penulis mengatakan bahwa tajuk rencana adalah karangan berisi kupasan masalah aktual atau yang baru saja terjadi dan masih menjadi bahan pembicaraan di masyarakat. Jadi penulis menyimpulkan bahwa tajuk rencana merupakan suatu surat kabar yang berisi fakta dan opini dari suatu masalah yang menonjol. 2.5.2 Ciri-ciri Editorial Menurut Kosasih (2012:285) ciri-ciri editorial sebagai berikut. a. Bertujuan untuk menjelaskan suatu berita, menafsirkan berita, meramalkan masa depan, dan menegaskan penilaian koral.

18 b. Tajuk rencana ditulis singkat, bahkan lebih sigkat bila dibandingkan dengan artikel. 2.5.3 Struktur Editorial Menurut Kosasih (2014 : 285), struktur tajuk rencana ada tiga yaitu: a) pengenalan isu sebagai pendahuluan teks, yakni berupa sorotan peristiwa yang mengandung suatu persoalan aktual; b) pengumpulan argumen-argumen sebagai pembahasan yakni berupa tangga-pan-tanggapan redaktur dari berbagai media yang bersangkutan berkenaan dengan peristiwa, kejadian, atau peroalan aktual; dan c) kesimpulan, saran ataupun rekomendasi sebagai penutup. 2.6 Teknik Student Led Review Session 2.6.1 Pengertian teknik Student Led Review Session Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Whittaker dalam Sadiman (1999:195) Student Led Review Session merupakan teknik pembelajaran sebagaimana peran pengajar diberikan kepada peserta didik. Pengajar hanya bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Teknik ini biasanya digunakan pada saat sesi pengulangan terhadap materi pelajaran. Pada bagian pertama dari proses pembelajaran guru dapat membuat kelompokkelompok kecil peserta didik diminta untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi yang telah dibahas secara bersama-sama. Langkah-langkah selanjutnya adalah masing-masing kelompok dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang belum dipahami dan kelom-

19 pok peserta didik lain dapat menjawab sesuai dengan kemampuan dan pemahaman mereka tentang materi tersebut. Atau bisa juga seorang guru memberikan kesempatan pada perwakilan masing-masing kelompok untuk menjelaskan kem-bali materi yang telah dibahas bersama-sama, namun sebelumnya telah didiskusi-kan dengan kelompoknya masing-masing. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi Student Led Review Session, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menjelaskan atau hanya tepatnya mengulang hasil pemahaman sebuah materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam hal ini para peserta didik diberi waktu dan kesempatan untuk menyusun skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka akan mengilustrasikan penjelasan sebuah materi yang mungkin belum dipahami oleh teman-teman mereka. 2.6.2 Langkah-langkah Teknik Student Led Review Session Menurut Heriawan (2012:174) mengatakan langkah-langkah sebagai berikut. a. Guru dapat membuat kelompok kecil. b. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi yang telah dibahas secara bersama-sama. c. Masing-masing kelompok dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang belum dipahami dan kelompok lain dapat menjawabnya sesuai dengan kemampuan dan pemahaman mereka tentang materi tersebut. 2.6.3 Kelebihan dan kelemahan Teknik Student Led Review Session 2.6.3.1 Kelebihan teknik Student Led Review Session Menurut Heriawan (2012:174) mengatakan bahwa kelebihan teknik sebagai berikut.

20 a. Peran pengajar diberikan kepada peserta didik. Pengajar hanya bertindak sebagai fasilitator. b. Peserta didik diberi kesempatan untuk saling berbagi satu dengan yang lainnya mengenai materi yang belum dipahami. c. Pengajaran sesama siswa memberi siswa kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus menjadi narasumber bagi satu sama lain. 2.6.3.2 Kelemahan teknik Student Led Review Session berikut. Menurut Heriawan (2012:174) mengatakan kelemahan teknik sebagai a. Peserta didik diberi waktu dan kesempatan untuk menyusun skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka akan mengilustrasikan penjelasan sebuah materi yang mungkin belum dipahami oleh teman-teman mereka tanpa tuntunan guru. b. Ketika kelompok lain mengajukan tentang materi yang belum dipahami, kelompok lain hanya dapat menjawab sesuai dengan kemampuan dan pemahaman mereka tentang materi tersebut. c. Perwakilan dari kelompok harus benar-benar menguasai materi ketika dia menyampaikan kepada teman-temannya. 2.7 Hasil Penelitian Terdahulu yang Sesuai dengan Penelitian Peneliti ini dilatar belakangi oleh penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, yaitu Teknik Student Led Review Session yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Detta Octaviani. Walaupun peneliti sebelumnya membahas mengungkapkan hal-hal menarik dalam teks biografi, keseluruhan teknik yang digunakan hampir sama dengan teknik pembelajaran yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik Student Led Review Session. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kesalahan siswa sebagian besar terletak pada kesalahan menyusun ide-ide, kelengkapan, dan EYD. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu penulis mencoba menerapkan teknik Student Led Review Session dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini pada

21 editorial. Sehingga pembelajaran membedakan fakta dan opini pada editorial lebih tepat menggunakan teknik Student Led Review Session agar siswa mampu mengembangkan imajinasi. Selain penellitian yang hampir menyerupai dengan pembelajaran mengenai pembelajaran membedakan fakta dan opini pada editorial sebelumnya pernah dilakukan oleh Dwi hendrasti (2014) yaitu Pembelajaran Membaca Intensif membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Iklan di Surat Kabar dengan Menggunakan Metode PORPE Pada Siswa Kelas XI SMA N I Lembang. Perbedaan antara judul skripsi penulis dengan judul skripsi yang terdapat pada hasil penelitian terdahulu yaitu terdapat metode yang digunakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Student Led review Session, sedangkan pada hasil penelitian terdahulu, beliau menggunakan metode tentang PORPE sebagai alat untuk titik tolak dlam keberhasilan melakukan penelitian. Berdasarkan Persamaan dan perbedaan judul skripsi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan terletak pada materi pembelajaran, sedangkan perbedaannya terletak padda metode pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikian, penulis dapat mengoprasikn dan mengelaborasikan pada hasil penelitian terdahulu sebagai salah satu acuan dalam menyusun skripsi.