Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

dokumen-dokumen yang mirip
SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

BAB III BAHAN DAN METODE

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III METODE PENELITIAN

Pupuk amonium sulfat

Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens

SNI Standar Nasional Indonesia

LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORBEN CANGKANG GONGGONG

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

Pupuk kalium sulfat SNI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

Pupuk SP-36 SNI

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

Pupuk super fosfat tunggal

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Pupuk tripel super fosfat

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

3 Metodologi Penelitian

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Pupuk dolomit SNI

ABSTRAK ABSTRACT

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Cara uji... 2 4.1 Prinsip... 2 4.2 Bahan... 2 4.3 Peralatan... 2 4.4 Persiapan dan pengawetan contoh uji... 2 4.5 Persiapan pengujian... 2 4.6 Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi... 3 4.7 Perhitungan... 3 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 3 5.1 Jaminan mutu... 3 5.2 Pengendalian mutu... 3 6 Rekomendasi... 4 Lampiran A Pelaporan... 5 i

Prakata Dalam rangka menyeragamkan teknik pengujian kualitas air dan air limbah sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian parameter-parameter kualitas air dan air limbah sebagaimana yang tercantum didalam Keputusan Menteri tersebut. SNI ini merupakan hasil revisi dari SNI yang telah kadaluarsa dan menggunakan referensi dari metode standar internasional JIS. Metode ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Air dari Panitia Teknis 207S, Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 30 Januari 2004 di Serpong, Tangerang Banten. Metode ini berjudul Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala yang merupakan revisi dari SNI 06-2517-1991 dengan judul Metode pengujian kadar timbal dalam air dengan alat spektrofotometer serapan atom secara langsung. ii

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala 1 Ruang lingkup Metode ini digunakan untuk penentuan logam timbal, Pb dalam air dan air limbah secara spektrofotometri serapan atom-nyala (SSA) pada kisaran kadar Pb 1,0 mg/l sampai dengan 20,0 mg/l dan panjang gelombang 283,3 nm. 2 Acuan normatif JIS. K.0102.54.2002, Testing methods for industrial wastewater. 3 Istilah dan definisi 3.1 larutan induk logam timbal, Pb larutan yang mempunyai kadar logam timbal, Pb 1000 mg/l yang digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar yang lebih rendah 3.2 larutan baku logam timbal, Pb larutan induk logam timbal, Pb yang diencerkan dengan air suling sampai kadar tertentu 3.3 larutan kerja logam timbal, Pb larutan baku logam timbal, Pb yang diencerkan, digunakan untuk membuat kurva kalibrasi dan mempunyai kisaran kadar Pb 0,0 mg/l; 1,0 mg/ll; 5,0 mg/l; 10,0 mg/l ;15,0 mg/l dan 20,0 mg/l 3.4 larutan blanko air suling yang diasamkan atau perlakuannya sama dengan contoh uji 3.5 larutan pengencer larutan yang digunakan untuk mengencerkan larutan kerja, yang dibuat dengan cara menambahkan asam nitrat pekat ke dalam air suling sampai ph 2 3.6 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan kerja dengan hasil pembacaan absorbansi masuk yang merupakan garis lurus 1 dari 5

4 Cara Uji 4.1 Prinsip Penambahan asam nitrat bertujuan untuk melarutkan analit logam dan menghilangkan zatzat pengganggu yang terdapat dalam contoh uji dalam air dan air limbah dengan bantuan pemanas listrik, kemudian diukur dengan SSA menggunakan gas asetilen, C 2 H 2. 4.2 Bahan a) air suling; b) asam nitrat, HNO 3; c) larutan standar logam timbal, Pb; dan d) gas asetilen, C 2 H 2. 4.3 Peralatan a) SSA; b) lampu holow katoda Pb; c) gelas piala 250 ml; d) pipet ukur 1 ml; 5 ml; 10 ml; 15 ml dan 20 ml; e) labu ukur 100 ml; f) corong gelas; g) pemanas listrik; h) kertas saring whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 µm; dan i) labu semprot. 4.4 Persiapan dan pengawetan contoh uji Bila contoh uji tidak dapat segera dianalisa, maka contoh uji diawetkan dengan penambahan HNO 3 p sampai ph kurang dari 2 dengan waktu simpan maksimal 6 bulan. 4.5 Persiapan pengujian 4.5.1 Persiapan contoh uji a) Masukkan 100 ml contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen kedalam gelas piala. b) Tambahkan 5 ml asam nitrat. c) Panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh uji hampir kering. d) Ditambahkan 50 ml air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 ml melalui kertas saring dan ditepatkan 100 ml dengan air suling. 4.5.2 Pembuatan larutan baku logam timbal, Pb 100 mg/l a) Pipet 10 ml larutan induk logam timbal, Pb 1000 mg/l ke dalam labu ukur 100 ml. b) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera. 2 dari 5

4.5.3 Pembuatan larutan kerja logam timbal, Pb a) Pipet 0 ml; 1 ml; 5 ml; 10 ml; 15 ml dan 20 ml larutan baku timbal, Pb 10,0 mg/l masing-masing ke dalam labu ukur 100 ml. b) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi logam timbal 0,0 mg/l; 1,0 mgll; 5,0 mg/l; 10,0 mg/l; 15,0 mg/l dan 20,0 mg/l. 4.6 Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi a) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat. b) Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang 283,3 nm. c) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi. d) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan. 4.7 4.7 Perhitungan 4.7.1 Kosentrasi logam timbal, Pb Pb (mg/l) = C x fp dengan pengertian: C adalah konsentrasi yang didapat hasil pengukuran (mg/l); fp adalah faktor pengenceran. 4.7.2 Persen temu balik (% Recovery, % R) % R = A B x 100 % C dengan pengertian: A adalah kadar contoh uji yang di spike; B adalah kadar contoh uji yang tidak di spike; dan C adalah kadar standar yang diperoleh (target value). 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu 5.1 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia berkualitas murni (pa). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten. e) Lakukan analis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan maksimum. 3 dari 5

5.2 Pengendalian mutu a) Koefisiensi korelasi (r) lebih kecil atau sama dengan 0,95 dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. b) lakukan analisis blanko untuk kontrol kontaminasi c) lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis d) Jika koefisiensi variasi/standard deviasi relative hasil pengukuran lebih besar atau sama dengan 10% maka dilakukan pengukuran ketiga 6 Rekomendasi Kontrol akurasi a) Analisis blind sample. b) Untuk kontrol gangguan matriks lakukan analisis spike matrix kisaran porsen temu balik adalah 85% sampai dengan 115%. c) Buat kurva kendali (control chart) untuk akurasi analisis. 4 dari 5

Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analisis. 3) Tanggal analisis. 4) Rekaman hasil pengukuran duplo, triplo dan seterusnya. 5) Rekaman kurva kalibrasi atau kromatografi. 6) Nomor contoh uji. 7) Tanggal penerimaan contoh uji. 8) Batas deteksi. 9) Rekaman hasil perhitungan. 10) Hasil pengukuran persen spike matrix dan CRM atau blind sample (bila dilakukan). 11) Kadar analit dalam contoh uji. 5 dari 5