Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel Menggunakan Remote Control

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. luasnya suatu wilayah (misalnya gedung atau pabrik) yang peralatan-peralatan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAMMABLE IR REMOTE CONTROL. Arjana Permana Putra GD Moch. Farid Noer R

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

Kata Kunci : Infra Merah, identitas, nirkabel, perangkat presensi, komunikasi serial, basis data

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Perancangan Sistem Pengendalian Perangkat Listrik Rumah Tangga Berbasis Radio Frekuensi YS1020UB dan Mikrokontroler ATMEGA16

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

ALAT PENGONTROL LAMPU MENGGUNAKAN REMOTE TV UNIVERSAL

BAB III PERANCANGAN ALAT

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

melakukan hal yang mudah ini karena malas, lupa dan sebagainya, sehingga membiarkan kipas angin menyala, dan tidak hemat listrik. Untuk itu, dibutuhka

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III. Perencanaan Alat

Gambar 1 Tampilan alat

Input ADC Output ADC IN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani

BAB III METODOLOGI PENULISAN

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DETEKTOR JARAK DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

IMPLEMENTASI REMOTE TV UNIVERSAL SEBAGAI PENGATUR KARAKTER PADA DOT MATRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

Transkripsi:

1 Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel Menggunakan Remote Control F.D. Rumagit, J.O. Wuwung, S.R.U.A. Sompie, B.S. Narasiang Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: frekarumagit@yahoo.com Abstrak - Teknologi nirkabel telah menjadi suatu yang populer saat ini diseluruh dunia. Teknologi ini telah digunakan pada sebagian besar kehidupan sebagai bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi. Sesuai dengan keinginan manusia yang selalu ingin melakukan pekerjaan secara cepat tanpa membutuhkan waktu yang lama dan tenaga. Seperti melakukan pengontrolan terhadap lampu dengan menggunakan saklar, menghidupkan lampu pada rumah ataupun gedung yang menguras waktu karena jarak yang berjauh-jauhan. Sistem pengontrolan dengan menggunakan remote control infrared merupakan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Ada beberapa rangkaian utama untuk pengontrolan lampu rumah ini, diantaranya transmitter (remote control) yang berfungsi sebagai pengiriman data, receiver (sensor TSOP 1738) yang merupakan penerima data yang dikirim oleh transmitter, mikrokontroler ATMega8535 sebagai pengelolah data yang diterima oleh receiver, LCD untuk menampilkan beban lampu yang telah ON/OFF, dan terdapat toggle switch sebagai kontrol manual. ari hasil pengukuran 1-11 meter, disimpulkan bahwa remote dapat berkerja maksimal pada jarak 6 meter dan tidak terhalang media serta dapat bekerja dengan stabil pada lampu 1-16. Sedangkan pada jarak 7-11 meter, sensor tidak merespon dengan baik untuk beberapa beban lampu dikarenakan adanya noise digital. Kata Kunci : Teknologi nirkabel, remote control, receiver, transmitter, mikrokontroler. I. PENDAHULUAN Keberadaan teknologi adalah untuk mempermudah pekerjaan taupun kegiatan kegiatan manusia. Dengan teknologi, pekerjaan yang sebelumnya dilakukan dalam jangka waktu yang lama ataupun memulai proses yang rumit dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini yang membuat teknologi berkembang dengan sangat pesat. Salah satu cabang teknologi ini adalah dibidang elektronika, contoh menjamurnya perangkat elektronik. Melalui elektronika, dapat direkayasa perangkat yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Kebutuhan akan perangkat elektronika muncul karena manusia menginginkan suatu kemudahan. Teknologi nirkabel telah menjadi suatu yang populer saat ini diseluruh dunia. Teknologi ini telah digunakan pada sebagian besar kehidupan sebagai bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi. Saat ini sistem pengendalian pada gedung ataupun ruangan masih menggunakan sistem manual, yaitu dengan cara menekan tombol on/off saklar lampu, sehingga hal ini kurang efisien dalam melakukan pengontrolan lampu listrik tersebut dan mengakibatkan pemborosan biaya karena pemakaian yang berlebihan. Sekarang telah ada peralatan elektronik khususnya lampu listrik yang dapat dikendalikan dengan menggunakan sinar infra merah sebagai media komunikasinya. Disamping itu juga peralatan yang dikendalikan lebih dari satu buah, dan jarak masing-masing peralatan berjauhan karena ruangan yang sangat besar, maka ini tentu saja tidak menghemat waktu dan tenaga manusia, sehingga pencegahan penggunaan peralatan pengendalian lampu dan oleh pihak yang tidak berwenang tidak dapat dilakukan. Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, penulis ingin merancang sistem pengendalian peralatan listrik menggunakan remote control dalam penggendalian on/off daya listrik berbasis mikrokontroler ATMega8535. Jika menggunakan remote control ini akan membantu kita mempermudah menghidupkan atau mematikan lampudisebuah gedung ataupun ruangan, karena pada remotecontrol ini menggunakan sinar infra merah yang mempunyai jarak tembus yang jauh asal tidak ada yang menghalangi antara pemancar dengan penerima infra merah. II. LANDASAN TEORI A. Infra Merah Infra merah (infrared) ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih daripada cahaya Nampak yaitu diantara 700 nm dan 1 mm. sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya, maka radiasi cahaya infra merah akan Nampak pada spectrum electromagnet dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah akan tidak tampak oleh mata, namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa / dideteksi. Infra merh dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni : Near infrared 0.75 1.5 µm Mid infrared 1.50 10 µm Far infrared 10 100 µm Contoh aplikasi sederhana untuk far infrared adalah terdapat pada alat-alat kesehatan. Sedangkan untuk mid infrared ada pada alat ini untuk sensor biasa, sedangkan near infrared digunakan untuk pencitraan pandangan malam seperti pada nightscoop. Penggunaan infra merah sebagai media transmisi data mulai diaplikasikan pada berbagai peralatan seperti TV, handphone, sampai pada transfer data PC. Media infra merah ini dapat digunakan baik untuk control aplikasi lain maupun transmisi data. Sifat-sifat cahaya infra merah: 1. Tidak tampak manusia 2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang 3. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas

2 Komunikasi infra merah dilakukan dengan menggunakan diode infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai penerimanya. Untuk jarak yang cukup jauh, kurang lebih 3 5 meter, pancaran data harus dimodulasikan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan data akibat noise. Bentuk gelombang infra merah dapat dilihat pada gambar 1. Untuk transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara biasanyaa menggunakan frekuensi carrier sekitar 30KHz 40 KHz. infra merah yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi diatas. Sinyal yang dipancarkan oleh pengirim diterima oleh penerima infra merah dan kemudian di kodekan sebagai sebuah paket biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar antara 30 KHz- idle (tidak 40 KHz. Pada komunikasi data serial, kondisi ada transmisi data) adalah merupakan logika 0, sedangkan pada komunikasi infra merah kondisi idle adalah kondisi tidak adanya sinyal carrier. Hal ini ditunjukkan agar tidak terjadi pemborosan daya pada saat tidak terjadi transmisi data. Bentuk modulasi infra merah dapat dilihat pada gambar 2. B. Sensor TSOP1738 Pada alat ini, logika yang di gunakan logika high, setela logika low sesaat dan itulah yang dijadikan sebagai data, sehingga dengan mengatur lebar pulsa high (1), tersebut dengan suatu nilai tertentu dan menjadikan nilai tersebut sebagai datanya, maka pengiriman data dapat dilakukan. IC ini mempunyai karakteristrik yaitu akan mengeluarkan logika high(1) atau tegangan ± 4,5 volt pada outputnya jika IC ini mendapatkann pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 40 Khz, dan IC ini akan mengeluarkan sinya Low (0) atau tegangan ± 0.109 volt jika pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200µs. Setelah itu, outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai pengiriman data. Output dari IC ini dihubungkan pada Mikrokontroler, Sehingga setiap kali IC ini mengeluarkan logika low atau high pada outputnya, maka mikrokontroler dapat langsung mendeteksinya. Bentuk fisik dari sensor ini dapat dilihat pada gambar 3. C. Optocoupler PC817 Optocouler adalah suatu piranti yang terdiri dari dua bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang berkerja secara otomatis, optocoupler atau optoisolator merupakan komponen penggandeng (coupling) antara rangkaiann input dengan output yang menggunakan media cahayaa (opto) sebagai penghubung. Dengan kata lain, tidak ada bagian yang konduktif antara kedua rangkaian tersebut. Optocoupler terdiri dari 2 bagian,yaitu transmitter (pengirim) dan receiver (penerima). Transmitter Merupakan bagian yang terhubung dengan rangkaian input atau rangkaian kontrol. Pada bagian ini terdapat sebuah LED infra merah (IR LED) yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal pada receiver. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan terhadap sinyal tampak. Receiver Merupakan bagian yang terhubung dengan rangkaian output atau rangkaian beban, dan berisi komponen penerima cahaya yang dipancarkan oleh transmitter. Komponen penerima cahaya ini dapat berupa photodioda ataupun photo trangsistor. Prinsip kerja dari optcoupler atau optoisolator adalah sebagai berikut. Pada saat input bernilai HIGH, maka LED pada optoisilator akan menyala dan transistor pada optoisolator ON sehingga output dihubungkan dengan GROUND dan output tidak menyala. Sebaliknya saat input bernilai LOW,maka LED pada optoisolator tidak menyala dan transistor OFF. Akibatnya output mendeteksi nilai Vcc. Bentuk fisik dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 3. Sensor TSOP1738 Gambar 1. Bentuk gelombang Infra merah Gambar 4. Optocoupler PC817 Gambar 2. Bentuk modulasi Infra merah Gambar 5. Mikrokontroler ATMega8535

3 Gambar 6. Blok Diagram Sistem Gambar 8. Rangkaian Driver lampu Gambar 7. Sistem minimum mikrokontroler ATMega8535 D. Mikrokontroler ATmega8535 ATmega8535 adalah mikrokontroler 8-bit CMOS berdaya-rendah yang berbasis pada arsitektur AVR RISC. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu siklus clock, ATmega8535 mendekati 1 MIPS (Juta Instruksi Per Detik) per MHz. Mikrokontroler ini terdiri atas 32 port I/O yang terbagi menjadi empat bagian yaitu, port A, port B, port C dan port D, masing-masing terdiri atas 8 pin. Bentuk fisik dari mikrokontroler ini dapat dilihat pada gambar 5. III. PERANCANGAN SISTEM A. Blok Diagram Rangkaian Diagram blok pada gambar 6 menjelaskan sebagai berikut: 1. Remote control berfungsi sebagai pengirim data, data yang dikirimkan berupa pulsa-pulsa cahaya dengan modulasi frekuensi. Sinyal yang dikirimkan merupakan data-data biner. 2. Dari data yang dikirim oleh remote, sensor membaca dan memproses data-data biner berupa cahaya infra merah. 3. Mikrokontroler berfungsi untuk memproses masukan dari sensor TSOP1738 dan menghidupkan atau mematikan saklar elektrik dari optocoupler. 4. LCD (Liquid Crystal Display) akan menunjukkan kondisi ON/OFF dari beban lampu 1-16. 5. Optocoupler berfungsi sebagai saklar elektrik yang berfungsi untuk memicu relay pada rangkaian driver relay. 6. Driver relay terdiri dari 16 buah relay yang setiap relay berfungsi untuk menyalakan atau menghidupkan beban lampu. Padaa rangkaian ini juga terdapat 16 toggle switch yang berfungsi sebagai saklar manual lampu. Gambar 9. Rangkaian tampilan LCD B. Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler ATmega8535 tidak dapat bekerja tanpa beberapa komponen eksternal. Komponen eksternal yang dibutuhkan agar mikrokontroler ATmega8535 dapat bekerja adalah kristal yang bekerja sebagai osilator, dan condensator yang dihubungkan antara kristal dan ground, untuk mencegah osilasi tambahan. Mikrokontroler digunakan untuk memrosess data dari sensor penerima (TSOP 1738) yang dipancarkan oleh remote control. Kemudian sebagai output adalah tampilan pada LCD. Data dari TSOP 1738 dimasukan dalam port D, untuk LCD dikendalikan dari port C, perintah kendali untuk driver 16 lampu terdapat pada port A dan port B. Perancangan dapat dilihat pada gambar 7. C. Perancangan Rangkaian driver Lampu. Rangkaian ini berfungsi untuk menghidupkan lampu melalui sinyal dari mikrokontroler. Sinyal dari mikrokontroler akan diterima oleh optocoupler untuk kemudian diteruskan kepada transistor yang akan mengaktifkan relay. Optocoupler dapat diaktifkan secara manual melalui saklar yang menghubungsingkatkan kolektor dan emitor pada internal optocoupler. Terdapat juga LED yang berfungsi sebagai indikator sinyal masukan dari mikrokontroler. Gambar 8. D. Perancangan Tampilan LCD Tampilan LCD telah menjadi bentuk kit dengan 16 pin. Pin-pin ini nantinya dihubungkan ke mikrokontroler sebagai monitor dari rangkaian input. Berdasarkan

4 hubungan pin dari LCD ke mikrokontroler dapat diklasifikasikan sifat pin tersebut, dimana pin C4-C7 adalah sebagai data, pin 4-6 adalah kontrol dan pin 1-3 adalah catu daya. Pin15 dan 16 adalah kaki anoda dan katoda dari LED yang menentukan tingkat kecerahan dari LCD. E. Perancangan maket untuk 16 buah beban lampu. Untuk perancangan maket, bahan-bahan yang digunakan berupa triplek dengan ukuran 143x123x1,5 cm, 16 buah fitting, 16 buah lampu pijar serta bahan pendukung lainnya seperti paku dan sekrub yang dirakit dalam papan triplek. Dalam perancangan gambar 3.7 dibuat 16 ruangan berupa ruangan rumah yang ditampilkan dalam 2D untuk menempatkan 16 titik lampu. Maket ini dibuat sebagai simulasi dalam pegujian alat nanti. Gambar perancangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Catu Daya Untuk menguji catu daya, dilakukan 5 kali pengukuran pada 3 tegangan keluaran, yaitu tegangan pada driver relay, LCD dan pada mikrokontroler. Untuk pengukuran tegangan dilakukan pengukuran saat diberikan beban. Tujuan dari pengujian catu daya ini adalah untuk mengetahui apakah tegangan dalam pengujian ini dapat menghasilkan tegangan yang sesuai dengan yang diharapkan, yaitu sebesar 16 V untuk rangkaian driver relay, 5V untuk LCD dan 5V untuk mikrokontroler. Hasil pengujian rangkaian catu daya dapat dilihat pada tabel 1. Dari hasil pengukuran yang dilakukan dapat dilihat bahwa tegangan keluaran rata-rata dihasilkan adalah sebesar 4,99 V, 5,01 V dan 18,32 yang secara teori seharusnya 5 V pada LCD, 5 V pada mikrokontroler dan 16 V driver relay. Selisih nilai ini dapat disebabkan akibat tingkat akurasi alat ukur yang digunakan, dan kurang idealnya nilai tegangan pada rangkaian yang dipengaruhi tahanan dalam alat ukur yang bertindak sebagai beban tambahan yang didalam perhitungan tidak merupakan variabel yang dihitung serta komponen kapasitor yang dapat menambah tegangan keluarannya. B. Pengujian jarak antara transmitter (Remote control) receiver (sensor TSOP 1738) secara LOS ( line of sight ) atau tanpa ada halangan. Dalam pengujian ini, masing-masing lampu diuji sesuai dengan jarak yang ditentukan, yaitu pada jarak 1-11 meter dengan menekan tombol 1-16 pada remote control untuk menyalakan dan mematikan lampu. Saat melakukan pengujian, sensor dengan remote control diarakan secara tegak lurus (90 o ) dan tanpa terhalang oleh benda-benda apapun (LOS). Hasil dicatat dalam tabel 2. V. KESIMPULAN Setelah melakukan pengujian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada jarak 1-6 meter, kinerja dari pengiriman data dari remote ke sensor berfungsi secara normal, dimana beban lampu menyala sesuai dengan perintah dari remote. 2. Pada jarak 7-10 meter, kinerja dari pengiriman data dari remote ke sensor tidak sepenuhnya berfungsi secara normal, dimana ada beberapa perintah dari remote yang tidak diterima oleh sensor dan juga ada kesalahan baca sensor terhadap perintah dari remote. Pengujian TABEL I PENGUJIAN CATU DAYA +5V LCD +5V Mikro-kontroler +16V Driver relay 1 4,98V 5,00V 18,38V 2 5,00V 5,01V 18,37V 3 5,00V 5,00V 18,35V 4 5,01V 5,00V 18,24V 5 4,99V 5,01V 18,26V Rata-rata 4,99V 5,01V 18,32V TABEL II PENGUJIAN JARAK ANTARA REMOTE CONTROL DENGAN SENSOR. Gambar 10. Maket untuk 16 buah beban lampu

5 3. Pada jarak > 11 meter, sensor tidak berfungsi dimana perintah dari remote tidak lagi di terima oleh sensor. DAFTAR PUSTAKA [1] R. Blocher Dipl.Phys., Dasar Elektronika, Andi Yogyakarta 2003. [2] U. Ronald, Perancangan Alat Pendinginan Portable Menggunakan Elemen Peltier, Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2012. [3] D. frank, Petruzella, Elektronik Industri, Yogyakarta Andi. [4] S Rangkuti, Mikrokontroler ATMEL AVR, Bandung: Informatika. [5] E. Walewangko, Perancangan Dan Perakitan Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler Dengan Notifikasi Hp Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2003. [6] A Winoto, Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung, Informatika, 2010.