1. Pendahuluan. STIKES Widyagama Husada Malang

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hamil saat proses melahirkan adalah episiotomi. Episiotomi yaitu tindakan bedah

POSISI-POSISI DALAM PERSALINAN. Hasnerita, S.Si.T. M.Kes

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

GAMBARAN RESPONDEN DENGAN ROBEKAN PERINEUM DI RB PANJAWI SUKOHARJO

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178).

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

PENGARUH AKTIVITAS FISIK, PARITAS USIA TERHADAP RUPTURE PERINEUM

ANALISIS PERBEDAAN POSISI MENERAN TERLENTANG DAN KOMBINASI TERHADAP LAMA KALA II DAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI BPM NY. NATALIA KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

HUBUNGAN UMUR IBU DAN LAMA PERSALINAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU PRIMIPARA DI BPS NY

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PIJAT PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN KEJADIAN ROBEKAN PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARATU KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

PENGARUH DERAJAT ROBEKAN PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU NIFAS DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Universitas UBudiyah Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap

SIMONGAN SEMARANG BARAT TAHUN 2015 ARTIKEL

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : / HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN : HUBUNGAN POSISI BERSALIN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) KASIYATI SUKOHARJO


PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB II TINJAUAN TEORI. ketuban keluar dari uterus ibu (Gulardiet al. 2008; h. 39). Dasar

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

BAB II TINJAUAN TEORI

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN PERBEDAAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA POSISI MIRING DAN POSISI SETENGAH DUDUK

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

EFEKTIVITAS POSISI PERSALINAN DENGAN WAKTU PERSALINAN KALA II PADA IBU BERSALIN PRIMIPARA DI RSKBD PANTI NUGROHO PURBALINGGA

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

HUBUNGAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA JAHITAN PERINEUM IBU NIFAS DI PUSKESMAS SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

NURLAILA RAMADHAN Tenaga Pengajar Pada StiKes Ubudiyah Banda Aceh

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN POSISI MENERAN PADA IBU BERSALIN NORMAL DENGAN RUPTUR PERINEUM DI BPM TRI ERI BOYOLALI PERIODE JANUARI APRIL TAHUN 2012.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM

Hubungan Paritas Dengan Derajat Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Normal Di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DAN PARITAS IBU DENGAN ROBEKAN PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013

NYERI PERINEUM BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI RSUD KEBUMEN TAHUN 2013

AMNIOTOMI. Diadjeng Setya W

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tinggnya Angka Kematian Ibu.

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 TENTANG SENAM HAMIL

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Hubungan Senam Kegel Pada Ibu Hamil Primigravida TM III Terhadap Derajat Robekan Perineum Di Wilayah Puskesmas Pembantu Bandar Kidul Kota Kediri

PERINEUM NORMAL TAHUN Disusun oleh : PROGRAM

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 PENGARUH POSISI LITHOTOMI DAN POSISI DORSAL RECUMBENT TERHADAP DERAJAD ROBEKAN PERINEUM PADA IBU BERSALIN PRIMI GRAVIDA DI BPM MYASTOETI KABUPATEN MALANG 1 Yuliyanik STIKES Widyagama Husada Malang e-mail: 1 yuliyanik_wabiser@yahoo.com Abstrak. Angka kematian ibu di Kabupaten Malang25 orang tahun 2012(63,39 per 100.000 kelahiran hidup). Penyebab tidak langsung adalah trauma persalinan, terjadinya laserasi perineum. Bahaya dan komplikasi laserasi perineum : perdarahan, infeksi, dan disparenia (nyeri saat berhubungan seksual). Perdarahan laserasi perineum menjadi hebat pada laserasi derajat tiga dan empat atau jika laserasi meluas kesamping atau naik ke vulva mengenai klitoris.tujuan penelitian mengetahui pengaruh posisi lithotomi dan dorsal recumbent terhadap derajad robekan perineum pada ibu bersalin primigravida.metode yang dilakukan dengan observasi langsung pada ibu saat bersalin. Subjek penelitian adalah ibu bersalin primigravidadan melihat derajad laserasi yang terjadi. Kata kunci: Posisi lithotomi, posisi dorsal recumbent, robekan perineum, laserasi 1. Pendahuluan Laserasi perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Sedangkan luasnya laserasi ditentukan berdasarkan kedalamannya. Pada laserasi perineum derajat I dan II jarang terjadi perdarahan, namun pada laserasi derajat III dan IV sering menyebabkan perdarahan pospartum (Karkata, 2008). Laserasi jalan lahir salah satunya dapat disebabkan karena posisi pada saat persalinan. Penatalaksanaan posisi pada persalinan ada bermacam-macam antara lain posisi lithotomi, posisi duduk, posisi setengah duduk, posisi berdiri (APN, 2008). Laserasi perineum terjadi hampir pada semua persalinan pertama (primipara) dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat (Saifudin, 2006). Bahaya dan komplikasi ruptur perineum antara lain : perdarahan, infeksi, dan disparenia (nyeri selama berhubungan seksual). Perdarahan pada ruptur perineum dapat menjadi hebat khususnya pada ruptur derajat tiga dan empat atau jika ruptur meluas kesamping atau naik ke vulva mengenai klitoris.posisi yang paling umum digunakan dalam proses persalinan adalah posisi lithotomi dan dorsal recumbent. Posisi lithotomiyaitu ibu bersalin terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditekuk kearah perut, tungkai bawah membentuk sudut 90º terhadap paha, kedua tangan masuk sampai siku menarik paha dan dagu menempel di dada. Sedangkan posisi dorsal recumbent yaitu ibu bersalin menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki, memakai bantal di kepala, kedua telapak kaki tetap menapak di tempat tidur dankeduatangan di letakkan diatas kepala (Chandra, 2000). Penelitian ini untuk meneliti bagaimana posisi lithotomi dan posisi dorsal recumbent dapat mencegah terjadinya laserasi perineum, serta bagaimana pengaruh posisi lithotomi dan posisi dorsal recumbent terhadap derajad laserasi/robekan perineum pada ibu bersalin primigravida. 179

180 Yuliyanik Masalah yang muncul antara lain : (1) Laserasi perineum adalah penyebab kesakitan ibu, bahkan dapat menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. (2) Penelitian terdahulu hanya melihat derajad laserasi yang terjadi dan (3) Belum ada penelitian tentang bagaimana posisi yang nyaman dan aman serta dapat mencegah terjadinya laserasi perineum, padahal bidan sebagai penolong persalinan harus bisa sekecil mungkin mencegah atau mengurangi kesakitan yang terjadi pada ibu bersalin, terutama pada primipara. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dengan target luaran yaitu ibu bersalin primipara dapat bersalin dengan nyaman dan aman sesuai dengan posisi bersalin yang diinginkannya. Selain itulaporan hasil penelitian akan diterbitkan ke Jurnal Ilmiah Nasional dan dapat digunakan sebagai pengembangan bahan jar pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan. 2. Tinjauan Pustaka Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri (Manuaba, 2012 : 164). 2.1 Macam macam Posisi Persalinan : 1. Posisi lithotomic: Ibu terlentang ditempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin. a. Kelebihan: penolong persalinan leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir menghadap ke depan, sehingga penolong persalinan dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan.waktu persalinan bisa diprediksi lebih akurat, sehingga tindakan episiotomi bisa dilakukan lebih leluasa. Begitu juga posisi kepala bayi yang relative lebih gampang dipegang dan diarahkan. b. Kelemahan ibu sulit untuk meneran, karena gaya berat tubuh ibu berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sampai terjadinya robekan pada perineum. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta relative berkurang.hal ini karena letak pembuluh besar berada dibawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Gambar 1. Ibu Bersalin dengan Posisi Lithotomi 2. Posisi Dorsal Recumbent : posisi ibu bersalin menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki. Ibu memakai bantal di kepala dan kedua telapak kaki tetap menapak di tempat tidur, sedangkan kedua tangan ibu bersalin di letakkan diatas kepala. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Pengaruh Posisi Lithotomi dan Posisi Dorsal Recumbent terhadap... 181 Gambar 2. Ibu Bersalin dengan Posisi Dorsal Recumbent a. Kelebihan: Keuntungan posisi ini, penolong bisa leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir menghadap ke depan sehingga dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan. Dengan demikian waktu persalinan bisa diprediksi lebih akurat. b. Kelemahan: Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini diduga membuat pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin lewat plasenta jadi, relatif berkurang. 2.2. Konsep Luka Perineum Pengertian Luka Perineum: Luka perineum adalah robekan jalan lahir yang terjadi pada saat kepala fetal mulai keluar dan luasnya laserasi ditentukan berdasarkan kedalamannya (APN 2008 : 111). Menurut Mochtar (2011), yang dapat menyebabkan terjadinya robekan perineum adalah: 1. Partus presipitatus. 2. Kepala janin besar dan bayi besar. 3. Pada presentasi defleksi (dahi, muka). 4. Pada primigravida. 5. Pada letak sungsang dan after coming head. 6. Pimpinan persalinan yang salah. 7. Pada obstetrik operatif pervagina: ekstraksi vakum,ekstraksi forcep, versi dan ekstraksi serta embriotomi. 2.3. Derajat robekan perineum Robekan perineum biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan, luas robekan didefinisikan berdasarkan kedalaman robekan : 1. Derajat pertama, robekan mencapai kulit dan jaringan penunjang superfisial sampai keotot. 2. Derajat dua, robekan mencapai otot-otot perineum. 3. Derajat tiga, robekan berlanjut ke otot sfingter ani. 4. Derajat empat, robekan mencapai dinding rektum anterior. Laserasi vagina sering menyertai robekan perineum, robekan vagina cenderung mencapai dinding lateral dan jika cukup dalam dapat mencapai levator ani. ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 Vol 4, No. 1, Th, 2014

182 Yuliyanik 3. Metode Penelitian Penelitia ini dilakukan di BPM Myastoeti dengan metode penelitian eksperimental. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah posisi lithotomi dan posisi dorsal recumbent terhadap derajad laserasi perineum pada ibu bersalin primipara. Responden dalam penelitian ini adalah ibu bersalin primigravida periode bulan April Juni 2014 di BPM Myastoeti. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : a. Melakukan pendataan ibu hamil primipara di BPM Myastoeti dengan tafsiran persalinan pada bulan Maret April 2014. b. Melakukan pengkajian fisik bahwa ibu dapat bersalin normal. c. Menentukan jumlah ibu hamil primipara sebanyak 30 responden. Melakukan observasi pada ibu bersalin primipara dengan posisi lithotomi dan posisi dorsal recumbent bagaimana pengaruh posisi tersebut terhadap derajad laserasi perineum. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : a. Melakukan observasi pada ibu bersalin sebanyak 15 orang dengan posisi lithotomi dan 15 orang dengan posisi dorsal recumbent. b. Observasi dilakukan secara langsung pada ibu saat bersalin. c. Cara melakukan adalah : mendampingi ibu saat proses persalinan sesuai dengan posisi yang diinginkan ibu, memberitahu ibu cara bersalin dengan posisi lithotomi dan posisi dorsal recumbent yang benar. Melakukan observasi derajad laserasi yang terjadi. Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Melakukan observasi pada perineum untuk melihat derajad laserasi yang terjadi. b. Melakukan pengkajian fisik pada ibu bersalin. 3.1 Teknik Pengolahan Data Data yang terkumpul dilakukan: editing, coding, scoring, transfering, tabulating, selanjutnya dianalisis statistik dengan program software SPSS 16. 4. Hasil Penelitian 4.1 Data Umum Pada bagian ini akan disajikan data yang merupakan karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas dari ibu bersalin di BPM Myastoeti Malang sampai dengan 27 Juni 2014. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di BPM Myastoeti Malang Tahun 2014 NO Usia responden Frekuensi Persentase 1 < 20 tahun 0 0 % 2 20 35 tahun1470 % 3 >35 tahun 630 % JUMLAH 20100% Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Pengaruh Posisi Lithotomi dan Posisi Dorsal Recumbent terhadap... 183 Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa usia responden sebagian besar merupakan usia yang reproduktif yaitu 20 35 tahun yaitu 70% (14 responden). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di BPM Myastoeti Malang Tahun 2014 NO Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase 1 Tidak bersekolah 0 0 % 2 SD 0 0 % 3 SMP 00 % 4 SMA 20100 % 5 S1 00 % JUMLAH 20100% Dari Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pendidikan responden seluruhnya SMA (100%). c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di BPM Myastoeti Malang Tahun 2014 NO Pekerjaan Frekuensi Persentase 1 Tidak bekerja 17 85 % 2 Petani 0 0% 3 Karyawan 3 15 % 4 Swasta 0 0% JUMLAH 0 100% Berdasarkan tabel5.3 dapat diketahui bahwa pekerjaan dari responden sebagian besar adalah tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 85% (17 responden) dan sebagai karyawan sebesar 15% (3 responden). 4.2 Data Khusus Pada bagian ini disajikan data yang didapatkan dari hasil penelitian berupa perbedaan posisi lithotomi dan posisi dorsal recumbent dengan derajad laserasiperineum pada ibu bersalin primigravida di BPM Myastoeti Malang. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Perbedaan Posisi Lithotomi dan Posisi Dorsal Recumbent terhadap Derajad Laserasiperineum pada Ibu Bersalin Primigravida di BPM Myastoeti Malang No. Derajad Laserasi Frekuensi Persentase 1 Derajad I 12 60% 2 Derajad II 8 40% 3 Derajad III 0 0% 4 Derajad IV 0 0% JUMLAH 20 100 % ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 Vol 4, No. 1, Th, 2014

184 Yuliyanik Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan 60% (12 responden) mengalami lasersri perineum derajad I dan 40 % (8 responden) mengalami laserasi perineum derajad II. Dan tidak ada responden yang mengalami mengalami laserasi perineum derajad III dan IV. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Posisi lithotomi mengalami laserasi perineum tingkat I 2. Posisi dorsal recumbent menimbulkan derajad laserasi perineum tingkat II. 5.2 Saran 1. Menganjurkan klien posisi lithotomi selama proses persalinan 2. Mendampingi klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan aman selama proses persalinan. Daftar Pustaka Candra, 2002.Plus Minus Posisi Persalinan. Jakarta : Duta Jaya Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2003. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur. (http://www.dinkes Jatim.go.id) Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2008. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur. (http://www.dinkes Jatim.go.id) Enggar. 2010. Hubungan posisi persalinan dengan rupture perineum. (online) (http://www.scribd.com/../robekan jalan lahir). Gibson, John. 2002. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC JNPK-KP.2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.Jakarta : Depkes RI JNPK-KR. 2007.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta : Depkes RI Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.Jakarta : EGC Marhiyanto.2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Jakarta : Buana Raya Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan instrument penelitian keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam.2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatanpendekatan praktis.jakarta : Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : EGC Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan