PENGEMBANGAN MODEL INDONESIA 2050 PATHWAY CALCULATOR (I2050PC) SISI PENYEDIAAN DAN PERMINTAAN ENERGI BARU TERBARUKAN. Nurcahyanto

dokumen-dokumen yang mirip
Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

POTENSI BISNIS ENERGI BARU TERBARUKAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

LINTAS EBTKE LAYANAN INFORMASI ENERGI BERSIH INDONESIA

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

PENGEMBANGAN MODEL INDONESIA 2050 PATHWAY CALCULATOR (I2050PC) SISI PERMINTAAN ENERGI: RUMAH TANGGA, KOMERSIAL DAN INDUSTRI

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

Indonesia Water Learning Week

RENCANA STRATEGIS ENERGI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEMINAR NASIONAL: OPTIMALISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ENERGI UNTUK KETAHANAN ENERGI

Peran dan Strategi Dunia Usaha dalam Implementasi NDC Sektor Energi Dr. Ir. Surya Darma, MBA

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI

RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN KALKULATOR INDONESIA 2050

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EBTKE UNTUK MEMENUHI TARGET KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

Workshop Low Carbon City

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI (RUED-P) JAWA BARAT

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

DIREKTORAT ANEKA ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN OLEH : AGUNG PRASETYO

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

Pengantar Penggunaan Kalkulator Provinsi Papua 2050

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

Panduan Pengguna Untuk Sektor Komersial. Indonesia 2050 Pathway Calculator

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

KONSEP PEMODELAN KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ANALISIS EMISI GAS RUMAH KACA. Agus Sugiyono

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Upaya Penghematan Konsumsi BBM Sektor Transportasi

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

DIRECTORATE GENERAL OF NEW RENEWABLE AND ENERGY COSERVATION. Presented by DEPUTY DIRECTOR FOR INVESTMENT AND COOPERATION. On OCEAN ENERGY FIELD STUDY

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

Proyeksi Kebutuhan dan Penyediaan Energi serta Indikator Energi - OEI 2014

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

Indonesia Energy Outlook

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

Panduan Pengguna Untuk Sektor Komersial. Indonesia 2050 Pathway Calculator

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BaB i Pendahuluan OutlOOk EnErgi indonesia 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

Panduan Pengguna Untuk Sektor Pertanian, Konstruksi dan Pertambangan. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Membangun Kedaulatan Energi Nasional

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OUTLOOK KELISTRIKAN INDONESIA : PROSPEK PEMANFAATAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

OUTLOOK ENERGI INDONESIA : PROSPEK ENERGI BARU TERBARUKAN Indonesia Energy Outlook : New and Renewable Energy Prospect

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

SKENARIO KEBIJAKAN ENERGI INDONESIA MENUJU TAHUN 2050

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN ELEKTRIFIKASI DI DAERAH PERBATASAN

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBANGUNAN ENERGI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

Sosialisasi ARN 2016 Komisi Teknis Bidang Energi. Samarinda, 20 Desember 2016 Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto Ketua Komtek Energi Dewan Riset Nasional 1

Oleh: Maritje Hutapea Direktur Bioenergi. Disampaikan pada : Dialog Kebijakan Mengungkapkan Fakta Kemiskinan Energi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. energi fosil. Jumlah konsumsi energi fosil tidak sebanding dengan penemuan

Versi 27 Februari 2017

PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017

KAJIAN UMUM PEMODELAN INDONESIA 2050 PATHWAY CALCULATOR (I2050PC) Hakimul Batih dan Bobby A.T. Wattimena

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Simulasi Kalkulator Energi Baru Terbarukan (EBT) Guna Memenuhi Ketahanan Energi di Indonesia

Prioritas dan Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI sumber ENERGI alternatif terbarukan

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL INDONESIA 2050 PATHWAY CALCULATOR (I2050PC) SISI PENYEDIAAN DAN PERMINTAAN ENERGI BARU TERBARUKAN Nurcahyanto Direktorat Konservasi Energi - Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi cahyo.nurcah@gmail.com S A R I Calculator 2050 pertama kali dikembangkan di Inggris sebagai model kalkulasi penyediaan, pemanfaatan energi dan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berbasis open source. Isu perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Sektor energi menjadi salah satu sektor yang memiliki peranan penting untuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Penyediaan energi bersih merupakan salah satu jawaban atas isu GRK yang saat ini sudah menjadi isu nasional, regional, dan global. Energi baru terbarukan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya penyediaan energi bersih dan mengurangi emisi GRK. Dalam mengembangkan model Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC) dimulai dengan pembuatan struktur model dan penentuan leveling (Level 1-4) yang berisikan skenario pada masing-masing level. Pendekatan yang digunakan dalam setiap level untuk penyediaan energi baru terbarukan adalah berdasarkan potensi yang dapat dikembangkan dan dimaksimalkan. Asumsi pendekatan dalam setiap level adalah asumsi terhadap bussines as usual (BaU), asumsi Kebijakan Energi Nasional (KEN)/Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), asumsi pengembangan KEN/RUEN, dan asumsi optimis dari seluruh pemangku kepentingan di setiap komoditi energi baru terbarukan di Indonesia Kata kunci : energy modeling, calculator, energi baru terbarukan, supply 1. PENDAHULUAN Perencanaan energi dan pemodelan energi merupakan tools (alat) yang dapat digunakan untuk memodelkan dan memproyeksikan kebutuhan energi dan penyediaan energi di masa depan. Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC) merupakan sebuah model kalkulasi pemanfaatan energi dan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berbasis open source. Model ini memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi pilihan skenario atau pathway terkait dengan pemanfaatan energi serta implikasinya terhadap emisi sampai tahun 2050. Pemodelan I2050PC mencakup seluruh rantai pasok sistem penyediaan dan pemanfaatan energi dari hulu sampai hilir. Pengelompokan sisi penyediaan (supply side) terbagi atas pembangkit dan non-pembangkit, sedangkan sisi permintaan (demand side) terdiri atas sektor rumah tangga, komersial, industri, transportasi, pertanian, pertambangan dan konstruksi. Tulisan ini difokuskan pada penyediaan energi baru terbarukan (EBT) melalui pemaksimalan Pengembangan Model Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC)... ; Nurcahyanto 29

pemanfaatan potensi EBT di Indonesia. Adapun potensi dari distribusi EBT di Indonesia seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Tabel potensi energi baru terbarukan di Indonesia No Jenis Energi Baru Potensi Sumber Terbarukan Daya 1. Hidro 75.000 MW 2. Panas Bumi 28.910 MW 3. Biomassa 32.654 MW 4. Surya 4,8 kwh/m 2 /hari 5. Samudera 49 GW 6. Uranium 3.000 MW Sumber : Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (2014) Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa potensi EBT di Indonesia cukup besar, antara lain tenaga air, panas bumi, biomassa, surya, samudera, dan uranium. Masing-masing potensi energi tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda dan hingga saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Pada tahun 2011, bauran EBT di Indonesia masih kurang dari 5% dan penggunaan energi masih didominasi oleh energi fosil. 2. TUJUAN Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan konsep pengembangan model I2050PC khususnya untuk sektor penyediaan energi yang mencakup pendekatan dalam penghitungan proyeksi penyediaan, sumber data yang digunakan, stuktur model setiap sektor, serta trajectory leveling untuk setiap penggunaan di setiap komoditi EBT. 3. PERHITUNGAN PENYEDIAAN ENERGI DAN STRUKTUR MODEL Model proyeksi penyediaan energi baru terbarukan yang digunakan sampai dengan tahun 2050 dibagi menjadi dua hal, yaitu: energi terbarukan yang dipergunakan untuk menghasilkan tenaga listrik dan produk energi terbarukan. Sementara untuk perhitungan proyeksi I2050PC didasarkan pada sejauh mana potensi pemanfaatan potensi EBT dikembangkan. Pendekatan proyeksi yang digunakan core modeler team dalam memperhitungkan pemanfaatan EBT antara lain: Trend Business as Usual (BaU), Adanya Kebijakan Energi Nasional (KEN)/ Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Potensi yang cukup mampu untuk dikembangkan, dan Potensi maksimal yang dapat dikembangkan dengan memperhitungkan berbagai tingkat aspek yang melatarbelakanginya. Dari pemanfaatan potensi EBT yang didapatkan, maka dapat diketahui konsumsi energi selama satu tahun dengan memperhitungkan faktorfaktor seperti Capacity Factor (CF) dan efisiensi pembangkit sebagaimana rumus seperti di bawah ini: Energy Consumption = Daya (MW) x 8670 jam x Capacity Factor Sementara itu, pada sektor penyediaan EBT, pembagian struktur model berdasarkan pada jenis komoditi (Tabel 2). Hal ini bertujuan agar model yang digunakan dapat mengakomodasi perkembangan teknologi dan pemanfaatan potensi pada masa yang akan datang untuk setiap jenis komoditinya. 4. PENENTUAN LEVELING UNTUK TIAP PENGGUNAAN PADA SETIAP SEKTOR Dalam I2050PC dikenal istilah leveling yang terdiri dari Level 1 sampai dengan Level 4. Penentuan leveling dilakukan setelah struktur model untuk setiap sektor dibuat. Setiap level ini mencerminkan skenario faktor utama yang berpengaruh terhadap terjadinya perubahan konsumsi energi. 30 M&E, Vol. 12, No. 4, Desember 2014

Tabel 2. Pembagian struktur model Jenis EBT Struktur/Model Aktivitas PLT Panas Bumi Pembangkit Listrik potensi (GW) PLT Bioenergi Pembangkit Listrik potensi (GW) PLT Air Pembangkit Listrik potensi (GW) PLT Laut Pembangkit Listrik potensi (GW) PLT Surya Pembangkit Listrik potensi (GW) PLT Bayu Pembangkit Listrik potensi (GW) PLT Nuklir Pembangkit Listrik potensi (GW) Produksi Biofuel Produksi BBN Kilo liter (KL) Level 1 mencerminkan kondisi saat ini (BaU) atau upaya paling minimum yang dapat dicapai pada tahun 2050, sedangkan Level 4 berisi upaya paling maksimum (optimistis) yang dapat dicapai pada tahun 2050. Upaya-upaya yang ingin dicapai untuk Level 1 sampai dengan Level 4 bergantung pada tujuan yang ingin dicapai dari I2050PC. Sebagai contoh, upaya yang ingin dicapai oleh Inggris dalam calculator 2050 yaitu mengurangi emisi GRK. Oleh karena itu, upaya yang paling tinggi pada sisi permintaan berarti mengurangi permintaan energi, sementara itu upaya yang tinggi pada sisi pasokan berarti meningkatkan pasokan energi yang rendah karbon (low carbon). Berbeda dengan Inggris, tujuan calculator 2050 versi India adalah berupa ketahanan energi (energy security). Sementara itu, upaya yang ingin dicapai pada calculator 2050 versi Indonesia (I2050PC) adalah mengurangi emisi. Penentuan pilihan leveling I2050PC pada sektor penyediaan energi baru terbarukan digambarkan dengan memaksimalkan potensi pemanfaatan energi baru terbarukan yang tersedia. Penjelasan setiap level per jenis energi baru terbarukan dirangkum dalam satu halaman, yang disebut dengan istilah one pagers. Beberapa acuan yang digunakan dalam penentuan leveling antara lain trend data historis, roadmap pemerintah dalam bentuk kebijakan/ rencana umum, dan masukan dari para pemangku kepentingan (stakeholder). Informasi yang diperoleh dari stakeholder tersebut bersifat terbuka dan tidak terpatok pada target-target yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga sangat memungkinkan masukan terkait memaksimalkan potensi melebihi target optimis pemerintah. Skenario leveling dalam hal ini adalah sebagai berikut: Level 1 adalah skenario asumsi pendekatan BaU yang memperhitungkan trend data historis pemanfaatan EBT, Level 2 adalah skenario peningkatan pemanfaatan EBT dengan memasukkan kebijakan dan roadmap, Level 3 adalah skenario pemanfaatan EBT dengan meningkatkan pemanfaatan EBT melalui asumsi meniadakan barier atau hambatan dan berasumsi sudah ada efek tarif dari harga jual listrik, Level 4 adalah target optimis dari pengembangan EBT yang bersumber dari data dan masukan para ahli di stakeholder consultation. Setiap contoh rancangan one pagers untuk sektor EBT dapat dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 8. Tabel 3 menunjukkan rangkuman dari one pagers dari delapan jenis pengembangan EBT untuk semua level.. Pengembangan Model Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC)... ; Nurcahyanto 31

Gambar 1. Rancangan One Pagers PLT Panas Bumi Gambar 2. Rancangan One Pagers PLT Bioenergi/Biomassa 32 M&E, Vol. 12, No. 4, Desember 2014

Gambar 3. Rancangan One Pagers PLT Air Gambar 4. Rancangan One Pagers PLT Laut Pengembangan Model Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC)... ; Nurcahyanto 33

Gambar 5. Rancangan One Pagers PLT Surya Gambar 6. Rancangan One Pagers PLT Bayu/Angin 34 M&E, Vol. 12, No. 4, Desember 2014

Gambar 7. Rancangan One Pagers PLT Nuklir Gambar 8. Rancangan One Pagers Produksi Biofuel/Biodiesel Pengembangan Model Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC)... ; Nurcahyanto 35

Tabel 3. Rangkuman skenario Leveling Jenis EBT Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 PLT Panas Bumi 5,78 GW 8,67 GW 14,46 GW 20,24 GW PLT Bioenergi 6,4 GW 12,8 GW 19,2 GW 28,8 GW PLT Air 11,25 GW 18,75 GW 30 GW 41,25 GW PLT Laut (OTEC) 3,05 GW 9,15 GW 15,25 GW 21,34 GW PLT Surya 5 GW 10 GW 20 GW 25 GW PLT Bayu 2 GW 3,1 GW 6,2 GW 12,39 GW PLT Nuklir 0 GW 5 GW 21 GW 30 GW Produksi Biofuel 30 Juta KL 45 Juta KL 60 Juta KL 75 Juta KL 5. KESIMPULAN Pengembangan model I2050 PC di sektor penyediaan EBT telah disusun dengan berbagai skenario, namun demikian masih dapat dilakukan penyesuaian berdasarkan masukan dari para ahli dan stakeholder, khususnya bidang konservasi energi dan perkembangan data di kemudian hari. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa: a. Sampai dengan saat ini pengembangan EBT kurang dioptimalkan mengingat bauran pemanfaatan EBT masih kurang dari 5% (tahun 2011). Namun demikian, Indonesia memiliki potensi pengembangan EBT yang sangat besar dan beraneka ragam. b. Sesuai dengan hasil diskusi dan konsultansi dengan para stakeholder sektor EBT, bahwa potensi untuk beberapa jenis EBT, seperti energi air dan panas bumi, yang mampu dikembangkan tidak sebesar yang selama ini disebutkan. Sebagai contoh tenaga air yang memiliki potensi sebesar 75 GW, hanya dapat dimanfaatkan sekitar 50-70%, hal ini diperoleh setelah memperhitungkan aspek kondisi ekonomis, teknologi, perubahan lahan, dan lingkungan. Adapun pemanfaatan potensi EBT lainnya juga dipengaruhi oleh faktor regulasi, teknologi, harga, ekonomi, sosial, dan lingkungan. c. Semakin banyak faktor hambatan yang dapat diatasi maka semakin besar peluang untuk mencapai memaksimalkan pemanfaatan EBT. d. Masih terbuka ruang untuk studi potensi EBT khususnya dalam menganalisa potensi yang mampu dikembangkan dengan baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. DAFTAR PUSTAKA Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2012, Ministry of Energy and Mineral Resources, Indonesia. Draft of The 2050 Calculator Approach - A (Relatively) Simple Way to Model Energy and Emissions Calculator Book. 36 M&E, Vol. 12, No. 4, Desember 2014