BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep dari penelitian ini adalah:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB II LANDASAN TEORI. yang tertinggi harus diserahkan pada negara kebangsaan (Tim Dosen PKN,

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi/data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan,

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November February 1913)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRACT. Semiotics, Signifier, Signified, Denotation, Connotation. yang terlintas di dalam hati. Bloomfield (1996:3-4) mengatakan bahwa bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semion yang

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang

Pesan, Tanda, dan Makna dalam Studi Komunikasi. Alimuddin A. Djawad STKIP PGRI Banjarmasin Jl. Sultan Adam, Komp. H.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji label halal pada beberapa kemasan makanan.

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka bersifat mutakhir yang memuat teori,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dilakukan secara suka rela dan terus menerus. Sesuai dengan keputusan mentri P dan K No 0323 / U/1978 tanggal 28 Oktober

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk memahami dunia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Manusia sebagai makhuk sosial tidak terlepas dari komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA

PENGANTAR PSIKOLOGI (Interaksi Sosial) Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENJELAJAHAN JAMBORE CABANG KLATEN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAHASA NONVERBAL PADA PRAMUKA DI PONDOK PESANTREN PUTRI AISYIAH MEDAN SKRIPSI OLEH PURNAMA SARI SIREGAR NIM

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (SIMBOL DAN BAHASA)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003: 588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep dari penelitian ini adalah: 2.1.1 Bahasa Nonverbal Bahasa nonverbal adalah komunikasi tanpa kata (karena tidak berkatakata). Bahasa nonverbal ini biasanya dipergunakan untuk menggambarkan peraasaan dan emosi (Liliweri, 1994: 89). Menurut Pateda, (dalam semiotika komunikasi 2004: 122), tanda yang ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang bersifat verbal dan bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh bicara, sedangkan yang bersifat nonverbal salah satunya dapat berupa tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghambat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan Siahaan (1991) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar, atau simbol. Sifat komunikasi seperti juga disebut pictural communication yang sangat banyak digunakan dalam bidang kerahasiaan (sandi-sandi), orang-orang tunarungu (bisu tuli), atau orang-orang tunanetra (buta), dan seterusnya.

2.1.2 Gerakan Pramuka Menurut KBBI (2002:892-893), pramuka adalah organisasi untuk pemuda yang mendidik para anggotanya dalam berbagai keterampilan, disiplin, kepercayaan pada diri sendiri, saling menolong.gerakan pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Pramuka adalah sebutan dari anggota gerakan pramuka, yang berusia tujuh tahun sampai 25 tahun dan berkedudukan sebagai peserta didik yaitu sebagai pramuka siaga, penggalang, penegak, dan pandega. Kelompok anggota yang lain adalah para pembina andalan pamong saka, pelatih dan lain-lain. Gerakan pramuka merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Gerakan pramuka adalah salah satu alat komunikasi yang dalam penyampaiannya bersifat verbal dan nonverbal. Gerakan pramuka menggunakan berbagai macam tanda pengenal yang dikenakan pada pakaian seragam pramuka. Diantaranya ada yang dapat digunakan untuk menunjukkan jabatan yang dipegang dan tugas yang sedang dilakukan oleh pemakainya. Kemala (dalam www.wikipedia) secara garis besar tanda pengenal dalam gerakan pramuka meliputi: 1) Tanda umum Tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota pramuka yang dilantik. Misalnya, tutup kepala, pita leher, tanda pelantikan, tanda keprmukaan sedunia. 2) Tanda satuan

Tanda yang menunjukkan satuan kwartir tertentu tempat anggota pramuka bergabung dari satuan terecil sampai nasional. Misalnya, tanda barung, regu, gudep. 3) Tanda jabatan Tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab seseorang dalam lingkungan gerakan pramuka. Misalnya, pemimpin regu, sangga, dan Pembina. 4) Tanda kecakapan Tanda yang menunjukkan kecakapan, ketangkasan, keterampilan, kemampuan, sikap dalam usaha untuk memperoleh tanda tersebut, sesuai dengan golongan masing-masing. Misalnya, tanda kecakapan umum penggalang dan penegak. 5) Tanda kehormatan Tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang darma bakti. Yang dianggap cukup berguna dan bermutu. 2.1.3 Semiotika Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani, smeion yang berarti tanda atau seme yang berarti penafsiran tanda Cobley dan Janz (dalam Alex Sobur, 2004:16). Kurniawan (dalam Sobur, 2004:17) mengatakan bahwa, semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. Menurut (Seger dalam Sobur, 2004:16), semiotika adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs tanda-tanda dan berdasarkan pada sigs system (code) sistem tanda.

Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Semiotika Haliday (dalam Sobur, 2004:16) mengatakan bahwa semiotika mulanya berasal dari konsep tanda yang berhubungan dengan istilah semainon (penanda) dan semainomenom (petanda) yang digunakan adalah teori tanda tentang tanda dan penanda. Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani, smeion yang berarti tanda atau seme yang berarti penafsiran tanda Cobley dan Janz (dalam Sobur, 2004:16). Kurniawan (dalam Sobur, 2004:17) mengatakan bahwa, semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. Semiotika biasanya didefinisikan sebagi teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotika meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactil danolfactory ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia. Ferdinand de saussure menyatakan bahwa tanda merupakan objek fisik dengan sebuah makna atau untuk menggunakan istilahnya sebuah tanda terdiri dari penanda, persepsi, tulisan di atas kertas atau suara di udara. Petanda adalah

kosep mental yang siacukan petanda, konsep mental ini secara luas sama pada semua anggota kebudayaan yang menggunakan bahasa yang sama. 2.2.2 Tanda dan Petanda Menurut Ferdinand de Saussure setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur yaitu, (1) yang diartikan (Perancis: signife, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant, Inggris: signifer). Yang diartikan (signifie signified) sebenarnya merupakan konsep atau makna dari sesuatu tanda bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) itu adalah tidak lain dari pada bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Jadi, dengan kata lain setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam bahasa (intralingual) yang biasanya merujuk/mengacu kepada sesuatu refrent yang merupakan unsur luar bahasa (ekstra lingual). (Chaer, 2002 : 29) Menurut de Saussure (dalam Sobur 2004:46), tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu: 1. tanda yang diartikan yang disebut signifier yaitu bidang penanda atau bentuk. 2. tanda yang mengartikan yang disebut signified yaitu bidang petanda berupa konsep atau makna. Dalam (Puji Santosa 1993:4), tanda merupakan bagian dari ilmu semiotika yang menandai sesuatu hal atau keadaan untuk menerangkan atau memberitahukan objek kepada subjek. Dalam hal ini, tanda selalu merujuk pada sesuatu hal yang nyata, misalnya; benda, kejadian, tulisan, bahasa, tindakan,

peristiwa, dan bentuk-bentuk tanda yang lain. Tanda-tanda yang dibuat oleh manusia menunjuk pada sesuatu yang terbatas maknanya dan hanya menunjuk pada hal-hal tertentu. Tanda tersebut dari dulu hingga sekarang tetap saja tidak berubah dan tanpa kreatif apa pun. Jadi, tanda adalah arti yang statis, umum, lugas, dan objektif. Menurut Pateda, (dalam semiotika komunikasi, 2004:122), tanda yang ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang bersifat verbal dan nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara, sedangkan yang bersifat nonverbal salah satunya dapat berupa tanda yang diciptakan manusia untuk menghemat waktu, tenaga dan menjaga kerahasiaan. Tanda pengenal dalam gerakan pramuka tanda nonverbal misalnya bunyi pada sandi morse dalam gerakan pramuka yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain: 1) Suara dengan mengunakan pluit 2) Sinar dengan mengunakan senter 3) Tulisan dengan mengunakan titik (.) dan setrip(-) 4) Bendera dengan mengunakan morse Contoh ini merupakan tanda dengan hal yang ditandai bersifat langsung. Berbeda dengan lambang yang juga merupakan tanda. Bedanya lambang tidak memberi tanda secara langsung tetapi melalui sesuatu yang lain seperti tanda jabatan dalam gerakan pramuka. Misalnya tanda sangga penegak berbentuk bujur sangkar, bergambar sesuai pilihan anggota sangga yang bersangkutan. Tanda sangga mengambil nama tahap perjuangan bangsa Indonesia seperti perintis,

pencoba, penegar, pendobrak, dan pelaksana dengan gambar dan warna. Angka romawi sebagai nomor sangga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning. Gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri). Tanda nonverbal ini berkaitan dengan kajian semiotika yaitu salah satu cabang ilmu bahasa. 2.2.3 Makna konseptual dan Makna Asosiatif Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, maknanya sesuai dengan refrennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Jadi, makna konseptual ini sama dengan makna refrensial, makna leksikal, dan makna denotatif (Chaer 1995:72). Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi. Makna konseptual merupakan hal yang esensial di dalam suatu bahasa. Leech (dalam Pateda 2001:114) mengemukakan dua prinsip, yakni prinsip ketidaksamaan dan prinsip struktur unsurnya. Prinsip ketidaksamaan dapat dianalisis berdasakan klasifikasi bunyi dalam tataran fonologi yang setiap bunyi ditandai + (fostif) kalau ciri dipenuhi, dan ditandai dengan (negatif) jika ciri tidak dipenuhi. Misalnya, konsonan /b/ berciri + bilabial + stop, - nasal. Prinsip struktur unsurnya, misalnya kata nyonya dapat dianalisis menjadi: + manusia; + dewasa; - laki-laki. Dengan analisis seperti ini maka konsep sesuatu dapat dibatasi. Jadi, kata nyonya adalah manusia dewasa dan bukan seorang laki-laki Slamet muljana (dalam Pateda 2001:178) mengatakan makna asosiatif adalah hubungan antara makna asli, makna di dalam lingkungan tempat tumbuh

semula kata yang bersangkutan dengan makna yan baru yakni makna di dalam lingkungan tempat kata itu dipindahkan ke dalam pemakaian bahasa. Antara makna lama dan maknanya yang baru terdapat pertalian erat. Contoh: Kata Amplop. Kalau kita mengurus sesuatu di kantor dan kemudian kawan kita berkata, Beri ia Amplop. Maka asosiasi kita bukan lagi amplop yang yang berfungsi sebagai sampul surat, tetapi amplop yang berisi uang ; uang pelicin ; uang pelancar ; uang sogok. Secara kasar, maka amplop itu berarti, Berilah ia uang agar urusanmu cepat selesai. 2.3 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki, atau mempelajari (KBBI, 2003:1198). Pustaka adalah kitab; buku; buku primbon (KBBI, 2003:912). Astuti, (1996): Sistem Tanda yang digunakan Sebagai Salah Satu Sarana Komunikasi di Perumka Perbaungan. Skripsi ini meneliti tentang sistem tanda yang digunakan di Perumka Perbaungan berfungsi sebagai pemberi informasi tentang keadaan kereta api diperjalanan maupun distasiun keberangkatan kereta api, dan situasi jalan yang akan dan dilalui kereta api dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh dua ahli semiotika yang merupakan hasil suntingan Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest pada tahun 1992.