RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XIV/2016 Frasa penyerobotan lahan garapan Termasuk Penyerebotan pangsa pasar dan Frasa pejabat Termasuk pejabat publik dan privat I. PEMOHON Nuih Herpiandi. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 385 dan Pasal 423 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah: 1. Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) menyebutkan bahwa salah satu kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah melakukan pengujian Undang-Undang terhadap UUD 1945; 2. Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU MK) menyatakan bahwa: Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 3. Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang pada pokoknya menyebutkan bahwa salah satu kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah melakukan pengujian undangundang terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945. 4. Bahwa objek permohonan adalah pengujian Pasal 385 dan Pasal 423 KUHP, oleh karena itu Mahkamah berwenang untuk melakukan pengujian Undang- Undang a quo. 1
IV. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON (LEGAL STANDING) 1. Berdasarkan Pasal 51 ayat (1) UU MK: Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-undang, yaitu: (a) perorangan WNI, (b) kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan RI yang diatur dalam undang-undang, (c) badan hukum publik dan privat, atau (d) lembaga negara ; 2. Berdasarkan Putusan MK Nomor 006/PUU-III/2005 dan Nomor 010/PUU/III/2005 menyatakan bahwa kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional harus memenuhi 5 (lima) syarat yaitu: a. adanya hak konstitusional para Pemohon yang diberikan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. b. hak konstitusional para Pemohon tersebut dianggap oleh para Pemohon telah dirugikan oleh suatu Undang-Undang yang diuji. c. kerugian konstitusional para Pemohon yang dimaksud bersifat spesifik atau khusus dan aktual atau setidaknya bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi. d. adanya hubungan sebab akibat antara kerugian dan berlakunya Undang- Undang yang dimohonkan untuk diuji. e. adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan maka kerugian konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi.; 3. Pemohon adalah perorangan warga negara Indonesia yang merasa hak konstitusionalnya dirugikan oleh Pasal 385 dan Pasal 423 KUHP. V. NORMA YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN DAN NORMA UUD 1945 A. NORMA YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN Pengujian Materiil UU KUHP: 1. Pasal 385: Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun: 1. barang siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, menjual, menukarkan atau membebani dengan creditverband sesuatu hak tanah yang telah bersertifikat, sesuatu gedung, bangunan, penanaman atau pembenihan di atas tanah yang belum bersertifikat, padahal diketahui bahwa yang mempunyai atau turut mempunyai hak di atasnya adalah orang lain; 2. barang siapa dengan maksud yang sama menjual, menukarkan atau membebani dengan credietverband, sesuatu hak tanah yang belum bersertifikat yang telah dibehani credietverband atau sesuatu gedung 2
bangunan, penanaman atau pembenihan di atas tanah yang juga telah dibebani demikian, tanpa memberitahukan tentang adanya beban itu kepada pihak yang lain; 3. barang siapa dengan maksud yang sama mengadakan credietverband mengenai sesuatu hak tanah yang belum bersertifikat, dengan menyembunyikan kepada pihak lain bahwa tanah yang berhubungan dengan hak tadi sudah digadaikan; 4. barang siapa dengan maksud yang sama, menggadaikan atau menyewakan tanah dengan hak tanah yang belum bersertifikat padahal diketahui bahwa orang lain yang mempunyai atau turut mempunyai hak atas tanah itu; 5. barang siapa dengan maksud yang sama, menjual atau menukarkan tanah dengan hak tanah yang belum bersertifikat yang telah digadaikan, padahal tidak diberitahukannya kepada pihak yang lain bahwa tanah itu telah digadaikan; 6. barang siapa dengan maksud yang sama menjual atau menukarkan tanah dengan hak tanah yang belum bersertifikat untuk suatu masa, padahal diketahui, bahwa tanah itu telah disewakan kepada orang lain untuk masa itu juga. 2. Pasal 423: Seorang pejabat dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan menyalahgunakan kekuasaannya, memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun. B. NORMA UNDANG-UNDANG DASAR 1945 1. Pasal 28G ayat (1): Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. 2. Pasal 28G ayat (2): Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. VI. ALASAN PERMOHONAN 1. Bahwa pada tanggal 8 Februari 2001 Pemohon telah mengambil alih usaha milik Indra Wijaya selaku pemilik Durman Kertas Indah yaitu produsen 3
produk kertas dikarenakan pada saat itu kondisi perusahaan dalam keadaan krisis; 2. Bahwa menurut Pemohon setelah produk-produk dari Durman Kertas Indah laris dengan pesat, maka timbul keinginan pemilik Durman Kertas Indah yang terdahulu untuk menguasai pangsa pasar dengan cara menghentikan pengiriman barang produksinya kepada Pemohon tanpa alasan hukum yang sah dan membuka cabang sendiri di Cirebon; 3. Bahwa atas tindakan Indra Wijaya tersebut, Pemohon mengganggap tindakan tersebut patut untuk dijerat Pasal 385 KUHP tentang penyerobotan lahan tanah garapan; 4. Bahwa menurut dalil Pemohon, ketentuan Pasal 385 KHUP seharusnya dapat diperluas penafsirannya menjadi termasuk pada penyerobotan lahan pangsa pasar mengingat pangsa pasar adalah suatu komoditas yang tidak berwujud namun memiliki nilai ekonomis yang tinggi; 5. Bahwa Pemohon mendalilkan, Pasal 385 KUHP tentang penyerobotan lahan tanah garapan yang hanya mengatur terhadap benda-benda berwujud merupakan pasal yang sudah kurang sesuai lagi dengan perkembangan zaman baik di bidang ekonomi dan teknologi karena pasal tersebut tidak mampu menjangkau benda-benda yang tidak berwujud namun memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga hal ini bertentangan dengan hak konstitusional Pemohon yang dilindungi oleh Pasal 28G ayat (1) UUD 1945; 6. Bahwa menurut Pemohon, perbuatan Indra Wijaya juga patut untuk dijerat oleh Pasal 423 KUHP karena Indra Wijaya melakukan penyalahgunaan kekuasaan untuk menguntungkan dirinya sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan cara memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi diri sendiri; 7. Bahwa Pemohon mendalilkan, Pasal 423 KUHP yang mengatur tentang kejahatan jabatan tidak menyebutkan pejabat publik atau privat yang 4
termasuk pejabat perusahaan swasta, sedangkan saat ini sudah banyak perusahaan milik negara yang telah berubah kepemilikan menjadi perusahaan swasta yang mana tindakan penyalahgunaan jabatan dari pejabat perusahaan swasta tersebut tidak dapat dijerat oleh Pasal 423 KUHP; 8. Bahwa berlakunya Pasal 423 KUHP merugikan hak konstitusional Pemohon yang dilindungi oleh Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 karena dalam praktiknya, aparat penegak hukum tidak dapat menerima pengaduan Pemohon dengan alasan tidak ada hukum positif yang mengaturnya karena terhambat oleh Pasal 1 ayat (1) KUHP yang berbunyi: Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundan-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan dilakukan. VII. PETITUM a. Pengujian Materiil 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan materi muatan Pasal 385 KUHP dapat diperluas penafsirannya termasuk lahan pangsa pasar yang tidak berwujud dan Pasal 423 KUHP tentang yang dimaksud pejabat adalah pejabat publik juga swasta. Kedua pasal yang dimohon pengujian tentang hak milik atas harta benda jadi mempunyai kekuatan hukum mengikat Pasal 28G ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Atau, apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya (ex aequo et bono). CATATAN: *) Seluruh petitum merupakan kutipan utuh dari permohonan asli dan tidak ada yang diubah satupun. Mahkamah perlu klarifikasi dari Pemohon mengenai bunyi petitum nomor 2 kalimat ke-2. 5