Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar IPA pada Materi Klasifikasi Benda Melalui Discovery Learning Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli

dokumen-dokumen yang mirip
Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

PROSEDUR/METODOLOGI PENELITIAN ( BAB III )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media visual.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Dra. Siti Masruroh ( Guru SMP Negeri 4 Surakarta ) Kata kunci: Kedisiplinan, Konseling Individual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP MELALUI PENDEKATAN JASBERPENA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

BAB III METODE PENELITIAN

3.2. Variabel yang Diselidiki Variabel yang diteliti ada 2, yaitu: 1. Penerapan Teori STAD 2. Hasil belajar siswa sebagai variavel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Suwadi (Guru SMP Negeri 1 Mojosongo Boyolali) Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Hartati Hapusa SD Negeri 21 Palu, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA TIPE JIGSAW TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

BAB III METODE PENELITIAN

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

Ani Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. dimana tempat ini sekaligus tempat penulis melaksanakan tugas mengajar. Alasan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar IPA pada Materi Klasifikasi Benda Melalui Discovery Learning Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli Yulian Manasa SMP Negeri 2 Tolitoli, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda melalui discovery learning bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII C. Jumlah siswa yang diteliti adalah 30 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, dimana peneliti sebagai guru IPA pada kelas tersebut. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dari bulan Agustus 2015 sampai bulan Desember 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi dan tes. Hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil kondisi awal dengan siklus I, membandingkan antara siklus I dengan siklus II dan membandingkan antara kondisi awal dengan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teoritik dan empirik melalui discovery learning dapat meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli. Peningkatan kedisiplinan belajar IPA yang mencapai nilai minimal baik yaitu pada kondisi awal sebanyak 10 siswa atau 33,33%, pada siklus I sebanyak 17 siswa atau 56,67% dan pada siklus II sebanyak 27 siswa atau 90,00%. Sedangkan peningkatan hasil belajar IPA yang mencapai batas tuntas yaitu pada kondisi awal sebanyak 11 siswa atau 36,67%, pada siklus I sebanyak 20 siswa atau 66,67% dan pada siklus II sebanyak 24 siswa atau 80%. Kata Kunci : Kedisiplinan belajar IPA, Hasil belajar IPA, Discovery Learning I. PENDAHULUAN Pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 setelah pembelajaran IPA menunjukkan bahwa kondisi awal siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli menunjukkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi Objek IPA dan pengamatannya masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari pembelajaran IPA yang dilakukan oleh peneliti. Dari 30 siswa kelas VII C yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan diperoleh nilai kedisiplinan 0 siswa memperoleh predikat sangat baik (SB) atau 0%, 10 siswa memperoleh predikat baik (B) atau 33,33%, 18 siswa memperoleh predikat cukup (C) atau 60,00% dan 2 siswa memperoleh predikat kurang (K) atau 6,67%. Hasil ini menunjukkan kalau kedisiplinan kelas VII C masih rendah karena siswa yang memperoleh predikat cukup (C) dan kurang (K) masih cukup banyak berjumlah 20 siswa 315

atau 66,67%, sedangkan siswa yang memperoleh predikat sangat baik (SB) dan baik (B) berjumlah 10 siswa atau 33,33%. Sedangkan apabila dilihat hasil belajar IPA dari 30 siswa kelas VII C yang terdiri 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan diperoleh nilai skala 100 yaitu nilai rata-rata 64,53, nilai terendah 24 dan nilai tertinggi 94 atau jika dilihat dari nilai skala 4 yaitu nilai rata-rata 2,58, nilai terendah 0,96 dan nilai tertinggi 3,76. Sedangkan jika dilihat dari ketuntasannya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 71 untuk skala 100 atau 2,84 untuk skala 4 dari 30 siswa kelas VII C terdapat 11 siswa tuntas belajar atau 36,67% dan 19 siswa tidak tuntas belajar atau 63,33%. Apabila dilihat hasilnya tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPA juga masih rendah. Kedisiplinan dan hasil belajar IPA siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 tersebut masih rendah, mungkin karena peneliti belum menggunakan model discovery learning dalam pembelajarannya. Sebelumnya peneliti masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab walaupun juga kadang-kadang sudah mencoba menggunakan metode eksperimen yang biasa diterapkan dalam model pembelajaran discovery learning, tetapi pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum banyak melibatkan siswa dalam pembelajarannya. Sedangkan dilihat dari kondisi siswa, mungkin karena siswa belum banyak yang memiliki buku teks pegangan untuk pembelajaran, juga karena dimungkinkan perilaku siswa kelas VII C yang masih terbawa waktu pembelajaran di SD yang kurang pengarahan dalam kedisiplinan ketika berlangsungnya pembelajaran. Harapan yang akan dicapai oleh peneliti setelah penelitian adalah meningkatnya kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, sebab jika tidak ditingkatkan maka banyak siswa tidak akan disiplin dan mengerjakan soal pun juga mengalami kesulitan, walaupun soalnya sebenarnya mudah. Untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, peneliti menggunakan model pembelajaran discovery learning. Dengan model pembelajaran discovery learning siswa akan terlibat dalam pembelajaran lebih banyak, sehingga pembelajaran lebih mengena dan bermakna. Di samping juga kediplinan siswa 316

juga akan meningkat seiring dengan banyaknya siswa yang terlibat langsung dalam pembelajaran. Dari uraian di atas dapat diperoleh bahwa kenyataannya kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi Objek IPA dan pengamatannya sebagai materi kondisi awal siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli tahun pelajaran 2015/2016 masih rendah, sedangkan yang diharapkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 akan meningkat. Dalam pembelajaran sebelumnya peneliti juga belum menggunakan model pembelajaran discovery learning, tetapi masih menggunakan pembelajaran konvensional, sedangkan harapannya peneliti sudah menggunakan model discovery learning dalam proses pembelajarannya. Untuk menyelesaikan masalah kesenjangan antara kenyataan dengan harapan yaitu perlu adanya model discovery learning yang dilakukan sendiri oleh peneliti dengan tindakan pertama menggunakan model discovery learning kelompok besar dan tindakan kedua menggunakan model discovery learning kelompok kecil. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. II. METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tolitoli yang terletak di jalan R.A Karini no. 15 Kelurahan Baru Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli Propinsi Sulawesi Tengah Kode Pos 94511 dengan nomor telepon (0453) 21609. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2015 sampai bulan Desember 2015. Kegiatan dalam waktu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (a) bulan Agustus 2015 untuk menyusun proposal dan instrumen penelitian; (b) bulan September 2015 untuk mengumpulkan data : kondisi awal, siklus I dan siklus II. Kondisi awal pada minggu pertama dan sebagian minggu kedua, siklus I pada sebagian minggu kedua dan sebagian minggu ketiga, sedangkan siklus II pada sebagian minggu ketiga dan minggu keempat. Kegiatan ini dilaksanakan peneliti dalam satu bulan karena tiap minggu terdapat 5 jam pelajaran, sehingga memungkinkan kondisi awal, siklus I dan siklus II dilaksanakan dalam satu bulan dengan rincian kondisi awal ada 5 jam pelajaran, siklus I ada 5 jam pelajaran dan siklus II ada 7 jam pelajaran; (c) bulan Oktober 2015 untuk kegiatan analisis data yang diperoleh dari 317

kegiatan siklus I dan siklus II; (d) bulan Nopember 2015 untuk kegiatan pembahasan/diskusi dengan teman-teman sejawat untuk membahas kegiatan analisis yang telah dilakukan; dan (e) bulan Desember 2015 untuk menyusun laporan hasil penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII C yang berjumlah 30 siswa terdiri 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik dan Alat Pengumpul Data Teknik dan alat pengumpul data pada penelitian ini yaitu: data kedisiplinan belajar IPA kondisi awal dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi dengan alat/instrumen berupa dokumen catatan jurnal proses pembelajaran kondisi awal. Data hasil belajar IPA kondisi awal dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi alat/instrumen berupa dokumen catatan daftar nilai kondisi awal. Data kedisiplinan belajar IPA siklus I dikumpulkan menggunakan teknik observasi dengan alat/instrumen berupa lembar observasi kedisiplinan belajar IPA siklus I. Data hasil belajar IPA siklus I dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis uraian dengan alat/instrumen berupa butir soal tes uraian siklus I. Data kedisiplinan belajar IPA siklus II dikumpulkan menggunakan teknik observasi dengan alat/instrumen berupa lembar observasi kedisiplinan belajar IPA siklus II. Data hasil belajar IPA siklus II dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis uraian dengan alat/instrumen berupa butir soal tes uraian siklus II (Sufanti, 2011:34). Validasi dan Analisis Data Data kedisiplinan belajar IPA siklus I maupun data kedisiplinan belajar IPA siklus II diperoleh menggunakan teknik observasi dengan alat berupa lembar observasi. Supaya datanya valid perlu divalidasi dengan cara melibatkan observer teman sejawat yang dikenal dengan berkolaborasi. Data hasil belajar IPA siklus I maupun data hasil belajar IPA siklus II dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis dengan alat berupa butir soal tes uraian. Supaya datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara membuat kisi-kisi sebelum butir soal disusun. Analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Diskriptif komparatif yaitu membandingkan data kondisi awal, data siklus I dan data siklus II yang dilanjutkan dengan refleksi. Refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan hasil diskriptif komparatif kemudian 318

memberi ulasan atas simpulan tersebut untuk menentukan perlu tidaknya tindakan siklus berikutnya (Sufanti, 2011:34). Prosedur Tindakan Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penelitian tindakan kelas. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian yaitu discovery learning. Tindakan siklus I discovery learning kelompok besar dan tindakan siklus II discovery learning kelompok kecil. Menurut Sukidin dkk (2006:78) tahapan-tahapan dalam tiap siklus yaitu : (1) membuat perencanaan tindakan (planning); (2) melakukan tindakan sesuai yang direncanakan (acting); (3) melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan (observing); dan (4) melakukan analisis dengan diskriptif komparatif dilanjutkan refleksi terhadap data hasil pengamatan (reflecting). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Diskripsi Kondisi Awal Pengamatan (observasi) kedisiplinan belajar IPA dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Kriteria kedisiplinan belajar IPA dari siswa adalah memperoleh nilai yaitu : (1) sangat baik (SB) apabila memperoleh skor 3,75 4,00 atau sama dengan 4,00; (2) baik (B) apabila memperoleh skor 2,75 3,75 atau sama dengan 3,75; (3) cukup (C) apabila memperoleh skor 1,75 2,75 atau sama dengan 2,75; dan (4) kurang (K) apabila memperoleh skor kurang dari atau sama dengan 1,75. Dari pengamatan kedisiplinan belajar IPA selama proses belajar mengajar diperoleh hasil pengamatan yaitu : (1) sangat baik (SB) sebanyak 0 siswa (0,00%); (2) baik (B) sebanyak 10 siswa (33,33%) terdiri dari 0 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan; (3) cukup (C) sebanyak 18 siswa (60,00%) terdiri dari 18 siswa laki-laki; dan (4) kurang (K) sebanyak 2 siswa (6,67%) terdiri dari 2 siswa laki-laki. Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada 10 siswa yang berhasil mencapai batas minimal atau 33,33% dan ada 20 siswa yang belum mencapai batas minimal atau 66,67%. Karena yang mencapai nilai minimal baik (B) ada 10 siswa atau 33,33% berarti dapat disimpulkan untuk kedisiplinan belajar IPA pada kondisi awal masih rendah. Adapun data hasil belajar IPA pada kondisi awal adalah sebagai berikut : nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 64,53 dan ketuntasan belajar mencapai 36,67% atau ada 11 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. 319

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi awal secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 71 hanya sebesar 36,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Diskripsi Data Siklus I Dari pengamatan kedisiplinan belajar IPA oleh observer teman sejawat selama proses belajar mengajar diperoleh hasil pengamatan yaitu : (1) sangat baik (SB) sebanyak 3 siswa (10,00%) terdiri dari 3 siswa perempuan; (2) baik (B) sebanyak 14 siswa (46,67%) terdiri dari 7 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki; (3) cukup (C) sebanyak 12 siswa (40,00%) terdiri dari 12 siswa laki-laki; dan (4) kurang (K) sebanyak 1 siswa (3,33%) terdiri dari 1 siswa laki-laki. Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada 17 siswa yang berhasil mencapai batas minimal atau 56,67% dan ada 13 siswa yang belum mencapai batas minimal atau 43,33%. Karena yang mencapai nilai minimal baik (B) ada 17 siswa atau 56,67% berarti dapat disimpulkan untuk kedisiplinan belajar IPA pada siklus I agak tinggi. Adapun data hasil belajar IPA pada siklus 1 adalah sebagai berikut: diperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 73.93 atau 2.96 dan ketuntasan belajar mencapai 66.67% atau ada 20 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 71 hanya sebesar 66.67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hasil belajar IPA materi klasifikasi benda bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 dari siklus I rata-rata prestasi 73.93 atau 2.96 ke siklus II rata-rata prestasi 79.67 atau 3.19 berarti ada peningkatan 5.74 atau 2.30 atau 7.76%. Diskripsi Data Siklus II Dari pengamatan kedisiplinan belajar IPA oleh observer teman sejawat selama proses belajar mengajar diperoleh hasil pengamatan yaitu : (1) sangat baik (SB) sebanyak 8 siswa (26,67%) terdiri dari 8 siswa perempuan; (2) baik (B) sebanyak 19 siswa (63,33%) terdiri dari 2 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki; (3) cukup (C) sebanyak 3 siswa (10,00%) terdiri dari 3 siswa laki-laki; dan (4) kurang (K) sebanyak 0 siswa (0,00%). 320

Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada 27 siswa yang berhasil mencapai batas minimal atau 90,00% dan ada 3 siswa yang belum mencapai batas minimal atau 10,00%. Karena yang mencapai nilai minimal baik (B) ada 27 siswa atau 90,00% berarti dapat disimpulkan untuk kedisiplinan belajar IPA pada siklus II tinggi. Adapun data hasil belajar IPA pada siklus II adalah sebagai berikut: diperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 79.67 atau 3.19 dan ketuntasan belajar mencapai 80% atau ada 24 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 71 sudah sebesar 80% meskipun belum mencapai persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hasil belajar IPA materi klasifikasi benda bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal rata-rata prestasi 64.53 atau 2.58 ke siklus II rata-rata prestasi 79.67 atau 3.19 berarti ada peningkatan 15.14 atau 6.10 atau 23.46%. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah diperoleh serta dihubungkan dengan perumusan masalah dan pengajuan hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan bahwa melalui discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 menunjukkan baik secara teoritik maupun empirik hasil belajar IPA meningkat, maka simpulan 3 hipotesis 3 discovery learning dapat meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 dan hasil tindakan 3 melalui discovery learning dapat meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 menunjukkan baik secara teoritik maupun empirik kedisiplinan belajar IPA meningkat. 321

Saran Karena melalui discovery learning dapat meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar IPA materi klasifikasi benda bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 maka disarankan kepada teman sejawat untuk pembelajaran perlu menggunakan discovery learning. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media. Aqib, Z. 2012. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia. Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Dimyati, M. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Herdian. 2010. Metode Pembelajaran Discovery. (http://herdy07.wordpress.com/ 2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-penemuan/ diunduh tanggal 2 Juli 2015 jam 08.25) Sufanti. 2011. Bahan Ajar PLPG Bidang Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP-UMS. Sukardji. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press. Sukidin dkk. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. Team Pustaka Phoenix. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: Media Pustaka Phoenix. Santoso, S. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Sukidin, dkk. 2006. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. 322