ANALISIS PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) CPO (CRUDE PALM OIL) PADA PT. BUANA WIRA SUBUR SAKTI DI KABUPATEN PASER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian kualitas merupakan taktik strategi perusahaan dalam persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

I. PENDAHULUAN. minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffee whitener, filled

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan oleh

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

Keywords : Quality Control, Product Defect and Statistical Process Control (SPC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2013, No.217 8

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri manufaktur dan sebagai sumber devisa negara. Pengembangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Kelapa Sawit. Pembelian Produksi Pekebun.

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, Mei 2011

di kota tetap Balikpapan menjanjikan. Era ini (tahun milik setara Produksi ton atau Segar) ton CPO (Crude skala cukup luas saat Paser

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KONSISTENSI MUTU DAN RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PABRIK KELAPA SAWIT TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu peralatan yang dapat mempermudah pekerjaan teknik pengontrolan besaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

Transkripsi:

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 204, 2 (2):245-259 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 204 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) CPO (CRUDE PALM OIL) PADA PT. BUANA WIRA SUBUR SAKTI DI KABUPATEN PASER M. Fajar Wulan D ABSTRAK M. Fajar Wulan D, Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) pada PT. Buana Wirasubur Sakti di Kabupaten Paser. Di bawah bimbingan Ir. Noercahyono, MM. selaku Pembimbing I dan Bapak Eko Adi Widyanto, SE,. M.SA. selaku Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian mutu CPO (Crude Palm Oil) pada PT. Buana Wirasubur Sakti. Analisis dilakukan dengan cara mengolah data inspeksi kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran dengan menggunakan alat analisis pengendalian mutu diagram histogram, grafik kendali, dan diagram sebab akibat. Hasil analisis dibandingkan dengan standar pengendalian mutu yang ditetapkan BSN melalui SNI 0-290- 2006 dan standar mutu yang ditetapkan oleh konsumen PT. Buana Wirasubur Sakti. Berdasarkan analisis diagram histogram untuk kadar asam lemak bebas dan kadar kotoran tidak terdapat data yang berada di luar batas, akan tetapi pada kadar air terdapat 6 sampel berada di atas standar yang ditetapkan oleh BSN yaitu 0,5%. Berdasarkan hasil analisis grafik kendali pengendalian mutu CPO (Crude Palm Oil), jumlah sampel yang berada di luar batas kendali menurut peta kontrol Xbar dan R untuk kadar asam lemak bebas sebanyak sebelas sampel pada peta kendali Xbar dan dua sampel pada peta kendali R. Kemudian, untuk kadar air terdapet lima sampel pada peta kendali Xbar dan dua sampel pada peta kendali R. Serta untuk kadar kotoran terdapat tujuh sampel apda peta kendali Xbar dan tiga sampel pada peta kendali R. Berdasarkan hasil analisis diagram sebab akibat yaitu dilakukan dengan proses observasi lapangan dan wawancara terdapat lima faktor yang mempengaruhi pengendalian mutu CPO (Crude Palm Oil). Faktor itu sendiri meliputi bahan baku, lingkungan kerja, mesin, bahan baku, manusia, dan metode karja. Kata Kunci: analisis pengendalian mutu, diagram sebab akibat, dan grafik kendali. Pendahuluan Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia karena kontribusinya terhadap perolehan devisa, peluang pengembangan pasar serta penyerapan tenaga kerja, dan menjadikan Indonesia sebagai eksportir minyak Mahasiswa, S Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Email: Fajarwulan@yahoo.co.id

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 204:245-259 kelapa sawit (Crude Palm Oil- CPO) nomor satu di dunia, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Eksportir CPO Dunia Tahun 203 No Negara Eksportir Total Ekspor (ton) Indonesia 28.000.000 2 Malaysia 9.700.000 3 Thailand.700.000 4 Kolombia 950.000 5 Nigeria 860.000 (sumber: bisnis.com) Produksi CPO di Indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini. Tabel Total Produksi Sawit Indonesia Tahun Total Produksi (ton) 2008 7.539.788 2009 9.324.294 200 2.958.20 20 23.096.54 202 26.05.58 (Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan) Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun 982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh PTP VI. Hingga tahun 202, luas areal kelapa sawit mencapai 96.802 Ha, yang terdiri dari 226.765 Ha sebagai tanaman plasma / rakyat, 7.237 Ha milik BUMN sebagai inti, dan 77.825 Ha milik Perkebunan Besar Swasta. Adapun produksi TBS (Tandan Buah Segar) pada tahun 202 sebesar 5.734.464 ton atau setara dengan.032.204 ton CPO (Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 202) PT. Buana Wirasubur Sakti merupakan satu dari 2 perusahaan perebusan TBS (Tandan Buah Sawit) yang berada di Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, yang secara resmi didirikan pada tahun 993. Pada awalnya perusahaan ini hanya memfokuskan pada penanaman kelapa sawit yaitu pada tahun 99 hingga tahun 2004 dengan luas areal lahan lebih dari 900 hektar. Pada tahun 200 PT. Buana Wirasubur Sakti melebarkan sayapnya pada bisnis pemrosesan TBS menjadi CPO dengan kapasitas produksi perusahaan sebesar 30 TBS/jam yang dapat menghasilkan 20 ton CPO, 30 ton karnel, dan 30 ton cangkang karnel per hari. (tradezz.com_pt. Buana Wirasubur Sakti) Pasokan kelapa sawit yang diolah menjadi CPO bersumber dari kebun kelapa sawit milik PT. Buana Wirasubur Sakti sendiri serta pasokan yang bersumber dari petani sawit di Kecamatan Kuaro. CPO yang dihasilkan kemudian akan dijual ke pembeli utama yaitu PT. Wilmar, PT SMART, Tbk, dan PT. KIAT 246

Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) - Fajar yang dikirim melalui Pelabuhan Tanah Merah di Desa Janju, Kecamatan Tana Gerogot, Kabupaten Paser. Kegiatan pengendalian mutu yang dilakukan oleh PT. Buana Wirasubur Sakti untuk menghasilkan produk CPO mengacu pada standar mutu CPO yang ditetapkan oleh pembeli/pelanggan. Pemerintah sendiri melalui BSN telah menetapkan standarisasi mutu CPO yang dimuat dalam SNI-0-290-2006 yaitu: Tabel Standar Nasional Mutu Kelapa Sawit No Karakteristik Keterangan Kadar asam lemak bebas < 5,00 % 2 Kadar air < 0,50 % 3 Kadar kotoran < 0,50 % 4 Bilangan Yodium 50-55 g / 00 g TBS 5 Warna CPO (crude palm oil) Jingga kemerahmerahan (SNI, 2006) Dalam praktiknya PT. Buana Wirasubur Sakti belum menetapkan standarisasi mutu CPO perusahaan. Selama ini standar mutu yang digunakan oleh PT. Buana Wirasubur Sakti mengikuti kontrak kerja yang ditetapkan oleh pembeli utamanya, yaitu PT. Willmar. Standar mutu yang ditetapkan oleh PT. Willmar mengikui standar mutu CPO yang ditetapkan oleh BSN melalui SNI-0-290- 2006. Akan tetapi jika mutu CPO yang dihasilkan melebihi standar kadar mutu yang ditetapkan, maka PT. Buana Wirasubur Sakti akan memasarkannya kepada pembeli lokal. Salah satu cara untuk mengukur mutu produk ialah penerapan quality conrol dengan peta kontrol (control charts). Fungsi penerapan quality control tersebut adalah untuk melakukan pengendalian terhadap mutu dari input awal berupa penyelesaian bahan baku, proses produksi, sampai kepada proses output barang jadi (finished goods). Dengan adanya penerapan quality control maka perusahaan dapat melakukan efesiensi proses produk, khususnya dalam industri pengolahan CPO kelapa sawit. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah pengendalian mutu (quality control) dalam hal pengolehan buah sawit yang ada di PT. Buana Wirasubur Sakti. Untuk itu pada penelitian ini peneliti mengambil judul Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) Pada PT. Buana Wirasubur Sakti Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah; Apakah pengendalian mutu CPO yang dilakukan oleh PT. Buana Wirasubur Sakti sudah memenuhi standar SNI yang ditetapkan oleh BSN. 247

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 204:245-259 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:. Untuk mengetahui proses pengendalian mutu CPO yang dilakukan oleh PT. Buana Wirasubur Sakti. 2. Untuk mengetahui apakah tingkat mutu CPO yang dihasilkan oleh PT. Buana Wirasubur Sakti sudah memenuhi standar mutu CPO sesuai dengan standar SNI yang ditetapkan oleh BSN. Kerangka Dasar Teori Pengendalian Mutu (Quality Control) Pengertian pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar mutu bahan, standar proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi, sampai standar pengiriman produk akhir ke konsumen agar barang (jasa) yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang direncanakan (Prawirosentono, 2007:74). Process Quality Control Menurut Haming dan Nurnajamuddin (202:208) SQC (Statistical Quality Control) merupakan penggunaan metode statistic untuk mengukur kinerja produksi sekaligus untuk meningkatkan mutu keluaran. Sebaliknya, SPC hanya bermaksud untuk melakukan pengendalian kinerja proses dengan menggunakan metode statistik. Sehubungan dengan itu, SPC merupakan bagian dari SQC. Minyak Sawit Kasar Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) merupakan minyak nabati berwarna jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses ekstraksi daging buah kelapa sawit (mesocarp) tanaman Elais guinensis Jacq. Minyak sawit kasar terdiri dari gliserida yang tersusun oleh serangkaian asam lemak. Komponen utama minyak sawit adalah trigliserida dengan sebagian kecil digliserida dan mono gliserida. Minyak sawit kasar berbentuk semipadat pada suhu kamar. Warna minyak sawit kasar yang berwarna jingga kemerah-merahan disebabkan oleh komponen minor yang dmiliki CPO berupa pigmen karoten (ipb.ac.id). Metode Penelitian Histogram Histogram menunjukkan cakupan nilai suatu perhitungan dan frekuensi dari setiap nilai yang terjadi. Histogram menunjukkan peristiwa yang sering terjadi dan juga variasi dalam pengukuran (Heizer dan Render, 2004:268). Bagan kendali Peta Kendali Peta Kendali X bar digunakan untuk proses yang memiliki karakteristik yang bersifat kontinu. Peta ini menggambarkan variasi harga rata-rata dari data yang diklarifikasikan dalam satu kelompok. Dalam penelitian ini data dikelompokkan berdasarkan satuan waktu hari dimana data ini diambil. Langkah langkah penentuan peta kendali X bar adalah dengan menentukan rentang rata-rata 248

Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) - Fajar kemudian menentukan batas kontrol serta mengambarkan garis X bar dan garis batas kontrol. Peta Kendali R Peta kendali R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu sub grup, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Langkah langkah penentuan garis central adalah dengan menentukan rentang rata-rata kemudian menentukan batas kontrol serta mengambarkan garis R dan garis batas kontrol. Menghitung X rata-rata dan R rata-rata (Haming dan Nurnajamuddin, 202:208): Perhitungan X rata-rata Dimana: : jumlah rata-tata dari nilai rata-rata subgrup : nilai rata-rata subgrup ke-i : jumlah subgrup Perhitungan R rata-rata Dimana: : jumlah rata-rata rentang grup : nilai rentang subgrup ke-i : jumlah subgrup Menentukan batas kontrol untuk pembuatan peta kendali X dan R (Haming dan Nurnajamuddin, 202:208): X-Chart Batas kontrol peta X: Batas kontrol atas (BKA) = Batas kontrol bawah (BKB) = Dimana: BKA = Batas Kontrol Atas BKB = Batas Kontrol Bawah A 2 = Nilai Koefisien R = Selisih Harga Xmaks dan Xmin R-Chart Batas kontrol peta R: Batas kontrol atas (BKA) = D 4. R Batas kontrol bawah (BKB) = D 3. R Dimana: BKA = Batas Kontrol Atas BKB = Batas Kontrol Bawah D 4, D 3 = Nilai Koefisien Diagram Sebab Akibat Menurut Heizer dan Render (2004:265) pembuatan diagram sebab akibat pada umumnya dimulai dengan 4 kategori yaitu material, mesin/peralatan, manusia, 249

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 204:245-259 dan metode. Inilah yang disebut 4M yang merupakan penyebab. Penyebab masing-masing dikaitkan dalam setiap kategori yang diikat dalam tulang ikan yang diikat dalam tulang yang terpisah sepanjang cabang tersebut. Hasil Penelitian dan Pembahasan Histogram Histogram Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dari hasil pengujian kadar Asam Lemak Bebas di atas, maka histogram Kadar Asam Lemak Bebas dapat di lihat pada Gambar berikut: Gambar Hasil Uji Kadar Asam Lemak Bebas sumber: data diolah Berdasarkan hasil histogram untuk kadar asam lemak bebas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata kadar asam lemak bebas adalah 3,5%, dan tidak terdapat yang berada di luar batas normal berdasarkan standarisasi yang ditetapkan oleh BSN yaitu kadar Asam Lemak Bebas maksimum 5%. Histogram Kadar Air Dari hasil pengujian kadar Air di atas, maka histogram kadar Air dapat di lihat pada Gambar berikut: Gambar Hasil Uji Kadar Air 250

Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) - Fajar Sumber: data diolah Berdasarkan hasil histogram untuk kadar air, dapat dilihat bahwa rata-rata kadar air adalah sebesar 0,36%, dan terdapat 6 atau 6,66% data yang berada di luar batas normal berdasarkan standarisasi yang ditetapkan oleh BSN yaitu kadar Air maksimum 0,5%. Histogram Kadar Kotoran Dari hasil pengujian kadar Air di atas, maka histogram kadar Air dapat di lihat pada Gambar berikut: Gambar Hasil Uji Kadar Kotoran Sumber: data diolah Berdasarkan hasil histogram untuk kadar kotoran, dapat dilihat bahwa rata-rata kadar kotoran adalah 0,39% dan tidak terdapat data yang berada di luar batas normal berdasarkan standarisasi yang ditetapkan oleh BSN yaitu kadar kotoran maksimum 0,5%. Analisis Grafik Kendali (SPC) Analisis grafik kendali (SPC) digunakan untuk melakukan pengendalian kinerja proses dengan menggunakan metode statistik. Di dalam grafik kendali terdapat garis batas kendali atas (UCL) serta garis batas kendali bawah (LCL), kedua garis ini berfungsi untuk menentukan batas kendali kandungan mutu CPO dalam perhitungan statistik. Berikut tahapan pembuatan grafik kendali dan R untuk Kadar Asam Lemak Bebas (ALB), Kadar Air, dan Kadar Kotoran: Peta dan R untuk Kadar Asam Lemak Bebas (ALB). Perhitungan Peta Kendali X bar Kadar Asam Lemak Bebas. UCL = + = 3,50 +,023. 0,44 = 3,50 + 0,4535 = 3,95 % LCL = - = 3,50,023. 0,44 25

Sample Range Sample Mean ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 204:245-259 = 3,50 0,4525 = 3,05 % 2. Perhitungan Peta Kendali R Kadar Asam Lemak Bebas. UCL = D4. = 2,574.0,44 =,3857 % LCL = D3. = 0. 0,44 = 0 % Gambar Grafik kendali Xbar dan R Chart Asam Lemak Bebas Xbar-R Chart of x;...; x3 4,5 4,0 UC L=3,959 3,5 _ X=3,500 3,0 4 7 0 3 6 Sample 9 22 25 28 LC L=3,04 2,0,5,0 0,5 UC L=,55 _ R=0,449 sumber: data diolah Dari peta kendali X bar dan R di atas terdapat data yang out of control, yaitu pada data ke, 2, 6, 7, 8,, 3, 4, 7, 26, dan 28 pada peta kendali X bar. Untuk peta kendali R terdapat pula data yang out of control yaitu pada data ke 24 dan 27. Peta dan R untuk Kadar Air. Perhitungan Peta Kendali X bar Kadar Asam Lemak Bebas UCL = + = 0,36 +,023. 0,8 = 0,55 % LCL = - = 0,36,023. 0,8 = 0,8 % 2. Perhitungan Peta Kendali R Kadar Air UCL = D4. = 2,574. 0,8 = 0,4676 % LCL = D3. 252 0,0 4 7 0 3 6 Sample 9 22 25 28 LC L=0

Sample Range Sample Mean Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) - Fajar = 0. 0,8 = 0 % Gambar Grafik kendali Xbar dan R Chart Air Xbar-R Chart of x;...; x3 0,5 UC L=0,5504 0,4 _ X=0,3646 0,3 0,2 0, 4 7 0 3 6 Sample 9 22 25 28 LC L=0,787 0,60 0,45 UC L=0,4677 0,30 0,5 _ R=0,87 0,00 LC L=0 4 7 0 3 6 Sample 9 22 25 28 sumber: data diolah Dari peta kendali X bar dan R untuk kadar air di atas terdapat data yang out of control, yaitu pada data ke 0,, 3, 6, dan 29 pada peta kendali X bar. Untuk peta kendali R terdapat pula data yang out of control yaitu pada data ke 5 dan 20. Peta dan R untuk Kadar Kotoran. Perhitungan Peta Kendali X bar Kadar Kotoran UCL = + = 0,04 +,023. 0,02 = 0,06 % LCL = - = 0,04,023. 0,02 = 0,02 % 2. Perhitungan Peta Kendali R Kadar Kotoran UCL = D4. = 2,574. 0,02 = 0,05079 % LCL = D3. = 0. 0,02 = 0 % 253

Sample Range Sample Mean ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 204:245-259 Gambar Grafik kendali Xbar dan R Chart Kotoran Xbar-R Chart of x;...; x3 0,08 0,06 UC L=0,0594 0,04 _ X=0,03922 0,02 4 7 0 3 6 Sample 9 22 25 28 LC L=0,0903 0,060 0,045 UC L=0,05080 0,030 0,05 _ R=0,0973 sumber: data diolah Dari peta kendali X bar dan R untuk kadar kotoran di atas terdapat data yang out of control yaitu pada data ke 8, 0, 3, 8, 23, 26, dan 29. Untuk peta R terdapat pula data yang out of control yaitu pada data ke 8, 0, dan 20. Diagram Sebaba Akibat Bahan Baku Bahan baku yang digunakan oleh PT. Buana Wirasubur Sakti adalah TBS yang berasal dari kebun yang dimiliki oleh perusahaan dan TBS yang berasa dari petani sawit di sekitar pabrik. Pemasok utama bahan baku (buah sawit) PT. Buana Wirasubur Sakti adalah buah yang berasal kebun rakyat, hal ini disebabkan perkebunan yan dimiliki perusahaan belum mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Usia tanam buah sawit yang dimiliki oleh perusahaan masih muda. Pasokan buah sawit yang dapat dipenuhi oleh perusahaan hanya 50 ton per-hari sedangkan kapasitas produksi perharinya sebesar 500 ton. Oleh sebab itu perusahaan untuk menutupi kekurangan pasokan bahan baku, perusahaan menerima bahan baku yang dihasilkan oleh kebun masyarakat, dimana pasokan bahan bakunya tidak bisa dikontrol jumlahnya. Lingkungan Kerja PT. Buana Wirasubur Sakti memiliki luas areal pabrik 2000 m 2. Dimana di dalamnya terdapat bagunan-bagunan pabrik yang terdiri dari pos pengamanan yang berada di gerbang masuk pabrik, setelah itu terdapat jembatan timbang yang digunakan untuk menimbang kendaraan yang membawa bahan baku (TBS), kemudian terdapat ruang kantor dan laboratorium yang dimana digunakan untuk kegiatan administrasi dan laboratorium yang digunakan untuk tempat pengujian kadar CPO. Loading ramp merupakan lokasi penumpukan bahan baku (TBS) yang telah melalui proses penimbangan di jembatan timbang. Kondisi loading ramp 254 0,000 4 7 0 3 6 Sample 9 22 25 28 LC L=0

Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) - Fajar yang dimiliki PT. BWS kurang terawat, jika hujan tempat penumpukan (loading ramp) akan berlumpur dikarenakan loading ramp yang dimiliki PT. BWS belum memiliki atap. Sehingga, TBS yang akan diolah menjadi kotor karena terkena lumpur dan kadar air pada buahnya akan bertambah karena tekena air hujan. Pada bagian produksi, sering terjadi keterlambatan pembuangan limbah hasil produksi yang terdiri dari janjangan dan ampas TBS. Hal ini tentu saja mempengaruhi kebersihan dari lokasi produksi. Manusia Karyawan memiliki peranan yang penting terhadap mutu produk yang dihasilkan. Karyawan produksi yang bertugas atau operator yang bertugas harus berkonsentrasi penuh dalam mengendalikan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan TBS menjadi CPO agar berfungsi sebagaimana mestinya. Kedisiplinan dan ketelitian merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh karyawan laboratorium dalam menguji kadar asam lemak bebas, kadar air, serta kadar kotoran CPO. Ketelitian dibutuhkan karena kegiatan menguji ini merupakan pekerjaan yang memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup produk yang dihasilkan. Selain itu pula tingkat pengetahuan karyawan akan in process sangat mempengaruhi kinerja karyawan dalam menjaga pengendalian mutu in process. Mesin Perawatan rutin mesin jarang dilakukan oleh perusahaan, seringkali penanganan terhadap kerusakan mesin terlambat. Sehingga, menghambat kinerja perusahaan yang berakibat pada terlambatnya pemrosesan bahan baku (TBS). Mesin yang digunakan PT. Buana Wirasubur Sakti saat ini adalah mesin baru, sebab perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya yangg sebelumnya 30 ton/jam menjadi 45 ton/jam. Metode Kerja Pada metode kerja terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, intinya ialah merupakan proses perebusan TBS yang selanjutnya akan menghasilkan CPO. Kualitas metode kerja juga menentukan hasil CPO yang diproduksi. Proses ini dipengaruhi oleh bahan baku (TBS), setingan mesin, serta penampungan sementara hasil prosuksi. Bahan baku (TBS) merupakan hal yang sangat penting harus diperhatikan oleh karyawan bagian penyortiran, karena akan memberikan efek domino terharap proses selanjutnya. Kemudian setingan mesin merupakan hal yang juga penting harus diperhatikan oleh karyawan produksi, karena sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya asam lemak bebas yang akan dihasilkan oleh CPO. Ketika kadar ALB tidak sesuai, maka dengan segera pihak laboratorium akan melaporkan / menegur kepada pihak produksi untuk mengecek / merubah settingan mesin agar tetap menjaga kadar ALB seperti yang diinginkan. 255

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 204:245-259 LINGKUNGAN KERJA Sampah sisa produksi Lingkungan kerja kotor Kelelahan dan kurang Kurangnya ketelitian MANUSIA (sumber: data diolah) Gambar Diagram Sebab Akibat Mutu CPO Performa mesin kurang MESIN Kecanggi han Mesin BAHAN BAKU Induk pohon Kematanga n yang tidak tepat Penanganan pasca panen Sortasi tidak Kurang dilakukan dengan baik Perawatan MUTU Lulusan Perebusan CPO SMP dan Pemisahan tidak Pengetah berat jenis maksimal uan dan Tingginya kadar kadar air Tangki ALB Kualita kedisipli Performa penampun s Kuantitas Timbanga screw press rendah METODE KERJA n Penutup Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan: Proses Pengendalian Mutu. Standar proses pengendalian mutu yang dilakukan PT. Buana Wirasubur Sakti sebenarnya telah baik. Akan tetapi dalam penerapannya terdapat bebrrapa poelanggaran yang terjadi saaat pelaksanaannya. Pelanggaran tersebut antara lain:. Stasiun Penerima Buah Terkadang buah yang diterima di stasiun penerima buah adalah buah yang di bawah standar yang ditetapkan oleh pabrik, hal ini terpaksa dilakukan agar perusahaan tetap berproduksi. 2. Stasiun Penggilingan dan Pemerasan Komposisi air yang dimasukkan ke dalam mesin penggilingan dan pemerasan terlalu banyak. Sehingga CPO yang dihasilkan memiliki kandungan air yang tinggi. 3. Penampungan Penampungan CPO hasil produksi hanya disimpan di dalam sebuah tanki berkapasitas 50.000 liter. Sehingga, kadar CPO yang dihasilkan setiap kali produksi dapat berubah-ubah apabila sampai di tempat penampungan akhir. Tingkat mutu CPO yang dihasilkan PT. Buana Wirasubur Sakti.. Histogram Berdasarkan analisis melalui diagram histogram tiga kadar yang terkandung di dalam CPO yaitu kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran diketahui bahwa, untuk kadar asam lemak bebas dan kadar kotoran tidak terdapat data yang 256

Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) - Fajar berada di luar batas normal yang ditetapkan oleh BSN. Akan tetapi pada kadar air terdapat 6 sampel berada di atas standar yang ditetapkan oleh BSN yaitu 0,5%. 2. SPC (Statistical Process Control) Hasil analisis melalui peta X dan R, diketahui bahwa tingkat pencapaian mutu CPO yang dihasilkan belum sepenuhnya tercapai. Dimana hasil pemeriksaan sampel CPO melalui kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran masih terdapat jumlah produk yang berada di luar batas persyaratan mutu dan penyimpangan kualitas. Yaitu pada pengujian kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran. Jumlah sampel yang berada di luar batas kendali menurut peta kontrol Xbar dan R untuk kadar asam lemak bebas sebanyak sebelas sampel pada peta kendali Xbar dan dua sampel pada peta kendali R. Kemudian, untuk kadar air terdapet lima sampel pada peta kendali Xbar dan dua sampel pada peta kendali R. Serta untuk kadar kotoran terdapat tujuh sampel apda peta kendali Xbar dan tiga sampel pada peta kendali R. Dari analisis diagram sebab akibat dapat diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas CPO adalah faktor bahan baku, metode kerja, manusia, mesin, metode kerja, serta lingkungan kerja. Di mana faktor yang secara umum paling berpengaruh adalah bahan baku, metode kerja, serta manusia. Berdasakan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: Dalam penyortiran bahan baku (TBS), perusahaan sebaiknya lebih teliti dan memberikan sanksi bagi pemasok yang membawa buah mentah atau yang terlalu matang. Sanksinya bisa berupa potongan pembayaran buah sawit atau buah dikembalikan. Permasalahan pada lingkungan kerja yang dimiliki oleh perusahaan adalah areal loading yang kurang terawat dan sampah sisa produksi yang berada di sekitar lokasi produksi. Area loading sebaiknya dibuatkan atap agar buah yang disimpan sementara sebelum diolah tidak terkena panas berlebih dan hujan. Pembersihan sampah sisa produksi sebaiknya juga diperhatikan, penumpukan sampah sisa produksi dapat mempengaruhi kinerja dan konsentrasi karyawan dalam bekerja. Dalam penerimaan karyawan baru, sebaiknya perusahaan lebih selektif. Agar kedepannya sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan merupakan sumber daya yang memiliki kedisiplinan dan pengetahuan yang baik. Perawatan terhadap mesin merupakan hal pokok yang harus diperhatikan perusahaan. Perawatan berfungsi untuk menjaga performa mesin tetap stabil, karena mesin produksi adalha jantung dari sebuah perusahaan pengolahan kelapa sawit. Kedisiplinan karyawan dalam mematuhi metode kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan harus ditingkatkan. Prosudur dan metode kerja yang tepat akan menghasilkan CPO dengan kualitas yang baik pula. 257

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 204:245-259 Perusahaan sebaiknya menerapkan standar mutu CPO perusahaan, sebab saat ini perusaan belum memiliki standar mutu CPO. Daftar Pustaka Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin, 2007, Manajemen Produksi Modern, Jakarta: Bumi Aksara Handoko, T. Hani, 2000, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Cetakan Ketigabelas, Yogyakarta: BPFE Heizer, Jay dan Barry Render, 2004, Manajemen Operasi, Edisi Bahasa Indonesia, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat Mangoensoekarjo, S dan H. Semangun, 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta: UGM-Press Sumarni, Murti dan John Soeprihanto, 2000, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Cetakan ketiga, Jakarta: Liberty Prawirosentono Suyadi, 2007, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 2, Jakarta: Bumi Aksara Reksohadiprodjo, Sukanto, 995, Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta: BPFE Zulian Yamit, 200, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Yogakarta: Ekonomisia Sumber Internet: Badan Standarisasi Nasional, 2006, SNI Crude Palm Oil, Jakarta. Company introduction, 200, PT. Buana Wirasubur Sakti, (http://www.tradezz.com/corp_33335_pt.-buana-wirasubur.htm) diakses tanggal 8 Februari 204) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 202, Komoditi Kelapa Sawit. (http://disbun.kaltimprov.go.id/statis-70-mitra-perusahaan-perkebunan-.html, diakses tanggal 6 Februari 204) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 202, Mitra Perusahaan Perkebunan. (http://disbun.kaltimprov.go.id/statis-70-mitra-perusahaanperkebunan-.html, diakses tanggal 6 Februari 204) Direktorat Jendral Perkebunan, 202 Produksi Kelapa Sawit Menurut Provinsi di Indonesia, 2008 202. (http://www.pertanian.go.id/infoeksekutif/bun/bun-asem202/produksi- KelapaSawit.pdf diakses tanggal 8 Februari 204) Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Institut Pertanian Bogor, Kajian Mutu Minyak Sawit, (http://repository.ipb.ac.id/handle/23456789/53056?show=full diakses tanggal Februari 204) Julia, Hilda, 2009, Analisis Konsistensi Mutu Dan Rendemen CPO (crude palm oil) di Pabrik Kelapa Sawit Tamiang PT. Padang Palma Permai. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 258

Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) - Fajar Kencana, Rudi, 2009, Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Kelapa Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IVPKS Adolina, Medan: Fakultas Teknin Universitas Sumatera Utara Sihombing Martin, 204, (http://m.bisnis.com/industri/read/203033/99/3377/produsen-cpoindonesia-masih-terbesar-di-dunia diakses tanggal 8 Februari 204) Wikipedia, 204, Kelapa Sawit, (http://id.wikipedia.org/wiki/kelapa_sawit diakses tanggal 2 Februari 204) 259