BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. seiring bertambahnya jumlah pesaing bisnis itu sendiri. Untuk dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, potensi wisata, dan potensi oleh oleh khas baik bagi kota

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

BAB I LATAR BELAKANG. lebih memandang kepada produk yang lebih high-quality, lowcost, dan

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

STRATEGI ALTERNATIF PADA BANDENG JUWANA ELRINA BERDASARKAN ANALISIS SWOT (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREATS)

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Amir (2011) kepuasan konsumen didefinisikan sejauh mana manfaat sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1). pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:30) kualitas produk adalah totalitas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan UMKM di Jawa Timur Priode Uraian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. laba, untuk itu seorang manajer harus dapat menentukan suatu kebijaksanaan

Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. sulit diramalkan. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya persaingan yang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, untuk terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perpindahan dari satu tempat ketempat lain. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Banyaknya penyakit yang muncul akibat kurangnya kontrol dan

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ROKOK JAMBU BOL KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi sebesar 2 persen terhadap produk domestik bruto (Grafik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis di semua sektor menjadi sangat

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan daya saing demi memajukan perekonomian masing-masing. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat terus bertahan dalam industri dan mencapai tujuan yang diharapkan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian terpenting dari perekonomian suatu negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari data Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2007 total nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp. 3.957,4 triliun, dari jumlah tersebut UKM memberikan kontribusi sebesar Rp. 2.212,3 triliun atau 53,6% dari total PDB Indonesia. Jumlah populasi UKM Indonesia pada tahun 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99% terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output yang berguna bagi masyarakat. UKM dapat bertambah dari tahun ke tahun, bahkan jumlahnya cenderung meningkat. Hal ini disebabkan kuatnya daya tahan UKM, selain itu adanya dukungan dalam permodalannya yang lebih banyak tergantung pada dana sendiri (73%), bank swasta (4%), bank pemerintah (11%), dan pemasok (3%) (Aziz:2001 dalam Alila Pramiyati 2008). Data Badan Pusat Statistik (BPS), di Kota Semarang yang terbagi atas 16 wilayah kecamatan pada tahun 2006 terdapat 824 unit UKM, sedangkan pada tahun 2007 terjadi pertambahan UKM yaitu menjadi 876 unit UKM. Persaingan industri makanan yang semakin semarak, menuntut pelaku bisnis dalam bidang makanan untuk dapat selalu menggunakan strategi bersaing yang relevan dengan perkembangan kondisi lingkungan bisnisnya agar dapat mempertahankan keunggulan bersaing yang berkesinambungan terhadap perusahaan sejenis serta tetap eksis dalam lingkungan bisnisnya. Bandeng Duri Lunak merupakan industri makanan yang menjadi salah satu produk unggulan Kota Semarang. Usaha Bandeng Duri Lunak berkembang pesat di Kota Semarang. Selama tiga tahun terakhir unit usaha dalam industri makanan di Kota 1

Semarang khususnya industri pengolahan bandeng semakin marak. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 1.1 Industri Bandeng Duri Lunak di Kota Semarang PESAING 2006 2007 2008 Sentra Industri Kecil Bandeng Presto Kel. Kaligawe 77 77 70 Sentra Industri Kecil Bandeng Presto Kel. Krobokan 9 18 15 Bandeng Juwana Elrina 2 2 2 Bandeng Cabut Duri Dinasty 1 1 1 Bandeng Presto 1 2 2 Bandeng Bonafide 1 3 3 Bandeng Djoe 1 1 1 Bandeng Lumba-Lumba 1 1 1 Bandeng Supra 1 1 1 Bandeng Arwana 1 1 1 Bandeng Exotic 1 1 1 Bandeng 33 1 1 1 Bandeng Gurih 1 1 1 Bandeng Prima 1 1 1 Bandeng Superior 1 1 1 Bandeng O Mas Cabut Duri 1 1 1 JUMLAH 111 113 103 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, 2009 Pertambahan UKM tersebut tentunya akan membawa ke dalam suatu persaingan bisnis yang kompleks di mana seluruh industri/usaha yang bersaing terlibat dengan sejumlah tindakan bersaing dan tanggapan bersaing. Persaingan kompetitif terjadi saat dua atau lebih perusahaan bersaing satu dengan lainnya dalam mengejar posisi pasar yang menguntungkan. Persaingan kompetitif terjadi antara perusahaan (dalam bentuk tindakan dan tanggapan) karena satu atau lebih pesaing merasakan tekanan atau melihat peluang untuk meningkatkan posisi pasar mereka. Suatu tindakan bersaing merupakan gerak bersaing yang signifikan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dan dirancang untuk memperoleh keunggulan bersaing di pasar. Beberapa tindakan bersaing bersaing berskala besar dan signifikan, sedangkan tindakan lainnya kecil dan dirancang untuk menerapkan suatu strategi. Menurut Michael A. Hitt, ada dua jenis tindakan bersaing yaitu strategis dan taktis. Suatu tindakan strategis (strategic action) mencerminkan komitmen yang nyata atas sumber daya organisasi yang khusus, sulit diterapkan, dan untuk 2

dibatalkan. Sedangkan tindakan taktis (tactical action) diambil untuk menempatkan suatu strategi, tindakan ini melibatkan sumber daya organisasi yang lebih sedikit dan lebih umum serta relatif mudah untuk diterapkan dan dibatalkan bila perlu. Kecenderungan adanya tanggapan oleh pesaing terhadap suatu tindakan tergantung pada jenis tindakan yang diambil (strategis atau taktis), kemungkinan keberhasilan, dan dampak potensialnya kepada pesaing. Suatu tanggapan bersaing adalah gerak yang dilakukan untuk menghadapi dampak suatu tindakan oleh pesaing (dalam Michael A.Hitt:1997). Tidak seluruh tindakan bersaing akan menimbulkan tanggapan pesaing. Secara keseluruhan, terdapat lebih banyak tanggapan bersaing terhadap tindakan taktis dari pada tindakan strategis. Setiap perusahaan mempunyai strategi bersaing, baik secara eksplisit maupun implisit. Strategi secara eksplisit dapat dikembangkan melalui proses perencanaan, sedangkan strategi secara implisit dapat diketahui melalui kegiatankegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan strategi yang dilakukan dalam bisnis, perusahaan dapat bersaing secara efektif untuk mengungguli pesaingnya. Mengembangkan strategi bersaing adalah mengembangkan upaya mengenai bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang menjadi tujuannya, dan kebijakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan bukan strategi, tujuan adalah dasar bagi diciptakannya strategi atau strategi lama untuk mencapai tujuan dapat diganti dengan strategi baru yaitu apabila situasi yang diharapkan tidak dicapai. Suatu perusahaan dapat memperbaiki/merusak posisinya sendiri dalam industri melalui strateginya, oleh karena itu strategi bersaing bukan hanya merupakan tanggapan terhadap lingkungan melainkan juga merupakan upaya membentuk lingkungan tersebut sesuai dengan keinginan. Penelitian ini mengambil objek pada UKM BANDENG JUWANA ELRINA SEMARANG karena usaha ini memiliki keunggulan dalam bidang industri makanan. Bandeng Juwana Elrina adalah salah satu pusat oleh-oleh di Kota Semarang yang tidak hanya menyediakan oleh-oleh khas Semarang saja, tetapi juga menyediakan macam-macam oleh-oleh khas Jawa Tengah. Usaha ini berdiri sejak tahun 1981. Produk andalan dari Bandeng Juwana Elrina adalah Bandeng Duri Lunak yang diproses dari bandeng pilihan sehingga menghasilkan suatu 3

produk yang berkualitas. Selain itu, Bandeng Juwana Elrina tidak hanya menyediakan Bandeng Duri Lunak saja, melainkan aneka produk olahan lainnya dengan bahan dasar bandeng seperti Otak-otak Bandeng, Bandeng Asap, Bandeng Asap Boneles, Bandeng Teriyaki, Bandeng Pepes, dan Bandeng dalam Sangkar. Untuk menambah kenyamanan berbelanja Bandeng Juwana Elrina juga membuka Warung Bandeng Juwana di lantai dua yang menyajikan berbagai macam masakan dengan bahan dasar bandeng. UKM Bandeng Juwana Elrina ini dari tahun ke tahun mulai terkenal dan memiliki konsumen dari berbagai kota di Indonesia, bahkan sering juga dikunjungi oleh para artis dan aktor ibu kota. Produk Bandeng Duri Lunak serta olahan bandeng lainnya yang dihasilkan oleh Bandeng Juwana Elrina memiliki kualitas yang baik karena bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku pilihan. Usaha untuk mempertahankan keunggulan bersaing adalah selalu menggunakan bahan baku yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Keunggulan bersaing tersebut dapat digunakan sebagai sumber kekuatan untuk memenangkan persaingan. Sebagai usaha yang berorientasi pada profit, Bandeng Juwana Elrina memiliki strategi yang digunakan untuk mempertahankan usahanya. Dalam usaha persaingan yang semakin ketat dengan bertambahnya usaha-usaha sejenis yang menempatkan dirinya sebagai pesaing, menuntut perusahaan untuk menerapkan strategi yang tepat dan disesuaikan dengan lingkungan bisnis agar mampu bersaing dengan usaha sejenisnya. Kondisi demikian menuntut perusahaan agar selalu tanggap terhadap perubahan yang ada jika ingin tetap bertahan pada pasar industrinya. Bertitik tolak pada uraian diatas, timbul suatu ketertarikan terhadap suatu penelitian mengenai pembuatan rencana bisnis yang tepat dalam pengembangan suatu usaha dengan judul : Analisa Strategi Bersaing Pada UKM Bandeng Juwana Elrina Kota Semarang. 1.2 Perumusan Masalah Bandeng Juwana Elrina merupakan salah satu pusat oleh-oleh di Kota Semarang yang berdiri sejak tahun 1981. Menurut pemilik jumlah pengunjung 4

cenderung meningkat karena peningkatan variasi produk yang dijual di Toko Bandeng Juwana meskipun persaingan pasar semakin tajam. Persaingan yang semakin tajam bukan hanya menjadi dominasi oleh para UKM yang memiliki outlet/toko sebagai tempat menjual produk. Hal tersebut ditunjukkan banyaknya industri pengolahan bandeng yang ada dalam pasar tradisional di Kota Semarang. Hasil pengamatan disajikan pada tabel 1.2 berikut : Tabel 1.2 Pesaing Bandeng Juwana Pada Pasar Tradisional Kota Semarang Pasar Tradisional Pesaing 1. Pasar Johar 1. Bandeng Presto Pak Kumis 2. Bandeng Presto Cipta Rasa Pak Hj. Amien 3. Pindang Bandeng Presto Echo Roso Mas Agus 4. Pindang Bandeng Presto Suka Rasa Pak Kus 5. Pindang Bandeng Presto Juwana Pak Kumes 6. Presto Juwana Pak Brengos 7. Bandeng Presto Pak Jhon 8. Bandeng Presto Pak Solwi 9. Bandeng Presto Pak Shodikun 10. Bandeng Presto Pak Janin 2. Pasar Peterongan 1. Hj. Jum Bandeng Duri Lunak 2. Bandeng Presto Bu Amien 3. Bandeng Presto Duri Lunak Bu Rahmat 4. Bandeng Presto Bu Murni 3. Pasar Jatingaleh 1. Bandeng Presto Duri Lunak Pak Roni 2. Bandeng Presto Bu Untung 3. Bandeng Presto Mbak Tatik 4. Pasar Bulu 1. Bandeng Presto Bu Sriati 2. Bandeng Presto Bu Taris 3. Bandeng Presto Bu Muidah Sumber : Hasil Pengamatan, 2009 Dalam peranannya, strategi mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dalam rangka mencari pemecahan atas masalah serta untuk menentukan pertimbangan pokok. Pertama, usaha Bandeng Juwana adalah industri makanan, kedua bagaimana bisnis yang sudah dijalankan tersebut dapat berkembang dan berjalan dengan sukses pada lingkungan yang kompetitif sehingga dapat mencapai keuntungan seperti yang diinginkan. Hasil dari strategi 5

bersaing bersaing dapat dilihat dari banyaknya konsumen yang datang pada Bandeng Juwana setiap harinya. Hasil pengamatan awal disajikan pada tabel 1.3 berikut : Tabel 1.3 Jumlah Pembeli Per Hari Keterangan Jumlah Pembeli Hari Biasa Hari Libur Pukul 07.00 s/d 08.00 61 119 Pukul 12.00 s/d 13.00 204 365 Pukul 19.00 s/d 20.00 237 271 Jumlah 502 755 Sumber : Hasil Pengamatan, 2009 Dari pengamatan penulis, jumlah pengunjung yang berbelanja pada hari libur cenderung lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa. Dari tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pembeli 50,40% pada hari libur. Berdasarkan uraian di atas maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah : 1. Strategi apa yang dilakukan oleh UKM Bandeng Juwana Elrina Kota Semarang? 2. Bagaimana potensi serta kendala yang timbul dalam pelaksanaan strategi yang dilakukan, serta perumusan strategi yang baik oleh UKM Bandeng Juwana Elrina Kota Semarang? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi bersaing pada UKM Bandeng Juwana Elrina Kota Semarang. 2. Untuk mengetahui potensi tentang kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan strategi, serta memberikan alternatif penetapan strategi yang sebaiknya digunakan oleh UKM Bandeng Juwana Elrina Kota Semarang. 1.4 Kegunaan Penelitian a. Bagi Perusahaan 6

Dapat menjadikan masukan bagi UKM tersebut untuk melakukan evaluasi terhadap strategi bersaing usaha sehingga dapat digunakan dalam proses peningkatan usahanya ke depan. b. Bagi Penulis Merupakan kesempatan untuk belajar lebih banyak dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dalam proses perkuliahan dibandingkan dengan kenyataan yang diterapkan di lapangan. c. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis sehingga akan memperkaya dan melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian ini. 7