VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 29-36

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

SISTEM TENAGA LISTRIK

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

atau pengaman pada pelanggan.

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Teknik Elektro ISSN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan

Bab 4 SALURAN TRANSMISI

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Evaluasi Sistem Instalasi Listrik Di Universitas Ichsan Gorontalo

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zenny Jaelani, 2013

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI. Nama kelompok 1 : Ridho ilham Romi eprisal Yuri ramado Rawindra

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM SALURAN KABEL UDARA TEGANGAN MENENGAH (SKUTM) DAN SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH (SKTM)

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

Kata kunci : sistem distribusi, keseimbangan beban, losses, penempatan transformator.

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BESAR RUGI-RUGI DAYA KORONA PADA SISTEM SALURAN TRANSMISI 275 KV GI MAMBONG MALAYSIA GI BENGKAYANG INDONESIA

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Sistem Distribusi 20 kv Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient Analysis Program

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER GARDU DISTRIBUSI DS 0587 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI RAYON DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA,

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

KOKO SURYONO D

Transkripsi:

P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696 VOLT Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 29-36 ANALISIS KERUGIAN DAYA PADA SALURAN TRANSMISI TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV UNIT PELAYANAN TRANSMISI CILEGON BARU - CIBINONG Didik Aribowo 1, Desmira 1 1Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang 42117, Indonesia E-mail: d_aribowo@untirta.ac.id, ides_syahidah@yahoo.com Diterima: 02 September 2016. Disetujui: 02 Oktober 2016. Dipublikasikan: 07 Oktober 2016 Abstrak Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Sistem kelistrikan antar pusat-pusat pembangkit dan pusat-pusat beban pada umumnya terpisah dalam ratusan bahkan ribuan kilometer. Saluransaluran transmisi membawa tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkitan ke pusat-pusat beban melalui saluran tegangan tinggi 150 kv atau melalui saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kv. Trafo penurunan akan merendahkan tegangan ini menjadi tegangan subtransmisi 70 kv yang kemudian di gardu induk diturunkan lagi menjadi tegangan distribusi primer 20 kv. Pada gardu induk distribusi yang tersebar di pusat-pusat beban tegangan diubah oleh trafo distribusi menjadi tegangan rendah 220/380 V. Pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi terdapat rugi rugi tegangan dan rugi rugi daya yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor korona dan faktor kebocoran isolator yang biasanya banyak terjadi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi, sehingga mengakibatkan tegangan mengalami penurunan atau biasa disebut dengan jatuh tegangan. Berdasarkan dari hal tersebut diatas, maka dilakukan studi tentang kerugian daya yang terjadi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi single circuit Cilegon Baru - Cibinong, sehingga dapat memberikan suatu gambaran-gambaran tentang kerugian-kerugian yang terjadi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi dengan cara menghitung berapa besar rugi daya yang terjadi pada saluran tersebut yang nantinya dapat berguna dalam kaitannya dengan sistem transmisi tenaga listrik terutama pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi. 2016 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FKIP UNTIRTA Kata kunci: rugi daya, sutet, upt cilegon baru-cibinong. PENDAHULUAN Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Semua sektor pembangunan diarahkan untuk mampu mempersiapkan diri

untuk menghadapi era industrialisasi. Berbagai pembangkit dan pusat-pusat beban pada investasi dalam bidang industri saat ini te- lah banyak dilakukan oleh pihak swasta baik umumnya terpisah dalam ratusan bahkan ribuan kilometer. Hal ini terjadi karena beban (konsumen) melalui penanaman modal dalam negeri terdistribusi di setiap tempat, semen- (PMDN) maupun penanaman modal asing tara lokasi pembangkitan umumnya terletak (PMA). Sedangkan dari pihak pemerintah di pusat-pusat sumber energi (PLTA) dan di sendiri rupanya sudah cukup banyak yang dikerjakan melalui sektor industri, antara lain melalui kiprah Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang tergabung dalam kelompok industri strategis dan juga melalui industri petrokimia, industri semen, industri logam, dan lokasi yang memudahkan transportasi bahan bakar (PLTU), yang biasanya dibangun di tepi laut. Oleh karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-kawat saluran transmisi (Jaelani, 2013). Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam industri berat lainnya. Tidak bisa dipungkiri pusat-pusat pembangkit listrik (power plant) bahwa semua kegiatan industri seperti di atas dapat berjalan apabila tenaga listrik yang tersedia cukup memadai. Untuk mengatasi seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh kebutuhan tenaga listrik tersebut, pihak transformator step-up yang ada di pusat listrik. pemerintah juga sudah memikirkannya antara lain melalui pembangunan pembangkit tenaga listrik berskala besar seperti yang ada di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Suralaya Jawa Barat, PLTU Payton JawaTimur dan PLTU Ujung Jati Jawa Tengah yang pada saat ini sedang dalam tahap pembangunan (Susilo, Sukmadi, & Handoko, 2011). Listrik adalah sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dalam penyaluran energi tersebut harus benarbenar Saluran transmisi tegangan tinggi mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV. Khusus untuk tegangan 500kV dalam praktek saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi. Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah tegangan listrik ke gardu induk (G1), lalu diturunkan tegangannya menggunakan transformator step-down menjadi tegangan menengah yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan saat ini menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN handal, listrik merupakan salah satu yang berkembang adalah tegangan 20kV. kebutuhan yang paling penting untuk menunjang kehidupan manusia saat ini dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik dalam rumah tangga maupun dalam bisnis. Secara umum dapat dikatakan bahwa energi listrik merupakan salah satu prasyarat kehidupan manusia, dan perkembangan kehidupan manusia memerlukan penyediaan energi listrik. Oleh sebab itu ketersediaan energi listrik yang cukup dan berkualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara). Sistem kelistrikan antar pusat-pusat Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer atau jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga listrik kemudian diturunkan lagi tegangannya dalam gardugardu distribusi menjadi tegangan rendah, yaitu tegangan 380/220 volt, lalu disalurkan melalui jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke rumahrumah pelanggan (konsumen) PLN (Jaelani, 2013). Pelanggan-pelanggan dengan daya tersambung besar tidak dapat dihubungkan pada Jaringan Tegangan Rendah, melainkan dihu- 30

bungkan langsung pada jaringan tegangan menengah, bahkan ada pula pelanggan yang terhubung pada jaringan transmisi, tergantung dari besarnya daya tersambung. Setelah melalui jaringan Tegangan menengah, jaringan tegangan rendah dan sambungan Rumah (SR), maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan kwh meter. Rekening listrik pelanggan tergantung pada besarnya daya tersambung serta pemakaian kwh nya. Setelah melalui kwh meter, tenaga listrik lalu memasuki instalasi rumah, yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi PLN umumnya hanya sampai pada kwh meter, sesudah kwh meter instalasi listrik umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan, tenaga listrik langsung masuk ke alat-alat listrik milik pelanggan seperti lampu, kulkas, televisi, dan lain-lain (Jaelani, 2013). Saluran-saluran transmisi membawa tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkitan ke pusat-pusat beban melalui saluran tegangan tinggi 150 kv atau melalui saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kv. Trafo penurunan akan merendahkan tegangan ini menjadi tegangan subtransmisi 70 kv yang kemudian di gardu induk diturunkan lagi menjadi tegangan distribusi primer 20 kv. Pada gardu induk distribusi yang tersebar di pusat-pusat beban tegangan diubah oleh trafo distribusi menjadi tegangan rendah 220/380 V. Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor (Pramono, 2010). Gambar 1. Diagram Blok Umum Sistem Tenaga Listrik. 31 Gambar 1 menunjukkan blok diagram dasar dari sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik yang terdiri dari dua stasiun pembangkit (generating station) G1 dan G2, beberapa substation yaitu hubungan antar substation (interconnecting substation) dan untuk bagian komersial perumahan (commercial residential),

dan industrial loads. Transmisi berada pada bagian yang diberi arsir tebal. Fungsi dari bagian transmission substation menyediakan servis untuk merubah dalam menaikan dan menurunkan tegangan pada saluran tegangan yang ditransmisikan serta meliputi regulasi tegangan. Standarisasi range tegangan internasional yaitu 345 kv hingga 765 kv untuk saluran tegangan ekstra tinggi dan 115 kv hingga 230 kv untuk saluran tegangan tinggi. Standarisasi tegangan transmisi listrik di Indonesia adalah 500 kv untuk saluran ekstra tinggi dan 150 kv untuk saluran tegangan tinggi (Pramono, 2010). Pada sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang cukup jauh, akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang diakibatkan oleh rugi-rugi pada jaringan. Sehingga dibutuhkan suatu peralatan untuk memperbaiki kualitas tegangan dan diletakkan pada saluran yang mengalami drop tegangan. SVC (Static Var Compensator) berfungsi sebagai pemelihara kestabilan kondisi steady state dan dinamika voltase dalam batasan yang sudah ditentukan pada jaringan transmisi berjarak jauh dan berbeban tinggi (heavily loaded). Synchronous Condenser, sebagai generator pensuplay arus gangguan, dan transformer dengan taps yang variabel ini adalah jenis khusus transformator listrik yang dapat menambah atau mengurangi powered gulungan kawat, sehingga meningkatkan atau menurunkan medan magnet dan tegangan keluaran dari transformator (Pramono, 2010). Distribution Substation, pada bagian ini merubah tegangan aliran listrik dari tegangan medium menjadi tegangan rendah dengan transformator step-down, dimana memiliki tap otomatis dan memiliki kemampuan untuk regulator tegangan rendah. Tegangan rendah meliputi rentangan dari 120/240V single phase sampai 600V, 3 phase. Bagian ini melayani pe- 32 rumahan, komersial dan institusi serta industri kecil. Interconnecting substation, pada bagian ini untuk melayani sambungan percabangan transmisi dengan power tegangan yang berbeda serta untuk menambah kestabilan pada keseluruhan jaringan. Setiap substation selalu memiliki Circuit Breakers, Fuses, lightning arresters untuk pengaman peralatan. Antara lain dengan penambahan kontrol peralatan, pengukuran, switching, pada setiap bagian substation (Pramono, 2010). METODE Secara umum saluran transmisi disebut dengan suatu sistem tenaga listrik yang membawa arus yang mencapai ratusan kiloamper. Energi listrik yang dibawa oleh konduktor melalui saluran transmisi dari pusat-pusat pembangkit tenaga listrik kepada pemakai tenaga listrik. Tegangan pada saluran transmisi ini disalurkan melalui kawat penghantar yang ditopang oleh tower atau tiang penyangga yang tinggi yang terbuat dari campuran baja yang disesuaikan dengan posisi atau daerah dengan jarak tertentu. Data-data yang diperlukan diperoleh dari: 1) observasi, mengamati secara langsung di tempat operator dan mencatat data-data yang diperlukan untuk dianalisis; 2) wawancara, dilakukan dengan cara menanyakan hal-hal yang sekiranya belum diketahui; 3) studi pustaka, dilakukan dengan membaca buku-buku dan mencari data yang diperlukan mengenai hal-hal atau materi yang dianalisis. Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian, terutama bila digunakan sebagai generalisasi atau simpulan tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini bersifat deskriptif maka analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif percentase.

Analisis data ini digunakan untuk deskripsi atau pembahasan hasil penelitian berupa data kuantitatif sehingga akan diperoleh gambaran kualitatif dari hasil penelitian. Menghitung kerugian daya yang terjadi pada penghantar harus dicari dulu nilai resistannya. Rumus yang digunakan utnuk mencari resistan adalah menggunakan persamaan (1) sebagai berikut : (1) Nilai reaktan dapat dicari setelah nilai resistannya diketahui, untuk menghitung nilai reaktan adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (2) Nilai GMD (Geometric Mean Distance atau jarak rata-rata geometris) dan nilai GMR (Geometric Mean Radius atau radius rata-rata geometris), dapat dicari dengan: (3) untuk menghitung GMR adalah menggunakan persamaan sebagai berikut. (4) Saluran transmisi Cilegon Baru Cibinong adalah merupakan saluran transmisi jarak menengah yaitu kurang dari 250 km. Data-data hasil observasi digunakan untuk menghitung besar rugi daya pada kawat penghantar, daya pengiriman serta efisiensi transmisi. Rumusrumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Mencari faktor daya : Keterangan: cos φ P S = Faktor daya = Daya Penerimaan (Watt) = Daya Reaktif (VAR) (5) 33 Mencari rugi daya pada kawat penghantar menggunakan persamaan sebagai berikut : (6) Mencari rugi korona menggunakan persamaan sebagai berikut : dengan F = Frekuensi (Hz) A = 0,375 untuk Kawat Lilit m= m0. m1 δ = Kepadatan Udara Relatif r = Jari-jari Penghantar E g = Gradien Tegangan E g0= 21,1 KV/cm (7) Rugi daya total P rugi = P resistan + P korona (8) Mencari daya pengiriman dengan persamaan berikut : Ps= Pr + Prugi (9) Mencari efisiensi transmisi dengan menggunakan persamaan berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN (10) Saluran transmisi terdiri dari seperangkat konduktor yang membawa energi litrik dan mentransmisikan dari pusat pembangkit ke gardu induk. Konduktor dari saluran transmisi tersebut digantungkan pada isolator yang dikaitkan ke lengan menara. Tabel 1. Data dari Saluran Transmisi Yang Melalui Daerah Cilegon Baru-Cibinong pada 15 Desember 2015

R (Resistan per fasa) (Ohm/KM) 0,0251 XL (Reaktansi per fasa) (Ohm/KM) 0,2808 Z (Impedansi Saluran) (Ohm) 368,779 l (Jarak Saluran) (KM) 130,81 Luas Penampang (mm 2 ) 392,84 Pr (Daya Penerimaan) (MW) 825 Q (Daya Reaktif) (VAR) 90 I (Arus Line) (Ampere) 1050 Vr (Tegangan Penerimaan) (Volt) 480 D (Diameter Konduktor) (Cm) 2,58 R (Jari-jari Konduktor) (Cm) 1,29 F (Frekuensi) (Hz) 50 E g (Gradien Tegangan) (KV/Cm) 72,5834 R total = R xl = 0,0251 x 130,81 = 3,28331 ohm X total = XL x l = 0,2808 x 130,81 = 36,73 ohm cos φ = P / S = 825 / 828,402 =0,99 P resistan = 3. I 2. R = 3 x 1050 2 x 3,28331 = 10.859.547,83 Watt P korona = A / δ (f +25)r2 (Eg - mδe g0)10-2 = 0,375 (50 +25)1,2 2 (72,5834 0,83 x0,9869 x21,1)10-2 = 18,58236338 kw/km Rugi korona total P total = P x l = 18.582,36338x 130,81 = 2.430.758,95 Watt P rugi = P resistan + P korona = 10.859.547,83+ 2.430.758,95 = 13.290.306,78 Watt 34 Daya pengiriman dapat dicari dengan rumus seperti dibawah ini. Ps = Pr + Prugi = 825.000.000 + 13.290.306,78 = 838.290.306,78 Watt Efisiensi transmisi dapat dicari seperti dibawah ini. η = Pr/Ps x 100% = 825.000.000 / 838.290.306,78 x 100% = 98,41 % Efisiensi transmisi pada tanggal 15 Desember 2015 mendekati 100 % yaitu 98,41 % dan 98,32%, artinya kerugian daya yang terjadi yaitu sebesar 13.290.306,78 Watt masih dalam batas normal dan semua ini dipengaruhi oleh besarnya arus dan resistan kawat penghantar yang tidak begitu besar. Kerugian korona dalam persen dari rugi daya = P korona total/rugi daya total x 100% = 2.430.758,95/13.290.306,78 x100 = 18,28 %. Kerugian korona yang terjadi pada Rabu, 15 Desember 2015 adalah 2.430.758,95 Watt sedangkan kerugian daya yang terjadi adalah sebesar 13.290.306,78 Watt sehingga kerugian daya yang diakibatkan oleh faktor korona adalah 18,28 %. Sedangkan sisanya adalah kerugian yang diakibatkan oleh faktor lain misalnya rugi yang diakibatkan oleh penghantar, faktor alam, kekotoran isolator, dan lain sebagainya. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis maka dapat diambil kesimpulan bahwa kerugian daya pada penghantarnya untuk saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kv Cilegon Baru Cibinong masih sangat kecil sehingga tidak perlu

adanya penggantian atau perbaikan alat dan bahan pada saluran tersebut. Kerugian daya terbesar adalah terjadi pada hari Rabu, 15 Desember 2015 sebesar 13.290.306,78 Watt. Hal ini banyak dipengaruhi oleh arus, panjang saluran dan resistan penghantarnya. Kerugian daya yang diakibatkan oleh korona sebesar 2.430.758,95 Watt. Nilai efisiensi transmisi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kv Cilegon Baru Cibinong masih sangat baik karena rata rata mendekati 100 %. DAFTAR PUSTAKA Jaelani, Z. (2013). Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Transmisi 500kV dengan Menggunakan Digsilent. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Diambil dari http://repository.upi.edu/5526/ Pramono, Joko. (2010). Makalah Teknik Tenaga Listrik, Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik). Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok. Diambil dari http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ chairul.hudaya/material/papertransmis sionofelectricalenergy.pdf Susilo, U., Sukmadi, T., & Handoko, S. (2011). Analisis Pengaruh Konfigurasi Konduktor Berkas terhadap Efisiensi, Regulasi Tegangan dan Korona pada Saluran Transmisi Udara. Tesis. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik. Diambil dari http://eprints.undip.ac.id/25463/ 35

36