BAB III PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA KARANGSARI KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil Desa Karangsari Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA GEDANGAN PEKALONGAN. Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan. Luas Desa Gedangan

BAB III UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK NELAYAN DI SD NEGERI KARANGASEM 08 BATANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV RESPON MASYARAKAT DESA KARANGSARI KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN TERHADAP PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR SEMBILAN TAHUN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB III DATA HASIL PENELITIAN DI DESA ARJOWILANGUN KECAMATAN KALIPARE KABUPATEN MALANG

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB IV PEMAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. berbatasan dengan keluarahan Kemiling Raya, kemudian sebelah selatan. Tabel 1 Luas wilayah menurut penggunaan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Pematang Pasir menjadi desa definitif relatif masih baru yaitu pada tahun

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB I DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Pasar Tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. kamus bahasa Indonesia karangan Badudu-Zain kata tiba

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III PRAKTEK JUAL BELI LAHAN PEMAKAMAN BERSTATUS WAKAF DI DESA LAMPER TENGAH KECAMATAN SEMARANG SELATAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa

BAB II DESKRIPSI KECAMATAN RANTAU SELATAN. Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 64,32 km 2 dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

GAMBARAN UMUM. Kelurahan Negeri Besar Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.

BAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB II PROFIL WILAYAH. Deskripsi wilayah disusun berdasarkan hasil survei lapangan dan. pendapat, maupun diskusi dengan tokoh masyarakat di Kampung

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

BAB I LATAR BELAKANG

BAB III PRAKTIK JUAL BELI DIATAS MAKAM DI TPU ISLAM KARANG TEMBOK SURABAYA. diperuntukkan untuk jenazah yang beragama Islam.

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari

BAB III STRATIFIKASI PENDIDIKAN DAN SIFAT GOTONG ROYONG DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Rajabasa, Kecamatan Kedaton Kodya, daerah tingkat II Bandar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB III PRAKTIK TRADISI PENGEMBALIAN HUTANG BERAS DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan

Transkripsi:

BAB III PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA KARANGSARI KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Profil Desa Karangsari Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis Desa Karangsari merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Luas Desa Karangsari sekitar 81,615 Ha. Desa Karangsari memiliki letak yang strategis karena berada di tengah-tengah pedesaan. Batas wilayah desa Karangsari meliputi: sebelah Utara dibatasi oleh kelurahan Babalan Lor, sebelah Selatan dibatasi oleh kelurahan Babalan Kidul, sebelah Barat dibatasi oleh kelurahan Sembung Jambu, sedangkan sebelah timur dibatasi oleh kelurahan Babalan Kidul. 2. Mata Pencaharian Penduduk Desa Karangsari merupakan salah desa di Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan yang dilalui oleh transportasi angkutan desa membuat Desa Karangsari ramai dilalui oleh para pedagang dan karyawan yang melintas disitu. Selain itu Desa Karangsari juga merupakan pemukiman yang padat sehingga penduduk Desa Karangsari bukan murni warga Karangsari akan tetapi banyak pendatang-pendatang yang bermukim di pemukiman tersebut. 1 1 Dokumentasi Desa Karangsari diambil pada tanggal 20 Juli 2015. 63

64 Penduduk Desa Karangsari dalam status soaial terbagi menjadi dua yaitu penduduk asli yang bermukim di Desa Karangsari yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani, buruh, dan karyawan serta sebagian kecil adalah pedagang dan wiraswasta dan penduduk pendatang yang kebanyakan mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil, karyawan, dan wiraswasta. Antara dua jenis status sosial tersebut sangat jelas perbedaannya baik dari segi pendidikan maupun pengalaman keagamaan. Warga pendatang lebih tinggi tingkat pendidikannya, khususnya pendidikan umum dan lebih memiliki sekolah yang berstatus negeri, namun kurangg memperhatikan segi keagamaan. Sedang warga yang asli Desa Karangsari, sangat fanatik dalam menjalankan kegiatan keagamaan bahkan ada sebagian warga yang tidak mau menyekolahkan anaknya di sekolah negeri. 2 Untuk mengetahui lebih jelas tentang mata pencaharian penduduk Desa Karangsari bisa dilihat pada tabel berikut ini: 2 Dokumentasi Desa Karangsari diambil pada tanggal 20 Juli 2015.

65 Tabel 1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Karangsari. 3 No. Jenis Pekerjaan Jumlah 1. PNS 134 orang 2. Wiraswasta 143 orang 3. Tani 40 orang 4. Pekerja Seni 3 orang 5. Buruh Tani 130 orang 6. Pensiunan 29 orang 7. TNI / Polri 8 orang 8. Jasa 6 orang 9. Lainnya 1.602 orang Jumlah 2.095 orang Dengan memperhatikan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Karangsari mempunyai jenis pekerjaan / sumber mata pencaharian sebagai wiraswsta yaitu sebanyak 143 orang. 3. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk desa Karangsari sebanyak 2.095 jiwa terdiri dari 640 KK. Terdiri dari 1.044 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1.051 jiwa berjenis kelamin perempuan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah penduduk Desa Karangsari bisa dilihat pada tabel berikut ini: 3 Dokumentasi Desa Karangsari diambil pada tanggal 20 Juli 2015.

66 Tabel 2 Jumlah Penduduk Desa Karangsari. 4 No. Usia Jumlah 1. Usia 0 14 tahun 568 orang 2. Usia 15 64 tahun 1.365 orang 3. Usia 65 ke atas 162 orang Jumlah 2.095 orang Dengan memperhatikan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Karangsari terbesar adalah berusia antara 15 64 tahun yakni sebanyak 1.365 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan penduduk Desa Karangsari dapat dikelompokkan sebagai berikut: Tabel 3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Karangsari. 5 No. Pendidikan Jumlah 1. Taman Kanak-Kanak 25 orang 2. Sekolah Dasar 940 orang 3. SMP 432 orang 4. SMA / SMU 508 orang 5. D1-D3 64 orang 4 Dokumentasi Desa Karangsari diambil pada tanggal 20 Juli 2015. 5 Dokumentasi Desa Karangsari diambil pada tanggal 20 Juli 2015.

67 6. Sarjana 57 orang 7. Pascasarjana 10 orang 8. Tidak Lulus Sekolah 28 orang 9. Tidak Bersekolah 31 orang Jumlah 2.095 orang Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Karangsari memiliki tingkat pendidikan tamat Sekolah Dasar yakni sebanyak 940 orang. 4. Sarana-Sarana Umum Desa Karangsari memiliki sarana-sarana umum yang sangat penting menunjang kelancaran kegiatan kemasyarakatan warganya, bisa dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4 Jumlah Sarana Umum di Desa Karangsari. 6 No. Nama Sarana Umum Jumlah 1. Posyandu 1 buah 2. Gedung Sekolah TK 1 buah 3. Gedung Sekolah SD 2 buah 4. Gedung Sekolah SMP 1 buah 5. Gedung Sekolah SMU 1 buah 6. Masjid 2 buah 6 Dokumentasi Desa Karangsari diambil pada tanggal 20 Juli 2015.

68 7. Musholla 4 buah 8. Tempat Olahraga 3 buah 9. Balai pertemuan 1 buah 10. Perpustakaan Desa 1 buah 11. Tempat Kesenian / Budaya 1 buah Bila diperhatikan dari jenis sarana umum di Desa Karangsari dapat dikatakan bahwa Desa Karangsari sudah memiliki sarana umum yang lengkap. 5. Kondisi Sosial Keagamaan Kebebasan untuk memilih agama dan kepercayaan adalah merupakan hak asasi manusia. Dalam hal ini tiada paksaan, karena islam sendiri mengajarkan bahwa tak ada paksaan dalam agama, bagimu agamamu, dan bagiku agamaku. Hal ini menunjukkan bahwa selain agama islam masih ada agama lain, seperti yang berkembang di Indonesia, yakni agama Hindu, Budha, Kristen protestan dan Kristen Katholik dan masih ada lagi yang tidak termasuk agama akan tetapi diakui oleh pemerintah Indonesia yaitu aliran kepercayaan. Kelima agama dan aliran kepercayaan tersebut hidup berdampingan saling menghormati satu sama lainnya. Adapun agama yang dianut oleh penduduk Desa Karangsari tertera pada tabel berikut ini : Tabel 5 Jumlah Pemeluk Agama Penduduk Desa Karangsari. 7 7 Dokumentasi Desa Karangsari diambil pada tanggal 20 Juli 2015.

69 No. Agama Jumlah 1. Islam 2.095 orang 2. Kristen Katholik - 3. Kriten Protestan - 4. Budha - 5. Hindu - Jumlah 2.095 orang Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh penduduk Desa Karangsari adalah pemeluk agama islam yaitu 100 % atau sebanyak 2.095 orang. B. Respon masyarakat Desa Karangsari Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan terhadap pendidikan wajib belajar sembilan tahun Peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat Desa Karangsari. Berikut adalah beberapa respon masyarakat Desa Karangsari Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan terhadap pendidikan wajib belajar sembilan tahun: Responden pertama adalah Slamet Raswono selaku kepala desa Karangsari. Beliau mengatakan: Pendidikan sangat penting untuk menunjang masa depan anak. Bekal hidup yang paling baik selain harta benda adalah pendidikan, karena

70 dengan pendidikan anak kita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di tengah-tengah masyarakat nantinya. 8 Peneliti juga menanyakan kepada Khotimul Makmun selaku Sekretaris Desa Karangsari, beliau mengatakan: Pendidikan wajib belajar sembilan tahun adalah hal yang penting. Anak perlu mendapatkan pendidikan yang layak untuk bekal masa depannya kelak. 9 Lebih lanjut peneliti menanyakan bagaimana perkembangan pendidikan wajib belajar sembilan tahun di Desa Karangsari, Ta awud selaku Kaur Kesra Desa Karangsari mengatakan: Menurut saya perkembangan pendidikan wajib belajar sembilan tahun di Desa Karangsari sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendaftar di SMP setiap tahunnya selalu meningkat. Saya juga mendaftarkan anak saya di SMP Desa Karangsari. 10 Responden selanjutnya adalah H. Asmuni selaku tokoh masyarakat Desa Karangsari, beliau mengatakan: Pendidikan menurut saya sangatlah penting karena dengan pendidikanlah harkat dan martabat manusia dapat ditinggikan, bukankah Allah telah menjamin bahwa barang siapa yang memiliki ilmu maka derajatnya akan ditinggikan beberapa tingkat. Untuk itu saya selalu menekankan tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak saya. 11 8 Slamet Raswono, Kepala Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 15 Juli 2015. 9 Khotimul Makmun, Sekretaris Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 16 Juli 2015. 10 Ta awud, Kaur Kesra Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 17 Juli 2015. 11 H. Asmuni, Tokoh masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 18 Juli 2015.

71 Peneliti juga menanyakan tentang perkembangan pendidikan wajib belajar sembilan tahun di Desa Karangsarni. H. Asmuni mengatakan: Menurut saya masyarakat Desa Karangsari lebih suka untuk bekerja daripada bersekolah yang tinggi-tinggi. Hal ini dilatar belakangi oleh tingkat ekonomi orang tua mereka yang mayoritas adalah wiraswasta, maka lebih mementingkan untuk bekerja daripada bersekolah.. 12 Responden selanjutnya adalah H. Bisri selaku tokoh masyarakat Desa Karangsari. Beliau mengatakan: Pendidikan adalah hak dasar yang wajib orang tua berikan kepada anak-anak mereka, selain kebutuhan sandang, pangan dan papan. Menurut saya arti pendidikan adalah bimbingan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. 13 H. Bisri memiliki pendapat tentang perkembangan pendidikan wajib belajar sembilan tahun di Desa Karangsari. Beliau mengatakan: Menurut saya perkembangan wajib belajar sembilan tahun di Desa Karangsarni dapat diacungi jempol, karena dalam kurun waktu 5 tahun belakang ini telah terjadi peningkatan jumlah penerimaan siswa di madrasah ibtidaiyah yang ada di Desa Karangsari. Hal ini membuktikan bahwa kualitas dan kuantitas pendidikan yang ada di Desa Karangsanri ini terus meningkat. 14 Peneliti juga menanyakan kepada H. Syafi i selaku tokoh masyarakat Desa Karangsari, beliau mengatakan: 12 H. Asmuni, Tokoh masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 18 Juli 2015. 13 H. Bisri, Tokoh masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 19 Juli 2015. 14 H. Bisri, Tokoh masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 19 Juli 2015.

72 Menurut saya pendidikan adalah suatu hal yang penting karena pendidikan merupakan kebutuhan bagi anak, selain kebutuhankebutuhan yang lain. Orang tua seharusnya memberikan pendidikan yang tinggi kepada anaknya, meskipun harus dibayar dengan harga yang mahal. 15 Responden selanjunya adalah Kholil selaku masyarakat Desa Karangsari. Beliau mengatakan: Pendidikan menurut saya adalah hal yang penting apalagi pendidikan bagi anak. Orang tua harus bisa mengupayakan dan mengusahakan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang tinggi dan baik. Pendidikan yang diberikan kepada anak akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah lakunya kelak di masa mendatang. Untuk itu harus dipikirkan betul-betul tentang pendidikan bagi anak. 16 Solikhah selaku warga Desa Karangsari. Beliau mengatakan: Menurut saya pendidikan bagi anak penting, tetapi lebih penting lagi untuk bekerja membantu ekonomi orang tua. Maklumlah mayoritas mata pencaharian warga Desa Karangsari adalah wiraswasta dan buruh tani, sehingga tingkat ekonominya kurang. Untuk itu banyak orang tua yang menyuruh anaknya untuk bekerja atau merantau daripada untuk belajar tinggi-tinggi. 17 Itulah beberapa respon masyarakat Desa Karangsari Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan terhadap pendidikan wajib belajar sembilan tahun yang didapatkan peneliti berdasarkan wawancara. Selanjutnya akan peneliti analisis pada bab IV. 15 H. Syafi i, Tokoh masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 20 Juli 2015. 16 Kholil, masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 21 Juli 2015. 17 Solikhah, masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 21 Juli 2015.

73 C. Faktor yang mempengaruhi respon masyarakat Desa Karangsari Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan terhadap pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Setiap orang atau keluarga memiliki sejarah sendiri-sendiri dan latar belakang yang sering kali sangat jauh berbeda. Perbedaan ini sangat memungkinkan terjadinya responden yang berbeda terhadap pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi respon masyarakat Desa Karangsari Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan terhadap pendidikan wajib belajar sembilan tahun, antara lain: 1. Faktor sosial ekonomi orang tua Sebagaimana dikatakan oleh Slamet Raswono selaku Kepala Desa Karangsari mengatakan: Masyarakat Desa Kararangsari sudah mengerti arti pentingnya pendidikan bagi putra-putri mereka, hal ini dapat dilihat dari semangat orang tua untuk bekerja mencari nafkah guna menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang SMA atau bahkan ke perguruan tinggi. Namun kenyataannya terkendala oleh mata pencaharian masyarakat Karangsari yang mayoritas adalah wiraswasta sehingga mereka banyak yang lulusan SD atau SMP saja setelah itu merantau ke Jakarta atau kota-kota besar lainnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. 18 Senada yang dikatakan dengan Khotimul Makmun selaku Sekretaris Desa Karangsari mengatakan: Masyarakat Karangsari rata-rata adalah lulusan sekolah dasar saja namun putra-putri mereka sekarang rata-rata sudah lulusan SMA bahkan ada yang masih sekolah di perguruan tinggi, maka dapat 18 Slamet Raswono, Kepala Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 15 Juli 2015.

74 dikatakan bahwa semakin bertambahnya tahun masyarakat Karangsari sudah memiliki kesadaran untuk bersekolah sehingga kebanyakan dari orang tua menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang yang tinggi, namun terkendala oleh pendapatan mereka jadi banyak orang tua yang hanya mampu hingga SD atau SMP saja. 19 Berdasarkan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa kehidupan ekonomi masyarakat Desa Karangsari dapat dikatakan memiliki pendapatan yang pas-pasan, mungkin hanya cukup untuk makan seharihari dan menyekolahkan anak mereka hingga jenjang Sekolah Menengah Atas. Untuk itu mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk bekerja mencari nafkah atau merantau ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya daripada untuk bersekolah. 2. Faktor lingkungan Supiyah selaku tokoh masyarakat Desa Karangsari mengatakan: Perkembangan kesadaran pendidikan pada masyarakat Desa Karangsari pada hari ini mengalami peningkatan, namun karena masyarakat Desa Karangsari sudah sibuk dengan pekerjaannya yang pada akhirnya masyarakat lebih memperhatikan pekerjaan dari pada pendidikan. Tidak sedikit dari orang tua yang berprofesi sebagai wiraswasta luput dan tidak memperhatikan pendidikan bagi anak-anak mereka, padahal pendidikan merupakan salah satu pendidikan yang penting untuk diberikan kepada anak-anak selain harta dan kasih sayang. 20 Ta awud selaku Kaur Kesra Desa Karangsari mengatakan: Orang tua di desa sini tidak terlalu memikirkan masalah pendidikan, mas, yang penting sudah sekolah SD atau SMP saja sudah cukup. Orang desa sini kebanyakan bekerja sebagai 19 Khotimul Makmun, Sekretaris Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 16 Juli 2015. 20 Supiyah, masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 22 Juli 2015.

75 wiraswasta, buruh tani, merantau, tukang batu dan semacamnya. Jumlah orang yang memiliki pendidikan hingga sarjana di desa ini bisa dihitung dengan jari, tidak banyak. Hal ini karena masyarakat di desa ini lebih memilih bekerja daripada memikirkan masalah pendidikan dan lebih sudah untuk merantau atau bekerja di kotakota besar seperti Jakarta. 21 Senada yang dikatakan dengan Wardjo selaku masyarakat Desa Karangsari mengatakan: Masyarakat Desa Karangsari lebih sudah untuk bekerja atau merantau di kota-kota besar setelah lulus sekolah, mas. Biasanya mereka pergi ke Jakarta jika ada saudara atau teman yang membawanya, paling-paling masyarakat Desa Karangsari hanya lulus SD atau SMP saja setelah itu langsung bekerja, jarang ada yang bersekolah tinggi-tinggi. 22 Berdasarkan wawancara di atas, didapatkan informasi bahwa kondisi lingkungan masyarakat Desa Karangsari adalah sebuah desa dimana masyarakatnya tidak terlalu memikirkan pendidikan, mereka hanya berpikir tentang bekerja untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi keluarga mereka. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat lebih cenderung mementingkan bekerja daripada pendidikan. 3. Rendaknya motivasi orang tua dan anak untuk bersekolah Anas selaku masyarakat Desa Karangsari mengatakan: Kulo pernah tekon karo putro kulo ingkang pun lulus SMP, leh kowe milih tak pondoke opo milih kerja mbantu bapak dadi kuli?, putro kulo njawab: aku milih kerjo mbantu bapak wae dadi kuli, aku seneng intuk duwet, tur aku bisa mbantu ekonomi keluarga ben ora susah maneh. 21 Ta awud, Kaur Kesra Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 17 Juli 2015. 22 Wardjo, masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 23 Juli 2015.

76 Artinya: Saya pernah tanya kepada anak saya yang sudah lulus SMP, Nak, kamu memilih saya sekolahkan di pondok pesantren atau memilih kerja membantu bapak jadi buruh?, anak saya menjawab: saya lebih memilih kerja membantu bapak jadi buruh, saya senang dapat uang dan saya bisa membantu ekonomi keluarga agar tidak susah lagi. 23 Berdasarkan wawancara di atas, didapatkan informasi bahwa anak di Desa Karangsari banyak yang memilih bekerja membantu orang tua daripada untuk belajar atau menuntut pendidikan. Mereka beralasan bahwa bekerja lebih menyenangkan daripada harus belajar, karena bekerja bisa mendapatkan uang yang bisa digunakan untuk membantu ekonomi keluarga. Selain itu banyak teman-teman mereka yang hanya lulusan masih lulusan sekolah dasar (SD) atau lulusan sekolah menengah pertama (SMP) yang sudah bekerja dan mendapatkan uang, sehingga timbul rasa iri untuk meniru teman-teman mereka yang sudah bekerja dan mendapat uang sendiri sehingga orang tua tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa melarang keinginan anak tersebut. 4. Faktor jumlah anak Kartoyo selaku masyarakat Desa Karangsari mengatakan: Kulo gadah lare sekawan msa, roto-roto tamat SD sedoyo, niku mawon kulo keteteran kanggene nguripi, lare kulo jarang ten ndalem mas dadine kulo jarang ndidik, wes lah paling tak jarke mawon, nopo malih merhateke tentang pendidikan, lare kulo senenge kerjo daripada sekolah mas. Luwih seneng intuk duwet dewe ketimbang njalok karo wongtuae maklum wongtuone wong ora duwe dadidne anak-anakku do golek pangan dewe-dewe. 23 Anas, masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 24 Juli 2015.

77 Karangsari: Artinya: Saya punya anak empat bu, rata-rata tamat SD, itu saja saya sudah keberatan untuk menghidupinya mas, anak saya jarang di rumah jadi saya jarang mendidik, jadi saya biarkan saja, apa lagi untuk memperhatikan pendidikan, anak saya senangnya bekerja daripada sekolah mas. Lebih senang dapat uang sendiri daripada meminta kepada orang tua, maklum orang tuanya tidak mampu jadi anakanak saya mencari makan sendiri-sendiri. 24 Hal senada diungkapkan oleh Saeful Huda selaku anak di Desa Wong tuaku anake akeh mas, tur mboh bu ra tau ngurusi aku cok e sibuk karo kerjaane dadi buruh tani terus ibu juga sibuk ngurusi adekku sing cilik aku ra tau di urusi sarapan yo tuku dewe, sekolah yo ra tau di gugah pokoke sekarepe aku ape bali yo keno, ora bali yo ra masalah, arep sekolah karepku, ora sekolah yo karepku. Artinya: Orang tua saya itu anaknya banyak mas, lagi pula tidak pernah peduli sama saya mungkin sibuk dengan kerjaaan dadi buruh, ibuku sibuk ngurusi adikku yang masih kecil, saya nggak pernah diperhatikan sarapan beli sendiri, mau sekolah tidak dibangunin pokoknya terserah saya mau pulang kerumah nggak apa-apa mau nggak pulang juga nggak masalah, mau sekolah terserah saya, tidak sekolah ya terserah saya. 25 Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Karangsari memiliki banyak anak, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja orang tua harus bekerja keras membanting tulang. Hal ini menjadikan masyarakat Desa Karangsari kurang memperharikan pendidikan terhadap anaknya. Mereka lebih cenderung menelantarkan atau membiarkan anak mereka dan sibuk dengan kegiatan mencari nafkah. 2015. 24 Kartoyo, masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 24 Juli 2015. 25 Saeful Huda, masyarakat Desa Karangsari, wawancara pribadi, Pekalongan, 24 Juli