BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Dampak peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan dan pertumbuhan kota-kota besar di Indonesia

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring

ARAHAN PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA KORIDOR JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA SINGKAWANG TUGAS AKHIR

BAB I. Dewasa ini, tata ruang wilayah menjadi salah satu tantangan pada. penduduk yang cukup cepat juga. Pertumbuhan penduduk tersebut berimbas

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

BAB I PENDAHULUAN. Barat, sekaligus menjadi Ibu Kota Provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang berada di Propinsi Daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH ILMU HUTAN KOTA LANJUTAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pasar sebagai arena atau suatu tempat pertukaran baik dalam bentuk fisik

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. daerah resapan pada kota Medan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota merupakan sarana untuk menuju perbaikan kualitas

Laporan Penelitian Persepsi Tata Ruang Perpustakaan Terhadap Tingkat Kunjungan Mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Mercu Buana Meruya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kota seringkali diidentikkan dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sering mengalami permasalahan kependudukan terutama kawasan perkotaan, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengeloaan ruang kota semakin sempit. Masalah perkotaan adalah masalah yang kompleks, permasalahan perkotaan di Indonesia khususnya antara lain meliputi masalah banjir, permukiman liar dan kumuh, pedagang kaki lima, sampah yang tidak teratur atau masih berserakan, kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta masalah lingkungan hidup. Pertumbuhan kota yang demikian pesat telah merubah wajah kota secara mendasar yang membawa harapan dan tantangan baru bagi penghuninya. Harapan untuk mendapatkan peningkatan taraf perekonomian warga kota juga sering memunculkan tantangan baru berupa kerusakan lingkungan hidup. Perencanaan pembangunan kota sering memandang kota sebagai benda fisik yang pengembangannya lebih berorientasi ekonomi dan cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997). Medan memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dan pertambahan penduduk yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekananan pemanfaatan ruang kota, sehingga memerlukan penataan ruang perkotaan yang harus diperhatikan secara khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang ruang terbuka publik ( open spaces) di perkotaan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota dan proporsi ruang terbuka hijau publik paling sedikit 20% dari wilayah kota. 1

Wilayah perkotaan memerlukan ruang-ruang terbuka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan aktivitas sekaligus mengendalikan kenyamanan iklim mikro dan keserasian estetika kota. Namun, dewasa ini, ruang-ruang terbuka di wilayah kota seringkali terdesak oleh pertumbuhan massal gedung-gedung bangunan yang dapat mengakibatkan terganggunya proses infiltrasi air ke dalam tanah. Selain itu, hal ini juga bisa menimbulkan potensi iklim mikro menjadi panas. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa wilayah perkotaan di Indonesia membutuhkan lebih banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH), atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan taman kota. http://dtfl.klixdigital.com/trees_magz/detil_berita_terkini/taman_kota jantung_kota.diakses :15/5/2013 selasa jam 2 : 45 Semakin lengkap fasilitas umum yang dapat terjangkau oleh semua penduduk kota, berarti semakin baik kualitas hidup kolektif penduduk, yaitu kualitas hidup kota tersebut. Salah satu fasilitas umum perkotaan yang dapat digunakan sebagai indikator dalam mengetahui kualitas lingkungan hidup suatu kota adalah ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH). Kota yang mempunyai kualitas hidup baik, adalah kota yang dapat menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) sesuai dengan kebutuhan penduduknya, atau minimal sesuai dengan standar minimum tertentu, agar setiap penduduk dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan mudah (Irwan, 2005) Aktivitas pembangunan yang tidak diiringi dengan kesesuaian lahan serta daya dukung lingkungan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem, baik secara sementara maupun kerusakan yang bersifat permanen. Peningkatan kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat pada saat ini mengakibatkan makin meningkatnya permintaan rekreasi. Tempat-tempat rekreasi baik berupa taman maupun tempathiburan selalu dipenuhi oleh pengunjung terutama pada hari libur guna memenuhikebutuhan sekunder( Soemarwoto,1983).

Permasalahan yang mengakibatkan menurunnya perhatian terhadap ruang terbuka hijau didalam kota karena kebutuhan penduduk kota yang membutuhkan bangunanbangunan yang semakin memadati ruang terbuka di dalam kota. Selain itu sering dijumpai adanya perencanaan yang tidak matang di dalam meletakan fasilitas kota baik itu untuk kegiatan formal maupun informal masyarakat perkotaan dengan menggunakan ruang terbuka hijau yang sebelumnya sudah ada. Taman kota sebagai bagian dari ruang publik, sering tidak disadari oleh masyarakat kota akan peranannya di dalam menyelaraskan pola kehidupan kota yang sehat. Pemanfaatan ruang taman kota cenderung rnenyimpang dari fungsinya, adanya perubahan aktifitas di dalam taman menunjukan kekurang-pahaman masyarakat kota di dalam memanfaatkan taman kota terhadap keseimbangan kehidupan lingkungan kota serta adanya kesenjangan sosial yang menyebabkan pemilihan tempat rekreasi taman kota yang beragam dan fasilitas taman yang dikunjungi menjadi daya tarik tersendiri serta akses yang dimiliki juga memegang peranan penting dalam memilih taman sebagai sarana rekreasi masyarakat kota. Taman kota sebagai bagian dari ruang publik, sering tidak disadari oleh masyarakat kota akan peranannya di dalam menyelaraskan pola kehidupan kota yang sehat. Pemanfaatan ruang taman kota cenderung rnenyimpang dari fungsinya, adanya perubahan aktifitas di dalam taman menunjukan kekurang-pahaman masyarakat kota di dalam memanfaatkan taman kota terhadap keseimbangan kehidupan lingkungan kota( Arief.2009) Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dengan luas wilayah 26.510 Ha.Dengan data BPS jumlah penduduk pada tahun 2011 jumlah penduduk adalah 2.117.224 jiwa. Dengan luas ruang terbuka hijau pada tahun 2011 adalah 5.560 Ha.dan memiliki taman seperti :TamanLapangan Merdeka,, Taman Ahmad Yani, Taman Teladan, dan Taman Beringin.Tidak semua masyarakat kota Medan mengerti dan memahami pentingnya ruang terbuka hijau, hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi pemerintah serta informasi akan

pentingnya masyarakat untuk mengetahui manfaat RTH yaitu sebagai penyuplai oksigen bagi lingkungannya. Oleh sebab itu perlu diperhatikan bagaimana persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka hijau. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah yaitu dengan perkembangan kota yang semakin pesat ditandai dengan meningkatnya akitivitas manusia seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di suatu tempat. Hal ini dapat mempengaruhi tekanan terhadap ruang terbuka hijau. Perlunya perhatian terhadap pelestarian fasilitas taman, serta supaya arahan pengembangan Selain itu, juga dapat mengurangi kualitas lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti pencemaran udara, banjir, kesulitan air bersih, kebisingan, peningkatan suhu udara dan penurunan kualitas lingkungan lainnya. Permasalahan yang mengakibatkan menurunnya perhatian terhadap ruang terbuka hijau didalam kota karena kebutuhan penduduk kota yang membutuhkan bangunan-bangunan yang semakin memadati ruang terbuka di dalam kota. Taman kota sebagai bagian dari ruang publik, sering tidak disadari oleh masyarakat kota akan peranannya di dalam menyelaraskan pola kehidupan kota yang sehat. Pemanfaatan ruang taman kota cenderung rnenyimpang dari fungsinya, adanya perubahan aktifitas di dalam taman menunjukan kurang pemahaman masyarakat kota di dalam memanfaatkan taman kota terhadap keseimbangan kehidupan lingkungan kota.maka dalam hal ini pemanfaatan ruang terbuka hijau khususnya taman kota sebagai sarana rekreasi yang sudah dirancang pemerintah supaya dimanfaatkan seoptimal mungkin. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada persepi dan akses masyarakat terhadap taman kota yaitu: Taman Teladan, Taman

Ahmad Yani, Taman Beringin, dan Taman Lapangan Merdeka, yang di manfaatkan sebagai sarana rekreasi berkeluarga oleh masyarakat Kota Medan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah: 1. Bagaimanakah akses masyrakat terhadap pemanfaatan tamaman kota (RTH) sebagai sarana rekreasi? 2. Bagaimana persepsi Masyarakat terhadaptaman kota (RTH) dari yang memanfaatakn sebagai sarana rekreasi? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui akses masyarakat dalam memanfaatkn taman kota sebagai sarana rekreasi? 2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap taman kota yang memanfaatkan sebagai sarana rekreasi? F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas maka diharapkan hasil penelitian ini dapat manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian terkait. 2. Diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah Kota Medandalam kebijaksanaan pengembangan dan pelestarian taman yang ada di kota Medan. 3. Sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan program S-1 di Universitas Negeri Meda