REVIU LINGKUNGAN KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TELUK JAKARTA Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Wijayanti Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor Jakarta, 30 Mei 2016
Kronologi Spasial Pembukaan green belt utara Jakarta 1985 1995 Kebijakan berlatar sosioekonomi Waterfront City skala internasional 2002 Banjir besar Jakarta 2007 Banjir besar Jakarta 2008 Reklamasi 17 pulau 2012 Perpres 54/2008 Jabodetabekpunjur Manajemen DAS dan NCICD Kebijakan berlatar biogeofisik
Melihat karakteristik persoalan dan pendekatan kesatuan ekosistemnya, maka cakupan wilayah terkena dampak yang harus dikaji daya dukung dan daya tampungnya adalah sebagaimana diusulkan. Cakupan ini didasarkan pada kesatuan fungsi daerah aliran sungai, ekosistem pesisir dan kesatuan ekoregion laut.
ARAHAN PERPRES 54/2008 TENTANG JABODETABEKPUNJUR : Zona P1 : mencegah abrasi, intrusi air laut, pencemaran dan kerusakan laut Zona P2 : referensi banjir, mencegah abrasi, intrusi air laut, pencemaran dan kerusakan laut Zona P3 : zona intensitas pemanfaatan tinggi dan aksesibilitas tinggi Zona P4 : zona dengan daya dukung lingkungan rendah Zona P5 : mencegah abrasi, retensi air, intrusi air laut, konservasi mangrove, daya dukung lingkungan rendah Perlindungan, daya dukung rendah, proteksi pantai Pemanfaatan intensitas tinggi
ISU PERENCANAAN KSN JABODETABEKPUNJUR YANG BELUM TERSELESAIKAN HINGGA KINI : Isu subsiden Isu sedimentasi berat dan kualitas sungai buruk Isu kabel laut dan pipa gas Isu daya dukung pesisir yang ratarata rendah PIPA GAS KABEL Warna gelap adalah daerah dengan masalah abrasi (pada dokumen rencana telah dibuat intervensi teknologinya) Warna terang adalah daerah dengan masalah sedimentasi (pada dokumen rencana intervensinya kompleks)
Cakupan sistem hulu-hilir Jakarta Areal subsiden Keruwetan sistem drainase Jakarta Utara Banjir Jakarta 2007 HASIL SEMENTARA KLHS NCICD (DANIDA 2010 dan 2014, MENKO EKONOMI 2015) : Sistem drainase alam dan buatan di Jakarta terlalu kompleks untuk bisa diintervensi sepotong--sepotong sepotong dalam menyelesaikan persoalan banjir daratan dan sedimentasi Hal serupa juga berlaku untuk isu subsiden yang tidak bisa diselesaikan dengan pembangunan pesisir saja
Uji silang 1 : Reklamasi Pulau dalam menjawab kerentanan bencana dan penurunan daya dukung dan daya tampung KLHS 2011 Uji gap 1 : Reklamasi pulau dalam menjawab penyelesaian sosial, ekonomi, dan nilai tambah Uji gap 2 : ARAHAN PERPRES 54/2008 RENCANA EKSISTING REKLAMASI 17 PULAU PERUBAHAN SKENARIO MITIGASI DAN RENCANA RENCANA EKSISTING KLHS NCICD 2015 KONDISI LAPANGAN TERBARU Uji silang 2 : Konsep NCICD dalam menjawab penyelesaian sosial, ekonomi, dan nilai tambah NCICD PERUBAHAN SKENARIO MITIGASI DAN RENCANA Konsep NCICD dalam menjawab kerentanan bencana dan daya dukung yang turun terus KONDISI LAPANGAN TERBARU
Pembulatan Isu Aktual Response yang menjadi Pressure Response - Normalisasi sungai dan pengerukan - State : State : KERUSAKAN WILAYAH HULU Limpasan dan sedimentasi sistem sungai JAKARTA BERADA DI BAWAH PERMUKAAN LAUT Reklamasi pulau Tanggul laut Perluasan pelabuhan Perluasan PLTU/PLTGU State : Limpasan dan sedimentasi sistem sungai PENDANGKALAN DAN PENURUNAN KUALITAS TELUK Dampak Dampak KERESAHAN YANG DIRASAKAN MASYARAKAT
Peta Jalan Assessment Pertimbangan keputusan : 1. Iklim investasi 2. Kelembagaan dan tata kelola 3. Keberadaan pembiayaan Kombinasi lokasi, luas, bentuk, jumlah/besaran : 1. Reklamasi pulau 2. Tanggul-tanggul 3. Pelabuhan 4. Pembangkit listrik UJI SKENARIO Opsi kebijakan lain yang out of the box DELPHI PAKAR Limit daya dukung dan daya tampung KONSULTASI PUBLIK VISI YANG INGIN DICAPAI Kriteria arahan Presiden : 1. Tidak merusak lingkungan 2. Tidak menyebabkan banjir 3. Melindungi biota laut dan mangrove 4. Mempertahankan kehidupan nelayan 5. Mengikuti kaidah dan aturan hukum berlaku
TERIMA KASIH