Putri Ahadiyah* Rosalina, S.Kp., M.Kes **) Puji Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes. (Epid )**)

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

GAMBARAN PERAN KADER KESEHATAN DALAM KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG BPJS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG HIVAIDS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI DESA PARAKAN KAUMAN KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG ARTIKEL.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TERHADAP KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

GAMBARAN MOTIVASI WANITA USIA SUBUR UNTUK MELAKUKAN TEST INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA CANGGAL KECAMATANCANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

KETERATURAN IBU KE POSYANDU DENGAN KEMAMPUAN IBU MENILAI STATUS GIZI BALITA DI DESA SIDOREJO KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN SUAMI UNTUK MENCEGAH HIV/AIDS DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5

GAMBARAN MOTIVASI WUS DALAM MENGIKUTI PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA KARANGTEJO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG ARTIKEL

ABSTRAK GAMBARAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN POSYANDU DI KELURAHAN SAMOJA KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG TAHUN 2007

Ivong Rusdiyanti. Politeknik Unggulan Kalimantan

Mike Ahyu Puspita*), Gipta Galih Widodo**), Indri Mulyasari***)

HUBUNGAN JENIS MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN PTEMANGGUNG ARTIKEL

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

GAMBARAN MEKANISME KOPING ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SLB NEGERI UNGARAN KABUPATEN SEMARANG. Moh. Arjunawadi*)

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

GAMBARAN MOTIVASI ANGGOTA FKD DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO ARTIKEL. Oleh : ISNA AOZIANTI NIM.

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI. Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo


HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DETEKSI DINI TB PARU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

ARTIKEL GAMBARAN MOTIVASI IBU BALITA DALAM KEIKUTSERTAAN KEGIATAN POSYANDU BALITA DI DESA DANUREJO KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Jurnal Kesehatan Masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP CAKUPAN KUNJUNGAN PERTAMA (K1) DI PUSKESMAS LEMAH WUNGKUK KOTA CIREBON TAHUN 2007

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU WANITA USIA SUBUR DALAM PERAWATAN PAYUDARA SENDIRI DI DESA PAKUNDEN KABUPATEN PONOROGO

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Di tingkat dunia, penyakit tidak menular (PTM) menjadi persoalan serius

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persiapan menjelang persalinan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

INTISARI. KARYA TULIS ILMIAH. D III KEBIDANAN NGUDI WALUYO. Silva Octariani 1), Ari Andayani, S.SiT,M.Kes 2), Eti Salafas, S.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU TERHADAP KUNJUNGAN KE POSYANDU DI KELURAHAN KEMBANGARUM KOTA SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

PENYULUHAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) di DUSUN CANDIREJO, TEGALTIRTO, BERBAH, SLEMAN

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN. Di RW 01 Dusun Krajan Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENCEGAH PENYAKIT LEPTOSPIROSIS

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

GAMBARAN PERAN SERTA KADER KESEHATAN DALAM KEGIATAN POSYANDU BALITA DI DESA CANDIGARON KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN, STATUS PEKERJAAN, TINGKAT EKONOMI, DAN PERAN KADER PADA USIA DEWASA YANG TIDAK BERKUNJUNG KE POSBINDU DI DUSUN WATUBUBAN KELURAHAN GEDANGANAK KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG 2016 Putri Ahadiyah* Rosalina, S.Kp., M.Kes **) Puji Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes. (Epid )**) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Email : ahadiyah.putri@yahoo.co.id ABSTRAK Posbindu adalah Pos Pembinaan Terpadu terhadap faktor risiko penyakit tidak menular, berfungsi meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko penyakit tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, status pekerjaan, tingkat ekonomi, dan peran kader pada usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watububan Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga usia dewasa (25-44) yang tidak pernah berkunjung ke posbindu di Dusun Watububan Ungaran Timur. Teknik sampel yaitu Proportionate Stratified Random Sampling dengan sampel 52 responden. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan responden mempunyai tingkat pengetahuan baik sejumlah 22 responden (42,3%), responden yang bekerja sejumlah 43 responden (82,7%), sebagian besar responden mempunyai status ekonomi < UMR sejumlah 27 responden (51,9%), sebagian besar responden menilai peran kader kurang baik sejumlah 33 responden (63,5%). Kader diharapkan lebih jeli dalam menjelaskan, menyampaikan informasi kepada warga dan warga yang tidak pernah berkunjung seharusnya dilakukan kunjungan rumah oleh kader sehingga dapat meningkatkan kunjungan ke posbindu. Kata kunci : pengetahuan, status pekerjaan, tingkat ekonomi, peran kader Kepustakaan : 28 (2000-2015) 1

ABSTRACT Posbindu is an integrated development post towards the risk factors of non communicable diseases, that has a rle to improve community participation in preventing and making early detection of risk factors for non-communicable diseases. This study aims to find the description about knowledge, employment status, economic level, and the role of cadres of adult people who do not visit Posbindu at Watububan Gedanganak Village East Ungaran Sub-district Semarang Regency. This was a descriptive study. The population in this study was all people in adult age (25-44 years) who never visited Posbindu at Watububan Gedanganak Village East Ungaran Sub-district Semarang Regency. The data sampling used proportionate stratified random sampling technique as many as 52 respondents. The univariate analysis used frequency distribution. The results of study indicate that the respondents with good level of knowledge are 22 respondents (42.3%), the respondents who work are 43 respondents (82.7%), the majority of respondents have economic status less than UMR (Regional Standardized Salary) are 27 repondents (51.9%), most respondents assess that the role of cadres is poor as many as 33 espondents (63.5%). The cadres are expected to be more aware in explaining, and informing the society who never visits Posbindu by doing home visits to improve the visits to Posbindu. Keywords : knowledge, employment status, economic level, the role of cadres Bibliographies : 28 (2000-2015) PENDAHULUAN Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha. Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk mengenali masalah di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri berdasarkan prioritas dan potensi yang ada (KemenKes RI, 2012). Posbindu penyakit tidak menular merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik (KemenKes RI, 2014). Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM (KemenKes, 2014). Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 November 2015 di Watu Buban Kelurahan Gedang Anak terhadap 8 2

warga yang berkunjung, didapatkan 4 diantaranya pengunjung aktif (mengunjungi posbindu secara rutin) dan 4 sisanya merupakan pengunjung tidak aktif (mengunjungi posbindu tidak secara rutin). Dari 4 pengunjung yang tidak aktif mengunjungi posbindu, didapati bahwa sibuk bekerja, tidak mengetahui manfaat kunjungan posbindu, dan berpenghasilan rendah. Sedangkan 4 lainnya yang aktif mendatangi posbindu mengatakan bahwa pekerjaannya adalah ibu rumah tangga, mengetahui manfaat posbindu dan berpenghasilan cukup. Dari peran kader, masyarakat mengatakan kader kurang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan kunjungan Posbindu. Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu faktor predisposisi (faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya), faktor pemungkin (faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, jarak tempuh, keterampilan terkait kesehatan), dan faktor penguat (faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan, adanya undang-undang, peraturanperaturan) (Notoatmodjo, 2012). METODE PENELITIAN Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif menggunakan desain survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga yang berumur 25-44 tahun yang tidak mengikuti posbindu berjumlah 523 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sesuai dengan penghitugan ukuran minimum sampel yang dapat diterima bersadarkan desain penelitian metode deskriptif, minimal 10% yaitu 52 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15-16 Februari 2016 di di Dusun Watu Buban Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Alat pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan distribusi distribusi frekuensi. HASIL Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Tahun 2016 Umur 25-35 tahun 36-44 tahun 43 82,7% 9 17,3% Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 52 responden pada usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watu Buban Ungaran Timur Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa umur paling banyak adalah kategori 25-35 tahun yaitu sejumlah 43 responden (82,7%) dan paling sedikit kategori >35 tahun yaitu sejumlah 9 responden (17,3%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis KelaminTahun 2016 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 24 28 25,0 75,0 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jenis kelamin dari 52 responden usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watu 3

Buban Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, paling banyak adalah perempuan yaitu sejumlah 28 responden (53,8%) dan paling sedikit adalah lakilaki yaitu sejumlah 24 responden (46,2%). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Tahun 2016 Pendidikan SD 6 11,5 SMP 12 23,1 SMA 20 38,5 PT 14 26,9 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan dari 52 responden paling banyak adalah SMA yaitu sejumlah 20 responden (38,5%) dan paling sedikit adalah SD yaitu sejumlah 6 responden (11,5%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden Tahun 2016 Pengetahua n Kurang 20 38,5 Cukup 10 19,2 Baik 22 42,3 Jumlah 52 100,0 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 52 responden, pengetahuan paling banyak adalah kategori baik yaitu sejumlah 22 responden (42,3%) dan paling sedikit adalah kategori cukup yaitu sejumlah 10 responden (19,2%). Tabel4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Pekerjaan Tahun 2016 Status pekerjaan Bekerja 43 82,7 Tidak bekerja 9 17,3 Motivasi kuat 29 45,3 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 52 responden, responden paling banyak adalah bekerja yaitu sejumlah 43 responden (82,7%) dan responden paling sedikit adalah tidak bekerja yaitu sejumlah 9 responden (17,3). Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Ekonomi Tahun 2016 Tingkat Ekonomi < UMR 25 48,1 UMR 27 51,9 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 52 responden, tingkat ekonomi paling banyak adalah <UMUR yaitu sejumlah 27 responden (51,9%) dan paling sedikit kategori UMR yaitu sejumlah 25 responden (48,1%). Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peran Kader Tahun 2016 Peran Kader Baik Kurang Baik 19 33 36,5 63,5 Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 52 responden, peran kader paling banyak adalah kategori kurang yaitu sejumlah 33 responden (63,5%) dan paling sedikit kategori baik yaitu sejumlah 19 responden (36,5%). 4

PEMBAHASAN 1. Gambaran Pengetahuan pada usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watububan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 52 responden yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watububan Kelurahan Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang didapatkan bahwa pengetahuan tentang posbindu dalam dalam kategori baik sejumlah 22 responden (42,3), kategori kurang yaitu sebesar 20 responden (38,5), dan kategori cukup sejumlah 10 responden (19,2). Warga yang tidak berkunjung ke posbindu yang mempunyai pengetahuan baik sejumlah 22 responden (42,3), dikarenakan dari 13 responden tersebut berpendidikan SMA dan perguruan tinggi. Warga yang berpendidikan tinggi justru tidak melakukan kunjungan ke posbindu, berlainan dengan Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Nursalam, 2005). Warga yang tidak berkunjung ke posbindu yang mempunyai pengetahuan baik sejumlah 22 responden (42,3), hal ini berlainan dengan Notoatmodjo (2012), bahwa perilaku yang dilakukan dengan berdasarkan pada pengetahuan akan bertahan lebih lama dan kemungkinan menjadi perilaku yang melekat pasa seseorang dibandingkan jika tidak berdasarkan pengetahuan. Namun kenyataannya warga yang mempunyai pengetahuan baik, mereka tidak melakukan kunjungan ke posbindu. Hal ini disebabkan karena pengetahuan yang baik dipengaruhi oleh pendidikan yang tinggi dan menengah, sesuai dengan hasil penelitian bahwa yang berpendidikan paling banyak adalah SMA yaitu sebesar 20 responden (38,4), dan ada juga yang berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 14 responden (26,9). Sehingga dengan pendidikan ini para warga dapat dengan mudah dalam menyerap sebuah informasi tentang kesehatan khususnya tentang posbindu. Hal ini didukung juga oleh pendapat menurut Nursalam (2005), bahwa pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Diperkuat oleh pendapat dari Waryana (2010), yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilau hidup sehat seseorang. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan sesoorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari. Notoatmodjo (2012), faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku diantaranya adalah faktor pekerjaan, dimana di Dusun Watububan Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebagian besar warga adalah bekerja. Warga yang mempunyai pengetahuan baik 22 responden (42,3) tetapi tidak melakukan kunjungan ke posbindu, hal ini dikarenakan 20 reponden dari 22 responden yang mempunyai pengetahuan baik adalah mereka yang 5

bekerja. Seseorang yang bekerja di luar rumah lebih memiliki waktu yang sedikit untuk berkunjung, bahkan tidak mempunyai waktu untuk berkunjung ke posbindu, sehingga hal ini mendukung warga untuk tidak berkunjung ke posbindu. 2. Gambaran Status pekerjaan pada usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watububan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Dalam penelitian ini ada 52 responden dan dilihat dari status pekerjaan pada usia dewasa paling banyak responden bekerja, yaitu sejumlah 43 responden (82,7%) dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja yaitu sejumlah 9 orang (17,3%). Posbindu diadakan rutin pada tanggal 14 setiap bulannya. Jika ternyata pada tanggal tersebut jatuh pada hari minggu, maka kegiatan kunjungan posbindu biasanya diganti menjadi hari senin. Hal ini dapat menjadi penghalang warga untuk berkunjung, karena warga yang bekerja biasanya mempunyai waktu hanya pada saat hari libur atau tanggal merah saja. Posbindu diadakan di tempat salah satu rumah dari kader dan posbindu dimulai dari dari pukul 09.00-12.00, hal ini bisa jadi merupakan penyebab warga tidak mengunjungi posbindu karena warga aktif bekerja kira-kira dari pukul 07.00 pagi sampai 05.00 sore. Warga yang bekerja harus meninggalkan rumah sehingga menjadi alasan warga tidak datang berkunjung ke posbindu. Sebenarnya, warga yang bekerja masih dapat melakukan kunjungan ke posbindu bila dapat menyediakan waktu dan mendapatkan dukungan lingkungan, keluarga, dan juga mendapatkan dukungan dari lingkungan kerja. Waktu pelaksanaan posbindu, warga yang bekunjung ke posbindu sebagian besar adalah bekerja di rumah dan ibu rumah tangga. Warga yang bekerja di rumah lebih memiliki waktu yang banyak untuk berkunjung ke posbindu. 3. Gambaran status ekonomi pada usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watububan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Dalam penelitian ini ada 52 responden dimana didapatkan hasil bahwa lebih banyak responden mempunyai ekonomi < UMR yaitu sejumlah 27 orang (51,9), sedangkan responden yang mempunyai ekonomi UMR yaitu sejumlah 25 orang (48,1). Ini berarti bahwa sebagian besar warga yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watububan Ungaran Timur Kabupaten Semarang memiliki status ekonomi rendah. Dalam pelayanan posbindu, ada pemeriksaan untuk memantau faktor resiko penyakit tidak menular dan dikenakan biaya, biaya dari pemeriksaan tersebut harus ditanggung oleh warga yang memeriksakan dirinya. Pada pemeriksaan gula darah dalam sekali periksa dikenakan biaya sebesar Rp 8.000, pada pemeriksaan kolesterol dalam sekali periksa dikenakan biaya sebesar Rp 17.000 dan pada pemeriksaan asam urat dalam sekali periksa dikenakan biaya sebesar Rp 15.000. Hal ini dapat mempengaruhi kunjungan warga, karena dalam sekali pemeriksaan 6

dikenakan biaya, mengingat sebagian besar warga yang tidak berkunjung adalah warga yang mempunyai penghasilan < UMR 27 responden (51,9%). Hal ini disebabkan karena warga di Dusun Watu Buban kab. Semarang tersebut sebagian besar bekerja sebagai karyawan pabrik dan yang memiliki pekerjaan sebagi ibu rumah tangga hanya mengandalkan penghasilan yang didapat oleh suami, sehingga hasil pendapatan yang didapat setiap bulannya relative sedikit. Dengan status ekonomi yang rendah dan pemenuhan kebutuhan keluarga. Sedangkan warga yang memiliki status ekonomi tinggi akan lebih mudah memenuhi kebutuhan keluarganya dan pemenuhan kebutuhan pemeriksaan ke posbindu. Masyarakat miskin cenderung lebih memilih menunda penggunaan pelayaan kesehatan sampai alternatif mendapatkan pelayanan yang murah dan masyarakat miskin cenderung lebih memilih menunda penggunaan pelayanan kesehatan sampai penyakitnya benar-benar parah, sebagian dengan asumsi bahwa mereka berusaha menghindarkan pembayaran yang tidak terjangkau (Soesetyo & Tjiptoherijanto, 2008). 4. Gambaran Peran kader pada usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu di Dusun Watububan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Dalam penelitian ini ada 52 responden dimana didapatkan hasil bahwa penilaian responden pada usia dewasa yang tidak berkunjung berdasarkan peran kader didapatkan hasil sejumlah 33 responden ( 63,5%) mengatakan jika peran kader kurang baik dan sejumlah 19 responden (36,5%) menilai jika peran kader dalam kategori baik. Peran adalah segala seseuatu oleh seseorang atau kelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan karena kedudukan yang dimiliki (Soekanto, 2007). Kader seharusnya berperan dalam mendatangi rumah warga yang tidak berkunjung ke posbindu, karena dengan kader melakukan kunjungan ke rumah dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya posbindu maka akan berpengaruh pada pengetahuan masyarakat, sehingga warga yang tidak berkunjung menjadi terdorong untuk berkunjung ke posyandu. warga maka warga akan merasa diperhatikan oleh kader. Kader seharusnya melakukan kunjungan rumah untuk mengajak warga datang ke posbindu pada bulan berikutnya. Jika warga tidak pernah berkunjung, kader perlu melakukan kunjungan rumah kepada warga, mengajak warga untuk datang ke posbindu sehingga warga merasa diperhatikan dan mendapat dukungan dari kader, karena kader adalah penggerak warga untuk datang berkunjung ke posbindu. Jika peran kader tidak dijalankan dengan baik, maka kunjungan posbindu juga menjadi tidak aktif. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain : Penelitian ini hanya menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian hanya mengetahui gambaran, hanya mendeskripikan frekuensi dan presentase pada usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu. 7

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Warga usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sejumlah 22 responden (42,3%) 2. Warga usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu yang bekerja yaitu sejumlah 43 responden (82,7%) 3. Warga usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu mempunyai status ekonomi < UMR yaitu sejumlah 27 responden (51,9%) 4. Warga usia dewasa yang tidak berkunjung ke posbindu sebagian besar menilai peran kader kurang baik sejumlah 33 responden (63,5%). Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi responden Pada usia dewasa yang tidak melakukan kunjungan ke posbindu diharapkan lebih aktif datang ke posbindu mengingat banyaknya manfaat dari kegiatan posbindu untuk monitoring, penanganan, dan tindak lanjut penyakit tidak menular 2. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan hendaknya berperan aktif dalam memberikan masukan dan pengarahan dalam upaya pengembangan posbindu sehingga dapat meningkatkan cakupan kunjungan ke posbindu. 3. Bagi Kader Kader diharapkan lebih berkomunikasi dengan warga sehingga warga mendapatkan informasi tentang kegiatan posbindu. Diharapkan kader lebih bervariasi dalam memberikan pelayanan posbindu sehingga warga tertarik untuk datang ke posbindu. 4. Bagi peneliti berikutnya a. Pengambilan data dengan wawancara perlu ditambahkan agar faktor yang lain dapat diketahui lebih dalam. b. Tempat penelitian perlu dilakukan dalam 1 Desa karena untuk mengetahui gambaran secara jelas yang mengakibatkan warga tidak berkunjung ke posbindu. DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan RI. 2012. Petunjuk teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM). Jakarta Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, Susislaningrum,., Utami, S., 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta: Salemba Medika Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soesetyo, Budhi & Tjiptoherijanto, prijono. 2008. Ekonomi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Waryana, SKM., M.Kes. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama 8