ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

PP 27/1991, RAWA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal: 2 MEI 1991 (JAKARTA)

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

TENTANG BUPATI NGANJUK, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang : Rawa

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2000 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA PANAS BUMI UNTUK PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2000 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA PANAS BUMI UNTUK PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

LAMPIRAN Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,

BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 21 TAHUN 2013

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

G U B E R N U R JAMB I

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 08.1/Kpts-II/2000 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR PEMANFAATAN HASIL HUTAN DALAM HUTAN PRODUKSI SECARA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Membangun Perkebunan Kelapa Sawit yang Ramah Lingkungan, Kenapa Tidak?

Transkripsi:

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL PEMRAKARSA PT. ALNO AGRO UTAMA/PMA NAMA DOKUMEN Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Kebun Sumindo di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara NO. PERSETUJUAN & TGL Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor: 338 TAHUN 2002, Tanggal 31 Juli 2002 PENYUSUN DOKUMEN FMIPA Universitas Bengkulu LOKASI DISKRIPSI KEGIATAN Desa Tanjung Dalam, Desa Napal Putih, Desa Lebong Tandai dan Desa Muara Santan, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Secara geografis, lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit ini terletak antara 101 0 53 BT sampai 101 0 54 BT dan antara 03 0 11 LS dengan 03 0 12 LS pada areal datar dengan ketinggian 30 meter dari permukaan laut. Rencana perkebunan kelapa sawit Kebun Sumindo memiliki luas 9.314 hektar. Lahan pabrik minyak kelapa sawit berserta insfrastruktur pendukung direncanakan memiliki luas lahan 5 hektar yang terletak dalam lokasi kebun kelapa sawit Sumindo. Tempat pembuangan limbah dengan kapasitas 105.840 ton/tahun atau 352,8 ton/hari atau setara 352 m 3 /hari. ISU POKOK Perubahan kualitas udara (bau dan debu) Timbulnya kebisingan Penurunan kualitas air Meningkatnya erosi Hilangnya keanekaragaman flora

Gangguan terhadap satwa liar Perubahan komponen sosioekonomi dan budaya Konflik Sosial Penggantian lahan Jumlah ganti rugi Pembebasan lahan hutan Pengerahan tenaga kerja Pendapatan masyarakat KEWAJIBAN PEMRAKARSA 1. Untuk mengendalikan kualitas udara dan kualitas air serta perubahan iklim mikro dilakukan dengan cara: - Membuat tata ruang perkebunan dan pabrik pengelolaan kelapa sawit termasuk pembangunan insfrastruktur dengan memperhatikan konsep konservasi terutama pada lahan dengan kemiringan 40% dan sempadan sungai 50-100 meter kiri kanan sungai dan pembukaan lahan dilakukan tanpa melakukan pembakaran - Penentuan lokasi pabrik dan instalasi Pengolahan Limbah Cair harus memperhatikan jarak/sempadan dengan permukiman penduduk, ketinggian tempat dan arah angin yang dominan, mengatur ketinggian cerobong gas buang pabrik sehingga gasnya dapat ternetralisir. - Membuat kolam IPAL dan dilakukan pengerukan secara berkala sesuai kebutuhan, pembuangan hasil pengerukan ditempatkan pada lokasi tertentu dan menjaga baku mutu lingkungan agar tidak terjadi pencemaran sungai - Penanaman jalur hijau dengan kerapatan tanaman yang tinggi disekeliling pabrik, kolam pengolahan limbah cair dan limbah padat untuk menetralisir bau. - Perawatan mesin pabrik pengolahan kelapa sawit disesuaikan dengan jadwal perawatan teknis untuk menekan pencemaran. - Menampung limbah padat pabrik dan limbah padat domestik di tempat pembuangan khusus dengan mengikuti kaidah Sanitary Landfill. - Pemanfaatan limbah padat sebagai bahan bakar boiler dan pemalsuan tanaman dapat

dilakukan. - Melakukan pengerasan jalan dan penyiraman jalan pada musim panas pada jalur transportasi pengangkutan kelapa sawit di lokasi pemukiman padat penduduk. 2. Melakukan pengendalian kebisingan dengan sumber kebisingan pada medium propagasi, pengendalian pada manusia dan secara adminisratif. 3. Mengendalikan erosi tanah dengan cara membuat bangunan pencegah erosi, memperuntukan lahan konservasi bagi tanah dengan kemiringan < 40% menanam tanaman penutup tanah dan membuat saluran drainase di kiri kanan jalan. 4. Pengendalian sedimentasi melalui pembuatan saluran pengendali air, cekdam dan perangkap sedimen. 5. Untuk mengendalikan pencemaran air dilakukan melalui upaya penampungan limbah padat, tinja pada septic tank di mess atau pemukiman karyawan, penggunaan pestisida organic atau pestisida dari organic yang telah direkomendasi serta pengelolaan limbah cair dalam kolam-kolam fat fit, kolam pengasaman, kolam an aerobik, kolam sedimentasi 1 dan 2, kolam aerobik dan dilengkapi dengan kolam indikator. 6. Untuk melindungi keanekaragaman hayati dilakukan pengelolaan dengan cara menyediakan areal konservasi sebagai habitat satwa liar, pemeliharaan areal konservasi melalui pengayaan tanaman dan merehabilitasi sempadan sungai dan kemiringan lahan > 40% dan melarang dilakukan perburuan dan penangkapan satwa liar diwilayah kebun Sumindo dan pembuatan pengumuman larangan. 7. Mengendalikan dampak sosekbud dengan cara: - Memprioritaskan penggunaan tenaga kerja setempat, dengan proporsi yang seimbang antara tenaga kerja penduduk asli dengan warga transmigrasi, penggunaan jasa dan kebutuhan material/logistik kebun sedapat mungkin berasal dari penduduk desa sekitar perkebunan dan pabrik pengolahan, perusahaan mengkader managemen kebun dan pabrik bagi tenaga kerja penduduk setempat dan memberikan penyuluhan atau bimbingan berkebun sawit bagi masyarakat sekitar serta mengembalikan pola plasma. - Memberi ganti rugi tanah dan bangunan yang layak dan disetujui kedua belah pihak, upah yang layak pada karyawan kebun minimal sesuai Upah Minimal regional Propinsi Bengkulu. Mengupayakan pengadaan material dan jasa karyawan dan perusahaan dari hasil produksi penduduk sekitar kebun/pabrik, memberikan penyuluhan tentang kegiatan

produktif dan enclave lahan bagi lahan-lahan yang tidak disepakati ganti ruginya serta lahan-lahan yang over lapping dengan kegiatan lain.ganti rugi lahan jerami ditentukan berdasarkan kesepakatan dan diketahui ahli waris keluarga pemilik lahan jerami. - Penerangan dan penyuluhan mengenai ganti rugi lahan dilakukan secara merata dan menyeluruh serta memperlakukan masyarakat yang tanahnya di enclave secara layak dan diutamakan sebagai tenaga kerja. - Membantu pengembangan perbaikan secara umum seperti jalan dan sarana kesehatan pada lokasi yang dilalui angkutan. - Memberi patok batas lokasi kebun yang sudah dibebaskan disertai pengumuman setempat tentang rencana pembangunan perkebunan dan sanksi hukum pembukaan lahan tanpa seizin perusahaan. - Mengupayakan desa Skim kelapa sawit secara proporsional untuk masyarakat sekitar kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit. - Mencantumkan wilayah administrasi desa dalam proses perizinan pabrik selanjutnya. - Membantu perbaikan jalan desa dan atau jalan lori yang digunakan, serta upaya peningkatan kualitas jalan dan penggunaan transportasi lori yang digabungkan dengan transportasi air sungai Ketahun sebagai alternatif jalur pengangkutan material dan hasil perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit Sumindo. 8. Penyelesaian konflik dengan masyarakat malalui pendekatan persuasif dengan cara musyawarah dan kekeluargaan, membina komunikasi dengan tokoh masyarakat dan pemerintah. 9. Penyelesaian konflik dengan Pemerintah melalui penyelesaian perizinan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10. Mempedomani dan melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). PENGELOLAAN Iklim Mikro, Pengelolaan dampak iklim mikro dilakukan dengan cara: - Membuat tata ruang rencana perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit termasuk pembangunan insfrastruktur dengan memperhatikan konsep konservasi. - Pembukaan lahan dari vegetasi penutup dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan penanaman kelapa sawit dan cover crop. Penurunan kualitas udara dikelola dengan cara

- Merencanakan dengan matang lokasi tata letak pabrik dan instalasi pengolahan limbah cair dengan memperhatikan jarak dengan pemukiman penduduk, ketinggian tempat dan arah angin yang dominan. - Mengatur ketinggian cerobong gas buang pabrik sehingga sesuai dengan ketinggian tempat lokasi pabrik dan pemukiman penduduk yang ada disekitarnya - Pengerukan kolam limbah cair harus disosialisasi waktu dan kemungkinan bau yang ditimbulkannya kepada masyarakat - Jalur hijau dengan kerapatan tanaman yang tingggi perlu dibangun di sekeliling pabrik pengolahan kelapa sawit - Perawatan mesin pabrik pengolahan kelapa sawit harus disesuaikan dengan jadwal perawatan teknis agar spesifik Fuel Consumsition (penggunaan bahan bakar per kwh) - Limbah padat (Sludge) yang dihasil pabrik kelapa sawit dan limbah padat domestik (rumah tangga) harus ditampung di tempat pembuang khusus - Limbah padat berupa Cangkang dan Serabut digunakan untuk bahan bakar boiler., sedangkan Limbah padat Tandan Kosong dikelola dengan cara pemulsaan - Membuat perencanaan tentang jalan angkut kelapa sawit, melakukan penyiraman jalan, melakukan pengerasan jalan yang sering dilalui angkutan kebun dan pabrik pengolahan. - Dalam pembukaan lahan perusahaan harus dengan metoda tanpa pembakaran. Kebisingan, dikelola dengan cara - Menggunakan shock absoliving untuk menyerap benturan, menggunakan teknik aliran yang efisien utnuk mengurangi suara, memisahkan operating speed dan resonant speed. Dan memasang bantalan peredam pada kedudukan yang benar - Pengendalian kebisingan pada penerima (manusia), yaitu earplug atau earmuff. Erosi Tanah dikelola dengan cara - Melakukan pembuatan bangunan pencegahan erosi, untuk tanah dengan tingkat kemiringan >40%, sebaiknya digunakan sebagai daerah konservasi. - Membuat saluran drainase di kiri dan kanan jalan Sedimentasi dikelola dengan cara - Membangun saluran pengendalian air dan perangkap sedimen Penurunan Kualitas Air, dikelola dengan cara - Air limbah domestik diolah sesuai janis limbah.

- Penggunaan pestisida diupayakan memakai pestisida organik Tergangunya Satwa Liar dikelola dengan cara - Kegiatan pembersihan lahan kebun harus menyisakan habitat satwa liar. - Perburuan dan penangkapan satwa liar dari areal konservasi atau wilayah kebun Sumindo tidak dibenarkan sama sekali. Perubahan matapencaharian dikelola dengan cara - Memprioritaskan penggunaan tenaga kerja setempat dan proporsi tenaga kerja penduduk asli dengan warga transmigrasi perlu diseimbangkan - Memprioritaskan penggunaan jasa dan kebutuhan material kebun dari penduduk - Membimbing dan menyuluh masyarakat sekitar kebun tentang tatacara berkebun. Perubahan pendapatan dikelola dengan cara - Memberi ganti rugi tanah dan bangunan yang layak dan disetujui oleh kedua belah pihak - Memberikan pengupahan yang layak pada karyawan kebun Kerusakan jalan umum dikelola dengan cara - Membantu memperbaiki jalan desa, khususnya jalan yang dilalui kendaraan kebun - Membantu perbaikan jalan lori Napal Putih Lebong Tandai dan tidak membuka perkebunan di daerah sepadan jalan lori (25-50 meter PEMANTAUAN Memantau tingkat kebauan dan kadar debu di udara ambien menggunakan alat High Volume Dust Sampler Memantau tingkat kebisingan di ruang kerja pabrik pengolahan kelapa sawit tidak boleh lebih dari 70 dba dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter Memantau besaran erosi dengan cara mengukur besarnya tanah tererosi persatuan waktu pada petak pemantauan yang dibuat dengan ukuran Memantau sedimentasi tanah di dasar sunga dan di Saluran Pengendalian Air. Memantau suhu air, padatan tersuspensi (TSS), padatan terlarut (TDS), kekeruhan air, daya hantar listrik/dhl (menduga kandungan ion-ion logam), ph air, COD, BOD5, Minyak/lemak, Nitrogen Total (Amoniak + Nitrat + Nitrit).

Memantau kerapatan dan keanekaragaman vegetasi alami (setempat) di daerah sempadan sungai dan tepi jurang dengan metoda kuadrat Memantau keberadaan areal konservasi di wilayah perkebunan kelapa sawit. Pemantauan terhadap satwa liar dilakukan melalui observasi secara langsung dilapangan. Memantau indek Keanekaragaman plankton, zooplanton dan benthos serta keberadaan jenis dan jumlah ikan di daerah aliran limbah (sungai) Memantau jumlah penduduk lokal yang bekerja langsung atau berusaha di perkebunan Memantau mobilisasi penduduk dari luar wilayah akibat penerimaan karyawan Memantau izin lokasi atau bentuk perizinan perkebunan Sumindo

PETA BATAS WILAYAH STUDI PT. ALNO AGRO UTAMA