Oleh: Unang Purwana. Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas PMIPA UPI

dokumen-dokumen yang mirip
PETA KONSEP : PENGUNGKAP PENGUASAAN KONSEP

PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM MEMBUAT PETA KONSEP PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BIOLOGI SMA

PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM MEMBUAT PETA KONSEP PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BIOLOGI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

FAKULTAS EKONOMI UNNES

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN FISIKA SMA KELAS 2

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

Peta Konsep (Concept Maps) dalam Pembelajaran Sains: Studi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains,

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013

SILABUS Mata Pelajaran : Fisika

KKKF13102 FISIKA DASAR

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

KONTRAK BELAJAR, RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER DAN RANCANGAN TUGAS Mata Kuliah Fisika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nokadela Basyari, 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATA KULIAH FISIKA UMUM I

MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sukmadinata

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

FISIKA SEKOLAH I I. DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

OLEH DESRIYANTI A1C309009

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Advance Organizer

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian dan pengembangan

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

PROBLEMATIKA PENGUASAAN BAHAN AJAR FISIKA SMA KELAS X PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBANTU CD TUTORIAL PADA MATAKULIAH FISIKA DASAR I MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. pada pengajaran dan pembelajaran saja, tetapi juga termasuk aspek-aspek yang

DAFTAR ISI. Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

I. PENDAHULUAN. Menurut Salma (2007 : 4) pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi

2. LATAR BELAKANG MASALAH

DESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

I. PENDAHULUAN. sekolah seharusnya tidak melalui pemberian informasi pengetahuan. melainkan melalui proses pemahaman tentang bagaimana pengetahuan itu

SILABUS. Mata Pelajaran : Fisika 2 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik

Eko Risdianto 1 Fitri Handayani 2 Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP UNIB

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

PT INTAN PARIWARA Layanan Konsumen: ,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Deskripsi. TELAAH KURIKULUM FISIKA SEKOLAH II / FI / 3 sks /. Semester 2

MEKANIKA TEKNIK TPB 102

DAFTAR ISI PERNYATAAN.. ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA

II. SILABUS MATA KULIAH

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017

61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PETA KONSEP PADA MATERI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK KELAS XI SMAN 1 DOLOPO KABUPATEN MADIUN JAWA TIMUR

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terhadap data penelitian yang dijabarkan berdasarkan rumusan masalah penelitian

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SILABUS. Religius Jujur Toleransi Disiplin Mandiri Rasa ingin tahu Tanggung jawab. 1 / Silabus Fisika XI / Kurikulum SMA Negeri 5 Surabaya

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Kisi kisi Pedagogi dan Profesional Mapel Fisika SMA

IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM COOPERATIF LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

PENERAPAN METODE RESITASI DENGAN MODEL PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN ANALISIS KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Ihsanudin, 2013

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 1117

GERAK LURUS BERATURAN & GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Saeful Karim, Masrudin

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I MELALUI OPTIMALISASI PETA KONSEP DAN ANALISIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Oleh: Unang Purwana Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas PMIPA UPI Abstract: Perkuliahan Kapita Selekta Fisika Sekolah I di Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI bertujuan untuk memantapkan pemahaman mahasiswa dalam materi fisika di sekolah lanjutan. Berdasarkan evaluasi hasil belajar tahun akademik 2003/2004, diperoleh data bahwa 40 % mahasiswa berada pada kategori baik, 45 % mahasiswa berada pada kategori cukup dan 15 % berada pada katagori rendah. Suatu hasil yang perlu ditingkatkan untuk suatu mata kuliah yang mewarnai kompetensi profesional lulusan. Pada tahun 2004/2005 dilakukan inovasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar kuantitas dan kualitas hasil belajar mahasiswa meningkat. Inovasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk optimalisasi partisipasi aktif mahasiswa dalam melakukan analisis konsep dan membuat peta konsep. Sebagai langkah awal dilakukan identifikasi kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep dan membuat peta konsep, melalui pre-tes dan pembuatan makalah awal. Proses pembelajaran dilakukan melalui presentasi mahasiswa, diskusi dan latihan. Pada pertengahan dan akhir semester dilakukan pos-tes dan pengumpulan makalah akhir untuk melihat kemampuan mahasiswa dalam menganalisis dan membuat peta konsep untuk 12 pokok bahasan. Berdasarkan hasil identifikasi kemampuan awal/pre-tes dan hasil pos- tes diperoleh data bahwa secara rata-rata kemampuan mahasiswa dalam menganalisis dan membuat peta konsep mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 12 % dan 17 %. Dampaknya terhadap hasil belajar relatif baik, sehingga mahasiswa yang berada pada kategori baik menjadi 69 %, kategori cukup tinggal 25 %, dan yang berada pada kategori rendah tinggal 6 %. Walaupun demikian, pada pokok bahasan tertentu peningkatannya belum optimal sehingga memerlukan pengkajian lebih lanjut. Key words: Quality of learning, concept map, concept analysis, learning outcomes 1

PENDAHULUAN Mata kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah I merupakan salah satu mata kuliah dari kelompok MKPBS yang diberikan pada semester ganjil. Tujuan mata kuliah ini yaitu memantapkan dan membekali pemahaman mahasiswa tentang materi fisika sekolah kelas satu dan kelas dua SMA yang meliputi konsep-konsep penting seperti besaran dan satuan, vektor, kinematika dan dinamika gerak lurus, persamaan gerak, gravitasi, memadu gerak, usaha, energi dan momentum, gerak rotasi, kesetimbangan benda tegar, fluida, suhu dan kalor, elastisitas, teori kinetik gas dan termodinamika. Berdasarkan hasil evaluasi pada dua tahun terakhir, tingkat kelulusan yang merupakan hasil belajar mahasiswa ditunjukkan pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Data Statistik Hasil Belajar Mahasiswa Dua Tahun Terakhir Mata Kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah I Tahun Akademik Tingkat Kelulusan A(%) B(%) C(%) D(%) E(%) Jumlah Mahasiswa Peserta Kuliah 2002/2003 3,45 35,63 40,23 11,49 9,20 87 2003/2004 8,75 30,00 45,00 8,75 7,50 80 Dari data pada tabel 1 diatas terlihat bahwa kelulusan mata kuliah ini didominasi oleh nilai C, yang berarti bahwa kualitas kelulusan masih rendah. Hal itu, selain karena pencapaian nilai ujian tengah semester dan ujian akhir semester yang rendah, juga disebabkan oleh rendahnya nilai makalah awal dan presentasi akibat rendahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menganalisis konsep. Selama ini kegiatan perkuliahan dilaksanakan dengan cara memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membuat makalah yang membahas materi fisika SMA kelas satu dan kelas dua sesuai dengan kurikulum fisika SMA dan mempresentasikannya di depan kelas, lalu dilanjutkan berturut-turut dengan menyelenggarakan diskusi kelas, memberikan tugas perbaikan makalah berdasarkan masukan yang diperoleh selama diskusi kelas, dan penyelenggaraan ujian tengah semester serta ujian akhir semester. 2

Setelah dikaji dengan seksama ternyata isi makalah awal yang dibuat oleh mahasiswa belum mencerminkan adanya penuangan gagasan atau ide-ide, dan belum menunjukkan kemampuan memahami dan menganalisis konsep dengan baik. Hal ini tampak antara lain dari belum terlihatnya jalinan dan keterkaitan antar konsep. Analisis konsep terkadang masih dangkal, tidak utuh dan belum menyentuh konsep yang esensial. Hal ini tampak pula pada hasil pekerjaan mahasiswa pada UTS dan UAS. Dengan kata lain, selama ini pengembangan peta konsep dan analisis konsep dalam perkuliahan Kapita Selekta Fisika Sekolah I belum dilakukan dengan baik oleh mahasiswa, padahal menurut beberapa penelitian cara ini dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa (Dahar,1989:129). Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran ini dilakukan suatu inovasi dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah I melalui pengembangan peta konsep dan analisis konsep. Peta konsep adalah suatu cara yang memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi (Ratna Wilis Dahar, 1990:3). Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proposional antara konsep-konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep, dan dengan demikian hanya memperlihatkan gambar satu dimensi saja. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua konsep yang dikaitkan oleh kata atau kata-kata penghubung menghasilkan suatu hubungan yang bermakna. Oleh karena belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila konsep-konsep baru dikaitkan pada konsep yang lebih umum (inklusif), maka peta konsep harus disusun secara hirarki. Ini berarti bahwa konsep yang paling umum atau inklusif ada dipuncak peta. Makin ke bawah konsep-konsep diurutkan makin menjadi lebih khusus. Dalam peta konsep dapat dilihat bahwa konsep-konsep yang paling inklusif terdapat pada puncak, lalu keinklusifan menurun hingga sampai pada konsep-konsep yang lebih khusus atau contoh-contoh. Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk 3

berbagai tujuan. Ratna Wilis Dahar (1990:4-5) menyebutkan ada empat kegunaan peta konsep, yaitu : (1) Menyelidiki apa yang telah diketahui pembelajar, (2) Mempelajari cara belajar, (3) Mengungkap konsepsi salah (misconception) yang terjadi pada pembelajar, (4) Sebagai alat evaluasi. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi disamping alat-alat evaluasi lainnya. Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan pada tiga gagasan dalam teori Ausebel, yaitu : (1) Struktur kognitif itu diatur secara hirarki, (2) Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif, artinya belajar bermakna merupakan proses yang kontinu, konsep-konsep baru memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuknya lebih banyak kaitan-kaitan proporsional, (3) Penyesuaian integratif, artinya belajar bermakna akan meningkat, bila siswa menyadari kaitan-kaitan konsep antara kumpulan-kumpulan konsep-konsep atau proposisi-proposisi yang berhubungan. Dalam peta konsep, penyesuaian integratif diperlihatkan dengan adanya kaitan-kaitan silang antara kumpulan-kumpulan konsep-konsep. Ada empat kriteria dalam menilai peta konsep yang dibuat oleh para pembelajar, yaitu : (1) kesahihan proposisi, (2) adanya hirarki, (3) adanya diferensiasi progresif, (4) adanya kaitan silang. Dengan menerapkan diferensiasi progresif dalam menghubung-hubungkan konsep-konsep dalam peta konsep, kemampuan berfikir akan ditingkatkan, bukan hanya aspek hafalan dan pemahaman tingkat rendah, melainkan juga dikembangkan aspekaspek yang lebih tinggi dalam domain kognitif, yaitu aplikasi, sintesis, analisis dan evaluasi. Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan dalam merencanakan urutan-urutan pembelajaran bagi pencapaian konsep (Dahar, 1989:93). Untuk melakukan analisis konsep hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) nama konsep, (2) atribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variabel dari konsep, (3) definisi konsep, (4) contoh-contoh dan noncontohnoncontoh dari konsep, (5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lainnya. Dengan analisis konsep dapat diketahui: (1) keutuhan struktur konsep, (2) keluasan konsep, dan (3) kedalaman konsep. 4

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitiani ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah I setelah dilakukan pembelajaran melalui pengembangan peta konsep dan analisis konsep?. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep, dan membuat peta konsep dalam perkuliahan Kapita Selekta Fisika Sekolah I, (2) Meningkatkan mutu hasil belajar mahasiswa yang ditandai dengan adanya peningkatan kualitas maupun kuantitas lulusan mahasiswa dalam perkuliahan Kapita Selekta Fisika Sekolah I. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika yang mengambil mata kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah I pada tahun akademik 2004/2005 sebanyak 66 orang. Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan identifikasi masalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan proses pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan sebelumnya. Selanjutnya merancang instrumen penelitian yang meliputi: (1) membuat tes kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep dan membuat peta konsep yang digunakan untuk pretes dan postes, (2) membuat 10 peta konsep untuk keseluruhan materi yang akan dijadikan kriteria dalam menilai peta konsep buatan mahasiswa, (3) membuat format penilaian kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep dan membuat peta konsep serta kriteria penilaian makalah dan presentasi mahasiswa. Ada empat kriteria dalam menilai peta konsep yang dibuat mahasiswa, yaitu : (1) kesahihan proposisi, (2) adanya hirarki, (3) adanya diferensiasi progresif, dan (4) adanya kaitan silang. Adapun kriteria dalam menilai analisis konsep mahasiswa meliputi: (1) keutuhan struktur konsep, (2) keluasan konsep, dan (3) kedalaman konsep. Pada tahap implementasi dilakukan kegiatan sebagai berikut: (1) melaksanakan pretes untuk mengetahui keadaan awal kemampuan analisis konsep dan kemampuan membuat peta konsep fisika yang memuat konsep-konsep esensial dari materi perkuliahan kapita selekta fisika sekolah I, (2) memberikan pembekalan kepada mahasiswa tentang pengetahuan teoritis peta konsep dan 5

Stati stik analisis konsep yang dilanjutkan dengan latihan dan diskusi, (3) membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah materi perkuliahan, (4) menugaskan setiap kelompok mahasiswa membuat makalah awal yang berisi penjabaran materi fisika SMA termasuk didalamnya peta konsep dan analisis konsep dari materi itu, serta mempresentasikannya dalam perkuliahan. Makalah awal dijadikan sebagai alat evaluasi yang dinilai sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan oleh tim dosen penanggung jawab mata kuliah, (5) Pada akhir setiap presentasi dari masing-masing kelompok, dilaksanakan diskusi kelas untuk lebih memantapkan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menganalisis konsep-konsep dalam materi yang dipresentasikan, serta memberikan bahan masukan untuk memperbaiki makalah awal sehingga menjadi makalah akhir. Selama dalam kegiatan persentasi dan diskusi kelas ini dosen melakukan observasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi dan memberikan penilaian sesuai dengan pedoman dan kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Makalah akhir merupakan tugas akhir perkuliahan yang berisi penjabaran materi fisika, termasuk didalamnya peta konsep dan analisis konsep dari materi itu, dibuat mahasiswa sebagai perbaikan atas makalah awal dan berdasarkan kepada masukan yang diperoleh selama diskusi kelas. Makalah akhir dijadikan sebagai alat evaluasi yang dinilai sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan oleh tim dosen penanggung jawab mata kuliah. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi rata-rata skor kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep dan membuat peta konsep tiap pokok bahasan disajikan pada tabel 1 berikut : Tabel. 1 Kemampuan Mahasiswa Menganalisis dan Membuat Peta Konsep Tiap Pokok Bahasan No 1 2 Pokok Bahasan Besaran, Satuan dan Vektor Kinematika Gerak Lurus dan Persamaan Gerak Kemampuan Analisis Konsep (Dari Tes) Kemampuan Analisis Konsep (Dari Makalah) Kemampuan Membuat Peta Konsep (Dari Tes) Pretes Postes Gain Awal Akhir Gain Pretes Postes Gain x 57,0 64,0 7,0 63,0 70,0 7,0 54,2 64,1 9,9 9,8 9,1-0,7 4,2 5,9 1,7 12,5 5,7-6,8 x 55,0 63,0 8,0 63,0 70,0 7,0 52,6 62,5 9,9 11,0 9,7-1,3 3,4 4,9 1,5 15,1 5,8-9,3 6

Mean Skor Statistik No Pokok Bahasan Kemampuan Analisis Konsep (Dari Tes) Kemampuan Analisis Konsep (Dari Makalah) Kemampuan Membuat Peta Konsep (Dari Tes) Pretes Postes Gain Awal Akhir Gain Pretes Postes Gain 3 4 5 6 Dinamika Gerak Lurus dan Gravitasi Memadu Gerak Usaha, Energi dan Gesekan Impuls, Momentum dan Tumbukan x 49,0 60,0 11,0 64,0 71,0 7,0 54,4 59,1 13,8 17,0 14,0-3,0 3,3 5,7 2,4 20,5 14,7-5,8 x 47,0 57,0 10,0 69,0 77,0 8,0 41,0 54,2 13,2 18,0 17,0-1,0 5,3 3,4-1,9 22,0 19,2-2.9 x 46,0 58,0 12,0 58,0 72,0 14,0 38,2 54,8 16,7 18,0 16,0-2,0 6,9 5,4-1,5 23,5 17,8-5,7 x 42,0 59,0 17,0 68,0 73,0 5,0 33,3 52,8 19,5 23,0 13,0-10,0 3,5 6,0 2,5 18,0 21,4 3,5 7. Rotasi x 53,0 64,0 11,0 66,0 71,0 5,0 40,9 54,1 13,2 19,0 17,0-2,0 3,6 4,7 1,1 21,3 22,2 0,9 8. Kesetimbangan Benda Tegar x 53,0 64,0 11,0 65,0 72,0 7,0 39,3 58,5 19,3 16,0 15,0-1,0 4,3 6,5 2,2 21,3 18,7-2,6 9. Fluida 10 Suhu dan Kalor x 50,0 59,0 9,0 67,0 73,0 6,0 37,0 56,6 19,6 21,0 18,0-3,0 3,9 6,6 2,7 22,4 20,5-1,9 x 45,0 62,0 17,0 57,0 69,0 12,0 28,5 54,6 26,1 22,0 16,0-6,0 7,2 5,6-1,6 24,6 20,5-4,0 Profil kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep dan membuat peta konsep disajikan pada grafik berikut: Grafik 1. Representasi kemampuan mahasiswa menganalisis konsep tiap pokok bahasan (Dari Tes) 80 70 60 50 40 30 20 pretes Postes 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pokok Bahasan 7

Mean skor Mean Skor Grafik 2. Representasi kemampuan mahasiswa menganalisis konsep tiap pokok bahasan (Dari Makalah) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pokok Bahasan Awal Akhir Grafik 3. Representasi kemampuan mahasiswa membuat peta konsep tiap pokok bahasan 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pokok Bahasan Pretes Postes Mean skor pretes dan postes kemampuan mahasiswa dalam menganalasis konsep dan membuat peta konsep dirangkum pada tabel berikut. Tabel 2. Kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep (Dari Tes) Pretes Postes Gain N Mean St Dev Mean St Dev Mean St Dev 66 49,38 11,45 60,79 9,14 11,41-2,31 Tabel 3. Kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep (Dari Makalah) N Pretes Postes Gain Mean St Dev Mean St Dev Mean St Dev 66 64,43 5,29 76,9 4,92 12,47-0,37 8

Tabel 4. Kemampuan mahasiswa dalam membuat peta konsep (Dari Tes) Pretes Postes Gain N Mean St Dev Mean St Dev Mean St Dev 66 41,34 24,56 57,85 14,22 16,51-10,34 Rekapitulasi hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kapita Selekta Fisika sekolah I setelah dilakukan inovasi pembelajaran melalui pengembangan peta konsep dan analisis konsep disajikan pada tabel berikut. Tabel 5. Prosentase Tingkat kelulusan mata kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah I tahun 2004/2005 Tahun Akademik Tingkat kelulusan A B C D E 2004/2005 22,7 % 46,3 % 25 % 0 % 6 % Jumlah mahasiswa 66 Pembahasan Kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep Berdasarkan tabel 1, tabel 2, tabel 3, grafik 1 dan 2 diperoleh temuan bahwa kemampuan rata-rata mahasiswa dalam menganalisis konsep untuk semua pokok bahasan mengalami peningkatan. Dari 10 pokok bahasan perkuliahan, hanya 2 pokok bahasan yang peningkatannya tergolong rendah yaitu pada pokok bahasan Besaran, Satuan dan Vektor serta Kinematika Gerak Lurus dan Persamaan Gerak. Adapun berdasarkan hasil evaluasi terhadap makalah yang dibuat mahasiswa, maka kemampuan rata-rata mahasiswa dalam menganalisis konsep yang berhubungan dengan pokok bahasan tertentu yang sesuai dengan tugasnya, mengalami peningkatan yang cukup berarti. Kemampuan mahasiswa dalam membuat peta konsep Berdasarkan tabel 1, tabel 4 dan grafik 3 diperoleh temuan bahwa kemampuan rata-rata mahasiswa dalam membuat peta konsep untuk semua pokok bahasan mengalami peningkatan. Namun demikian untuk pokok bahasan Besaran, Satuan dan Vektor serta Kinematika Gerak Lurus dan Persamaan Gerak masih tergolong rendah. 9

Hasil belajar mahasiswa Berdasarkan tabel 5 diperoleh temuan bahwa hasil belajar (tingkat kelulusan) mahasiswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan tingkat kelulusan pada dua tahun sebelumnya, mahasiswa yang berada dalam kategori cukup tinggal 25 % (semula 45 %) dan kategori rendah tinggal 6 % (semula 15 %). Dengan demikian inovasi pembelajaran melalui pengembangan analisis konsep dan peta konsep cukup berhasil meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang sekaligus meningkatkan pula hasil belajarnya yang ditandai dengan meningkatnya tingkat kelulusan mahasiswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep, dan membuat peta konsep pada materi perkuliahan Kapita Selekta Fisika Sekolah I mengalami peningkatan, (2) Hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan, ditandai dengan adanya peningkatan kualitas maupun kuantitas lulusan mahasiswa dalam perkuliahan Kapita Selekta Fisika Sekolah I. Saran Berdasarkan temuan penelitian, maka karena kemampuan mahasiswa dalam menganalisis konsep dan membuat peta konsep untuk pokok bahasan Besaran, Satuan dan Vektor serta Kinematika Gerak Lurus dan Persamaan Gerak peningkatannya belum optimal maka perlu dilakukan kaji ulang sebagai bahan refleksi bagi perbaikan pembelajaran berikutnya. 10

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi.1998. Managemen Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Bina Aksara. Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga. Dahar, R. W. 1990. Peranan Peta Konsep Dalam Proses Belajar Mengajar. Makalah : FPMIPA IKIP Bandung. Hopkins, D. 1992. A Teacher Guide to Classroom Research, 2 nd ed. Philadelphia. Open University Press. Mc Niff, Jean. 1995. Action Research for Professional Development.Dorset. Published by Hyde Publications. Slamento. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Penerbit Renike Cipta. 11