SEKILAS TEK.MESIN 1994 FT, 2010 FST

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH,

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN SURVEY DAN INVESTIGASI PLTB MALAMENGGU, TAHUNA, SULAWESI UTARA

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan energi listrik juga digunakan untuk kebutuhan lainnya

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DRAF PATEN. 10 Judul Usulan Invensi: BILAH TURBIN ANGIN DENGAN PENGENDALIAN SUDUT PITCH BILAH. Oleh: Dr. Ramadoni Syahputra, S.T., M.T.

KONVERSI ENERGI AIR HASBULLAH, MT. Teknik Elektro FPTK UPI, 2009

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

BAB I PENDAHULUAN. tekanan udara. Udara akan bergerak dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

PROSPEK PEMANFAATAN ENERGI ANGIN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DAERAH PEDESAAN. Syahrul Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB) DI SUMATERA UTARA

Bab 2 Dasar Teori Prinsip Konversi Energi Angin Energi kinetik dalam benda bergerak dirumuskan dengan persamaan (2.1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

PEMBANGKIT LISTRIK METODE PUMP AS TURBINES (PATs)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Turbin Screw Untuk Pembangkit Listrik Skala Mikrohidro Ramah Lingkungan

KONTROL KECEPATAN TURBIN ANGIN DENGAN DAYA-SENDIRI

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

Studi Eksperimental Vertical Axis Wind Turbine Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Fin pada Sudu

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK TENAGA ANGIN GRUP BARAT PLTH PANDANSIMO. Abstrak

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SKEA MENGGUNAKAN ROTOR SAVONIUS DAN WINDSIDE UNTUK PENERANGAN JALAN TOL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

1. BAB I PENDAHULUAN

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik dari waktu ke waktu semakin bertambah. Sampai saat

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

Transkripsi:

SEKILAS TEK.MESIN FST,UNDANA 1994 FT, 2010 FST Konversi Energi Konstruksi Perancangan Rekayasa Material Dosen 21 orang Aktif : (S1=5, S2=13) Sementara study (S2=2, S3=1) Mahasiswa = 198 org Alumni = 164 orang (2000s/d2009)

Wind Turbine Powering tomorrow's world

LATAR BELAKANG Meningkatnya pembangunan => peningkatan kebutuhan energi Berkurangnya ketersediaan sumber energi fosil => mendorong diversifikasi pemanfaatan berbagai sumber energi pengganti minyak bumi, ; memanfaatkan sumber energi setempat Berbagai kebijakan Pemerintah untuk mendorong/menggalakkan pemanfaatan EBT dan ramah lingkungan : PEN (Pengelolaan Energi Nasional) 2005, KEN (Kebijakan Energi Nasional), Green Energy (Program Energi Hijau), Roadmap Energi dan Ketahanan Pangan Perlunya penggunaan energi alternatif sebagai pendukung energi fosil dalam hal ini i Energi Angin

Teknologi Konversi Energi Angin Visi Sains dan Teknologi Sistem Konversi Energi Angin untuk Pemenuhan Kebutuhan Energi Masyarakat Misi Membantu pemerintah dalam penyediaan energi terutama di pedesaan dan daerah terpencil Meningkatkan standard hidup masyarakat melalui penyediaan listrik ik pedesaan dan pemompaan air Mempromosikan penggunaan energi angin yang ramah lingkungan Memberikan alternatif kontribusi energi listrik nasional

Monitoring Data Angin, di Nusa Tenggara Timur (NTT) Sumber: LAPAN

Klasifikasi Turbin

Klasifikasi Turbin Con t

Klasifikasi tubin angin berdasarkan koefisien daya dan speed ratio

Teknologi Turbin Angin Power in the Wind Power = Work / t = Kinetic Energy / t = ½mV 2 / t = ½(ρAd)V 2 /t = ½ρAV 2 (d/t) = ½ρAV 3 d/t = V Power in the Wind = ½ρAV 3

Model Aktuator Disk Rotor Disc V V 0 ax V1 (0) (1) Rotor Wake Dimana Free stream velocity, V 0 Wake velocity, V 1 = V 0 (1 2a) Velocity at rotor, V ax = V 0 (1-a) Induction factor, a 16 C = =. 5926 Betz Limit pada a = 1/3 p,max 27 V ax = 2/3V 0 V 1 = V 0 /3 Contoh : Rotor Diameter=1m, Wind Speed=10m/s P=0.5 x ρ x A x Cp x V 3 / 1,000(kW) =0.5 x 1.225 x /4x0.5926 x 10 3 /1000=0.29 kw)

Pendefinisian Kecepatan untuk Perancangan Rotor Turbin Angin Rotor turbin angin merupakan kunci utama dalam perancangan turbin angin tipe propeler tiga blade. Dalam mendesain blade rotor turbin angin perlu diketahui berbagai definisi kecepatan angin. Hal hal yang sudah dianggap umum mengenai definisi kecepatan meliputi: Vcut in : Kecepatan angin minimum dimana turbin dapat menghasilkan daya. Vstart : Kecepatan angin minimum yang mampu menggerakkan rotor. Vcut out : Kecepatan angin maksimum dimana pada kondisi ini sangat membahayakan kekuatan rotor. Vrated : Kecepatan angin yang mampu menghasilkan daya dengan efisiensi maksimum. Vmean : Kecepatan angin rata rata di suatu daerah.

Airfoil Lift yang dibangkitkan turbin terbantung pada kecepatan angin dan sudut serang Sudut serang ditentukan oleh kecepatan angin dan putaran rotor turbin Dengan adanya sudut Pitch, dapat mengatur sudut serang sesuai kecepatan angin

Power Regulation

APLIKASI TURBIN ANGIN

APLIKASI TURBIN ANGIN untuk Listrik SKEA KECIL : s/d 10 kw (mode STAND ALONE) SKEA MENENGAH : 10 s/d 100 kw (mode Hybrid WIND PV DIESEL dll) SKEA BESAR : > 100 kw (mode INTERKONEKSI)

Komponen turbin angin

Sistem turbin angin on grid

Sistem turbin angin off grid

Kecepatan angin yang tidak konstan menyebabkan putaran generator selalu ll berubah b setiap saat. Supaya daya keluaran sistem konstan sebesar 12 / 24 volt DC, maka diperlukan suatu converter yang berfungsi menstabilkan tegangan. Guna mengatur antara pengisian batere dan pembebanan langsung, g, sistem dilengkapi dengan kontrol elektronik. Sistem kontrol elektronik akan menghentikan pengisian batere pada saat batere penuh dan mengisinya kembali setelah batere terpakai pada saat pembebanan berlangsung.

Ilustrasi proses menaikkan tower sistem turbin Arah menaikkan Arah tarikan Tuas pole pole

Ilustrasi konstruksi sistem turbin angin Konstruksi sistem turbin angin menggunakan tower pipa pp besi galvanis yang ditarik dengan kawat rope sebagai penguat. Tower dapat berputar pada poros base sehingga proses menaikkan dan menurunkan tower dengan memutar tuas pole. Sistem tower mampu menahan massa 30 kg dengan kecepatan angin hingga 50 m/s.

Proses menaikkan tower sistem turbin angin

Konstruksi sistem turbin angin yang telah kokoh berdiri Sistem pivot tower base

SPESIFIKASI PRODUK Turbin angin 1000 W v cut in = 3 m/s Diameter rotor Jumlah sudu Pengisian batere Daya maksimum Bahan sudu Generator : 4 meter : 3 buah : mulai pada kecepatan angin 3 m/s : 1000 watt (pada angin kecepatan 8 m/s) : twisted blade fiberglass : magnet permanen 12 pole rate 72 V 11A Transmisi i mekanik : Speed increasing i transmission i 1:6 Converter : DC DC converter untuk manajemen charger batere, input 12 90 V, output 12 or 24 V. Sistem Tower 15 M : Pivot base pipe tower with wire rope tension, Galvanized welded steel pipe 2 ½ 3 wire rope tension 3/16 3/8 Penangkal Petir : BC Draad 50, Pipa Galvanize dia. 2"

SPESIFIKASI PRODUK Turbin angin 3000 W v cut in = 3 m/s Diameter rotor Jumlah sudu Pengisian batere Daya maksimum Bahan sudu Generator : 8 meter : 3 buah : mulai pada kecepatan angin 3 m/s : 3000 watt (pada angin kecepatan 9 m/s) : twisted blade fiberglass : magnet permanen sinkron 3,5 kw out AC 3 ph Tegangan out put : 220 240 Volt AC, 50 Hz Transmisi mekanik : Speed increasing transmission 1:6 Sistem Tower 15 M :Pivot base pipe tower with wire rope tension, Galvanized welded steel pipe 4 8 wire rope tension 3/8 3/4 Penangkal Petir :BC Draad 50, Pipa Galvanize dia. 2"

Angin bergerak memutar baling baling turbin yang dihubungkan melalui sebuah poros ke generator untuk menghasilkan listrik. Teknologi Turbin Angin (interkoneksi) k i) Beberapa turbin skala besar dapat bekerja secara bersamaan untuk membentuk suatu instalasi power plan dalam suatu sistem jaringan listrik dan juga dapat dikopel dengan sistem power plan lainnya.

Teknologi Hybrid

Aplikasi Turbin Angin (pemompaan)

Aplikasi turbin angin untuk Pemompaan

Pompa Torak

Aplikasi di daerah tambak

Prospek. Pemanfaatan SKEA skala kecil dan menengah ( 50 W 100 kw) di lokasi potensial untuk: listrik rumah tangga, industri kerajinan rumah tangga, cool storage (pengawet ikan / obat), catu daya peralatan komunikasi, pengisi baterai perahu nelayan, pemompaan air, dll. PLN sebagai pengguna utama sistem interkoneksi dapat berperan untuk memanfaatkan teknologi SKEA, terutama di wilayah yang potensi anginnya bagus untuk mengurangi penggunaan BBM. Lokasi lokasi strategis seperti pulau pulau terluar, secara politis harus dilindungi memerlukan energi listrik untuk, rumah jaga, catu daya komunikasi dll

Prospek. Untuk produksi lokal komponen SKEA, didukung oleh tersedianya material serta komponen baik mekanik maupun elektronik. pemerintah daerah telah menyatakan keinginannya untuk memanfaatkan teknologi SKEA di daerahnya baik untuk pembangkit listrik maupun pemompaan air, yang dapat segera ditindak lanjuti. Kemajuan teknologi dimasa mendatang memungkinkan SKEA dapat beroperasi pada daerah kecepatan angin rendah.

Hambatan dalam Pengembangan g Energi Angin Biaya investasi awal untuk implementasi teknologi energi baru terbarukan relatif tingggi i sehingga harga energinya mahal hl yang mengakibatkan tidak dapat bersaing dengan harga energi konvensional. Teknologi SKEA yg ada masih beroperasi pada regim kecepatan angin tinggi, dan umumnya produk luar negeri, dan harganya relatif mahal Akses data dan lokasi untuk pembuatan peta potensi energi angin dirasa cukup sulit dan memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Hambatan dalam Pengembangan Energi Angin Minat swasta khususnya di bidang bisnis teknologi energi angin masih terbatas menunggu pasar yang masih terbatas Lokasi pemanfaatan yang spesifik (site specificness), yang kadangkala ditemukan lokasi yang potensial sumber energi tetapi tidak ada pengguna atau daerah miskin

Terimakasih