1. Densitas, Berat Jenis. Gravitas API

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA

Uji Performance Mesin Diesel Menggunakan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

MAKALAH KIMIA PEMISAHAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Biodiesel. Badan Standardisasi Nasional

Pengolahan Minyak Bumi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PROSES PEMISAHAN FISIK

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

RESIDU DAN FRAKSI-FRAKSI PETROLEUM CAIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PROSES PEMBAKARAN

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi

KOMPOSISI MINYAK BUMI

SIFAT-SIFAT FISIS MINYAK BUMI

Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP NILAI KALOR BAHAN BAKAR SOLAR

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

2 TINJAUAN PUSTAKA. Kapal Perikanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Cara uji penyulingan aspal cair

EVALUASI TEKNIS KESESUAIAN MINYAK KEMUKUS (Piper cubeba) SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR MINYAK TANAH

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI EKSPERIMENTAL BAHAN BAKAR CAMPURAN BIOSOLAR DENGAN ZAT ADITIF TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan,

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA ASPAL CAIR DENGAN ALAT TAG OPEN CUP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. teori tumbuh-tunbuhan (Hofer,1966), senyawa-senyawa organik penyusun minyak

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

Jenis pengujian atau. Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. sifat-sifat yang diukur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

INDUSTRI MINYAK BUMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Isooktan dari Diisobutene dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381

PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN RASIO MINYAK/METANOL PADA PEMURNIAN MINYAK PIROLISIS DARI LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK SOLAR DENGAN MINYAK KEMIJEN PADA MOTOR DIESEL

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

No. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263

PENGARUH PENAMBAHAN ALKOHOL PADA PREMIUM UNTUK MENCAPAI BILANGAN OKTAN YANG SETARA DENGAN PERTAMAX

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktikum Kimia Fisik

PENGGUNAAN MINYAK SERAIWANGI SEBAGAI BAHAN BIO-ADITIF BAHAN BAKAR MINYAK

Bab 10 MINYAK BUMI. A. Komponen Minyak Bumi

Prarancangan Pabrik Gasoline dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Process dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Disampaikan Dalam Rangka Diskusi Meja Bundar Tinjauan Persiapan Penerapan Standard EURO II Kendaraan Type Baru 2005

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Sistem Pencegahan dan. Kebakaran. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS DALAM REAKTOR TANGKI ALIR BERPENGADUK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

PERANAN BERAT JENIS DALAM PENENTUAN KANDUNGAN MINYAK BUMI BERDASARKAN KLASIFIKASI GRAVITAS API DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PANGKALAN SUSU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

KARYA ILMIAH DEWI SARTIKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa awal yang dilakukan pada minyak goreng bekas yang digunakan

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan

Nilai kalor yang terkandung dalam dalam oli bekas cukup tinggi sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Nama Kelompok : MUCHAMAD RONGGO ADITYA NRP M FIKRI FAKHRUDDIN NRP Dosen Pembimbing : Ir. IMAM SYAFRIL, MT NIP.

BAB III PERALATAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN

BAB III METODOLOGI DAN DATA PERANCANGAN. Mulai. Penentuan jalur pipa

ANALISA SIFAT PENGUAPAN DAN SIFAT PEMBAKARAN PADA MINYAK SOLAR

Transkripsi:

UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA

2

1. Densitas, Berat Jenis dan Gravitas API Densitas minyak adalah massa minyak persatuan volume pada suhu tertentu. Berat spesifik atau rapat relatif (relative density) minyak adalah perbandingan rapat minyak pada suhu tertentu dengan rapat air pada suhu tertentu. Untuk minyak bumi suhu yang digunakan adalah 15 o C atau 60 o F. Gravitas API adalah besaran yang merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat dinyatakan dengan persamaan : 141,5 Gravitas API 131,5 o S(60/ 60 F) 3

Densitas, berat jenis dan gravitas API minyak bumi dan produknya dapat ditentukan dengan beberapa macam cara antara lain: dengan menggunakan hidrometer (ASTM D 1298-85) yang umumnya dikenakan untuk minyak mentah dan produknya yang berupa cairan yang mempunyai tekanan uap reid kurang dari 26 lb (179 kpa) 4

Test Method: D287, D1298, D3142, D6822 5

2. Tekanan Uap Reid Uji tekanan uap reid (Reid Vapor Pressure-RVP, ASTM D 323-90) dikenakan kepada bensin, minyak mentah yang volatil dan produk minyak bumi lainnya yang volatil. Tekanan uap Reid adalah tekanan mutlak pada suhu 37,8 o C (100 o F) dalam psi atau kpa. Tekanan uap Reid tidak sama dengan tekanan uap sampel yang sesungguhnya karena terjadinya sedikit penguapan pada sampel dan karena adanya uap air dan udara dalam ruangan. Untuk menentukan tekanan uap elpiji, digunakan metode uji ASTM D 1267, sedangkan untuk menentukan tekanan uap campuran bensin-oksigenat, digunakan metode uji ASTM D 4953. 6

Dalam praktek, uji tekanan uap reid mempunyai arti yang penting sehubungan dengan: 1) Keamanan dalam pengangkutan bahan bakar 2) Sumbatan uap (vapor lock) dalam sistem pengumpanan bensin 3) Karakteristik mesin motor untuk dihidupkan dalam keadaan dingin (starting characteristics) 4) Tangki penyimpanan minyak yang digunakan 7

Tekanan Uap Reid Test Apparatus 8

3. Distilasi Produk Minyak Bumi Distilasi produk minyak bumi (ASTM D86-90) ini dikenakan kepada produk minyak bumi yaitu : bensin alam, bensin motor, bensin pesawat terbang, avtur, nafta, kerosin, minyak gas dan minyak bakar distilat dan produk minyak bumi yang serupa. Distilasi serupa yang dikenal dengan nama distilasi Engler telah digunakan pada waktu yang lampau, sehingga distilasi ASTM sering disebut distilasi Engler. Dari data distilasi tersebut selanjtnya dapat dibuat kurva distilasi ASTM yang menunjukkan hubungan suhu dengan persen penguapan pada kondisi uji. Setiap bensin mempunyai kurva distilasi tertentu, dan dengan jalan membandingkan kurva-kurva distilasinya, dapatlah ditentukan volatilitas relatif bensin. 9

Distilasi Aparatur. 10

4. Titik Nyala dan Titik Bakar Titik nyala (flash point) adalah suhu terendah di mana uap minyak bumi dan produknya dalam camprannya dengan udara akan menyala jika dikenai nyala uji (test flame) pada kondisi tertentu. Titik bakar (fire point) adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan menyala dan terbakar secara ters menerus jika dikenai nyala uji (test flame) pada kondisi tertentu. Ada tiga macam alat uji yang dapat digunakan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar minyak bumi dan produknya: o Alat uji cawan terbuka Cleveland (ASTM D 92-90) o Alat uji cawan tertutup Pensky-Martens (ASTM D-93-80) o Alat uji cawan tertutup Abel (170/75) 11

FLASH POINT ABEL S [IP 33, 170, IS-1448] Martens PENSKY ALAT FLASH POINT 12

5. Warna Pemeriksaan warna produk minyak bumi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kolorimeter, antara lain dengan: o Tintometer Lovibond (IP 17/52), untuk menentukan warna semua produk minyak bumi baik yang diberi zat warna atau tidak, kecuali minyak hitam (black oils) dan bitumen. o Khromometer Saybolt (ASTM D 156-87), untuk menentukan warna minyak yang telah diolah seperti bensin motor dan bensin pesawat terbang yang tidak diberi warna, bahan bakar propulsi jet, nafta, kerosin, malam parafin dan minyak putih farmasi o Kolorimeter ASTM (ASTM D 1500-87), untuk produk minyak bumi seperti minyak pelumas, minyak pemanas, bahan bakar diesel dan malam parafin. Warna dapat digunakan sebagai petunjuk tentang kesempurnaan dalam proses pengolahan. Warna produk yang mengalami dekolorisasi dapat disebabkan karena adanya dekomposisi termal yang disebabkan karena suhu pemanasan yang terlampau tinggi atau karena terikutnya bahan yang berwarna gelap ke dalam suatu produk 13

7. Viskositas Kinematis Viskositas kinematis minyak bumi dan produknya dapat ditentukan dengan vikosimeter. Viskosimeter yang banyak digunakan adalah viskosimeter pipet yang bekerja berdasarkan hukum Poisulle yang berlaku untuk cairan yang mengalir dalam pipa. Ada bermacam-macam viskosimeter tipe pipet yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas kinematis baik untuk produk yang tembus pandang (transparan) maupun tidak (ASTM D 445-79) Di samping viskosimeter tipe pipet di atas, viskositas minyak bumi dan produknya pernah ditentukan dengan viskosimeter Saybolt (ASTM D 88) Viskositas produk minyak mesin bumi sebagai dasar perancangan 14

kinematic viskosimeter Saybolt Viscometer (ASTM-D-88.) 15

7. Titik Asap Titik asap (smoke pint) didefinisikan sebagai tinggi nyala maksimum dalam milimeter dimana kerosin terbakar tanpa timbul asap apabila ditentukan dalam alat uji baku pada kondisi tertentu. Disampaing dikenakan pada kerosin, uji titik asap juga dikenakan kepada bahan bakar jet (ASTM D 1332-90) Titik asap ditentukan dengan cara membakar sampel atau bahan bakar jet dalam lampu titik asap. Nyala dibesarakan dengan cara menaikkan sumbu sampai timbul asap, kemdian nyala dikecilkan sampai asap tepat hilang. Tinggi nyala dalam keadaan terakhir ini dalam milimeter adalah titik asap sampel. Asap terutama disebabkan oleh senyawa aromat dalam bahan minyak 16

Kepentingan smoke point dalam praktek adalah untuk menentukan kualitas kerosin yang penggunaan utamanya adalah sebagai bahan bakar lampu penerangan. Kerosin yang baik harus mempunyai titik asap yang tinggi, sehingga nyala api bahan bakar kerosin ini dapat dibesarkan dengan kecenderungan ntuk memberikan asap yang kecil. 17

8. Korosi Lempeng Tembaga Uji korosi lempeng tembaga (ASTM D 130-88) dimaksudkan untuk mengetahi sifat korosi bensin pesawat terbang, bahan bakar turbin penerbangan, bensin mobil, bensin alam dan senyawa hidrokarbon yang mempunyai tekanan uap kurang dari 18 psi (124 kpa), bahan bakar traktor pertanian, pelarut, kerosin, bahan bakar distilat, minyak pelumas dan produk minyak bumi lainnya terhadap lempeng tembaga 18

Korosi minyak bumi terhadap berbagai macam logam disebabkan oleh senyawa belerang korosif yang terdapat dalam produk minyak bumi. Tidak sema senyawa belerang yang terdapat dalam fraksi minyak bumi bersifat korosif. Khusus untuk elpiji, uji korosi lempeng tembaga digunakan metode uji baku ASTM 1838-89, yang pada dasarnya sama dengan metode uji korosi lempeng tembaga ASTM D 130. 19

Tembaga Strip Korosi. 20

9.Sisa Karbon Ada dua macam cara uji sisa karbon, yaitu uji sisa karbon Conradson (ASTM D 189-88) dan uj sisa karbon Ramsbottom (ASTM D 524-88). Kedua cara uji ini dimaksudkan untk mengetahui kecenderungan pembentukan kokas produk minyak bumi yang sulit menguap. Sisa karbon Conradson (Conradson Carbon Residue) adalah sisa karbon yang tertinggal setelah produk minyak bumi dikenakan pirolisis yaitu pemanasan tanpa berkontak dengan udara 21

Uji ini umumya dikenakan pada produk minyak bumi yang relatif kurang volatil yang sebagian akan terurai pada distilasi tekanan atmosferik, seperti bahan bakr solar, minyak gas, minyak bakar dan minyak pelumas. Sisa karbon sesungghnya bukan seluruhnya karbon, tetapi kokas yang masih bisa diubah lebih lanjut dengan jalan pirolisis. Sisa karbon romboston adalah sisa karbon yang tertinggal setelah sampel bahan bakar minyak yang sukar menguap yang ditempatkan dalam bola gelas khusus yang memiliki lubang pipa kapiler dalam pembakar koking logam (metal coking furnace) CCR dan RCR digunakan sebagai petunjuk mengenai kecenderungan produk minyak bumi untuk memberikan deposit kokas. Adanya alkil nitrat dalam bahan bakar diesel seperti amil nitrat, heksil nitrat atau oktil nitrat akan memberikan CCR dan RCR yang relatif lebih tinggi apabila dalam bahan bakar diesel tersebut ditambahkan aditif. 22

Karbon Residu Aparatur (Conradson). [IP 13, ASTM-D-189 & 2416] 23

10. Titik Kabut Titik kabut (cloud point) adalah suhu tertinggi dimana kristal malam parafin akan terlihat sebagai kabut pada dasar tabung uji apabila minyak didinginkan pada kondisi tertentu (ASTM 2500-88). Uji ini hanya dapat dikenakan kepada produk minyak bumi yang tembus pandang pada ketebalan 38 mm (1,5 in) dan dengan titik kabut kurang dari 49 o C (120 o F) Titik kabut dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai kandungan malam parafin dalam produk minyak bumi 24

11. Titik Tuang Titik tuang (por point) adalah suhu terendah dimana minyak bumi dan produknya masih dapat dituang atau mengalir apabila didinginkan pada kondisi tertentu (ASTM D97-98). Uji titik tuang dapat dikenakan kepada setiap produk minyak bumi Alat uji titik tuang pada dasarnya sama dengan alat uji titik kabut, perbedannya adalah kedudukan termometer sampel. Titik tuang dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai besarnya kandungan malam relatif dalam minyak bumi dan produknya; disamping itu titik tuang juga menunujukkan suhu terendah di mana minyak bumi dan produknya masih dapat dipompa. 25

ALAT UJI TITIK AWAN DAN TITIK TUANG ASTM-D-9757 26

12. Angka Oktan Kecenderungan bensin untuk memberikan ketukan dalam mesin dinyatakan dengan angka oktan (octan number) Angka kinerja suatu bahan bakar adalah perbandingan antara daya yang ditimbulkan oleh bahan bakar pembanding dalam sebuah mesin Untuk menentukan angka oktan bensin digunakan mesin uji satandar CFR ASTM. Bensin premium dikatakan memiliki angka oktan 88 berati bahwa bensin tsb memiliki karakteristik ketukan dalam uji mesin uji standar CFT ASTM yang sama dengan karakteristik ketukan campuran antara 88% vol iso-oktan dalam campurannya dengan n-heptan. 27

Test Method: ASTM D2700 & ASTM D2699 28

Terima kasih 29