REVITALISASI KERATON KUNING SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI PANGKALAN BUN

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN KEMBALI KAWASAN BERSEJARAH BATU BANAMA

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Kota waringin Barat Kalimantan Tengah

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN REVITALITALISASI KAWASAN WISATA ISTANA KUNING (RKWIK)

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

MEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA.

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

Konsep Design Mikro (Bangsal)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

HOTEL WISATA ETNIK DI PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan menuju daerah tujuan wisata. Terdapat dua fungsi dari atraksi

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

TINJAUAN PULO CANGKIR

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN CAGAR BUDAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep spasial Lamin

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1.Sejarah Berdiri Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. dari target yang ditetapkan. Kegiatan pertambangan mengalami penurunan seiring

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan

Kriteria Khusus Untuk Perancangan Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Daerah Perbatasan

KERANGKA ACUAN KERJA SAYEMBARA DESAIN ARSITEKTUR ISTANA KEDIAMAN SULTAN BANJAR

LAPORAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

V. KONSEP PENGEMBANGAN

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

Transkripsi:

REVITALISASI KERATON KUNING SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI PANGKALAN BUN Ir. Hibnu Mardhani, MT 1) Candra Gunawan, ST 2) Abstraksi Membicarakan tentang Revitalisasi dan Pengembangan Bangunan bersejarah di kota, tidak lepas dari sejarah, dan keberadaan kota itu sendiri. kota-kota modern saat ini sedang mengalami masalah penurunan kualitas bangunan bersejarah yang serius karena besarnya beban lingkungan yang timbul akibat aktifitas perkotaan yang meningkat. Sementara pada waktu yang bersamaan berbagai kegiatan di kota telah menenggelamkan situs-situs bersejarah yang seharusnya dilestarikan, dijaga dan terus dikembangkan, dan dipublikasikan. Sumberdaya arkeologi atau benda cagar budaya beserta situsnya adalah sisa-sisa hasil budaya fisik peninggalan nenek moyang yang masih dapat dilihat di muka bumi sampai saat ini. Keberadaan keraton yang merupakan pecahan dari Kerajaan Banjar yang diawali oleh seorang pangeran (anak Raja Banjar) yang ingin mendirikan kerajaan sendiri terlepas dari kerajaan Banjar (Kalsel). Tulisan ini mencoba untuk mencari kemungkinan rekayasa bangunan dengan mengkaji bangunan baik fisik maupun non fisik Keraton mengarah pada Tipologi bangunan, penciptaan ruang, dan environment (kawasan Keraton) dan arah pengembangan kedepan merekomendasikan berbagai sasaran pembangunan (program kedepan) dalam daya tarik kawasan. LATAR BELAKANG Keraton Kuning atau disebut dengan Keraton Lawang Agung Bukit Indra Kencana merupakan Bangunan peninggalan Kerajaan Kotawaringin dan satu-satunya yang ada di Kalimantan Tengah. Bangunan bergaya tropis dan hasil morfologi dari rumah limas ini berada di tengah-tengah kota Pangkalan Bun Kabupaten Kotawarigin Barat, Kalteng. Keberadaannya menjadi suatu symbol tertentu yang mengepresikan karakteristik trans budaya setempat. Salah satu sumber daya arkeologi yang mempunyai signifikasi dan keberaadaannya mempunyai latar belakang atau akar sejarah yang dalam, mewakili corak atau gaya arsitektur Nusantara, serta mempunyai keletakan spasial yang strategis. Berdasarkan Analisa rancangan Pelestarian Arkeologis yang di dalamnya juga memuat Analisis Nilai penting, Analisis SWOT, dan Analisis Pemanfaatannya, dapat disimpulkan bahwa sumberdaya arkeologi Keraton Kuning memiliki potensi cukup tinggi untuk dikembangkan, dan selanjutnya dimanfaatkan bagi kepentingan pelestarian bangunan sendiri, maupun untuk tujuan pengembangan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta pengembangan objek sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Kotawaringin Barat pada khususnya dan Kalimantan Tengah pada umumnya. REVITALISASI Reviltalisasi adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai kegiatan kesenian tradisional diadakan dalam rangka - kebudayaan lama tujuan secara umum dalam tulisan ini yaitu mewujudkan kota pangkalan bun sebagai tujuan wisata dan mengangkat budaya setempat dengan keterpaduan sarana prasarana dan mendorong peran serta seluruh stakeholder dan pemerintah. 1) Dosen Tetap Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya 2) Arsitek pada biro Konsultan 5

Visi Revitalisasi dan Pengembangan Keraton Kuning selain sebagai lokasi/daerah tujuan wisata, sebagai sumberdaya arkeologi dan warisan budaya masa lalu wajib dilestarikan. Di dalam pengertian Lestari dan Pelestarian memuat keseluruhan upaya mulai dari perlindungan, pengembangan, sampai pemanfaatan. Misi Revitalisasi dan Pengembangan Mengkaji keberadaan baik sejarah, tipologi bangunan maupun perkembangan sekarang dan yang akan datang. Mengidentifikasi bangunan bersejarah melalui konservasi Melindungi bangunan baik secara fisik dan hukum Mengembangkan dan memanfaatkan untuk kepentingan jangka pendek, menengah sampai jangka panjang Tujuan Revitalisasi dan Pengembangan Memberikan pengetahuan akan keberadaan suatu situs bersejarah di Kalimantan Tengah dengan menggali nilai sejarah melalui bangunan. Mengembangkan Potensi, peran dan kapasitas Keraton Kuning sehingga mampu berperan secara optimal baik bagi pengembangan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta pengembangan sebagai objek dan daya tarik wisata di Pangkalan Bun Meningkatkan fungsi bangunan keraton sebagai salah satu titik simpul yang penting dalam menumbuhkan jaringan kegiatan pariwisata di Kalimantan Tengah Lingkup dan Target Revitalisasi dan Pengembangan Fisik Kajian bangunan Perlindungan bangunan melalui kegiatan pemeliharaan, konservasi dan pemugaran Fasilitas pendukungan berupa keberadaan infrastruktur yang memadai dan mendukung untuk tujuan kunjungan. Non Fisik Nilai historis dan arkeologi Pengembangan produk / atraksi Pengembangan basis data dan informasi Pengembangan pemasaraan dan pengembangan SDM Pengembangan Kelembagaan dan koordinasi Sedang target yang diharapkan; terciptanya produk kunjungan berupa kegiatan budaya, kegiatan bermuatan ilmu pengetahuan dan pendidikan, dan kegiatan berwisata. Permasalahan Apa dan bagaimana tipologi bangunan yang ada pada bangunan Keraton Lawang Agung Bukit Indra Kencana sebagai daya tarik? Bagaimana peran pemerintah dalam menjaga dan melestarikan, dan mengembangkan kawasan Keraton Kuning (Istana Kuning) Pangkalan Bun dan Menentukan Program kedepan dari Kawasan Keraton Kuning yang memungkinkan untuk dikembangkan? IDENTIFIKASI KERATON KUNING Sejarah Sejarah Kotawaringin Barat dimulai dengan masuknya pengaruh kerajaan Hindu Majapahit di tahun 1365 dengan mengangkat kepala-kepala suku menjadi menteri kerjaan (Riwut, 1993: 55). 6

Ini dibuktikan dengan disebutnya daerah Kotawaringin dalam pupuh XIII buku Nagara Kertagama karya Mpu Prapanca. Nama Kotawaringin berasal dari nama pohon beringin yang banyak tumbuh di daerah ini, dengan akarnya yang panjang dan dedaunan yang lebat (Yusuf dan Kassu, 1989: 48). Diawali pangeran Adipati Antakesuma yang tahu bahwa dirinya tidak bisa menjadi Raja di kerajaan Banjar sebab yang menjadi Raja adalah anak tertua yaitu Sultan Toha, sedang dirinya anak kedua sehingga Ia berkeinginan mendirikan kerajaan sendiri dengan pergi ke arah barat yang disertai restu orangtua (Raja). Kerajaan ini dibangun oleh Pangeran Adipati Antakesuma, Putra banjar Sultan Musta inubillah (1650-1678, kemudian menjadi tahun berdirinya kerajaan Kotawaringin), yang pergi ke arah barat 1679 (Nahan), Kerajaan Islam ini meliputi Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Keraton yang pertama berdiri ini terletak di tepi sungai Lamadau dengan konstruksi kayu (Ulin) diberi nama oleh Pangeran Adipati Antakesuma sebagai Sultan pertama membangun istana diberi nama Dalem Luhur atau istana Luhur atau Istana Alnursari. Kemudian Kerajaan berpindah dari Kotawaringin Lama (Lamandau) ke desa Suka Bumi (Pangkalan Bun sekarang). Perpidahan yang baru diikuti dengan berdirinya Istana baru dengan nama Keraton Lawang Agung Bukit Indra Kencana atau dikenal dengan Keraton/ Istana Kuning. Dimasa pemerintahan sultan pertama disusunlah undang-undang kerjaan Kotawaringin yakni Kitab Kanun Kuntara. Untuk Keraton Kuning ini merupakan bangunan rekonstruksi yang mana bangunan aslinya sudah tidak ada karena terjadi kebakaran pada tahun 1990 -an, kemudian direnovasi kembali pada tahun 2001-2005 dan seterusnya. Pola Kehidupan Masyarakat/ Kerabat Kerajaan Masyarakat pada saat itu sangat tunduk dan patuh pada rajanya begitu pula kerabat kerajaan. Di setiap daerah yang masuk yang masih dalam kekuasaan Keraton selalu memberi upeti. Terjalin hubungan baik antara pendatang (beragama islam) dengan orang dayak (pemeluk agama tradisional) Letak Bangunan (Orientasi Bangunan) Keraton Lawang Agung Bukit Indra Kencana ini sangat strategis berada di atas bukit Indra Kencana dengan ketinggian + 10 meter dari tanah di bagian bawahnya dan letak nya tidak jauh dari sungai Arut + 250 meter ke tepi sungai sehingga dapat dilihat keadaan dari atas. Hal ini pula dapat dengan mudah mengetahui keberadaan musuh pada saat itu. Orientasi Letak : Orientasi Ke arah jalan (depan) Bangunan menghadap kearah jalan A. Yani/depan halaman. Dan samping bangunan merupakan taman dan jalan masuk keraton Orientasi ke arah Ruang Terbuka Pada bagian depan Istana terdapat halaman luas digunakan sebagai alun-alun keraton, kegiatan masyarakat berupa pergelaran, upacara-upacara yang dapat disaksikan oleh raja dari istana. Walaupun bangunan terdahulu fungsinya berubah menjadi taman kota sekaligus ruang halaman istana. 7

Bentuk Denah dan Fungsi Ruang Denah memiliki bentuk persegi panjang yang ber kelompok. Bangunan ini terdiri dari : Lawang Agung, Bangsal, Balai Rumbang/ Balai Peranginan, Dalam Kuning, Balai Pehadiran, Dapur Besar (Pedapuran) dan Ruang Pelangkap lainnya seperti km/wc, gudang. Hingga taman kecil bangunan. Ruang yang ada memiliki fungsi yang saling berhubungan dan menjadi satu kesatuan. 10,05 6,15 2,8 1,7 2,8 13,4 2,85 3,5 1,7 1,82 Titian 2,8 5,7 8,5 6,9 26,8 1,82 1,73 3 6,82 1,7 BANGSAL 1,73 3,45 3,45 3 KT KT KT KT 1,7 6,7 3,12 3 3,5 3 2,8 13,4 9,5 13,4 9,5 6,7 Adapun fungsi ruang yang ada adalah ; Ruang Lawang Agung ; Ruang/ bangunan sebagai tempat raja/sultan dan keluarga untuk melihat keramain yang dilaksanakan di alun-alun. Ruang Bangsal ; Tempat dimana diadakan acara besar dan penjamuan (Ruang Umum), dan sebagai tempat berkumpulnya perwakilan seluruh masyarkat yang diundang raja guna mengikuti posesi/iven-iven yang dilaksanakan oleh pihak keraton. Ruang ini mencakup singgahsana (tepat duduk kebesaran sultan). Balai Rambang/ Balai Peranginan ; Tempat Khusus raja beserta keluarga sebagai ruang santai atau tempat mediasi raja/sultan yang terletak di lantai dua. Dalam Kuning ; Tempat peristirahatan Sultan beserta keluarga besarnya, meliputi empat tempat tidur, satu ruang makan khusus, hingga ruang raja/sultan. Balai Pehadiran ; tempat segala sesuatu yang berkaitan dengan hidangan dan dapat pula sebagai ruang makan keluarga. Pedapuran (Dapur Besar) ; ruang masak dan tempat dayang/pelayan Gudang ; tempat penyimpan beras dan hasil bumi lainnya. Tampak tampaknya merupakan bangunan panggung tinggi dengan konstruksi kayu ulin, Secara visual bangunan mirip dengan bangunan adat bajar pada umumnya. Atap menggunakan berbagai type atap. Tipe atap Limas digunakan pada bangunan Lawang Agung, bangsal, Balai Rambang, dan Pehadiran, sedangkan atap tipe bubungan tinggi terdapat pada bangunan pehadiraan, dapur besar, dan wc. Hal ini disebabkan kekerabatan yang tinggi terhadap asal mula pendirinya. Bangunan telah direhab ini tetap tidak/ mengurangi penggunakan paku besi atau sejenis sebagian besar mengunakan paku pasak hal ini dimaksud agar keasliannya masih tetap terlihat. 8

Lawang Agung Bangsal Balai Rambang Dalam Kuning Balai Pehadiran Pedapuran 7 Kayu Biasa tebal 1,5 cm 4,6 2,78 Pintu dan Kosen Bahan Ulin 2,8 1,5 1,44 4,09 1,32 1,15 6 2,94 0,3 6 0,2 2,76 Tangga / Ulin 4,01 3,45 3,45 3 3 6,9 13,45 3,5 Tangga Bahan Ulin (10 anak tangga) Lisplank 15 / Ulin 5,25 Tawing Layar / Ulin 1,45 1,59 Atap Sirap (Ulin) 3,9 3,55 2,32 1,6 4,33 2 4,16 6 0,3 2,53 2,8 3,12 3,76 Kolom, Persegi dan bahan Ulin Atap Atap dalam kekerabatan rumah Banjar terdapat bubungan tinggi yang lancip disebut layang-layang dalam jumlah yang ganjil (lima). Bubungan tinggi merupakan bentuk atap dominan, memilliki makna/ kiasan ke-tuhanan yang maha Agung yang terdapat pula pada pada tipe bubungan tinggi bangunan tinggi Gajah maliku adat Banjar. PROGRAM-PROGRAM PENGEMBANGAN Program-program pengembangan disusun berdasarkan kerangka pengembangan yang telah dirumuskan. Program-program ini nantinya merupakan agenda kegiatan kawasan Keraton Kuning dan lingkungannya. Diharapkan program-program ini mampu menjadi daya tarik kunjungan ke Keraton Kuning. Program-program tersebut : 1. Program Pengembangan Kebudayaan 2. Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan 3. Program Pengembangan Wisata Program Pengembangan Fisik : Perlindungan bangunan secara Hukum dan Fisik, Infrastruktur pendukung produk kegiatan, serta penataan lingkungan alami Program pengembangan nonfisik : Pengembangan Produk/ Atraksi Program Pendukung Pengembangan: Pengembangan basis data informasi, pemasaran, SDM, dan kelembagaan. 9

Sultan Ratu Anom Alamsyah di depan Istana Kuning Penobatan Ratu Anom Alamsyah di depan Istana Kuning Tampak Asli Istana Kuning Strategi Pengembangan Pengembangan kegiatan yang berobjek Bangunan Keraton Kuning tidak hanya terbatas di dalam lingkup pagar kompleks bangunan Keraton, melainkan perlu meluas ke areal di sekitar kawasan cagar budaya Kelurahan/Desa raja secara makro, dan jalan A. Yani, jalan Beringin dan jalan-jalan sekitarnya secara mikro. Menyediakan fasilitas (asesoris) sebagai bagian dari daya tarik Bahan Cetakan berisi agenda kegiatan, tiket bermakna khas, kendaraan, bahan bawaan, dan cinderamata umum Infrastruktur sebagai pendukung keberadaan produk kegiatan Pembenahan tempat parkir, tempat peristirahatan umum, tempat makan dan minum, tempat belanja souvenir, sarana penerangan, sarana komunikasi, sarana penitipan barang, sarana memperoleh dan memberikan informasi. Agenda Kegiatan: Kegiatan Budaya, kegiatan bermuatan ilmu pengetahuan dan pendidikan, dan kegiatan wisata. Pengembangan SDM : Tour agency, tour operator, tour guide, tourist information service, tourist services, dan public services Derajat kenyamanan sebagai bagian daya tarik kunjungan : Privasi pengunjung, menikmati keindahan dan suasana lingkungan, kenyamanan dan kegiatan Aturan sebagai kelengkapan informasi : Agenda tahunan, bulanan, mingguan, jenis dan jaringan atraksi, hak dan kewajiban pengunjung. (Dinas Kebudayaan 2004) 10

ARAHAN PROGRAM PENGEMBANGAN Program Pengembangan Fisik No. Sub Program Lokasi & Objek Aktivitas Tujuan dan lain-lain 1. Perlindungan Hukum bangunan 2. Perlindungan Fisik Bangunan 3. Infrastuktur pendukung produk kegiatan 4. Penataan Lingkungan Alami Kompleks Keraton Kuning Bangunan Utama Kompleks Keraton Kuning Bangunan Utama Bangunan lainnya Kompleks Keraton Kuning Kompleks Keraton Kuning Usulan penetapan BCB dengan batas zonasinya (untuk bangunan), melalui pendaftaran dan pengusulan sesuai prosedur yang berlaku Melakukan kegiatan pemeliharaan, konservasi, dan pemugaran sesuai dengan kaidah-kaidah pelerstarian bangunan Melakukan kegiatan inventarisir benda-benda peninggalan Pembuatan, Perbaikaan dan pembenahan sarana prasaranan kegiatan kunjungan Pembenahan dan penataan vegetasi sesuai karakter bangunan sebagai bangunan tropis Bertujuan untuk menjamin perlindungan terhadap status dan eksistensi bangunan dari ancaman perubahan yang tidak sesuai UU yang berlaku, untuk kepentingan pelestarian Untuk menjaga kondisi keterawatan bangunan dari pengaruh lingkungan Perawatan bangunan dengan mengawatkan dan penanggulangan kerusakan Mempertahankan keaslian dan kekuatan bangunan Mengiventarisir dan mengumpulkan kembali barangbarang peninggalan keraton yang ada maupun yang telah hilang Tempat parkir Tempat istirahat Tempat makan dan minum Souvenir Sarana penerangan Sarana komunikasi Sarana penitipan barang Sarana memperoleh dan memberikan informasi Pemilihan vegetasi dan menatanya sesuai dengan konsep filosofi bangunan Program Pengembangan Non Fisik : Pengembangan Produk/ Atraksi No. Program Lokasi & Objek Kegiatan Aktivitas Lain-lain 1. Pengembangan Kebudayaan Ruang Bangsal (Ruang Pragelaran raja) Ruang penyimpan-an koleksi bendabenda seni Ruang halaman Keraton sebelah Kiri Pergelaran Seni Budaya terpilih Pengelolaan museum berkonsep galeri benda seni Dibentuk Sanggar tari daerah Menampilkan Grup/ Kelompok Seni Terpilih Baik Yang Berkonsep Tradisonal Maupun Modern/Kontemporer Untuk Penampilan Secara Berkala, Meliputi : Pergelaran Seni Tari Dan Teater Pergelaran Seni Musik Pameran Seni Kerajinan, seni lukis, seni pahat, adat, dan tradisi Memadukan antara musem yang ada dengan penataan koleksi benda-benda seni Diadakan kegiatan sanggar tari dari kelompok umur Masuk dalam agenda kegiatan seni budaya (mingguan, bulanan, tahunan) Kegiatan budaya ini dapat dipadukan dengan kegiatan wisata Penataan ruang interior koleksi benda terhadap pelaksanaan kegiatan lainnya Latihan sanggar tari untuk tiap minggunya 11

2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Ruang Bangsal Kompleks Keraton dan Sekitarnya Persentasi Bangunan Keraton dan lingkungannya berdasarkan sejarah dan hirarkinya Studi & Penelitian Experience of archaeological building Penayangan video/audiovisual tentang potensi, peran, & kapasitas Keraton Kuning beserta lingkungannya, baik makro maupun mikro Mengeksplorasi keberadaan bangunan keraton Kuning baik fisik maupun non fisik sebagai bahan studi dan penelitian berbagai bidang ilmu yang berkaitan Melakukan orientasi dan overview di Kawasan halaman alun-alun keraton hingga jalan A. Yani dimulai dari kompleks Keraton hingga ke arah sungai arut Mengamati tampilan arsitektur bangunan kategori BCB dan melakukan pemahaman terhadap filosofi bangunan maupun bangunan di dalam kawasan Untuk kepentingan kegiatan wisata studi dan kegiatan pemasaran Kegiatan dalam program ini dapat dipadukan dengan kegiatan budaya dan kegiatan wisata Peserta mendapatkan buku panduan Foto keterlibatan dalam berbagai aktivitas Kegiatan wisata ini dapat dipadukan dengan kegiatan budaya dan pendidikan Program Pendukung Pengembangan No. Program Sub Program Program Aksi 1. Pengembangan basis data dan informasi 2. Perlindungan Fisik Bangunan 3. Infrastuktur pendukung produk kegiatan 4. Penataan Lingkungan Alami Pengembangan Pendataan potensi bangunan Keraton Kuning dan lingkungannya Kompleks Keraton Kuning Bangunan Utama Bangunan lainnya Kompleks Keraton Kuning Kompleks Keraton Kuning Bertujuan untuk menjamin perlindungan terhadap status dan eksistensi bangunan dari ancaman perubahan yang tidak sesuai UU yang berlaku, untuk kepentingan pelestarian Untuk menjaga kondisi keterawatan bangunan dari pengaruh lingkungan Perawatan bangunan dengan mengeawatkan dan penanggulangan kerusakan Mempertahankan keaslian dan kekuatan bangunan Menginventarisir dan mengupulkan kembali barang-barang peninggalan keraton yang ada maupun yang telah hilang Tempat parkir Tempat istirahat Tempat makan dan minum Souvenir Sarana penerangan Sarana komunikasi Sarana penitipan barang Sarana memperoleh dan memberikan informasi Pemilihan vegetasi dan menatanya sesuai dengan konsep filosofi bangunan. (pengembangan taman samping dan belakang KESIMPULAN Dari analisa di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bangunan Keraton Lawang Agung Bukit Indra Kencana yang berdiri di atas lahan + 3 ha ini merupakan bangunan yang memiliki kekerabatan dekat dengan rumah adat Banjar terutama istana pendahulunya 12

Keadaan lingkungan untuk sekitar bangunan belum ada penataan dan perindahan terutama pada halaman sisi samping istana dan belakang istana. 2. Pada bangunan ini terjadi perubahan dari bentuk aslinya yaitu : Pada bagian kaki/tiang yang awalnya bulat sekarang agak persegi Begitu pula pada bagian lantai dan dindingnya terpasang kurang rapat dari aslinya. 3. Penyebab terjadinya perubahan diawali terjadinya kebakaran pada kompleks istana ini sehingga kurang terstrukturnya kajian dalam bentuk desain dan konstruksi saat itu dilaksanakan Rehabilitasi bangunan 4. Pengembangan diarahkan sebagai daya tarik wisata daerah setempat. 5. Arahan Program pengembangan diharapkan sebagai pedoman bagi stokholder dan pemerintah setempat DAFTAR PUSTAKA Muljana, Slamet; Pemugaran Pesada Sejarah Leluhur Majapahit, Intidayu Press, 1983, Jakarta. Nahan AF (a), Perjuangan Masyarakat Kotawaringin Lama dalam Menegakkan Proklamasi, paper tidak diterbitkan dan tanpa tahun Pratiwo, Pemenang Pluralisme sebuah Kota, paper di presentasikan pada seminar Ikatan Arsitek Indonesia di Jawa Tengah., 1 Agustus 1998. Profil Propinsi Republik Indonesia, Kalimantan Tengah, Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara, Jakarta, 1992 Riwut, Cilik, Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1993 Usop, KMA.M. (eds) Profil Kebudayaan di Kalimantan Tengah, Bappeda Propinsi Kalimantan Tengah dan Pusat Penelitian Kebudayaan Dayak, 1995. 13