STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SANANKERTO KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG

ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALI MATI KABUPATEN SIDOARJO

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

III. METODOLOGI PENELITIAN

Kelayakan Ekonomi. Analisis Finansial 10/19/2016

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

STUDI ANALISIS HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG TERHADAP KENAIKAN BIAYA PRODUKSI AIR Rifqi Linati 1, Ussy Andawayanti 2, Dian Chandrasasi 2

ANALISA HARGA AIR PADA PROYEK EMBUNG GADDING DI DESA GADDING KECAMATAN MANDING KABUPATEN SUMENEP

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

BAB III LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG

VIII. ANALISIS FINANSIAL

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB II LANDASAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

VIII. ANALISIS FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono

VII. RENCANA KEUANGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

Investasi dalam aktiva tetap

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM BALI

II. TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan seorang engineer sehingga menghasilkan pilihan yang. suatu proses analisa, teknik dan perhitungan ekonomi.

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi.

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. MT. Haryono Gg I No. 21 Malang 65145 Indonesia IntanFardania@Gmail.com ABSTRAK Studi ini mengkaji tentang penetapan harga air baku yang paling rendah. Diharapkan pengembalian modal proyek Bendungan Bendo ini dapat dibebankan pada hasil penjualan air baku. Penentuan kelayakan ekonomi dihitung dengan membandingkan nilai manfaat dan biaya ditinjau terhadap nilai rasio manfaat dan biaya (B/C), selisih manfaat dan biaya (B-C), tingkat pengembalian internal (IRR), periode pengembalian (PBP), dan analisa sensitivitas. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan Bendungan Bendo ini adalah biaya modal sebesar Rp. 43.109.414.681 dan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp. 277.231.748. Manfaat yang didapat yaitu sebesar Rp. 5.649.734.824. Dasar perhitungan yang digunakan dalam penetapan harga air adalah B/C> 1, IRR> suku bunga yang berlaku. Dari hasil pembahasan diperoleh harga air Rp. 1.500.-/m 3. Pada kondisi ini besarnya B/C = 1,124, IRR = 8,24%, dan Analisa Sensitivitas biaya naik 10% dan manfaat turun 10% yang dianggap paling sensitif terhadap nilai biaya dan manfaat. Untuk periode pengembalian (PBP) modal pada tahun ke 8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga air baku yang paling menguntungkan proyek Perencanaan Bendungan Bendo Kabupaten Ponorogo ini minimal Rp. 1.500,-/m 3. Kata kunci: Harga Air, B/C, B-C, IRR, Analisa Sensitivitas, Payback Period. ABSTRACT This study explains about the lowest raw water price fixing which is expected to payback the Bendo-dam project by the sale of raw water. The determination of economic feasibility is calculated by comparing the value of benefit and cost (B/C), deviation of benefit and cost (B-C), internal rate of return (IRR), payback period (PBP), and sensitivity analysis. Based on calculations, which consist the capital cost, Rp. 43.109.414.681 and operating and maintenance cost, Rp. 277.231.748. The tangible benefits Rp. 5.649.734.824. Basic calculations used in the pricing of water is B/C> 1, IRR> prevailing interest rates. Analysis results the water price Rp. 1.500,-/m 3. In this condition, the amount of B/C= 1,124, IRR= 8.24%, and cost of sensitivity analysis 10% increase and benefits 10% decrease which considered the most sensitive to the value of costs and benefits. For the payback period (PBP) capital in the eighth year. Therefore, it can be concluded that the raw water price most favorable the Ponorogo regency, Bendo-dam project planning this a minimum of Rp. 1.500,- /m 3. Keywords: Water price, B/C, B-C, IRR, Sensitivity Analysis, Payback Period.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang keberadaannya mutlak diperlukan, dengan bertambah tuanya planet bumi ini telah terjadi pemanasan global yang mengakibatkan berkurangnya jumlah volume air hujan (Macdonald, 2001). Air merupakan sumber daya alam yang bersifat permanen jika dikelola dengan baik dan efisien. Namun dengan pertambahan jumlah dan perkembangan penduduk yang cukup pesat, maka pemanfaatan sumber air tersebut menjadi terbatas. Oleh karena itu diperlukan perencanaan sumber daya air yang memadai dengan kemampuan dapat menampung semua manfaat yang dibutuhkan oleh penduduk. Kabupaten Ponorogo mempunyai potensi sumber daya air permukaan yang bagus seperti Sungai Bendo dan Sungai Madiun, beserta anak - anak sungainya. Namun demikian bangunan sarana penunjang pemanfaatan sumber daya air yang masih perlu ditingkatkan lagi. Bendungan Bendo merupakan salah satu bendungan yang diusulkan dalam Rencana Induk Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo, pada tahun 1974. Rencana Bendungan Bendo ini adalah merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan daerah Kabupaten Ponorogo yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya air, guna memenuhi berbagai keperluan masyarakat, seperti penyediaan air irigasi, air baku domestik dan industri serta pengendalian banjir. 1.2 Identifikasi Masalah Pembangunan proyek Bendungan Bendo ini membutuhkan investasi yang cukup besar, maka sebelum dilaksanakan harus diperhatikan beberapa faktor yang dapat membatalkan pelaksanaannya. Salah satu faktor diantaranya adalah kelayakan ekonomi proyek. Hal ini disebabkan karena pada setiap investasi akan ditemui permasalahan antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan. Perbandingan antara keduanya merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi tersebut. Penentuan harga air baku juga merupakan sebuah tahap awal dari persiapan perencanaan ke depan dari sebuah perusahaan. Tujuannya untuk menghindari sebuah perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar dan juga menghindari perubahan ekonomi di masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisa penentuan harga air yang dilihat dari sisi produsen dan konsumen, yaitu tarif yang dapat menutup seluruh biaya produksi/operasional perusahaan dan harga air yang sesuai dengan kemampuan masyarakat. Pada proyek Bendungan Bendo ini pengembalian modal dibebankan pada hasil penjualan air baku. Oleh karena itu yang menjadi masalah pokok dalam kajian ini adalah menetapkan harga jual air baku yang paling ekonomis. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui besarnya harga air yang didapat dari proyek perencanaan Bendungan Bendo, besarnya Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C), Selisih Biaya Manfaat (B-C), Internal Rate of Return (IRR), dan Analisa Sensitivitas dari proyek Bendungan Bendo Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur. Manfaat dari studi ini adalah memberikan sumbangan pemikiran untuk penetapan dan analisa harga air yang sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan masyarakat pengguna setelah berdirinya proyek Bendungan Bendo tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit cost ratio adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau sebagai analisis tambahan dalam rangka mengvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Metode BCR memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut (Giatman, 2007). Perbandingan manfaat dan biaya merupakan parameter untuk analisis ekonomi, guna mengetahui apakah proyek itu menguntungkan atau tidak. Secara umum rumus perbandingan antara manfaat dengan biaya adalah (Giatman, 2007): PV dari manfaat BCR PV dari biaya Apabila harga B/C lebih dari 1, maka proyek layak dikerjakan. Sebaliknya proyek tidak layak dikerjakan apabila B/C kurang dari 1. 2.2 Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara manfaat dengan biaya yang telah di present value kan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih jika NPV > 0. Dengan demikian, jika suatu proyek mempunyai nilai NPV < 0, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalankan. Nilai NPV dapat dicari dengan menggunakan persamaan (Kadariah, 1988: 40): Selisih Biaya dan Manfaat = Nilai Sekarang dari Manfaat Nilai Sekarang dari Biaya 2.3 Internal Rate of Return (IRR) Tingkat Pengembalian Bunga (internal rate of return) merupakan tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama B-C= 0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C= 1. Apabila biaya dan manfaat tahunan konstan perhitungan IRR dapat dilakukan dengan dasar tahunan, tapi apabila tidak konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai coba-coba (trial and error). Perhitungan IRR ini dilakukan dengan mencari nilai discount rate sehingga nilai present value manfaat sama dengan nilai present value biaya, atau nilai NPV = 0. Apabila discount rate yang berlaku lebih besar dari nilai IRR, maka proyek tersebut menguntungkan, namun apabila discount rate sama dengan nilai IRR maka proyek tersebut dikatakan impas. 2.4 Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas biasanya dilakukan dengan mengubah salah satu elemen proyek (misalnya harga, biaya) dan menghitung nilai IRR nya dengan harga tersebut. Beberapa keadaan yang biasanya dilakukan dalam analisa sensitivitas proyek pengairan adalah sebagai berikut: 1. Terjadi 10% penurunan pada nilai benefit yang diperkirakan. 2. Terjadi 10% kenaikan pada biaya proyek yang diperkirakan. 3. Tertundanya penyelesaian proyek selama dua tahun. Analisa sensitivitas bertujuan untuk melihat dan memperkirakan kondisi proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya maupun manfaat sehingga dapat mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus dilakukan, memperbaiki desain dari proyek yang akan dapat meningkatkan NPV, dan memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang berjalan. Dari hasil analisa sensitivitas terhadap beberapa keadaan tersebut di atas dapat diketahui elemen proyek yang merupakan elemen sensitif terhadap

keberhasilan proyek. Misalnya dari analisa sensitivitas disimpulkan bahwa proyek sangat sensitif terhadap penundaan penyelesaian proyek, perlu ditelaah kembali komponen pelaksanaan proyek agar kemungkinan tertundanya penyelesaian dapat dikurangi. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyederhanakan komponen proyek agar tidak mempersulit pelaksanaannya (Adhi Suyanto, 2001:41). 2.5 Payback period (PBP) Payback period merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk membayar kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. Payback period ini akan dipilih yang paling cepat dapat mengembalikan biaya investasi, makin cepat pengembaliannya makin baik dan kemungkinan besar akan terpilih. Analisis payback period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (Break Event Point) (Giatman, 2007). Jika komponen cashflow benefit dan cost-nya bersifat annual, maka formulanya menjadi: k(pbp) = x periode waktu Dimana: k = periode pengambalian Investasi = modal yang diperlukan Annual benefit = (keuntungan pengeluaran) per tahun Periode waktu = tahun Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode payback period ini rencana investasi dikatakan layak (feasible) jika k n dan sebaliknya. 3. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan pengerjaan studi ini dapat dilihat pada diagram berikut: Data Debit Outflow Tidak Layak Kebutuhan Air Baku < Q Outflow Ya Analisa Manfaat Air Baku Mulai Data Jumlah Penduduk (Daerah Layanan Kecamatan Ponorogo) Proyeksi Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Baku Tidak Analisa Kelayakan Proyek (B/C, B-C, IRR) Analisa Sensitivitas Kesimpulan & Saran Selesai Layak Analisa Periode Pengembalian (Payback Period) Penetapan Harga Air Data : - Biaya Konstruksi - Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya Bendungan Alokasi Biaya (Cost) untuk Air Baku 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Biaya 4.1.1 Biaya Modal 1. Biaya langsung (direct cost) Biaya langsung adalah biaya yang berkaitan langsung dengan volume pekerjaan yang menjadi komponen permanen hasil proyek. Biaya konstruksi meliputi seluruh biaya yang digunakan untuk pembangunan dalam proyek ini terdiri dari pekerjaan persiapan dan pekerjaan konstruksi. 2. Biaya tak langsung (indirect cost) Biaya tak langsung merupakan biaya yang tidak terkait langsung dengan besaran volume komponen fisik hasil akhir proyek, tetapi mempunyai kontribusi terhadap penyelesaian kegiatan atau proyek. Biaya modal untuk seluruh perencanaan Bendungan Bendo adalah sebagai berikut: a) Biaya konstruksi (berdasarkan alokasi air baku): Rp. 34.835.890.651 b) Biaya administrasi: 2,5% x Rp. 34.835.890.651 = Rp. 870.897.266

c) Biaya konsultan pengawas: 5% x Rp. 34.835.890.651 = Rp. 1.741.794.532 d) Biaya tak terduga: 5% x Rp. 34.835.890.651 = Rp. 1.741.794.532 Tabel 1. Biaya Tidak Langsung Perencanaan Bendungan Bendo No Uraian Pekerjaan Jumlah 1 Biaya Konstruksi (setelah dialokasikan) Rp. 34.835.890.651 2 Biaya Administrasi Rp. 870.897.266 (2,5%) 3 Biaya Konsultan Rp. 1.741.794.532 Pengawas (5%) 4 Biaya Tak Terduga Rp. 1.741.794.532 (5%) Total Rp. 39.190.376.983 PPN 10% Rp. 3.919.037.698 Total Rp. 43.109.414.681 Perhitungan dan analisa biaya modal dapat dilakukan dengan langkah perhitungan sebagai berikut : 1. Menghitung biaya modal proyek perencanaan Bendungan Bendo yang telah dialokasikan untuk air baku sebesar Rp. 43.109.414.681. 2. Menentukan besarnya biaya modal total berdasarkan analisa 2014 yaitu mengalikan dengan faktor konversi yang sesuai. Dalam perhitungan analisa biaya ini dijadikan nilai yang akan datang (Future Value) kemudian dikonversikan menjadi nilai tahunan (Annual Value). Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan. Pada studi perencanaan ini pekerjaan konstruksi selesai sampai tahun 2019 dan bunga sebesar 7,5%. Tabel 2. Analisa Biaya Modal Tahunan Tahun Biaya Faktor Konversi Biaya per Tahun 2014 Rp 43,109,414,681 2019 Rp 43,109,414,681 (F/P, 7.5,5) 1.431 (A/P, 7.5, 50) 0.077 Rp 4,750,097,075 4.1.2 Biaya Tahunan (annual cost) Biaya tahunan merupakan biaya yang dikeluarkan pemilik/investor setelah proyek selesai dibangun dan mulai dimanfaatkan. Biaya tahunan dikeluarkan selama usia guna rencana proyek yang dibuat pada waktu perencanaan. Tabel 3. Biaya Total Rencana Tahun Biaya Modal Biaya O&P Biaya Total 2019 Rp 4,750,097,075-4,750,097,075 2020 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2021 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2022 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2023 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2024 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2025 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2026 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2027 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2028 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2029 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2030 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2031 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2032 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2033 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2034 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2035 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2036 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2037 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2038 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2039 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2040 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2041 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2042 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2043 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2044 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2045 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2046 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2047 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2048 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2049 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2050 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2051 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2052 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2053 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2054 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2055 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2056 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2057 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2058 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2059 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2060 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2061 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2062 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2063 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2064 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2065 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2066 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2067 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 2068 Rp 4,750,097,075 277,231,748 5,027,328,823 4.2 Analisa Manfaat (benefit) 4.2.1 Manfaat Langsung (direct benefit) Manfaat langsung dari proyek ini dapat diperoleh dari perhitungan total kebutuhan air baku dikali dengan harga air.

4.2.2 Manfaat Tidak Langsung (indirect benefit) Manfaat tak langsung adalah manfaat yang dapat dinikmati secara berangsur-angsur dan dalam jangka waktu yang panjang. Manfaat tak langsung dari proyek ini yaitu dapat mendorong pengembangan pada wilayah Kecamatan Ponorogo. 4.2.3 Manfaat Nyata (tangible benefit) Manfaat nyata (tangible benefit) adalah manfaat atau nilai tambah yang dapat dinilai dengan uang. Manfaat nyata dari proyek ini didapat dari penjualan air baku dari pihak pengelola bendungan kepada PDAM Ponorogo. 4.2.4 Manfaat Tak Nyata (intangible benefit) Manfaat tak nyata (intagible benefit) adalah keuntungan proyek yang tidak dapat selalu dinilai dengan uang, seperti: - Meningkatkan kualitas hidup warga Kecamatan Ponorogo. - Muncul rasa puas jika kebutuhan air baku dapat terpenuhi dengan baik. 4.3 Analisa Ekonomi 4.3.1 Benefit Cost Ratio (BCR) Metode Benefit Cost Ratio (BCR) pada studi ini menggunakan perbandingan terhadap nilai tahunan (annual value) pada aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan nilai tahunan (annual value) aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut. Tingkat suku bunga yang dipakai pada studi ini sebesar 7,5% dengan usia guna proyek 50 tahun. Total kebutuhan air: 4.814.556,63 m 3 /tahun Total kehilangan air: 1.048.066,75 m 3 /tahun Harga air: Rp. 1.500,-/m 3 Total manfaat: = (4.814.556,63-1.048.066,75) x Rp. 1.500 = Rp. 5.649.734.824/tahun Contoh perhitungan BCR adalah sebagai berikut: Komponen biaya (cost) - Total biaya konstruksi (tahun 1 s/d 5): Rp. 43.109.414.681 Faktor konversi (F/P, 7,5%, 5): 1,431 Faktor konversi (A/P, 7,5%, 50): 0,077 Nilai tahunan biaya konstruksi: Rp. 4.750.097.075 - Total biaya O&P (tahun 6 s/d 55): Rp. 277.231.748 Total biaya tahunan: Rp. 4.750.097.075 + Rp. 277.231.748 = Rp. 5.027.328.823 Komponen manfaat (benefit) Total manfaat air baku: Rp. 5.649.734.824 Sehingga: B/C = = = 1,124 Karena nilai perbandingan BCR pada proyek Bendungan Bendo ini > 1 maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas. 4.3.2 Net Benefit (B-C) Perhitungan B-C sesuai dengan proyek rencana untuk tingkat suku bunga sebesar 7,5% adalah sebagai berikut: Annual Benefit = Rp. 5.649.734.825 Annual Cost = Rp. 5.027.328.823 - B-C = Rp. 622.406.001

Tabel 4. Nilai B-C Pada Berbagai Tingkat Suku Bunga Suku bunga AV Benefit AV Cost B-C % Rp Rp Rp 6 5,649,734,825 3,911,096,749 1,738,638,075 7 5,649,734,825 4,631,972,381 1,017,762,443 7.5 5,649,734,825 5,027,328,823 622,406,001 8 5,649,734,825 5,434,755,902 214,978,923 9 5,649,734,825 6,314,662,165-664,927,340 10 5,649,734,825 7,291,607,720-1,641,872,896 4.3.3 Internal Rate of Return (IRR) Perhitungan IRR untuk proyek Perencanaan Bendungan Bendo Kabupaten Ponorogo ini adalah sebagai berikut: IRR= I + (I - I ) Dimana: I = suku bunga yang memberikan nilai NPV positif = 8 % I = suku bunga yang memberikan nilai NPV negatif = 9% (B-C) = (B-C) positif (B-C) = (B-C) negatif Sehingga, IRR= 8%+ (9% - 8%) = 8,24% Dari perhitungan tingkat pengembalian bunga diatas dapat disimpulkan bahwa proyek Bendungan Bendo ini layak secara ekonomi. Dikarenakan hasil perhitungan IRR proyek Bendungan Bendo ini lebih besar dari suku bunga yang dipakai dalam studi ini yaitu sebesar 7,5% sehingga proyek ini dianggap menguntungkan. 4.3.4 Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas dimaksudkan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan suatu estimasi (perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi-asumsi yang tidak sama dengan keadaan sebenarnya. Analisa sensitivitas biasanya dilakukan dengan mengubah salah satu elemen proyek (misalnya harga, biaya) dan menghitung nilai IRR nya dengan harga tersebut. Analisa sensitivitas yang dihitung pada studi ini adalah sebagai berikut: 1. Terjadi 10% kenaikan pada nilai cost yang diperkirakan dan nilai benefit tetap. 2. Terjadi 10% penurunan pada nilai cost yang diperkirakan dan nilai benefit tetap. 3. Terjadi 10% kenaikan pada nilai benefit yang diperkirakan dan nilai cost tetap. 4. Terjadi 10% penurunan pada nilai benefit yang diperkirakan dan nilai cost tetap. 5. Terjadi 10% kenaikan pada nilai cost yang diperkirakan dan 10% penurunan pada nilai benefit. 6. Terjadi 10% penurunan pada nilai cost yang diperkirakan dan 10% kenaikan pada nilai benefit. 7. Tertundanya penyelesaian proyek selama dua tahun. Tabel 5. Analisa Sensitivitas Pada Suku Bunga 7,5% No Kondisi B/C B-C IRR 1 cost naik 10% benefit tetap 1.022 119,673,119 7.634 2 cost turun 10% benefit tetap 1.249 1,125,138,883 8.958 3 benefit naik 10% cost tetap 1.236 1,187,379,484 8.886 4 benefit turun 10% cost tetap 1.011 57,432,519 7.570 5 cost naik 10% benefit turun 10% 0.807-1,066,771,194 6.203 6 cost turun 10% benefit naik 10% 1.374 1,690,112,366 9.605 7 Proyek mundur 2 tahun 0.979-123,429,982 7.382 4.3.5 Payback period Analisa payback period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (Giatman, 2007). Diketahui: Biaya Konstruksi = Rp. 43.109.414.681 Biaya OP = Rp. 277.231.748 Total Manfaat = Rp. 5.649.734.825

Pada proyek Bendungan Bendo ini komponen cash flow manfaat dan biayanya bersifat annual, maka rumus yang digunakan adalah: K(PBP) = Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode ini rencana investasi dikatakan layak jika K usia guna proyek. K(PBP) = K(PBP) = 8,024 8 Tahun 4.4 Penetapan Harga Air Penetapan harga air pada studi ini ditinjau dari berbagai kondisi sensitivitas pada analisa ekonomi ketika B=C yaitu pada saat biaya naik 10%, biaya turun 10%, biaya tetap, dan proyek mundur 2 tahun. Diketahui: - Biaya = Rp. 5.027.328.823 - Kebutuhan air = 4.814.556,63 m 3 /tahun - Kehilangan air = 1.048.066,75 m 3 /tahun Harga air pada saat: Biaya naik 10% = Rp. 5.027.328.823 + (10% x Rp. 5.027.328.823) = Rp. 5.530.061.705,84 Harga Air = = (4.814.556,63-1.048.066,75) x Rp. 1.468 = Rp. 5.530.061.705/tahun Biaya turun 10% = Rp. 5.027.328.823 - (10% x Rp. 5.027.328.823) = Rp. 4.524.595.941 Harga Air = = = Rp. 1.201/m 3 Manfaat = (Kebutuhan air Kehilangan air) x Harga air = (4.814.556,63-1.048.066,75) x Rp. 1.201 = Rp. 4.524.595.941/tahun Biaya tetap = Rp. 5.027.328.823 Harga Air = = = Rp. 1.334/m 3 Manfaat = (Kebutuhan air Kehilangan air) x Harga air = (4.814.556,63-1.048.066,75) x Rp. 1.334 = Rp. 5.027.328.823/tahun Proyek mundur 2 tahun = Rp. 5.773.164.806 Harga Air = = = Rp. 1.468/m 3 Manfaat = (Kebutuhan air Kehilangan air) x Harga air = = Rp. 1.532/m 3 Manfaat = (Kebutuhan air Kehilangan air) x Harga air

= (4.814.556,63-1.048.066,75) x Rp. 1.532 = Rp. 5.773.164.806/tahun Tabel 6. Harga Air dengan Tingkat Suku Bunga 7,5% No Kondisi Harga Air/m3 (Rp) 1 Harga air pada saat B=C kondisi normal 1335 2 Harga air pada saat cost naik 10% 1468 3 Harga air pada saat cost turun 10% 1201 4 Harga air pada saat proyek mundur 2 tahun 1533 5 Harga air saat B/C > 1 1500 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Manfaat yang diperoleh dari proyek Perencanaan Bendungan Bendo ini terdiri dari manfaat nyata dan manfaat tidak nyata. Manfaat nyata yang diperoleh dari proyek perencanaan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo pada bunga 7,5% adalah: - Manfaat dengan harga air B=C= Rp. 5.027.328.823,49/tahun - Manfaat dengan harga air B/C > 1= Rp. 5.649.734.824,59/tahun Manfaat tersebut diperoleh dari hasil penjualan air. Sedangkan manfaat tidak nyata yang diperoleh diantaranya terpenuhinya kebutuhan air baku yang bersih dan layak, dan meningkatkan kualitas hidup warga Kecamatan Ponorogo. 2. Analisa ekonomi proyek Perencanaan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo ditinjau terhadap Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C dan B/C*), Selisih Biaya Manfaat (B-C), IRR, Analisa Sensitivitas, dan Payback period. Uraian B/C B-C IRR Harga Air B=C Rp. 1.334,75 Harga Air B/C>1 Rp. 1.500,00 Payback Period 1,000 0 7,5% 9 tahun 1,124 Rp. 622.406.001 8,24% 8 tahun Analisa sensivitas pada saat Cost naik 10%, Benefit tetap nilai B/C adalah 1,022 dan nilai B-C adalah Rp. 119.673.119. Pada saat Cost turun 10%, Benefit tetap nilai B/C adalah 1,249 dan nilai B-C adalah Rp. 1.125.138.883. Pada saat Cost tetap, Benefit naik 10% nilai B/C adalah 1,236 dan nilai B-C adalah Rp. 1.187.379.484. Pada saat Cost tetap, Benefit turun 10% nilai B/C adalah 1,011 dan nilai B-C adalah Rp. 57.432.519. Pada saat Cost naik 10%, Benefit turun 10% nilai B/C adalah 0,807 dan nilai B-C adalah -Rp. 1.066.771.194. Pada saat Cost turun 10%, Benefit naik 10% nilai B/C adalah 1,374 dan nilai B-C adalah Rp. 1.690.112.366. Pada saat proyek mundur 2 tahun nilai B/C adalah 0,979 dan nilai B-C adalah -Rp. 123.429.982. 3. Harga air yang layak pada saat mulai beroperasi tahun 2020 dengan prosentase penduduk terlayani 43% dengan kondisi biaya naik 10% adalah Rp. 1.468,23/m 3, biaya turun 10% adalah Rp. 1.201,28/m 3, biaya tetap adalah Rp. 1.334,75/m 3, dan proyek mundur selama 2 tahun adalah Rp. 1.532,77/m 3. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi kebutuhan air baku yang selalu meningkat sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya, sebaiknya meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan air baku untuk kebutuhan pokok. 2. Untuk memperoleh harga air yang minimum, sebaiknya meningkatkan jumlah penduduk yang terlayani. Karena dengan meningkatnya jumlah

penduduk yang terlayani maka akan diperoleh harga air yang minimum. 3. Karena proyek perencanaan Bendungan Bendo ini ditujukan untuk kesejahteraan penduduk Kecamatan Ponorogo, maka untuk penetapan harga air hendaknya tidak melihat dari sisi keuntungan saja namun juga harus dilihat dari segi kemampuan ekonomi konsumen. DAFTAR PUSTAKA Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Kadariah. 1988. Evaluasi Proyek Analisa Ekonomis. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suyanto, Adhi, Sunaryo, Trie M. dan Sjarief, Roestam. 2001. Ekonomi Teknik Proyek Sumberdaya Air. Jakarta: MHI