I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara tersebut. Untuk itu banyak para ahli keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan yaitu return dan risiko. Return adalah tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. kali lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1982 baru 23 perusahaan yang melakukan IPO (initial public offering),

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pengusaha selalu menginginkan usaha yang dikelola selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya aktiva produktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tentu minat perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) akan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

I. PENDAHULUAN. juta rupiah. Belum lagi green fee dan pemasukan dari club house yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan investasi di negara tersebut.kondisi perekonomian suatu. negara yangbertumbuh positif, akan meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagus untuk memperoleh keuntungan. kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

Stabilitas Harga Menentukan Industri Baja

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahun 2012 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya bagi perusahaan perusahaan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perusahaan selalu mempunyai masalah-masalah yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian utama pemerintah. Akses memperoleh penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization (SRO)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi baja di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pembangunan. Permintaan baja di pasar domestik pada tahun 2011 mencapai 8-9 juta ton, hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di sektor industri, manufaktur, dan kontruksi serta peningkatkan produksi otomotif nasional. Beberapa tahun ke depan, diprediksi kebutuhan baja masing-masing industri akan tumbuh pesat, seperti manufaktur tumbuh menjadi 4,4% (2011) dari 4,0% (2010); konstruksi tumbuh menjadi 7,3% (2011) dari 6,8% (2010); produksi otomotif jenis mobil sebesar 15% dan motor tumbuh 11% (Departemen Perindustrian, 2011). Indonesia masih mengimpor besi baja hingga tahun 2010, yaitu sebesar US$781 juta atau setara dengan dua setengah juta ton dari Negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Singapura, dan China (Departemen Perindustrian, 2011). Menurut Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA), tahun 2011, Indonesia masih harus mengimpor baja sekitar tiga juta ton untuk memenuhi tingginya kebutuhan baja di dalam negeri. Kebutuhan baja yang semakin meningkat dan untuk mengurangi ketergantungan pada baja impor, maka pemerintah Indonesia membangun sebuah pabrik baja yaitu PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk di kawasan industri Cilegon, Banten. 1

PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk (PT. KS) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil baja terbesar di Indonesia. PT. KS memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi khususnya bagi pertumbuhan industri-industri yang membutuhkan baja. Perusahaan ini telah memiliki kapasitas produksi mencapai 6,5 juta ton pada tahun 2010 seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kapasitas Terpasang Pabrik Besi dan Baja PT. Krakatau Steel, Tbk Tahun 2010 Pabrik Kapasitas Terpasang (ton/tahun) Besi spons 1.500.000 Baja billet 500.000 Baja slab 1.100.000 Baja wire rod 300.000 Baja canai panas 2.000.000 Baja canai dingin 850.000 Sumber : PT. Krakatau Steel ((Departemen Perindustrian, 2011) PT. KS memegang peranan penting, yaitu menyuplai 60% kebutuhan baja nasional dan menjadi basis untuk kepentingan industrialisasi di dalam negeri. Kebutuhan dan permintaan baja nasional yang terus meningkat tiap tahunnya membuat PT. KS terus melakukan pengembangan atau ekspansi usaha dengan mencari investor untuk menanamkan modal. Sementara itu, krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 di Amerika Serikat berdampak negatif pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (Gambar 1). Kenaikan nilai IHSG tahun 2009 memang menunjukkan peningkatan kondisi ekonomi Indonesia, namun hal ini menyebabkan para investor menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan investasi. 2

Di sisi lain, investasi ini sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan dalam rangka pembiayaan dan pengembangan usaha seperti PT. KS. Sumber : finance.yahoo.com Gambar 1. Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Salah satu cara perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dalam rangka pembiayaan dan pengembangan atau ekspansi usaha adalah dengan cara melakukan Penawaran Umum atau sering disebut go public, yaitu dengan menerbitkan saham di pasar modal. Perusahaan harus melakukan perdagangan saham di pasar perdana yang biasa disebut dengan Initial Public Offering (IPO). IPO adalah penawaran saham kepada publik untuk pertama kalinya yang dilakukan oleh perusahaan (Ross et. all., 2008). PT. KS dan pemerintah memberikan dorongan untuk melakukan privatisasi dengan memindahkan kegiatan-kegiatan dari sektor pemerintah ke swasta dalam rangka memobilisasi dana dari masyarakat dengan jalan menerbitkan saham melalui pasar modal dengan melakukan IPO. 3

Pada 10 November 2010, PT. KS resmi melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kegiatan ini merupakan puncak dari serangkaian proses privatisasi yang telah direncanakan PT. KS beberapa tahun terakhir. Penentuan harga saham perdana merupakan hal yang paling penting bagi sebuah perusahaan ketika akan menawarkan sahamnya ke public. Penentuan harga saham perdana menimbulkan adanya konflik antara kepentingan emiten dan investor. Pihak emiten menginginkan harga saham perdana yang tinggi sehingga penerimaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran sejumlah saham dapat menjadi optimal, sedangkan pihak investor menginginkan harga saham yang rendah untuk memaksimumkan keuntungan. Strategi penetapan harga saham perdana yang dilakukan oleh PT. KS merupakan hal yang penting untuk menjamin penerimaan dana yang optimal dan lakunya saham tersebut di pasar modal. Pada proses bookbuilding IPO PT. KS, pembentukan harga berada pada kisaran Rp. 850-1.150, namun harga yang diambil adalah harga terendah meski penjualan KS saat ini sangat didukung sejumlah faktor positif baik berupa kekuatan maupun peluang. Pertama, PT. KS dijual dalam peforma terbaiknya, sejak 2007 hingga 2010 kinerja finansial terus membaik secara signifikan, sehingga dari pendekatan manajemen strategik kondisi perusahaan saat ini dapat dikatakan berada pada fase growth and expansion strategy. Kedua, hasil rilis World Steel Association di Brussel, Belgia menyebutkan bahwa pada tahun 2010 permintaan baja dunia meningkat 13,1% dibandingkan tahun 2009. Pada tahun 2011, permintaan baja di berbagai negara utama konsumen seperti China, India, Jepang, AS, dan Uni Eropa diperkirakan akan 4

meningkat tinggi. Harga baja dunia juga akan terus melambung dan pada gilirannya akan meningkatkan laba PT. KS sebagai salah satu produsen baja berorientasi ekspor. Selanjutnya, hal ini akan berimbas positif pada peningkatan earning per share (EPS) yang akan dinikmati pemegang saham. Ketiga, dari sisi makro, kondisi fundamental Indonesia saat ini juga berada pada momentum terbaiknya. Berbagai indikator ekonomi seperti laju PDB, inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah cenderung terus menguat. Hal ini seharusnya dapat meningkatkan bargaining power pemerintah dalam menjual saham PT. KS, khususnya di mata investor. Keempat, pada proses IPO PT. KS, ditunjuk tiga penjamin emisi yaitu Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Bahana Sekuritas. Terbentuknya underwriting groups ini menandakan biaya emisi yang ditanggung PT. KS selaku emiten juga semakin tinggi dan sebaliknya risiko yang ditanggung penjamin emisi semakin rendah. Dalam kondisi demikian, pemerintah seharusnya menentukan harga saham perdana PT. KS sebesar Rp1.150 atau titik tertinggi selama proses bookbuilding. Kelima, dari 3,155 miliar saham yang ditawarkan ke publik, jumlah permintaan investor mencapai 30 miliar atau sekitar 9,5 kali lipatnya. Hal ini menunjukkan terjadi oversubscribe yang sangat tinggi dan seharusnya bisa dijadikan kekuatan untuk menekan investor 1. Berdasarkan informasi yang disebutkan di atas, terjadi suatu fenomena dalam penawaran harga saham perdana PT. KS, dimana harga saham yang ditawarkan PT. KS dinilai beberapa pengamat ekonomi terlalu rendah (undervalued). Pada saat IPO, PT. KS menawarkan saham perdana pada harga Rp. 850 per lembar saham dengan nilai nominal Rp. 500. Jumlah saham yang dilepas 1 Romli, Muhammad. Pembelajaran dari IPO PT Krakatau Steel file://localhost/g:/pembelajaran-dari-ipo-krakatau-steel.htm 5

ke masyarakat sebanyak 3,155 miliar lembar saham atau setara 20% dari keseluruhan saham, sehingga perkiraan dana (kotor) yang dapat diraih PT. KS dari IPO atau penawaran umum perdana ini adalah sebesar Rp. 2,68 Triliun. Namun, harga saham PT. KS di pasar sekunder saat pembukaan IPO mencapai Rp. 1.270, bahkan pada hari kedua IPO tanggal 11 November 2010 harga saham mencapai Rp. 1.520. Hal ini menyebabkan PT. KS kehilangan sekitar Rp. 1,2 Triliun hanya dalam sehari 2. Pada awalnya, privatisasi PT. KS bertujuan untuk meningkatkan laba dan memajukan kinerja perusahaan, namun hal tersebut diragukan terjadi karena saham tidak sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan negara tersebut. Persentase kepemilikan saham dari pihak asing jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan itu atau saham milik negara. Salah satu pemilik saham, Credit Suisse mendapatkan saham mencapai 35% dari hasil pembayaran hutang usaha PT. KS, dengan perhitungan harga saham perdana hanya Rp. 850 3. Credit Suisse melepas saham dalam jumlah besar pada satu sesi penawaran kepada investor yang membeli saham PT. KS sehingga mengeruk keuntungan besar. Fenomena tersebut menimbulkan berbagai pendapat dari pengamat ekonomi, bahwa IPO PT. KS terjadi permasalahan yang sistemik, ada pihak-pihak tertentu yang bermain untuk mengambil keuntungan. Hal ini terlihat bahwa hanya 2 Azzam, Rahmat Fahri. IPO PT Krakatau Steel: Perampokan dan Perampasan Kepemilikan Harta Milik Rakyat. http://www.lintasberita.com/nasional/berita-lokal/ipo-pt-krakatau-steel-perampokan-danperampasan-kepemilikan-harta-milik-rakyat 3 Raharjo, Budi. Drajad: Hari Ini Terjadi Perampokan Rp 1,2 Triliun. http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/10/11/11/145976-drajad-hari-initerjadi-perampokan-rp-1-2-triliun 6

dalam satu hari penawaran, harga saham PT. KS langsung melejit 49,41% 4, sedangkan pada hari kedua penawaran, harga saham naik 78% dari harga perdana IPO. Upaya underwriters dengan memberikan jatah kepada asing sebesar 20% untuk mencari investor yang berkualitas tidak terjadi. IPO PT. KS menunjukkan adanya indikasi masyarakat hanya mendapat 2% sedangkan 98% merupakan penjatahan tetap. Adanya beberapa pendapat dari pengamat ekonomi menyebabkan penulis tertarik melakukan penelitian untuk menganalisis nilai intrinsik saham PT. KS dengan menggunakan metode valuation. 1.2. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan metode valuation, yaitu Free Cash Flow to Firm dan Price to Earning Ratio, berapakah nilai harga wajar saham perdana PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk.? 2. Bagaimana perbandingan metode valuation Free Cash Flow to Firm dan Price to Earning Ratio dalam penentuan nilai harga wajar saham perdana PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk.? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulisan tesis ini bertujuan untuk : 4 Muhammad, Djibril. Menteri BUMN: IPO Krakatau Steel Positif.http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/10/11/12/146258-menteribumn-ipo-krakatau-steel-positif 7

1. Melakukan perhitungan nilai harga wajar saham perdana PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk. dengan menggunakan metode valuation, yaitu Free Cash Flow to Firm dan Price to Earning Ratio. 2. Menentukan metode valuation yang lebih baik untuk penentuan nilai harga wajar saham perdana PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk.. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Bagi Penulis akan diperoleh pengetahuan ilmiah dan pengalaman praktis tentang bagaimana menganalisis dan menghitung harga wajar saham perdana PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk. dengan menggunakan metode valuation, yaitu Free Cash Flow to Firm dan Price to Earning Ratio. 2. Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi yang bermanfaat di masa yang akan datang. 3. Sebagai bahan kajian bagi penelitian selanjutnya mengenai analisis harga wajar saham perdana dengan menggunakan metode valuation. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder, yaitu prospektus perusahaan, laporan tahunan perusahaan, dan publikasi resmi lainnya. Penelitian ini menggunakan metode valuation, yaitu Free Cash Flow to Firm dan Price to Earning Ratio untuk menganalisis nilai harga saham perdana PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk. yang telah ditetapkan lebih tinggi (overvalued) atau lebih rendah (undervalued) dari harga wajar saham. 8

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB