Ringkasan Paper : Sociological Paradigms and Organizational Analysis

dokumen-dokumen yang mirip
Sociological Paradigms and Organizational Analysis

$ [8] [176] Lusiana Darmawan Suryamita Harindrari

Ringkasan Artikel Social Paradigm and Organizational Analysis Chapter 1-3

Dimensi Subjektif - Objektif

Kelompok 3 : 1. Anggraini Widjanarti ( ) 2. Annisa Utami ( ) 3. Maria Gracia Deita ( Y)

Sociological Paradigms and Organisational Analysis, Element of the Sociology of Corporate life

Sosiological paradigm and organization analysis

Kelompok 165 Kelas Seminar B Tahun 2006

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

PARADIGMA-PARADIGMA SOSIOLOGI DAN ANALISIS SOSIAL : SUATU PENGANTAR

MASUKNYA PARADIGMA INTERPRETIF PADA KAJIAN ILMU AKUNTANSI

Kelompok 202 Rimphy Darmanegara Tunggul Fardiaz

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

Disajikan untuk Workshop Metodologi Penelitian dan EndNote, Mei Universitas Muhammadiyah Malang

PARADIGMA PENELITIAN DALAM SOSIOLOGI 1 Oleh : Subair

MULTIPERSPEKTIF SOSIOLOGI DALAM AKUNTANSI: TELAAH AWAL. Rohmawati Kusumaningtias Universitas Negeri Surabaya

MEMAHAMI SOSIOLOGI. Drs. Yulius Slamet, MSc PhD. Universitas Sebelas Maret

PARADIGMA POSITIVIS : SEBUAH TINJAUAN EPISTEMOLOGI PENELITIAN EKONOMI

LANDASAN FILSAFAT METODE PENELITIAN KUALITATIF

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

III METODOLOGI PENELITIAN

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ide. Fakta sosial menurut Durkheim terdiri atas dua macam yaitu: dan berpengaruh terhadap kehidupan individu.

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

Metodologi Keilmuan Penelitian Akuntansi

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik

PARADIGMA PENELITIAN SOSIOLOGI

LANDASAN FILSAFAT DAN METODE PENELITIAN KUALITATIF

PARADIGMA INTERPRETIVISME

MASALAH SOSIAL BUDAYA DITINJAU DALAM BERBAGAI NUR ENDAH JANUARTI, MA

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

RUMUSAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLAAN JURNAL DAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH INTI PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA SOSIOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EPISTEMOLOGI ILMU-ILMU SOSIAL

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

PSIKOLOGI DALAM PROSES PERUBAHAN SOSIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Nazir (1986) dalam Husain (2013: 159) pendekatan kualitatif

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

Pendekatam Teoritik dalam Memahami Sistem Sosial Budaya Indonesia. Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-4

Menuju Paradigma Penelitian Sosiologi yang Integratif

Facebook :

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi. Rachmat Kriyantono, Ph.D

Pendekatan Studi Perbandingan Pemerintah

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

Teori Komunikasi. Teori dalam Komunikasi. Shalaty Putri, M.Si. Modul ke: 02Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGANTAR METODE PENELITIAN. Pertemuan Kesatu

PERTEMUAN KE 3 POKOK BAHASAN

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN SEBUAH TELAAH KRITIS

METODE-METODE DALAM PENELITIAN ILMU SOSIAL

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

TEORI DAN METODOLOGI

TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL

Metode Penelitian dalam Akuntansi: Sebuah Pengantar 1

Kritik terhadap Doktrin Positivisme Hukum

Kuliah 3 KPM 398-MPS

STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya

Handout: METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI (MPK) Oleh: Kamaruddin Hasan 2

Ilmu Hubungan Internasional: Tinjauan epistemologi, Metodologi dan Ontologi

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MULTI PARADIGMA DALAM PENELITIAN AKUNTANSI ; SUATU TINJAUAN KONSEP

Oleh: Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si KONSEP, MATERI DAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN. Modul ke: 1Ilmu Komunikasi MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Fakultas. Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

Teori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode

1. Fungsionalisme Struktural Perkembangannya

PENGALAMAN MENGIKUTI SEMINAR-B

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

Metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

RISET NON POSITIVISTIK AKUNTANSI DALAM TIGA PARADIGMA: INTERPRETIF, KRITIS DAN POSMODERNISME

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Panduan Praktis Penelitian Kualitatif oleh Anis Fuad; Kandung Sapto Nugroho Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

AKTUALITAS FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR DAN ARAH PENGEMBANGAN ILMU AKUNTANSI

Tinjauan Buku. Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman.

BAB II TEORI KRITIK SOSIAL. Kata Inggris criticism (baca: kritik) diturunkan dari kata Prancis critique, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MAX WEBER

Fondasi Utama Ilmu Pengetahuan

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Transkripsi:

Ringkasan Paper : Sociological Paradigms and Organizational Analysis Oleh: Kelompok 7 120400022X Daniel Albert Y. A. 120400061Y Michael Budiman Assumptions about the Nature of Social Science Semua teori organisasi muncul berdasarkan filosofi keilmuan dan teori kemasyarakatan. Para pakar ilmu sosial melakukan pendekatan terhadap pembelajaran ilmu sosial dengan menggunakan empat jenis asumsi. Keempat asumsi tersebut adalah: 1. Asumsi ontologi Asumsi ontologi adalah asumsi mengenai keberadaan suatu fenomena; apakah suatu fenomena dapat dianggap sebagai suatu kebenaran yang independen terhadap individu atau kebenaran yang merupakan produk persepsi individu. 2. Asumsi epistemologi Asumsi epistemologi adalah asumsi mengenai bagaimana individu dapat memahami dunianya dan bagaimana ia dapat menyampaikan pemahamannya tersebut kepada individu lain. 3. Asumsi human nature Asumsi human nature adalah asumsi mengenai karakteristik psikologis individu dan hubungan individu tersebut dengan lingkungannya. 4. Asumsi metodologi Asumsi metodologi adalah asumsi mengenai bagaimana para pakar ilmu sosial meneliti dan memahami dunia sosial. Asumsi ini berkenaan dengan ketiga asumsi sebelumnya. Untuk masing-masing asumsi di atas, terdapat dua jenis pengelompokan pendekatan terhadap ilmu sosial, yaitu pendekatan subjektif dan pendekatan objektif. Pengaruh dua pendekatan tersebut terhadap keempat asumsi di atas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 - Dua pendekatan pada masing-masing asumsi Ontologi Epistemologi Human nature Metodologi Subjektif Nominalisme Golongan nominalis berpendapat bahwa suatu fenomena sosial hanya merupakan produk persepsi dan intuisi dari individu yang terlibat di dalam fenomena sosial tersebut. Anti-positivisme Golongan anti-positivis berpendapat bahwa fenomena sosial hanya dapat dipahami oleh individu jika ia terlibat langsung di dalam fenomena tersebut. Golongan ini menentang adanya pengamat, yaitu oknum yang memahami fenomena sosial dari sisi luar fenomena tersebut. Voluntarisme Golongan voluntaris berpendapat bahwa individu dan aktivitasnya benar-benar bebas dari situasi dan lingkungan di mana ia berada dan menekankan konsep free-will, yaitu kebebasan berkehendak. Ideografisme Golongan ideografis berpendapat bahwa metode yang layak digunakan untuk memahami ilmu sosial adalah dengan langsung berpartisipasi di dalam fenomena-fenomena yang terjadi di dalam dunia sosial. Objektif Realisme Golongan realis berpendapat bahwa suatu fenomena sosial merupakan suatu hal nyata yang independen dan tidak berubah terhadap penilaian individu. Positivisme Golongan positivis berpendapat bahwa individu dapat menjelaskan dan memperkirakan fenomena pada dunia sosial dengan mencari kesamaan dan hubungan sebab akibat antar elemen sosial. Pendapat ini mendukung adanya pengamat. Determinisme Golongan deteminis berpendapat bahwa individu dan aktivitasnya sepenuhnya ditentukan situasi dan lingkungan di mana ia berada. Nomotetisme Golongan nomotetis berpendapat bahwa metode yang layak digunakan untuk memahami ilmu sosial adalah dengan menggunakan metode sistematis, antara lain pengujian hipotesa, analisis uji coba, dan penggunaan teknik kuantitatif pada analisis data. Tradisi yang sepenuhnya mendukung pandangan subjektif disebut German idealism, sementara tradisi yang sepenuhnya mendukung pandangan objektif disebut sociological positivism. Kedua tradisi ini telah menjadi perdebatan dan mendominasi pembelajaran ilmu sosial selama lebih dari 200 tahun. Namun, pada 70 tahun terakhir, terjadi perkembangan dalam ilmu sosial, yaitu munculnya pandangan intermediate yang tidak sepenuhnya mendukung salah satu tradisi, melainkan mendukung kedua pandangan, baik subjektif maupun objektif.

Assumptions about the Nature of Society Selama 20 tahun terakhir, para pakar sosiologi berusaha untuk mengkategorikan berbagai aliran dan asumsi meta-sosiologis yang ada pada masing-masing aliran tersebut. Dahrendorf dan Lockwood mencoba mengkategorikan pendekatan ilmu sosial berdasarkan keteraturan dan konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Pandangan ini mengundang perhatian besar dan pada akhirnya dikenal sebagai order-conflict debate. Saat ini, jumlah pendukung teori order jauh lebih banyak dari jumlah pendukung teori conflict. Inti dari model order-conflict didasarkan pada pemikiran sosiolog-sosiolog seperti Durkheim, Weber, dan Pareto yang mendukung pandangan order ; dan Marx yang mendukung pandangan conflict sebagai pendorong terjadinya perubahan pada masyarakat. Order menekankan pada pandangan keteraturan, stabilitas dan kecatuan sebagai dasar dari berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat, sedangkan conflict lebih menekankan pada perubahan, konflik dan perpecahan sebagai dasar dari berbagai fenomena di masayarakt. Namun, Cohen mengkritik pendapat Dahrendorf bahwa pandangan order dan conflict dalam model order-conflict tidak sepenuhnya terpisah. Ia berpendapat bahwa pandangan order dan conflict tidak saling menjatuhkan, melainkan keduanya berperan dalam perkembangan ilmu sosial dan masyarakat. Burrel dan Morgan mengajukan istilah sociology of regulation dan sociology of radical change untuk mengkategorikan berbagai pandangan pakar sosiologi dalam bingkai model order-conflict. Sociology of regulation digunakan untuk mendeskripsikan tulisan dan pemikiran kemasyarakatan yang menekankan pada kesatuan, solidaritas dan kohesivitas sebagai dasar fenomena masyarakat. Sedangkan sociology of radical change mendeskripsikan tulisan dan pemikiran yang menekankan pada perubahan radikal, konflik yang mendasar, dominasi dan kontradiksi struktural yang menjadi ciri-ciri masyarakat modern.

Subjective Objective Dua Dimensi: Empat Paradigma Pada dua bagian sebelumnya telah dibahas dua poros paradigma, poros subjective-objective dan poros order-conflict yang tercermin dalam sociology of regulation dan sociology of radical change. Empat Paradigma merupakan kombinasi dari masing-masing poros, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Sociology of Radical Change Radical humanist Radical structuralist Interpretive Functionalist Sociology of Regulation Gambar 1 - Skema empat paradigma pada analisis teori sosial Berikut adalah deskripsi keempat paradigma tersebut: 1. Paradigma Fungsionalis Para sosiolog yang menganut paradigma fungsionalis adalah orang-orang yang telah menjadi pakar dalam debat order-conflict. Paradigma ini menekankan objektivitas pada pandangan Sociology of Regulation. Para pakar paradigma ini berpendapat bahwa ilmu sosial dibangun dari objek-objek dan relasi-relasi yang konkrit sehingga dapat diukur secara objektif. Kekurangan pada teori-teori yang tergolong dalam paradigma ini adalah bahwa teori-teori tersebut tidak dapat menjelaskan adanya perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. 2. Paradigma Interpretif Para penganut paradigma interpretif lebih menekankan aspek partisipan daripada aspek pengamat. Tetapi penganut paradigma ini tetap menekankan pada aspek regularitas karena adanya asumsi bahwa masyarakat merupakan suatu entitas yang bersatu dan teratur. Paradigma ini merupakan produk langsung dari aliran German Idealism. 3. Paradigma Radikal Humanis Paradigma ini hampir serupa dengan paradigma interpretif namun lebih menekankan pada perubahan dan transformasi yang terjadi di masyarakat. Pandangan ini dibangun atas asumsiasumsi yang bertentangan dengan paradigma fungsionalis, menekankan kesadaran individu untuk melawan struktur dan keteraturan sosial yang telah ada, yang akhirnya melahirkan perubahan. 4. Paradigma Radikal Strukturalis Pada umumnya memiliki banyak kesamaan dengan paradigma fungsionalis. Perbedaannya, paradigma ini menekankan bahwa perubahan sudah menjadi bagian integral dalam masyarakat

saat ini. Penganut teori ini berusaha memformulasikan hubungan berbagai aspek yang mempengaruhi perubahan yang terjadi di masyarakat. Keempat paradigma baru ini diharapkan dapat mencakup semua pandangan dan aliran yang terdapat dalam pembelajaran ilmu sosial. Referensi Sociological Paradigms and Organizational Analysis [Journal] / auth. Burrell Gibson and Morgan Gareth. - London : [s.n.], 1979.