RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN HABITAT DAN POPULASI SATWALIAR LANGKA PASCA BENCANA ALAM ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

LEMBAR PENGESAHAN. : Penanganan pasca panen simplisia untuk menghasilkan bahan baku terstandar mendukung industri minuman fungsional

RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN I

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA

JUDUL LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

LAPORAN HASIL LITBANG

Pengembangan Teknologi Pemanenan Air Hujan untuk Pengairan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

PANDUAN PENGUSULAN PROGRAM INSENTIF SENTRA HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (SENTRA-HKI)

SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

LAPORAN HASIL PENELITIAN INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

SALINAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

AGRIBISNIS TANAMAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan kesehatan. Salah satu jenis tanaman obat yang potensial, banyak

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR: 04/M/PER/III/2007 TENTANG

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING

GAMBARAN UMUM KEBUN UNIT KONSERVASI BUDIDAYA BIOFARMAKA (UKBB)

LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, DAN HASIL PENGELOLAANNYA

LAPORAN HASIL LITBANG

EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

PENANGANAN PASCA PANEN SIMPLISIA UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKU TERSTANDAR MENDUKUNG INDUSTRI MINUMAN FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

[ nama lembaga ] 2012

Intisari Roadmap Jamu Nasional dan Perkembangan Riset Jamu

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

KAJIAN PEMUPUKAN UREA TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUNGAN ASIATIKOSIDA PADA TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban.)

instansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA

PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH

D12)-1 5B%,8$8 E+%&+ F12&=&' ")+=&',+4 A>4 5>

LAPORAN KEMAJUAN TAHAP II PROGRAM INSENTIF PKPP KAJIAN PENGELOLAAN HARA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERBASIS EFISIENSI PEMUPUKAN

LAPORAN MONITORING INTERNAL PROGRAM INSENTIF PKPP TAHUN 2012 TAHAP II. 1. Lokus : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Selain itu, kencur juga dapat digunakan sebagai salah satu bumbu

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH JENIS PENG- ADAAN JENIS BELANJA. Belanja Barang Jasa

Disajikan di Simposium Nasional Herbal Medik, Bandung, 12 Mei 2012

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUDIDAYA DAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT UNTUK MENINGKATKAN KADAR BAHAN AKTIF

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

2018, No Peraturan Menteri Pertanian Nomor 06/PERMENTAN/ OT.140/2/2012 tentang Pedoman Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Pertanian, perlu

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

semua masalah kesehatan dapat diatasi oleh pelayanan pengobatan modern (BPOM, 2005). Tumbuhan obat Indonesia atau yang saat ini lebih dikenal dengan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BAB I PENDAHULUAN. Taiwan, Hongkong, Korea dan negara-negara Timur lain. peduli untuk melakukan konservasi tanaman obat. Jepang memberi perhatian

LAPORAN HASIL PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PERENCANAAN AGRIBISNIS, PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT 1)

Good Agricultural Practices

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TANAMAN OBAT

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia yang kondisi

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN. Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014

PENELITIAN POTENSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

2016 PROFIL FISIKOKIMIA BUAH CABE JAWA

LAPORAN KINERJA (LKJ)

PANDUAN DISEMINASI HASIL PENELITIAN DAN INOVASI TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN KANTOR RISET, TEKNOLOGI DAN INOVASI

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KAJIAN TEKNOLOGI UNGGULAN KELAPA SAWIT BERBASIS OUTCOME BASED EVALUATION DI KALIMANTAN

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEDOMAN PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010 DEWAN RISET NASIONAL KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Revisi ke 01 Tanggal : 17 Maret 2016

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

1. BAB I PENDAHULUAN. Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PENGARUH BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS KEMPAAN GAMBIR DAN PUPUK NPK 15:15:15 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

PEMANFAATAN ZEOLIT DAN MIMBA UNTUK PERBAIKAN KERAGAAN TANAMAN JERUK PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI SULAWESI TENGGARA

KODE JUDUL : X.46 AGROEKOLOGI WILAYAH PENGEMBANGAN VARIETAS TEBU DI LAHAN KERING SULAWESI SELATAN MENDUKUNG PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung

Transkripsi:

KODE JUDUL: X.43 RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENANGANAN PASCA PANEN SIMPLISIA UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKU TERSTANDAR MENDUKUNG INDUSTRI MINUMAN FUNGSIONAL Peneliti/Perekayasa: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 1. Ir. Mariyam Januwati, MS. 2. Dr. Molide Rizal 3. Dr. Ireng Darwati 4. Ir. Ekwasita Rini Pribadi 5. Ir. Bagem S. Sembiring INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012

LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL, DAN HASIL PENGELOLAANNYA Identitas Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nama Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Dr. Agus Wahyudi Alamat Jl. Tentara Pelajar No. 03 Cimanggu Bogor 16111 Tlp. (0251) 8321879, Fax. (0251) 8327010 Identitas Kegiatan Judul Penanganan pasca panen simplisia untuk menghasilkan bahan baku terstandar mendukung industri minuman fungsional Abstraksi Pemanfaatan herbal sebagai Obat Bahan Alam (OBA) di dunia medis meningkat tajam di seluruh dunia. Kesadaran dalam menempuh upaya kesehatan preventif dan pencarian obat yang aman dengan efek samping sekecil mungkin, mendorong untuk "kembali ke alam". Oleh karena itu, dunia medis menginginkan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia pada tahun 2008 memiliki data menarik, bahwa persentase pertumbuhan obat herbal dari tahun ke tahun meningkat terus dan berada di atas rata-rata pertumbuhan obat modern. Kemanjuran obat herbal ternyata setara dengan obat sintetis. Dalam keamanan, obat herbal dipersepsikan lebih baik dari "obat sintetis" dan ada peningkatan produk yang dijual bebas over the counter (OTC). Hasil survei Omnibus menunjukkan bahwa saat ini kata "herbal" ternyata sangat ampuh, daya tarik herbal cukup tinggi. Masyarakat mempunyai persepsi bahwa obat herba lebih aman bagi kesehatan dan lebih manjur dibanding jamu dan obat sintetis. Contoh pasar produk (jahe sebagai bahan baku) untuk masuk angin, tahun 1990 sekitar 3 juta sachet, tahun 2008 mencapai 50-60 juta. Dua tahun ke depan diperkirakan bisa mencapai 120 juta. Temulawak, kencur, jahe, sambiloto kumis kucing dan pegagan, menjadi andalan Indonesia yang

diketahui berkhasiat meningkatkan nafsu makan dan stamina serta membantu menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit hati, reumatik dan radang, juga menurunkan koleterol. Krisis ekonomi 1997 telah membuat biaya produksi farmasi meningkat dan harga obat menjadi mahal. Situasi ini mendorong masyarakat menggunakan bahan alami. Budaya bangsa Indonesia telah mewariskan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta rehabilitasi kesehatan. Guna meningkatkan pangsa pasar obat tradisional (Obat Asli Indonesia) dalam negeri dengan jumlah penduduk lebih dari 211 juta jiwa, dan adanya ancaman dari produk impor mendorong keinginan di tingkat regional menuju harmonisasi di bidang standar dan mutu obat tradisional, maka langkah untuk antisipasi standarisasi bahan baku harus diupayakan secara maksimal. Standarisasi simplisia diperlukan untuk mendapat efek yang terulangkan (reproducable). Mutu sediaan herbal sangat dipengaruhi oleh mutu simplisia yang digunakan, oleh karena itu sumber simplisia, cara pengolahan dan penyimpanan harus dilakukan dengan cara yang baik, berpedoman pada GAP (Good Agriculture Practices). Peranan SOP budidaya untuk menjadikan bahan baku sebagai sumber bahan tanaman yang lebih bermutu merupakan aspek penting. Kualitas bahan baku tanaman obat dipengaruhi oleh faktor intrinsik (genetik) dan ekstrinsik (lingkungan, budidaya, cara panen, proses pasca panen dan lain-lain). Melalui GAP, yang merupakan tahapan menuju bahan baku terstandar, variasi mutu yang besar dalam tanaman dikurangi melalui modifikasi teknologi dan fitofarmasi sehingga mutu produk lebih stabil. Kandungan kimia yang merupakan metabolit sekunder, digunakan sebagai standar petanda (marker). Dengan demikian diharapkan dapat memenuhi tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu Quality-Safety-Efficacy (Mutu-Aman-Khasiat). Bahan baku yang sudah distandarisasi tersebut, mempunyai perbedaan zat aktif sangat kecil, demikian juga yang terdapat dalam setiap sediaan (tablet, kapsul, sirup). Dengan standarisasi ini, diharapkan ada korelasi kuat antara dosis dan efek obat dapat dicapai. Komoditas pegagan Centella asiatica L. Urbandan

kumis kucing ), (Orthosipon aristatus Miq), mempunyai potensi yang dapat diandalkan karena dapat dibudidayakan, dengan produktivitas sesui yang diharapkan. Mutu distandarisasi BPOM berdasar kadar asiatikosida dan sinesitin. Pegagan dan kumis kucing merupakan komoditas yang bersifat multi guna, dikenal juga dapat menjadi bahan minuman fungsional yang menyehatkan, bahkan akhir-akhir ini telah menjadi fitofarmaka. Beberapa produk yang menggunakan pegagan dan kumis kucing adalah anti stroke, anti kembung, anti asma, anti kolesterol, anti hipertensi, anti inflamasi, antitusive, anti migrain, penurun kadar asam urat, fungsi analgesik, dan lain-lain. Sop pasca panen telah dimilki, tetapi belum banyak diterapkan, sehingga mutu simplisia belum seperti yang diharapkan, industri minuman fungsional kesulitan dapat memperoleh bahan baku secara kontinu, kualitas dan kuantitasnya. Sehingga harga jual produksi dari petani menjadi rendah. Maksud dan Tujuan penelitian: Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan SOP pasca panen simplisia pegagan dan kumis kucing untuk memudahkan standarisasi bahan baku, dapat meningkatkan nilai ekonomi, dan membantu pelestarian industri minuman fungsional. Hasil yang diharapkan: SOP pasca panen akan memperbaiki mutu bahan baku, memudahkan melakukan standarisasi untuk meningkatkan mutu produk. Kegiatan dilakukan di lahan petani kooperator di sentra produksi, sehingga diharapkan teknologi pasca panen akan dipercepat adopsinya. Teknologi yang dihasilkan dapat meningkatkan mutu produk, dan dapat memperluas peluang usaha baru "industri pembuatan produk minuman fungsional berbasis pegagan dan kumis kucing".

Tahap pelaksanaan: Penelitian SOP pasca panen ini merupakan kegiatan lapang yang dilaksanakan di lokasi sentra produksi pegagan dan kumis kucing (Kabupaten Sukabumi). Penelitian akan dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun untuk mengetahui tingkat adopsi teknologi yang dihasilkan. Pada tahun pertama (2012) dilakukan pendampingan pelaksaan mulai bididaya sampai pasca panen. Pengamatan produktivitas, dan analisa mutu serta akan dilakukan kajian usaha tani. Kemudian dilakukan evaluasi pelaksanaan serapan teknologi yang dianjurkan. Pada tahun ke-dua dan ke-tiga dilakukan kegiatan untuk melihat kontinuitas serapan teknologi, melalui parameter produksi dan mutu penerapan SOP pasca panen. Pada tahun kedua (2013) dan ketiga (2014) akan dilakukan pengamatan terhadap peubah produksi dan peubah mutu tanaman pegagan dan kumis kucing. Pengamatan mutu produk dilakukan berdasar standar mutu MMI dan marker kadar asiatikosida dan sinesitin. Metodologi yang digunakan : Metode Demplot dan Pelatihan digunakan untuk melakukan sosialisasi SOP budidaya sampai pasca panen di sentra produksi pegagan dan kumis kucing, disertai melaksanakan kajian usahatani untuk melihat dampak ekonomi dari pemanfaatan teknologi. Pada lokasi Demplot, diterapkan pelaksanaan Demplot budidaya Kumiskucing dan Pegagan dengan menerapkan beberapa polatanam untuk mendukung pengembangan, meliputi (1) Polatanam monokultur, (2) Polatanam Tumpangsari dengan Jagung, dan (3) Polatanam Tumpangsari dengan Ketela pohon. Selain itu akan dilakukan menerapan SOP Budidaya (SOP Pemupukan dengan Dosis rekomendasi Balittro ) dan Dosis Pemupukan Petani. Hasil Penelitian : Teknologi SOP budidaya yang dapat

meningkatkan produktivitas dan mutu simplisia kumis kucing dan pegagan. Polatanam monokultur memberikan hasil terbaik, sedang produktivitas polatanam tumpangsari dipengaruhi oleh jenis tanaman tumpangsarinya. Pada tingkat naungan yang lebih berat, akan menurunkan produktivitas dan mutu. Hasil kajian usahatani kumis kucing dan pegagan, dilakukan pada lahan utama adalah lahan kebun, dengan menggunakan polatanam tumpangsari. Tanggap petani terhadap kegiatan demplot menunjukkan dengan SOP budidaya tidak sulit dalam pelaksanaan, tetapi tetap diperlukan pendampingan. Demikian juga pengendalian harga supaya stabil, sangat diperlukan. Pengeringan kumis kucing dan pegagan dengan menggunakan sinar matahari ditutup kain hitam menghasilkan simplisia dengan mutu yang lebih baik, dan berwarna hijau, sedangkan yang dikeringkan dibawah sinar matahari langsung, akan menghasilkan simplisia yang dihasilkan berwarna kecoklatan. Produk yang dihasilkan berupa leaflet SOP Budidaya dan Pasca Panen untuk Pegagan dan Kumis kucing, sebagai panduan pelaksanaan budidaya dan penanganan pasca panen, agar diperoleh produktivitas dan mutu yang tinggi. Keluaran : Penerapan SOP pasca panen untuk pegagan dan kumiskucing, serta kajian ekonomi dan penerapan teknologi Tim Peneliti 1. Nama Koordinator/ Peneliti Utama (PU) 2. Alamat Koordinator/PU 3. Nama Anggota Peneliti Ir. Mariyam Januwati, MS. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Dr. Molide Rizal Dr. Ireng Darwati Ir. Ekwasita Rini Pribadi Ir. Bagem S. Sembiring

Waktu Pelaksanaan 15 Februari 2012 Oktober 2012 Publikasi Leaflet Budidaya dan Pasca Panen Pegagan (Centella asiatica Urban.) dan leaflet Budidaya dan Pasca Panen Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth), Tahun 2012, Balittro Identitas Kekayaan Intelektual dan Hasil Litbang Ringkasan Kekayaan Intelektual Perlindungan Kekayaan Intelektual 1. Paten Waktu Pendaftaran : 2. Hak cipta Waktu Pendaftaran : 3. Merek Waktu Pendaftaran : 4. Disain Industri Waktu Pendaftaran : 5. Disain Tata Letk Sirkuit Waktu Pendaftaran : Terpadu 6. Varietas tanaman Waktu Pendaftaran : Nama Penemuan Baru - Nama Penemuan Baru Non Komersial - Cara Alih Teknologi 1. Lisensi 2. Kerjasama 3. Pelayanan Jasa Iptek 4. Publikasi Ringkasan Hasil Penelitian dan Pengembangan 1. Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi SOP budidaya yang dapat meningkatkan produktivitas dan mutu simplisia kumis kucing dan pegagan. Polatanam monokultur memberikan hasil terbaik, sedang produktivitas polatanam tumpangsari dipengaruhi oleh jenis tanaman tumpangsarinya. Pada tingkat naungan yang lebih berat, akan menurunkan produktivitas dan mutu.

Hasil kajian usahatani kumis kucing dan pegagan, dilakukan lahan utama pada adalah lahan kebun, dengan menggunakan polatanam tumpangsari. Tanggap petani terhadap kegiatan demplot menunjukkan dengan SOP budidaya tidak sulit dalam pelaksanaan, tetapi tetap diperlukan pendampingan. Demikian juga pengendalian harga supaya stabil, sangat diperlukan. Pengeringan kumis kucing dan pegagan dengan menggunakan sinar matahari ditutup kain hitam menghasilkan simplisia dengan mutu yang lebih baik, dan berwarna hijau, sedangkan yang dikeringkan dibawah sinar matahari langsung, akan menghasilkan simplisia yang dihasilkan berwarna kecoklatan 2. Produk, spesifikasi dan pemanfaatanya Produk yang dihasilkan berupa leaflet SOP Budidaya dan Pasca Panen untuk Pegagan dan Kumis kucing, sebagai panduan pelaksanaan budidaya dan penanganan pasca panen, agar diperoleh produktivitas dan mutu yang tinggi 3. Gambar /photo produk hasil penelitian dan pengembangan Pengelolaan 1. Sumber Pembiayaan Penelitian dan Mitra Kerja a. APBN : Rp. 250.000.000,-

- Gaji dan upah Rp 106.790.000,- - Bahan Rp 69.330.000,- - Perjalanan Rp 46.900.000,- - Operasional Rp 26.980.000,- b. APBD : Rp. c. Mitra Kerja : Rp. - Dalam Negeri : Rp. Mitra - Luar Negeri : Rp. Mitra -Mtra Kerja : Petani Sarana dan Prasarana a. Sarana b. Prasarana. Lahan petani untuk demplot kumis kucing di Desa Klaparea Kec. Nagrak dan Pegagan, di Desa Nangerang Kec. Cicurug, Kabupaten Sukabumi. 2. Bibit pegagan, kumis kucing, pupuk kandang dan pupuk buatan. 3. Laboratorium, Balittro : 1. Cangkul, garpu, selang air, 2. Alas penjemur berupa terpal dan tampah 3. Kain hitam 4. ATK, dll c. Pendokumentasian Foto Mengetahui Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor, 23 September 2012 Penanggung Jawab Kegiatan Penelitian Dr. Ir. Agus Wahyudi, MS. Ir. Mariyam Januwati, MS. NIP. 196001211985031003 NIP. 19480101 198406 2001