POTENSI BUDIDAYA AYAM KAMPUNG SECARA INTENSIF DAN RAMAH LINGKUNGAN DI PROVINSI JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

HASIL-HASIL PENELITIAN DAN SUMBANGAN PEMIKIRAN PENGEMBANGAN AYAM KEDU

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

AYAM HASIL PERSILANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA TERNAK UNGGAS

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

SUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

PELUANG BUDIDAYA AYAM BURAS DI PEDESAAN SEBAGAI PENYANGGA INDUSTRI BOGA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN AYAM BURAS DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

KEBIJAKAN DAERAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN UNGGAS LOKAL DI JAWA BARAT

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

POTENSI PENGEMBANGAN AYAM BURAS DI KALIMANTAN SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

KIAT PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM BURAS

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Z Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung Pedaging. AgroMedia Pustaka.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. PEMANFAATAN HERBAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH AYAM KUB

PERTUMBUHAN AYAM-AYAM LOKAL SAMPAI DENGAN UMUR 12 MINGGU PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

PENGEMBANGAN AYAM NUNUKAN DAN PERMASALAHANNYA DI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENGEMBANGAN AYAM BURAS PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DI PROPINSI PAPUA. Balai Pengkajian teknologi Pertanian Papua 2

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

ANALISIS PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN INVESTASI USAHA TERNAK Deskripsi Organisasi Produksi Usaha Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pakan ternak sehingga diperlukan penggunaan pakan alternatif. Sumber

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM BALI DENGAN POLA SELEKSI PRODUKSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tingkat konsumsi ayam dan telur penduduk Indonesia tinggi. Menurut Badan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

KONSUMSI RANSUM, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KONVERSI RANSUM AYAM LOKAL DI JIMMY S FARM CIPANAS KABUPATEN CIANJUR

PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

PROSPEK PENGEMBANGAN AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

CAMPURAN PAKAN HERBAL UNTUK TERNAK AYAM KAMPUNG (Mixture Herbal Woof For Livestock Chicken Local)

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KENCUR SEBAGAI FEED SUPLEMEN TERHADAP KARKAS AYAM PETELUR JANTAN

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

PENGKAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG DAUN PISANG TERHADAP PERFORMAN AYAM BURAS DI JAYAPURA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

PENERAPAN TEKNOLOGI PEMISAHAN ANAK AYAM LOKAL SISTEM KOTAK INDUKAN DI LAHAN PASANG SURUT SUGIHAN KIRI SUMATERA SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. (Gallus gallus gallus) dan Ayam Hutan Merah Jawa ( Gallus gallus javanicus).

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

PENDAHULUAN. ( Populasi Ternak (000) Ekor Diakses Tanggal 3 Oktober 2011.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE)

Transkripsi:

POTENSI BUDIDAYA AYAM KAMPUNG SECARA INTENSIF DAN RAMAH LINGKUNGAN DI PROVINSI JAMBI (Potential of Intensive and Environmental Friendly Native Chicken Farming in Jambi Province) SARI YANTI HAYANTI 1 dan M. PURBA 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Jl. Samarinda Paal Lima, Kotak Pos 118, Kota Baru 3600 Jambi drh.sari.bptpjambi@gmail.com 2 Balai Penelituiian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 ABSTRACT An intensive raising native chicken has been a long time ago introduced to society, including farmers in the rural areas. The potential of each location has differed among others. Native chicken meat and egg consumption of per capita people in the Province of Jambi has become a major business opportunity to support development of the native chicken production. Other potential aspects included availability of selected native chicken breeding stock in access to larger house yard, women s farmers participation and availability of food crops and agro industry by product as feed sources. To support an intensive native chicken development there is a need to have good farming practice that environmentally friendly. This will result good performance of native chicken, resistant to diseases and good quality of carcass that preferred by consumers. Key Words: Native Chicken, Potential, Intensive, Environmentally Friendly, Jambi Province ABSTRAK Pemeliharaaan ayam kampung dengan intensif sudah lama diperkenalkan kepada masyarakat. Potensi yang dimiliki setiap wilayah dalam budidaya ayam kampung tidak sama. Konsumsi masyarakat Provinsi Jambi merupakan peluang usaha untuk budidaya ayam kampung. Potensi lain berkembangnya usaha budidaya ini adalah tersedianya bibit ayam kampung yang terseleksi, pekarangan yang cukup luas untuk kandang, peran serta wanita dalam rumah tangga peternak, dan ketersediaan hasil samping usaha tanaman dan agro industri sebagai sumber pakan. Guna mendukung usaha ayam kampung dengan intensif maka diperlukan pemeliharaan yang ramah lingkungan sehingga menghasilkan ayam dengan kinerja baik, daya tahan tubuh terhadap penyakit, serta menghasilkan dan warna karkas yang disukai konsumen. Kata Kunci: Ayam Kampung, Potensi, Intensif, Ramah Lingkungan, Provinsi Jambi PENDAHULUAN Ayam kampung merupakan salah satu jenis unggas yang populasi penyebarannya hampir merata di seluruh Indonesia. Salah satu penyumbang daging ayam dan telur yang mengandung protein hewani cukup tinggi adalah ayam kampung. Umumnya cara pemeliharaan ayam kampung masih dilakukan secara tradisional atau umbaran yang menyebabkan populasi dan laju produktivitas stagnan, bahkan cenderung menurun. Hal ini mengakibatkan produk ini belum dapat memenuhi permintaan pasar. Ayam kampung bila dipelihara secara semi intensif dan intensif akan menghasilkan produk yang lebih baik. Usaha ini memiliki prospek yang cukup cerah dengan kelebihan seperti pemeliharaan mudah karena tahan pada kondisi lingkungan dan pengelolaan yang kurang mendukung, tidak memerlukan lahan yang luas, tidak mudah stres dan daya tahan tubuh lebih kuat, harga jual relatif stabil dan lebih tinggi dibandingkan dengan ayam lainnya. Pemeliharaan secara intensif akan menunjukkan hasil yang berbeda dibandingkan dengan pemeliharaan secara 79

ekstensif atau tradisional (RESNAWATI dan BINTANG, 2005). Pola budididaya ayam kampung yang intensif dan ramah lingkungan perlu diarahkan karena memiliki efek yang positif terhadap peningkatan pendapatan peternak, memperbaiki penampilan ternak ayam dan memberikan efek positif bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Umumnya masyarakat saat ini mengkonsumsi produk hasil ternak yang telah diberi feed additive komersial antara lain antibiotik, hormon dan sebagainya. Hal ini menyebabkan sering dijumpainya kasus-kasus residu, sehingga produk hasil ternak kurang terjamin aspek keamanan pangannya. Pemeliharaan ternak ayam kampung secara intensif akan memudahkan peternak melakukan manajemen pemeliharaan yang ramah lingkungan. Hal ini dapat dilakukan melalui perbaikan manajemen kandang, pemberian pakan, pemberian suplemen dan pengobatan ayam sakit. Pola pemeliharaan ayam kampung yang ramah lingkungan dapat dilakukan karena telah didukung oleh berbagai hasil penelitian, tersedianya sumber daya manusia yang cukup, sumber daya tanaman obat yang mudah dibudidayakan dan mudah diolah serta bibit yang telah diseleksi induknya. Tulisan ini menyampaikan beberapa informasi dari hasil penelitian dan pengalaman peternak ayam kampung yang potensi yang dimiliki Provinsi Jambi dalam pengembangan budidaya ayam kampung. Informasi-informasi yang ada diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam membangun model pengembangan ayam lokal sekaligus sebagai peluang agribisnis di Provinsi Jambi. POTENSI PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM KAMPUNG Konsumsi daging ayam kampung di Provinsi Jambi pada tahun 2010 menempati urutan keempat setelah ayam ras, daging sapi dan kerbau. Perkembangan konsumsi daging dan telur ayam kampung oleh masyarakat di Provinsi Jambi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 disajikan pada Tabel 1. Tingkat konsumsi daging dan telur ayam kampung yang cukup tinggi di Provinsi Jambi setiap tahunnya dapat menjadi peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan ternak ayam kampung secara intensif. ZUBIR (2003) menyatakan bahwa pemeliharaan ayam kampung di Provinsi Jambi secara semi intensif menempatkan usaha ternak ayam kampung sebagai usaha sampingan (60%), namun ada juga yang menempatkan usaha ternak ayam kampung menjadi cabang usaha (40%). Masyarakat yang memiliki ayam kampung sering menghadapi berbagai kendala dalam usahanya. Hal ini meliputi bahan pakan yang murah dan mudah didapat, pengetahuan dan penyediaan obat-obatan serta penggunaan vaksin yang masih kurang, sulit mendapatkan bibit ayam yang terseleksi serta kurangnya pengetahuan tentang pemeliharan ternak ayam yang baik (ENDANG, 2003). Manajemen pemeliharaan ayam kampung yang dilakukan pada umumnya masih sederhana. Tabel 1. Perkembangan konsumsi daging dan telur ayam oleh masyarakat di Provinsi Jambi, tahun 2006 2010 Tahun Konsumsi daging ayam kampung (kg) ayam kampung (kg) 2006 3.561.551 1.460.698 2007 3.325.854 1.531.461 2008 3.267.485 1.656.509 2009 3.366.249 1.843.188 2010 2.500.441 2.356.889 Sumber: BPS PROVINSI JAMBI (2010) Pemeliharaan ternak ayam kampung yang optimal dapat dimulai dengan menggunakan bibit yang terseleksi genetik induknya. Menurut BUSTAMI (2007) bibit yang dapat dijadikan bakalan induk dapat dilihat dari sifatsifat luarnya, seperti ayam jenis kaki hitam mempunyai kelebihan daya tahan terhadap penyakit serta sifat dari mengasuh anak yang tinggi. Jenis ayam kaki kuning memiliki keunggulan daya tahan terhadap penyakit tinggi, mempunyai pertumbuhan relatif dan masa sapih yang cepat. Jenis ayam burik mempunyai kelebihan daya tahan terhadap penyakit cukup tinggi, sapih anak yang cepat dan produksi telur yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kaki hitam dan kaki kuning. Berdasarkan hasil-hasil penelitian 80

tersebut, maka peternak ayam kampung di Provinsi Jambi dapat memilih indukan sesuai dengan tujuan akhir beternak ayam. Pada umumnya masyarakat petani yang memiliki ternak tinggal dan di wilayah yang tidak padat bangunan dan memiliki lahan ratarata 0,64 ha. Lahan tersebut sebagian didirikan bangunan (rumah) dan sebagian ditanami komoditas pertanian (ZUBIR, 2003). Petani umumnya memiliki pekarangan yang cukup dan memanfaatkan lahan yang di miliki untuk bercocok tanam dan beternak. Peternak masih memiliki ruang untuk membuat kandang yang sesuai untuk pemeliharaan ayam kampung secara intensif. Pemeliharaan secara semi intensif memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan ekstensif terhadap penerimaan keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata kontribusinya sebesar 5%, dan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan intensitas pemeliharaan serta jumlah ternak yang dipelihara bila dilakukan secara intensif. Pemeliharaan secara intensif dapat dimulai dengan memelihara induk diatas 25 ekor yang diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga peternak. ZUBIR (2003) menunjukkan bahwa pemeliharaan ayam buras secara ekstensif ratarata membutuhkan waktu 0,48 jam/hari, sedangkan dengan pemeliharaan semi intensif sekitar 1,85 jam/hari. Alokasi waktu kerja belum menjadi masalah yang berarti karena di beberapa daerah di Provinsi Jambi wanita lebih berperan dalam pemeliharaan ternak. Wanita lebih dominan terhadap kegiatan pascapanen, pemasaran dan penyimpanan uang hasil penjualan. Selanjutnya dilaporkan bahwa sebanyak 52,5% kegiatan usahatani ayam buras diperankan oleh wanita, sedangkan sekitar 41,88% oleh pria, dan sejumlah 5,63% oleh anak-anak (ZUBIR, 2003). PEMELIHARAN AYAM KAMPUNG SECARA INTENSIF DAN RAMAH LINGKUNGAN Pemeliharaan ternak ayam kampung secara intensif dan ramah lingkungan diharapkan dapat memberikan keuntungan usaha lebih nyata. Pemeliharaan ini lebih memperhatikan keseimbangan antara intensitas teknis yang diterapkan dengan skala usaha pemeliharaan. Tabel 2 menjelaskan bahwa pemeliharaan ayam kampung secara intensif memiliki kelebihan daripada pemelihaaran tradisional. Peranan wanita yang lebih banyak memiliki waktu di rumah dapat memanfaatkan waktu luang untuk meningkatkan intensitas teknis dalam proses pemeliharaan ayam kampung secara intensif. Peranan wanita sangat diperlukan dalam mendukung pemeliharaan ayam kampung secara intensif dan ramah lingkungan. Peternak memberikan pakan pada ternak ayam kampung dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang mudah didapat di sekitar lahan pertanian. Bahan baku pakan yang digunakan oleh peternak di Provinsi Jambi antara lain jagung, limbah pertanian seperti dedak padi, ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil kedelai dan lainnya (ENDANG et al., 2004). Bahan baku pakan yang tersedia di sekitar tempat tinggal peternak lebih mempermudah melakukan pemeliharaan ayam kampung secara intensif. Tabel 2. Pola pemeliharaan secara tradisional dan intensif Jenis ayam Ayam Kampung (butir/tahun) Bobot telur (gram/butir) Umur masak kelamin Bobot ayam umur 12 minggu Ayam ras petelur (butir/tahun) Bobot telur (g/butir) Umur masak kelamin Pola pemeliharaan Tradisonal Intensif 30 60 105 151 37,50 45,27 157 119 166,76 425,19 708,0-200 250-55,6-164,08 Sumber: HARDJOSUBROTO dan ATMOJO (1977); WIHANDOYO dan MULYADI (1986); PRASETYO et al. (1985); CRESWELL dan GUNAWAN (1982) Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa tanaman tradisional memiliki 81

nilai lebih dalam mendukung pemeliharaan ternak ayam yang ramah lingkungan. Konsep ini merupakan rantai panjang perwujudan pangan ramah lingkungan (RAHAYU dan BUDIMAN, 2005). Pemeliharaan yang ramah lingkungan merupakan upaya pemeliharaan ayam kampung yang lebih memanfaatkan pakan alami (organik) serta pemberian tanaman obat tradisional sebagai cara untuk mengurangi penggunaan obat-obatan berbahan anorganik. BAKRIE et al. (2003) melakukan penelitian pemberian jamu dengan bahan obat tradisional yang terdiri 1,0 kg kencur, 1,0 kg bawang putih, 0,5 kg jahe, 0,5 kg lengkuas, 0,5 kunyit, 0,5 temulawak 0,025 daun sirih dan 0,25 kg kayu manis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jamu pada air minum dapat meningkatkan karkas ayam buras dari 64,0 menjadi 68,1%. Ayam yang dipelihara secara intensif diberi pakan dengan jumlah cukup, dengan mutu pakan yang lebih baik dan memiliki pergerakan yang cukup karena selalu berada di dalam kandang. Menurut RESNAWATI et al. (2001), tepung kencur dapat dicampurkan pada pakan ayam untuk memperbaiki performa ayam dan mampu menekan angka mortalitas hingga 2,67%. Penggunaan kunyit dalam pakan ayam dapat menurunkan tingkat populasi bakteri dalam saluran pencernaan ayam serta pencemaran produk ayam. Pada pemberian 0,04% tepung kunyit dapat meningkatkan pertambahan bobot hidup ayam (BINTANG dan NATAAMIJAYA, 2005). Efek positif yang ditimbulkan karena penambahan hasil olahan tanaman tradisional pada pakan maupun air minum akan menurunkan tingkat kerentanan ayam terhadap penyakit. Hal ini mengakibatkan rendahnya biaya obat yang akan dikeluarkan karena kesehatan ternak ayam akan tetap terjaga. Ayam yang dipelihara secara intensif akan selalu di dalam kandang sehingga mengurangi interaksi dengan ayam lain di luar kandang, sehingga kemungkinan terserang penyakit dari ayam lainnya menjadi rendah. BAKRIE et al. (2003) menunjukkan bahwa dengan uji organoleptik pada ayam yang diberi jamu pada air minum akan meningkatkan kesukaan konsumen terutama dalam hal penampakan/bentuk dan warna karkas yang dihasilkan. Perbaikan kualitas karkas akan menguntungkan bagi peternak, karena konsumen akan lebih memilih daging ayam yang memiliki kualitas lebih baik. Konsumen jugaa kan lebih diuntungkan karena mengkonsumsi daging yang bebas dari bahaya residu yang membahayakan bagi kesehatan konsumen. Lahan milik peternak yang masih ada selain dimanfaatkan untuk lokasi mendirikan kandang ayam juga dapat difungsikan untuk bercocok tanam tanaman tradisional. Budidaya tanaman tradisional umumnya mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang tinggi. Menanam tanaman tradisional juga tidak memerlukan lahan yang luas. Tanaman tradisional pada umumnya dapat tumbuh dimana saja di Indonesia dan dilakukan pemeliharaan yang sederhana, sehingga dalam pemeliharaanya tidak ada kendala yang berarti. Tanamantanaman yang telah digunakan dalam beberapa penelitian dapat diberikan pada ayam kampung dengan cara mencampurkan pada pakan dan air minum maupun diberikan secara langsung. Pengolahan tanaman tradisional yang dicampurkan pada air minum cukup mudah untuk dilakukan. KESIMPULAN Konsumsi daging dan telur ayam kampung yang tinggi di Provinsi Jambi dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan menjadikan ayam kampung guna mendukung usaha ayam kampung secara intensif diperlukan pemeliharan ternak yang ramah lingkungan. Hal ini dapat memperbaiki performa ayam kampung, daya tahan tubuh terhadap penyakit dan menghasilkan kualitas karkas yang disukai konsumen. Meningkatnya minat konsumen terhadap hasil produk ayam kampung yang ramah lingkungan dapat menambah penerimaan bagi peternak, dan dapat menjadi usahatani yang berdaya saing. DAFTAR PUSTAKA BPS PROVINSI JAMBI. 2010. Jambi dalam Angka Tahun 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 82

BAKRIE, B., D. ANDAYANI, M. YANIS dan D. ZAINUDDIN. 2003. Pengaruh penambahan jamu ke dalam air minum terhadap preferensi konsumen dan mutu karkas ayam buras. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 29 30 September 2003. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 490 495. BINTANG, I.A.K. dan A.G. NATAAMIJAYA. 2005. Pengaruh Penambahan tepung kunyit (Curcuma domestica Val) dalam ransum broiler. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 12 13 september 2005. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 733 736. BUSTAMI. 2007. Identifikasi Fenotik dan Sistem Pemeliharaan Ayam Buras di Desa Titian Teras Kabupaten Merang (unpublished). CRESWELL, D.C. dan B. GUNAWAN. 1982. Pertumbuhan badan dan produksi telur dari 5 strain ayam sayur pada sistem peternakan intensif. Pros. Seminar Penelitian Peternakan. Bogor Cisarua, 8 11 Februari 1982. Puslitbang Peternakan, Bogor. 236 240. ENDANG, S. 2003. Analisa sosial ekonomi petani terhadap formulasi pakan ayam buras. Pros. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian dan Pengkajian Spesifik Lokasi, Jambi. hlm. 361 364. ENDANG, S. 2004. Penelitian adaptif formulasi pakan ayam buras. Pros. Seminar Nasional PLTT dan Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Jambi. hlm. 275 280. HARDJOSUBROTO, W. dan S.P. ATMOJO. 1977. Performans dari ayam Kampung dan ayam Kedu. Makalah pada Seminar Pertama tentang Ilmu dan Industri Perunggasan. Puslitbang Peternakan, Bogor. PRASETYO, T., SUBIHARTA, D. WILOETO dan M. SABRANI. 1985. Pengaruh memisahkan anak ayam dari induknya terhadap kapasitas telur. Seminar Peternakan dan Forum Peternakan Unggas dan Aneka Ternak. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. RAHAYU, I.H.S. dan C. BUDIMAN. 2005. Pemanfaatan Tanaman Tradisional sebagai Feed Additive dalam Upaya Menciptakan Budidaya Ayam Lokal Ramah Lingkungan. Pros. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Semarang, 26 Agustus 2005. Puslitbang Peternakan dan Fakultas Peternakan, Universitas Diponogoro, Semarang. hlm. 126 131. RESNAWATI, H. dan I.A.K. BINTANG. 2005. Produktivitas Ayam Lokal yang Dipelihara Secara Intensif. Pros. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Semarang, 26 Agustus 2005. Puslitbang Peternakan dan Fakultas Peternakan, Universitas Diponogoro, Semarang. hlm. 121 125. WIHANDOYO dan H. MULYADI. 1986. Ayam buras pada kondisi pedesaan (tradisional) dan pemeliharaan yang memadai. Pengembangan ayam buras di Jawa Tengah. Temu Tugas Sub- Sektor Peternakan di Sub-Balai Penelitian Ternak, Klepu. ZUBIR. 2003. Perspektif peranan wanita dalam peningkatan penerimaan keluarga melalui usahatani ayam buras (Studi kasus Kota Jambi). Pros. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian dan Pengkajian Spesifik Lokasi, Jambi. hlm. 344 349. 83