LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 1 TAHUN 1997 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 1998 SERI : B

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR : 7 TAHUN 1995 SERI : D NOMOR : 1

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PARKIR TEPI JALAN UMUM DALAM DAERAH KOTA MAKASSAR

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG

PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2002 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG TERMINAL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

TENTANG LOKASI PUSAT PERGUDANGAN DAN PENGELOLAAN TERMINAL CARGO KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2006 PENGATURAN PERDAGANGAN BARANG BEKAS LAYAK PAKAI YANG BERASAL DARI LUAR KOTA MAKASSAR

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 6 TAHUN 1993 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 18 TAHUN : 1996 SERI : A NO : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TERTIB PEMANFAATAN JALAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta )

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 9 TAHUN 1999 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 3 PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 14 Tahun 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1997 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 11 Tahun 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG BEA PANGKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG PAJAK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI ANGKUTAN HASIL ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 5 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTAMADYA TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR : 10 TAHUN 1990 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI ANGKUTAN HASIL ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 2 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 20 TAHUN : 1993 SERI :A.1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 2 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DALAM KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKKAN KAYU DARI LUAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 05 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 5 TAHUN 1993 T E N T A N G

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 1 Tahun 1996 Seri: D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 1995 SERI B.2

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR : 5 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DAN DITEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR : 4 TAHUN 1993 T E N T A N G RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 4 TAHUN : 1995 SERI : A NO : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG IZIN TRAYEK DAN PENGENDALIAN LALU LINTAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 9 TAHUN : 1990 SERI : A.1

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 9 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 15 TAHUN 1997 SERI B.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DI BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MUSI RAWAS NOMOR : 4 TAHUN 1994 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II G R E S I K PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 30 TAHUN 1997 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 2 Tahun1987 Seri B Nomor 2 SALINAN

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II NOMOR 1 TAHUN 1998 SERI B NOMOR 1 ------------------------------------------------------------ PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II NOMOR 26 TAHUN 1997 T E N T A N G KLASIFIKASI DAN DISPENDA JALAN DAERAH DALAM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II NOMOR 1 TAHUN 1998 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG KLASIFIKASI DAN DISPENSASI JALAN DAERAH DALAM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DENGAN RAHMAN TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan pembangunan Kotamadya Daerah Tingkau II Ujung Pandang sebagai Kota Raya Metropolitan, maka Jalan Daerah dalam Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang harus tetap terpelihara kondisinya; b. bahwa pemakain jalan oleh kendaraan yang tidak sesuai dengan kelasnya dapat mempercepat terjadinya proses kerusakan jalan, maka dipandang perlu untuk dikenakan pungutan yang diharapkan dapat digunakan untuk membiayai pemeliharaan/perbaikan jalan; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang tentang Klasifikasi dan Dispensasi Jalan Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822) Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan Batas-batas Daerah Kotamadya Makassar dan Kabupaten-kabupaten Gowa, Maros dan Pangkajene dan Kepulauan Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara Nomor 65 Tahun 1971, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2970); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037); 3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1386);

4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480); 5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 5); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3293); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3353); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3337); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah dalam Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3410); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan Titik Berat pada Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3410); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3487); 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; 14. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang Nomor 2 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang (Lembaran Daerah Tingkat II Ujung Pandang Nomor 11 Tahun 1988, Seri D Nomor 9);

15. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang Nomor 8 Tahun 1988 tentang Uang Leges (Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang Nomor 1 Tahun 1989 Seri B Nomoe 1). Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang. M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TENTANG KLASIFIKASI DAN DISPENSASI JALAN DAERAH DALAM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang ; c. Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Ujung Pandang d. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang; e. Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang; f. Kas Daerah adalah Kas Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang; g. Kas Daerah adalah jalan Kotamadya yang berada dalam wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang; h. Dispensasi Jalan adalah Kebijaksanaan/pengecualian yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada Pemilik dan atau pengguna kendaraan bermotor yang mempunyai Muatan Sumbu Terbert (MST) dan atau dimensi melampaui ketentuan yang berlaku memakai jalan Daerah; i. Pemohon adalah orang atau badan Hukum yang neniliki/mempergunakan kendaraan bermotor untuk mengangkut orang atau barang; j. Barang adalah barang-barang vital (obat-obatan), barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dikenal dengan Bahan Bangunan (antara lain batu gunung, pasir, batu merah, semen air, tanah, listrik, kapur, genteng, kayu, keramik dan lain-lain sejenisnya). Pasal 2 Jalan-jalan dalam Daerah, ditetapkan Klasnya berdasarkan Klasifikasi Jalan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 3 (1) Klas-klas jalan dimaksud pasal 2, ditandai rambu-rambu lalu lintas yang dipasang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Pemasangan rambu-rambu lalu lintas dimaksud ayat I pasal ini dilakukan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III PEMBERIAN DISPENSASI JALAN Pasal 4 Pemakaian Jalan Daerah oleh Kendaraan Bermotor yang mempunyai Muatan Sumbu Terberat (MST) dan atau dimensi melebihi ketentuan yang berlaku, harus dengan Dispensasi Jalan. Pasal 5 (1) Untuk mendapatkan Dispensasi Jalan sebagaimana dimaksud pasal 4 Peraturan Daerah ini, yang bersangkutan harus mengisi permohonan yang disiapkan oleh Kepala Daerah melalui Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (2) Permohonan dimaksud ayat (1) pasal ini harus dilengkapi dengan surat persetujuan/pertimbangan dari Dinas Pekerjaan Umum. Pasal 6 Tata cara dan persyaratan untuk mendapatkan Dispensasi Jalan sebagaimana dimaksud pasal 4 Peraturan Daerah ini ditetapkan Kepala Daerah. BAB IV R E T R I B U S I Pasal 7 (1) Atas pemberian Dispensasi Jalan sebagaimana dimaksud pasl 4 Peraturan Daerah ini, dipungut pembayaran setiap kali menggunakan jalan Daerah dengan sebutan Retribusi Dispensasi Jalan ; (2) Pemungutan retribusi sebagaimana maksud ayat (1) pasal ini ditetapkan sebagai berikut : a. Biaya formulir dan leges yang disediakan, dikenakan pungutan : - Biaya formulir Rp. 1000 - Uang Leges.. Rp. 1000 b. Bagi kendaraan bermotor yang mempunyai muatan sumbu Terberat (MST) dan atau dimensi melampaui kemampuan jalan Daerah dikenakan biaya sebagai berikut : - Angkutan orang Rp. 1000/ton/kelebihan muatan ; - Angkutan barang roda karet Rp. 1000/ton/kelebihan muatan. - Angkutan barang roda besi Rp. 2000/ton/kelebihan muatan. (3) Hasil pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini seluruhnya disetor ke Kas Daerah secara bruto.

BAB V TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN Pasal 8 (1) Pemungutan retribusi Dispensasi Jalan dilakukan pada tempat-tempat yang ditentukan Kepala Daerah; (2) Wajib bayar yang telah melunasi retribusi Dispensasi Jalan diberikan tanda bukti pembayaran; (3) Bentuk dan warna tanda bukti pembayaran dimaksud ayat (2) pasal ini, ditetapkan Kepala Daerah. Pasal 9 (1) Kendaraan bermotor yang menggunakan jalan Daerah yang melebihi Muatan Sumbu Terberat (MST) dan atau dimensi tidak diperbolehkan melanjutkan perjalanan sebelum melunasi pembayaran Retribusi Dispensasi Jalan yang menjadi kewajibannya; (2) Bagi Kendaraan bermotor yang memakai/menggunakan/melewati jalan dimaksud ayat (1) pasal ini tanpa melunasi kewajibannya, dikenakan denda 100% (seratus persen) dari tariff yang berlaku untuk itu. Pasal 10 (1) Pemungutan Retribusi Dispensasi Jalan dilakukan oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau petugas lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah; (2) Petugas dimaksud ayat (1) pasal ini adalah unit kerja yang ada dilingkungan Pemerintah Daerah atau Organisasi Kemasyarakatan. Pasal 11 (1) Dalam hal pemungutan dilaksanakan oleh Organisasi Kemasyarakatan, hasil pemungutan disetor ke Kas Daerah menurut tata cara yang ditetapkan Kepala Daerah sesuai ketentuan yang berlaku; (2) Organisasi Kemasyarakatan dimaksud ayat (1) pasal ini, diberikan upah pungut sebesar 10 % (sepuluh persen) dari realisasi penerimanya. BAB VI PENGECUALIAN Pasal 12 Dikecualikan dari kewajiban membayar retribusi Dispensasi Jalan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, adalah kendaraan bermotor dinas dan kendaraan bermotor lainnya yang ditentukan oleh Kepala Daerah.

BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 13 Pelanggaran atas Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah). BAB VIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 14 (1) Selain oleh Pejabat Penyidik Umum, Penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilakukan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku ; (2) Dalam melakukan tugas penyidikan, para pejabat sebagamana dimaksud ayat (1) pasal ini berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindal Pidana ; b. Melakukan tindak Pidana pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memriksa tanda pengenal tersangka ; d. Melakukan penyitaan benda atau surat ; e. Mengambil penyitaan benda atau surat ; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; g. Mendatangkan orang ahli yang duperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan acara ; h. Mengadakan penghentian Penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pudana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya ; i. Mengadakan tindakan lain menurut Hukum yang dapat dipertanggungjawabkan ; (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan tentang ; a. Pemeriksaan Perkara ; b. Pemasukan Rumah ; c. Penyitaan Benda ; d. Pemeriksaan Surat ; e. Pemeriksaan Saksi ; f. Pemeriksaan ditempat kejadian.

(4) Berita acara dimaksud ayat (3) pasal ini dilimpahkan kepada penuntut Umum melalui Penyidik POLRI. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan oleh Kepala Daerah. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang. Ditetapkan di Ujung Pandang Pada Tanggal 7 Juli 1997 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KETUA, ttd H. M YAHYA PATU WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II ttd H. A. MALIK B. MASRY Disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Surat Keputusan Nomor : 98/I/TAHUN 1998 Tanggal : 28 Januari 1998 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang Nomor : 1 Tahun 1998 Seri B Nomor 1 Tanggal : 4 Februari 1998 SEKRETARIAT WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II. Drs. H. MAPPATOBA Pangkat : Pembina Utama Madya Nip : 010 027 065

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG KLASIFIKASI DAN DISPENSASI JALAN DAERAH DALAM KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II I. PENJELASAN UMUM Bahwa sejalan dengan perkembangan pembangunan di Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang yang ditandai dengan laju pembangunan disegala sector kehidupan, maka sector lalu lintas angkutan barang maupun angkutan orang semakin meningkat pula perlu diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana jalan yang sebanding dengan kebutuhan dalam kondisi terpelihara/terawatt baik. Untuk menjaga agar jalan-jalan Daerah tetap terpelihara/terawat baik, maka Pemerintah Daerah menganggap perlu untuk membuat Peraturan Daerah sebagai ketentuan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya, agar jalan-jalan Daerah benar-benar digunakan oleh kendaraan yang Muatan Sumbu Tertinggi (MST) sesuai klasifikasi jalan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Perhubungan. Dalam kedaan yang khusus sifatnya, diberikan dispensasi jalan bagi kendaraan yang akan mempergunakan jalan yang bukan klasnya, untuk suatu keperluan pengangkutan barang maupun orang, kepada pemilik kendaraan yang bersangkutan dikenakan retribusi dispensasi jalan untuk digunakan sebagai biaya perbaikan/perawatan jalan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Daerah memandang perlu untuk menetapkan suatu Peraturan Daerah baru yang mengatur tentang Klasifikasi dan Dispensasi Jalan Daerah Dalam Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup Jelas. Pasal 2 : Penetapan Klas-klas Jalan Daerah dimaksud Peraturan Daerah ini adalah Surat Keputusan Kepala Daerah yang mengatur bahwa masing-masing jalan-jalan Daerah yang ada tergolong dalam Klas Jalan tertentu sesuai Klasifikasi yang ditetapkan Menteri Perhubungan. Pasal 3 s/d 16 : Cukup Jelas.