HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG TERAPI INFUS (INTRAVENA) DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI IRINA A BAWAH RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. (smeltzer, 2002). Tetapi karena terapi ini diberikan secara terus menerus dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. menjalani rawat inap. ( Wahyunah, 2011). Terapi intravena berisiko untuk terjadi komplikasi lokal pada daerah pemasangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat, pada awalnya merawat adalah instinct atau naluri.

HUBUNGAN ANTARA LOKASI PENUSUKAN INFUS DAN TINGKAT USIA DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP DEWASA RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ERIYANTO NIM I

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Dalam memberikan

Hubungan Prosedur Pemasangan Infus dengan Kejadian Plebitis Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Majene

Universitas Tribhuwana Tunggadewi ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

HUBUNGAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI IRNA BEDAH RSUD SELASIH KABUPATEN PELALAWAN. Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.

HUBU GA KEPATUHA PERAWAT DALAM ME JALA KA SOP PEMASA GA I FUS DE GA KEJADIA PHLEBITIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia antara lain sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan

PERBANDINGAN ANGKA KEJADIAN FLEBITIS PADA PEMASANGAN KATETER INTRAVENA PADA TANGAN DOMINAN DENGAN NONDOMINAN DI RUMAH SAKIT PARU

DAMPAK TERAPI INTRAVENA PADA BALITA BERDASAR VIP (VISUAL INFUSION PHLEBITIS) SCORE

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa

HUBUNGAN LAMANYA PEMASANGAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG PENYAKIT DALAM RSU JEND. A. YANI METRO TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

TEHNIK ASEPTIK PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA ANAK DI RSUD ZAINOEL ABIDIN ACEH

SKRIPSI HUBUNGAN TEKNIK PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN UKURAN DAN LETAK PEMASANGAN INTRAVENA CATHETER TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD UNGARAN

OBEDIENCE OF NURSE IN IMPLEMENTING STANDART OPERATING PROCEDURE OF INFUSION INSERTION WITH THE PHLEBITIS

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dirumah sakit merupakan bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus tempat perawatan bagi orang sakit. Menurut Hanskins et al (2004)

HUBUNGAN LAMA PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI SMC RS. TELOGOREJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapat terapi melalui IV (Hindley,2004). Pemasangan terapi. intravena merupakan tindakan memasukan jarum (abocath)

BAB I PENDAHULUAN. spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal. ini. Ada beberapa kategori tingkat pendidikan seperti perawat

ABSTRAK HUBUNGAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR.

HUBUNGAN ANTARA TEHNIK INSERSI DAN LOKASI PEMASANGAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu upaya yang mendorong rumah sakit untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PLEBITIS DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

PEMBERIAN OBAT MELALUI IV TERHADAP KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bengkak, streak formation dan atau terabanya Venous cord

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

PREVALENSI PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DENGAN INFUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBU GA LAMA PEMASA GA I FUS DE GA KEJADIA PLEBITIS DI RSUD TUGUEJO SEMARA G ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TERAPI INFUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DAN KENYAMANAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD INDRAMAYU

HUBUNGAN JARAK PEMASANGAN TERAPI INTRAVENA DARI PERSENDIAN TERHADAP WAKTU TERJADINYA FLEBITIS*

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo. Awalnya berupa satu gedung yang

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI RUANG MEDIKAL CHRYSANT RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pasien yang membutuhkan akses vaskuler (Gabriel, 2008). Lebih

HUBUNGAN PENGGANTIAN JARUM INFUS SETIAP TIGA HARI DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN MALANG SKRIPSI

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG TEKNIK PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER INTRAVENA MENCEGAH FLEBITIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN DI UNIT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG 2006

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER URINE DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO

Hubungan Kepatuhan Perawat dalam Cuci Tangan Enam Langkah Lima Momen dengan Kejadian Phlebitis di RSI Kendal.

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF.DR.R.

UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN PHLEBITIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

Anggraeni Purnama S¹, Edy Wuryanto, S.Kep, M.Kep², Suyono, SKM, M.Kes³. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

HUBUNGAN LAMA KERJA DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN SOP PEMASANGAN INFUS DI RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pemasangan infus termasuk kedalam tindakan invasif atau tindakan yang dapat

KEJADIAN FLEBITIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALAYA. Deya Prastika¹ F. Sri Susilaningsih¹ Afif Amir A.¹

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Oleh : Rahayu Setyowati

Summary DESKRIPSI KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG G2 (BEDAH) RSUD PROF.DR. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN 2013 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RUANG ANAK RSUD DR. R. SOETRASNO REMBANG

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TERAPI INFUS MEMENGARUHI KEJADIAN PLEBITIS DAN KENYAMANAN PASIEN

PERBEDAAN EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES ALKOHOL TERHADAP PENURUNAN NYERI PLEBITIS PADA PEMASANGAN INFUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PERAWAT PADA PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DIRUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

ABSTRAK. Kata kunci : tingkat pendidikan, masa kerja perawat, tindakan pemasangan infus sesuai standart operating procedure

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Ade Indriya Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 15 Januari : TASBI blok J No. 12, Medan

HUBUNGAN PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN BALITA DI RSIA IPHI BATU ABSTRAK

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

Transkripsi:

HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Dede Dwi Lestari Amatus Yudi Ismanto Reginus T. Malara Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email: dededwilestari@gmail.com Abstract: More Than 60% of patients who duty The hospital received therapy through IV. IV therapy can be a complication occurred phlebitis. Period Genesis Nosocomial infections Form of phlebitis in Indonesia as much (17.11%). Phlebitis caused by chemical irritation (Infusion fluid types), mechanical (mounting location Infusion), and bacteria. The aim of this research was to determine whether there is a relationship kind of fluid and the incidence of infusion site phlebitis in patients hospitalized in RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Sample is taken by making consecutive sampling technique that is 40 samples. The study design used is analytic survey with cross sectional approach and data were collected using observation sheet. The result of this research with using chi square are (a) relationship between Infusion fluid types with Genesis Phlebitis which about p = 0,000, (b) there is a relationship between IV Installation Area with Genesis Phlebitis which about p = 0,005. Conclussion (a) there is a relationship between Infusion fluid types with Genesis Phlebitis, (b) there is a relationship between IV Installation Area with Genesis Phlebitis. Abstrak : Lebih dari 60% pasien yang masuk ke rumah sakit mendapat terapi melalui IV. Terapi IV dapat terjadi komplikasi salah satunya flebitis. Jumlah kejadian infeksi nosokomial berupa flebitis di Indonesia sebanyak (17,11%). disebabkan oleh iritasi kimia (jenis cairan Infus), mekanis (Lokasi pemasangan Infus), dan bakteri. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan jenis cairan dan lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSU Pancaran kasih GMIM Manado. Sampel diambil dengan teknik pengambilan consecutive sampling yaitu 40 sampel. Desain Penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional dan data dikumpulkan menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian uji statistic chi square didapatkan (a) hubungan jenis cairan infus dengan kejadian flebitis dengan nilai p = 0,000, (b) hubungan lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis dengan nilai p = 0,005. Simpulan (a) terdapat hubungan jenis cairan infus dengan kejadian flebitis, (b) terdapat hubungan lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis Kata Kunci:, Jenis Cairan Infus, Lokasi Pemasangan Infus. 1

PENDAHULUAN Terapi intravena (IV) merupakan cara yang digunakan untuk memberikan cairan pada pasien yang tidak sadar, dehidrasi atau syok. Terapi intravena bertujuan mencegah gangguan cairan dan elektrolit (WHO, 2006). Infus merupakan bagian untuk memasukkan obat, vitamin dan transfuse darah ke tubuh pasien. Dalam terapi intravena dapat terjadi komplikasi salah satunya flebitis (Potter&Perry, 2005). Menurut Depkes RI tahun 2006, jumlah kejadian infeksi nosocomial berupa flebitis di Indonesia sebanyak (17,11%). merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Kejadian flebitis yang terjadi pada pasien dipengaruhi oleh beberpaa faktor antara lain jenis cairan, lokasi pemasangan dan teknik insersi kateter intravena (Smeltzer&Bare, 2001). Penelitian Agustini (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian flebitis, menyimpulkan bahwa 85% responden yang rentan mengalami flebitis adalah usia lansia, (b) 65% responden yang menggunakan cairan hipertonis lebih besar resikonya mengalami flebitis. Selanjutnya pada penelitian Pujasari (2002) menyimpulkan bahwa : (a) 10,1% (11 dari 109 responden), dengan presentase berdasarkan lokasi yang lebih banyak menimbulkan flebitis adalah vena metacarpal (72,7%) dan kemudian vena sefalika (27,3%). Berdasarkan data yang ada di ruang rawat inap dewasa RSU Pancaran Kasih GMIM Manado didapatkan jumlah pasien yang terpasang infus dari bulan Juli sampai September 2015 terdapat 396 pasien. Dan hasil observasi yang dilakukan terlihat sebagian besar pasien menggunakan jenis cairan isotonis dan hipertonis, sedangkan untuk lokasi pemasangan infusnya pada vena metakarpal dan vena sefalika. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat bagian IPCN, dari jumlah tersebut diperkirakan sekitar 59 pasien (15%) terkena flebitis. Dari studi pendahuluan dan data di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan jenis cairan dan lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Tujuan umum dari penelitian ini yaitu diketahuinya hubungan jenis cairan dan lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Ruang Rawat RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengnan pendektan cross sectional. Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan teknik consecutive sampling, sehingga yang menjadi sampel yaitu berjumlah 40 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Pada penelitian ini menggunakan lembar observasi. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Pearson Chi Square untuk mencari tahu hubungan jenis cairan dan lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis. HASIL dan PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Umur Pasien Rawat Inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Umur Pasien (Tahun) n (%) 26 41 19 47,5 42 57 17 42,5 58 73 3 7,5 74 89 1 2,5 variabel umur pasien seperti yang terlihat pada table 1 di atas menunjukan bahwa dari 40 responden yang diteliti sebagian besar responden dengan umur 26 41 berjumlah 19 orang (47,5%) dan yang 2

terendah, reponden dengan umur 74 89 berjumlah 1 orang (2,5%). Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap Di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Jenis Kelamin N (%) Perawat Laki laki 13 32,5 Perempuan 27 67,5 variabel jenis kelamin seperti yang terlihat pada tabel 2 diatas menunjukan bahwa dari 40 responden yang diteliti sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 27 orang (67,5%). 2. Analisis Univariat Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Pasien Rawat Inap Di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Kejadian Tidak n (%) 31 77,5 9 22,5 variabel kejadian flebitis seperti yang terlihat pada table 3 di atas menunjukan bahwa sebagian besar tidak flebitis berjumlah 31 orang (77,5%) dan flebitis berjumlah 9 orang (22,5%). Data tersebut menunjukkan presentase flebitis cukup besar, hal ini didukung oleh Intravenous Nurses Society (2006) bahwa standard presentase flebitis yaitu 5%. Hasil dari 9 responden yang mengalami flebitis pada observasi tanda flebitis ditemukan nyeri dan bengkak pada area tempat suntikan serta eritema. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori oleh Smeltzer dan Bare (2001) bahwa flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Ditunjukkan dengan adanya daerah yang merah, nyeri dan pembengkakkan di daerah penusukan atau sepanjang vena. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jenis Cairan Infus Pasien Rawat Inap Di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Jenis Cairan n (%) Isotonis 28 70 Hipertonis 12 30 variabel jenis cairan infus seperti yang terlihat pada tabel 4 di atas menunjukan bahwa sebagian besar jenis cairan isotonis yang digunakan berjumlah 28 (70%). Cairan isotonis lebih efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat (Martin, 2004). Hal ini sesuai dengan teori oleh Smeltzer dan Bare (2001) bahwa cairan yang diklasifikasikan isotonis mempunyai osmolalitas total yang mendekati cairan ekstraseluler dan tidak menyebabkan sel darah merah mengkerut atau membengkak. Hal ini menunjukkan bahwa jenis cairan isotonis lebih aman digunakan karena osmolalitas totalnya hampir sama dengan osmolalitas darah. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Lokasi Pemasangan Infus Pasien Rawat Inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Lokasi Pemasangan n (%) Sefalika 22 55 Metakarpal 18 45 variabel lokasi pemasangan infus seperti yang terlihat pada tabel 5 di atas menunjukan bahwa sebagian besar lokasi pemasangan infus pada vena sefalika berjumlah 22 (55%). Ukuran vena sefalika yang besar dan lurus lebih dominan dipilih sebagai lokasi pemasangan infus dibandingkan vena metakarpal yang berukuran kecil dan tidak lurus. Hal ini sesuai denga teori oleh Potter dan Perry (2010) bahwa posisi ekstremitas yang berubah, khususnya pada pergelangan tangan atau siku dapat mengurangi kecepatan aliran infus dan mempengaruhi aliran dalam darah. 3

Pemasangan infus pada vena sefalika lebih baik digunakan. 3. Analisis Bivariat Tabel 6. Distribusi Hubungan Jenis Cairan Infus dengan Kejadian Pasien Rawat Inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Jenis Cairan Infus Kejadian Tidak Iya Total Isotonis 26 2 28 0,000 Hipertonis 5 7 12 Total 31 9 40 Distribusi hubungan jenis cairan infus dengan kejadian flebitis seperti yang terlihat pada tabel 7 di atas menunjukan bahwa dari 40 sampel sebagian besar jenis cairan isotonis dengan kejadian tidak flebitis berjumlah 26 orang sedangkan jenis cairan hipertonis dengan kejadian flebitis berjumlah 7 orang. Berdasarkan hasil uji statistik chi square, nilai yang diperoleh ialah p<0,05 (p=0,000) ini berarti dapat dikatakan hipotesis Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jenis cairan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Gayatri (2007) menyimpulkan bahwa adanya hubungan jenis cairan infus dengan kejadian flebitis. cairan dengan osmolaritas tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya flebitis dibandingkan dengan yang hanya menerima cairan dengan ph atau osmolaritas normal. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Potter dan Perry (2005) bahwa kejadian flebitis dihubungkan dengan bentuk respon yang terjadi pada tunika inti dengan bahan kimia yang menyebabkan reaksi peradangan. Cairan yang bersifat hipertonis memiliki osmolaritas yang lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan sel ke dalam pembuluh darah. P Penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami flebitis menggunakan jenis cairan hipertonis, Salah satu faktor kimiawi yang dapat menyebabkan flebitis yaitu jenis cairan yang diberikan pada terapi intravena. Semakin tinggi jenis cairan yang diterima, maka resiko untuk terkena flebitis semakin meningkat. Namun data juga menunjukkan terdapat 2 responden yang menggunakan jenis cairan isotonis mengalami flebitis dan 5 responden yang menggunakan jenis cairan hipertonis tidak mengalami flebitis. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada faktor faktor lain yang dapat menyebabkan flebitis selain jenis cairan infus, seperti umur responden dan penyakit penyerta. Tabel 7. Distribusi Hubungan Lokasi Pemasangan Infus dengan Kejadian pada Pasien Rawat Inap di RSU Pancaran Kasis GMIM Manado Lokasi Pemasangan Infus Kejadian Tidak Ya Total Sefalika 20 2 22 0,025 Metakar pal 11 7 18 Total 31 9 40 Distribusi hubungan lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis seperti terlihat pada tabel 8 diatas menunjukan bahwa dari 40 sampel sebagian besar lokasi pemasangan infus pada vena sefalika dengan kejadian tidak flebitis berjumlah 20 orang sedangkan lokasi pemasangan infus pada vena metacarpal dengan kejadian flebitis berjumlah 7 orang. Berdasarkan hasil uji statistik chi square, nilai yang diperoleh ialah p<0,05 (p=0,025) ini berarti dapat dikatakan Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Hasil penelitian ini juga didukung dengan teori Nurjanah (2004) bahwa P 4

lokasi atau penempatan kateter intravena pada area fleksi lebih sering menimbulkan kejadian flebitis, oleh karena saat ekstremitas digerakkan kateter yang terpasang ikut bergerak dan menyebabkan trauma pada dinding vena. Pemilihan vena yang terlalu dekat dengan pergelangan tangan yang memudahkan untuk terjadinya aliran balik balik darah sehingga terjadi flebitis. Penelitian ini menunjukkan sebagian besar lokasi pemasangan infus responden yang mengalami flebitis yaitu pada vena metakarpal. Karena letak vena metakarpal berada di area tangan yang sering digerakkan dan mempunyai ukuran yang kecil, serta posisinya yang tidak lurus memungkinkan terjadinya gesekan pada dinding vena dengan kateter intravena. Namun data juga menunjukkan terdapat 2 responden dengan infus terpasang pada vena sefalika mengalami flebitis dan 11 responden dengan infus terpasang pada vena metakarpal tidak mengalami flebitis. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada faktor faktor lain yang dapat menyebabkan flebitis selain lokasi pemasangan infus, seperti lama waktu pemasangan infus, teknik insersi, obat parenteral, bahan kateter intravena dan sterilitas perawat. SIMPULAN Dari hasil penelitin yang sudah dilaksanakan di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kejadian flebitis di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado sebagian besar tidak mengalami flebitis. 2. Jenis Cairan Infus yang digunakan di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado sebagian besar menggunakan jenis cairan isotonis. 3. Lokasi pemasangan infus di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado sebagaian besar pada vena sefalika. 4. Terdapat hubungan signifikan antara jenis cairan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. 5. Terdapat hubungan signifikan antara lokasi pemasangan infus dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. DAFTAR PUSTAKA Agustini, Utomo, dan Agrina. (2013). Analisa Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Phlebitis pada Pasien yang Terpasang Infus di Ruang Medikal Chrysant Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru. Diakses Oktober 2015. Departemen Kesehatan. (2006). Pedoman Penyelenggaraan dan prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. http://www.depkes.go.id. Diakses Oktober 2015. Gayatri, D dan Handayani, H. (2007). Hubungan Jarak Pemasangn Terapi Intravena dari Persendian Terhadap Waktu Terjadinya. Diakses Oktober 2015. Intravenous Nurses Society (INS). (2006). Setting The Standard for Infusion Care. http://insl.org. Diakses Oktober 2015. Martin, S. (2004). Intravenous Therapy. Nova Southeastern University PA Program. Nurjanah, Kristiyawati dan Solechan. (2011). Hubungan antara lokasi penusukan infus dan tingkat usia dengan kejadian phlebitis di ruang rawat inap dewasa RSUD Tugurejo Semarang. Diakses November 2015. Potter, Patricia A. and Perry, Anne G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC. Pujasari, H & Sumarwati, M. (2002). Angka Kejadian dan Tingkat Keparahannya di Ruang 5

Penyakit Dalam di Rumah Sakit di Jakarta. Diakses Oktober 2015. Smeltzer, C and Bare, G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Editor Suzanne C. smeltzer. Alih Bahasa Monika Ester. Jakarta : EGC. WHO. (2005). Buku Saku Keperawatan. Jakarta : EGC. 6

7