BAB I PENDAHULUAN. maupun industri dan perdagangan dalam skala lokal maupun nasional. Hal lain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Mahasiswa, 28 Mei Juni Perlindungan hukum..., Dea Melina Nugraheni, FHUI, 2009 Universitas Indonesia. 3 Ibid., hal. 4.

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia dalam bumi negara kita ini. Contohnya

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan dan pelepasan aset harus jelas dan transparan. Sehubungan hal

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perlindungan oleh hukum (protection by law) yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan berkembang menjadi semakin luas dan maju tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (Persero) mempunyai tugas sebagai pengelola transmisi, operasi sistem dan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri, pemukiman, rumah sakit, perkantoran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satusatunya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial (zoonpoliticon).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan Listrik Negara (PLN)adalah Badan Usaha Milik Negara. jasa yaitu mendistribusikan pasokan listrik bagi masyarakat yang

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. handy talky. Tren alat komunikasi yang selalu mengalami pergeseran,

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang. kelistrikan yang melayani masyarakat di seluruh nusantara, bertekad untuk

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi

PENDAHULUAN. setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. orang, didapatkan oleh perusahaan penyedia layanan jasa. Dalam pengertianya,

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik melalui

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1995 TENTANG USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak terhadap perekonomian

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 34); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis ekonomi menerpa negeri ini, tak henti-hentinya PLN dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. hajat hidup orang banyak, seperti perusahaan listrik, minyak dan gas bumi.

BAB I PENDAHULUAN. mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi di segala bidang yang diiringi pula oleh tingginya tingkat mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

BAB I 1 PENDAHULUAN. listrik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik perlu diperhatikan

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETENAGALISTRIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. batasan, asumsi, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 1 Hal

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. energi secara umum termasuk di dalamnya adalah energi listrik perlu

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1989 TENTANG

PENGGUNAAN SARANA PERTAMBANGAN DAN ENERGI DAN SARANA KEHUTANAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI, MENTERI KEHUTANAN DAN MENTERI DALAM NEGERI,

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan fungsi kinerja perusahaan untuk mencapai kesejahteraan

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pada era sebelum tahun 1980, faktor pelayanan pada pelanggan masih kurang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bara merupakan bagian dari sumber daya alam tersebut.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1995 TENTANG USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelanggannya. Pelanggan yang puas dapat memberi keuntungan bagi. pelayanan kepada pelanggan yang disampaikan akan mempengaruhi

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan akan. mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,2% pada tahun 2015.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1989 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alat rumah tangga yang menggunakan listrik. Akan tetapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Sedangkan untuk sektor industri, listrik berguna unutk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Disisi lain

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik menjadi sesuatu hal penting dan keberadaannya menjadi pendukung untuk mewujudkan suatu pembangunan. Banyak aktifitas kesejahteraan mempergunakan listrik. Peningkatan kemakmuran masyarakat serta upaya mendorong peningkatan taraf hidup tidak terlepas dari penyediaan tenaga listrik. Pentingnya energi listrik bagi masyarakat dapat ditunjukkan dengan besarnya penggunaan listrik oleh masyarakat baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri dan perdagangan dalam skala lokal maupun nasional. Hal lain yang tak kalah penting sehubungan dengan fungsi listrik adalah adanya kemajuan teknologi komunikasi maupun informatika yang turut memperluas ruang gerak arus transportasi barang maupun jasa. Mengingat arti penting listrik dalam kehidupan masyarakat, maka penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang pelaksanaannya dilakukan oleh PT. PLN Persero selaku badan usaha milik negara. Pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan di Indonesia. Model pengelolaan tenaga listrik semacam ini didasarkan harapan pemerintah agar industri ketenagalistrikan transparan, efisien, dan ramah lingkungan dapat 1

2 tercipta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan juga meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebagai badan usaha milik negara, pengelolaan listrik seharusnya semaksimal mungkin, sehingga pemanfaatan dan penyediaan listrik dapat dijalankan secara merata dan bermutu. Pengelolaan listrik di Indonesia pada saat ini dikelola oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara. PT.PLN (Persero) yang diberi kuasa untuk mengurusi segala aspek ketenagalistrikan yang ada di Indonesia oleh Pemerintah Republik Indonesia, berdasarkan Undang- Undang Nomor 15 tahun 1985 tentang ketenagalistrikan, yang kemudian diperbaharui melalui Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan merubah status PT.PLN (PERSERO) yang semula sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (monopoli) menjadi pemegang izin usaha di bidang ketenagalistrikan. Dikeluarkannya Undang-Undang ketenegalistrikan tersebut menjadikan PT.PLN (PERSERO) sebagai salah satu tujuan utama dari pelayanan di bidang jasa ketenagalistrikan dari waktu ke waktu, dan sudah seharusnya PT.PLN (PERSERO) melakukan peningkatan pelayanan kepada pelanggan. PT. PLN (PERSERO) yang memiliki kewajiban untuk menyediakan listrik untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dilakukan dengan

3 sistem perjanjian jual beli. Perjanjian Jual Beli yang dilakukan ini dengan PT.PLN (PERSERO) sebagai produsen dan masyarakat atau biasa yang sebagai pelanggannya. Penggunaan sistem jual beli listrik antara PT.PLN (PERSERO) dengan masyarakat pengguna jelas tertuang dalam surat perjanjian jual beli tenaga listrik (SPJBTL). SPJBTL itu ditanda tangani oleh pelanggan atau pelanggan pada awal pemasangan dengan bentuk format Perjanjian yang sudah ditentukan oleh PT.PLN Persero tersebut. Dalam prakteknya harapan pemerintah itu masih jauh dari kenyataan karena munculnya beragam masalah yang melingkupi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Salah satunya adalah masalah pemadaman listrik yang sering terjadi di Indonesia. Pemadaman listrik diartikan dengan keadaan ketiadaaan aliran listrik. Padamnya listrik secara otomatis mematikan berbagai aktivitas, terutama bagi masyarakat perkotaan yang mengedepankan peralatan serba elektronik dan menjadi sangat tergantung kepada listrik. Pemadaman listrik dapat diakibatkan karena krisis energi listrik benarbenar terjadi, banyaknya pembangkit listrik milik PT. PLN (Persero) yang tersebar di pelosok tanah air tidak mampu memasok kebutuhan pelanggan yang semakin hari semakin meningkat. Jumlah daya yang disalurkan sebenarnya cenderung stabil, akan tetapi jumlah pengguna atau pelanggan listrik terus meningkat di setiap harinya. Pemadaman dapat diakibatkan oleh gangguan diluar perkiraan manusia, misalnya pohon tumbang dan menjatuhi tiang atau kabel

4 listrik seperti yang pernah terjadi yaitu pemadaman listrik secara bergilir di kota Samarinda karena adanya menara roboh. Kejadian yang terjadi diatas itu menyebabkan kerugian bagi masyarakat pengguna listrik tersebut, baik kerugian materiil maupun immaterial. Di Kota samarinda karena adanya pemadaman listrik itu sampai mengakibatkan kebakaran rumah dan banyak barang warga yang rusak karena adanya pemadaman listrik tersebut. Pemadaman listrik juga dapat diakibatkan oleh pemeliharaan jaringan PT. PLN (Persero) terhadap trafo, kabel dan alat penunjang lainnya yang harus mendapat perawatan berkala untuk dapat tetap beroperasi sesuai keadaan normal. Peralatan yang digunakan pastinya mengalami pengurangan nilai guna dari ke hari, oleh karena itu perlu dilakukan perawatan secara berkala. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memaparkan lebih jauh dalam suatu penulisan hukum dengan mengambil judul Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang dilakukan antara PT.PLN (Area Samarinda) dengan Pelanggan. B. Rumusan Masalah 1. Dalam hal bagaimanakah pemadaman listrik oleh PT.PLN (Persero) area Samarinda dikatakan sebagai wanprestasi? 2. Bagaimanakah upaya hukum dalam hal pelanggan dirugikan akibat adanya pemadaman di kota Samarinda?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis ketika PT.PLN (Persero) melakukan pemadaman apakah bisa disebut wanprestasi 2. Untuk mengetahui dan menganalis dalam hal hukum apabila pelanggan dirugikan akibat adanya pemadaman listrik di Kota Samarinda. D. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi, yakni: 1. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah pengetahuan dan bahan pustaka guna membantu perkembangan ilmu hukum khususnya mengenai pelaksanaan perjanjian jual beli tenaga listrik. 2. Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam aktifitas pembuatan perjanjian jual beli tenaga listrik dan juga para pembentuk undang-undang terkait dengan permasalahan yang timbul dengan adanya perjanjian jual beli tenaga listrik, khususnya dalam mengevaluasi undang-undang ketenaga listrikan.

6 E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan, diketahui terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan salah satu variable dari judul Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang dilakukan antara PT.PLN (Area Samarinda) dengan Pelanggan. Namun, ada perbedaan-perbedaan mendasar penelitian ini dengan penelitian terdahulu, seperti diuraikan dibawah ini: 1. Winardi,(2013),melakukan penelitian dengan judul Penerapan Asas Keseimbangan Dalam Pembuatan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPBTL) di PT.PLN (Persero) Area Banjarmasin. Sebagai tesis pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui penerapan asas keseimbangan dalam suatu perjanjian jual beli listrik, khususnya dikaitkan dengan praktek yang dilakukan oleh PT.PLN area pelayanan dan jaringan Banjarmasin. 1 2. Slamet Djatmiko,(2011),melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Yuridis terhadap Klausula Pengembalian Biaya Operasi (Cost Operating Recovery) pada Standar Kontrak Perjanjian Bagi Hasil (Production Sharing Contract Standard) Minyak dan Gas Bumi Pertama Dalam Hubungannya dengan Asas Keseimbangan Dalam Hukum Perjanjian sebagai tesis pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Tujuan 1 Winardi, Penerapan Asas Keseimbangan dalam Pembuatan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik, Penulisan Hukum,Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2013

7 dari penulisan ini adalah untuk mengetahui substansi klausula pengembalian biaya operasi pada standar kontrak perjanjian bagi hasil ditinjau dari segi yuridis dalam hubungannya dengan asas keseimbangan dan mengetahui kemungkinan peran Notaris terhadap pembuatan kontrak perjanjian bagi hasil minyak dan gas bumi antara pertamina dengan perusahaan asing. 2 Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan yang penulis lakukan, penulis tidak menemukan penelitian lainnya yang membahas tentang Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang dilakukan antara PT.PLN (Area Samarinda) dengan Pelanggan. Dengan demikian, penelitian ini dapat dianggap asli dan layak untuk dilakukan, apabila masih terdapat penelitian serupa di luar pengetahuan penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi. 2 Slamet Djatmiko, Tinjauan Yuridis terhadap Klausula Pengembalian Biaya Operasi(Cost Operating Recovery) pada Standar Kontrak Perjanjia Bagi Hasil(Production Sharing Contract Standard) Minyak dan Gas Bumi Pertama dalam hubungannya dengan Asas Keseimbangan dalam Hukum Perjanjian, Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2011