Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Sipat datar / Levelling/ Waterpassing Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 2 Sipat datar Bertujuan menentukan beda tinggi antara titiktitik di atas permukaan bumi. metode sipat datar digunakan untuk menentukan ketinggian titik-titik kerangka dasar pemetaan pada pekerjaan rekayasa. 1
3 Pendahuluan Tinggi obyek di atas permukaan bumi diperhitungkan dari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang ketinggiannya dianggap nol. Dalam bidang geodesi disebut bidang GEOID. Yaitu bidang equipotensial yang berimpit dengan permukaan air laut rata-rata (mean sea level, msl), atau disebut juga bidang Nivo Bidang-bidang ini selalu tegak lurus denga arah gaya berat dimana saja di permukaan bumi 4 Bidang referensi ketinggian 2
5 Dumpy level/waterpass/sipat datar Menurut Harmailis (2002), Dumpy level adalah alat penyipat datar. Dalam pengukuran tanah Dumpy level dipasang diatas kaki tiga (tripod) dan pandangan dilakukan melalui teropong, dalam hal ini memindahkan ketitik lainnya. 6 Levelling Tripods 3
7 Levelling Rods/rambu ukur Syarat syarat seperti rambu ukur untuk penyipat datar menurut Soetomo W.T (1992) : tidak boleh bergerak pada saat digunakan berada pada posisi tegak lurus serta meletakkan alat harus pada titik iik yang diamati. i Pembacaan rambu ukur adakalanya terjadi pemuaian dan penyusutan pada skala rambu ukur akibat perubahan temperatur yang akan menyebabkan kesalahan dalam pembidikan untuk pengambilan data. 8 Theodolit Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). 4
9 Theodolit Menurut dhani (2009 ), dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat. Di dalam pekerjaan pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. 10 Kompas Sebuah kompas terdiri atas sebuah jarum baja yang bermagnet dipasang pada sebuah sumbu putar dititik pusat lingkaran. Gaya magnet bumi mengatur arah jarum. Ketika kotak k kompas diputar, jarum jam tetapt menunjuk kea rah utara magnetik kompas umumnya digunakan sebagai alat untuk menentukan arah dan sudut horizontal. 5
11 Measuring tools 12 Payung 6
13 Syarat-syarat pemakaian alat waterpass 1. Syarat dimanis: sumbu I vertikal 2. Syarat statis: Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu I Garis arah nivo tegak lurus sumbu I Garis bidik teropong sejajar denga garis arah nivo 14 Prinsip penentuan beda elevasi Syarat penggunaan alat sipat datar: garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo nivo Garis arah nivo teropong Garis bidik 7
15 Prinsip penentuan beda elevasi 16 Kontur 8
17 Kontur 18 Kontur 9
19 Istilah-istilah dalam waterpassing Stasion : titik dimana rambu ukur ditegakkan; bukan tempat alat sipat datar ditempatkan. Tetapi pada pengukuran horizontal, stasion adalah titik tempat berdiri alat. Tinggi alat : tinggi garis bidik di atas tanah dimana alat sipat datar didirikan. Tinggi garis bidik : tinggi garis bidik di atas bidang referensi ketinggian (permukaan air laut rata-rata) Pengukuran ke belakang : pengukuran ke rambu yang ditegakan di stasion yang diketahui ketinggiannya, maksudnya untuk mengetahui tingginya garis bidik. Rambunya disebut rambu belakang. 20 Istilah-istilah dalam waterpassing Pengukuran ke muka : pengukuran ke rambu yang ditegakan di stasion yang diketahui ketinggiannya, maksudnya untuk mengetahui tingginya garis bidik. Rambunya disebut rambu muka. Titik putar (turning point) : stasion dimana pengukuran ke belakang dan kemuka dilakukan pada rambu yang ditegakan di stasion tersebut. Stasion antara (intermediate stasion) : titik antara dua titik putar, dimana hanya dilakukan pengukuran ke muka untuk menentukan ketinggian stasion tersebut. Seksi : jarak antara dua stasion yang berdekatan, yang sering pula disebut slag. 10
21 Istilah-istilah dalam waterpassing 22 A, B, dan C = stasion: X = stasion antara Andaikan stasion A diketahui tingginya, maka: Pengertian lain dari beda tinggi antara dua titik adalah selisih pengukuran ke belakang dan pengukuran ke muka Disebut pengukuran ke belakang, b = rambu belakang; Disebut pengukuran ke muka, m = rambu muka. Dari pengukuran 1 dan 2, tinggi stasion B diketahui, maka: Disebut pengukuran ke belakang; Disebut pengukuran ke muka, stasion B disebut titik putar Jarak AB, BC dst masing-masing disebut seksi atau slag. Ti = tinggi alat; Tgb= tinggi garis bidik. 11
Pengukuran dengan sipat datar (cara 1/cara tinggi garis bidik) 23 HB = T b HB = HA + ta b HB = HA + hab Pengukuran dengan sipat datar (cara 2) 24 If HA, so HB = HA + hab = HA + a b = T b If HB, so HA = HB + hba = HB + b a = T a'' 12
25 Pengukuran dengan sipat datar (cara 3) If HB ok, HA = HB + hab =HB+b a If HA ok, HB = HA + hab = HA + a - b If HC ok, HB = HC + tc b = T b HA = HC + tc a = T a 26 Pengukuran sipat datar berantai Dilakukan jika jarak antar titik kontrol terlalu jauh (jarak bidik optimum alat sipat datar = 40-60 m) Jarak tersebut dibagi menjadi beberapa slag, dan pengukuran dibuat secara berantai Seksi: pengukuran pergi-pulang dalam satu hari Trayek: gabungan beberapa seksi 13
27 Pengukuran sipat datar profil Bentuk profil/tampang pada arah tertentu diperlukan untuk perencanaan kemiringan sumbu proyek, hitungan galian-timbunan, dll Pengukuran profil: Profil memanjang: searah sumbu proyek Profil melintang: tegak lurus sumbu proyek 28 Pengukuran sipat datar profil Dalam penggambaran, profil memanjang skala jarak lebih kecil dari skala tinggi umumnya sepersepuluhnya (1/10). Skala horizontal 1 : 1000 Skala vertikal 1 : 100 Profil melintang skala jarak=skala tinggi. 14
29 Profil memanjang dan melintang G C F B D E A 30 Profil memanjang 1 2 4 3 5 6 7 8 9 10 B A 15
31 Profil memanjang Contoh formulir pengukuran sipat datar memanjang 32 16
33 Profil melintang Contoh formulir sipat datar melintang 34 17
35 Profil memanjang dan rencana sumbu proyek 36 Profil melintang dan rencana jalan dan saluran 18
37 References Basuki, S. 2006. Ilmu Ukur Tanah, Gadjah Mada University Press Wongsocitro, S. 1974. Ilmu Ukur Tanah, Penerbit Swada, Jakarta Disarikan dari berbagai sumber di internet 19