PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5


Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

Nina Anggraeni

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED-HEAD TOGETHER

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

Rina Nurlatifah

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

Keywords: Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Learning Outcomes

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMEHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

Muhammad Gufron*, Dra. Sefna Rismen **, Villia Anggraini **

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 PARIAMAN

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

FANY SRILESTARI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

keywords: students understanding of mathematical concepts, technique kancing gemerincing, quiz

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal , September 2015

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENGARUH PENERAPAN PENGAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI CILENDEK

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 78 82

Siska Ryane Muslim Program Pascasarjana Universitas Terbuka Graduate Studies Program Indonesia Open University ABSTRAK

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN METODE EKSPLORASI

Hesti Noviyana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Rotating Trio Exchange (RTE) model, Mathematics learning achievements.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Automotive Science and Education Journal

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA

ABSTRACT. Keyword : Students Learning Outcome, Cooperative Learning Two Stay Two Stray, Numbered Heads

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 23 PADANG

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

PENERAPAN STRATEGI GENERATIVE LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2)3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MURDER YANG DIKOLABORASIKAN DENGAN MAKE A MATCH

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

*

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X SMKN 1 Maja Majalengka Tahun Pelajaran 2012/2013) Juju Juwita Juwita_zhu@yahoo.com Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Kota Tasikmalaya Abstrak Kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik adalah masalah yang penting dalam pembelajaran matematika. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik dan mengetahui peningkatan aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen berbentuk post-test control group design. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematik dan lembar observasi aktivitas peserta didik. Subjek penelitian adalah peserta didik SMKN 1 Maja dengan sampel kelas X sebanyak dua kelas dari yang dipilih secara acak. Data yang diperoleh dari hasil tes dan lembar observasi dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah : 1) terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik, 2) ada peningkatan aktivitas peserta didik selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, Jigsaw II, kemampuan pemecahan masalah matematik

Abstract The influence to use cooperative learning of Jigsaw II type to mathematics problem solving ability of students. Students mathematics problem solving ability is important problem in mathematics learning. The main purpose of this study was to determine influence use cooperatif learning type Jigsaw II to mathematical problem solving skills students and was to improve activities of students during learning performance. This research is a form of experimental methods post-test control group design. Experimen class obtained cooperatif learning of Jigsaw II type and control class obtained learning conventional. The data was collected using a test instrument of the mathematical problem solving ability and observation sheet activities of students. Research subjects were SMKN 1 Maja students, with a sample of grade X students were randomly selected. Data obtained from the test results a test of the mathematical problem solving ability and observation sheet were analyzed by descriptive. The results obtained are : 1) the influence to use cooperative learning of Jigsaw II type to mathematical problem solving skills students, 2) the improve activities of students during to use cooperative learning of Jigsaw II type. Key words : cooperative learning, Jigsaw II, mathematical problem solving ability. PENDAHULUAN Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan banyak peserta didik yang merasa takut jika belajar matematika. Sesuai dengan pendapat Ruseffendi, E.T (2006 : 157) mengatakan Matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet dan banyak memperdayakan. Dari hasil studi yang dirasakan oleh peneliti pada umumnya peserta didik lemah dalam menyelesaikan soal-soal yang berbentuk uraian atau soal aplikasi, dalam hal ini kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh peserta didik pun lemah. Mereka hanya dituntut menghafal, mengingat, dan mengumpulkan tanpa dituntut untuk memecahkannya. Kemampuan pemecahan masalah yang dirasakan guru masih belum maksimal tertanam dalam diri peserta didik. Selain itu, kegiatan pembelajaran selalu berorientasi hanya kepada nilai akhir (angka), sehingga penguasaan pemecahan masalah matematik terabaikan. Pentingnya mengajarkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik harus dipandang sebagai sesuatu yang tidak bisa disepelekan lagi.

Selama ini sebagian besar guru matematika cenderung melaksanakan praktek pengajaran yang monoton kepada peserta didiknya dengan tahap-tahap : menyajikan teori, definisi atau teorema dilanjutkan dengan memberikan contoh dan diakhiri dengan latihan-latihan soal. Tahap awal pengajaran matematika yang demikian dimaksudkan oleh guru sebagai upaya penanaman konsep ke dalam pikiran peserta didik. Hal ini sesuai dengan yang di alami oleh peneliti ketika melaksanakan PPL di SMA Negeri 4 Tasikmalaya pada tahun 2012. Banyak guru masih menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru, peserta didik hanya menerima tanpa harus menemukan terlebih dahulu. Oleh karena itu, diperlukan sebuah model pembelajaran sebagai interaksi peserta didik dengan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti memperkirakan bahwa penggunaan model pembelajran kooperatif merupakan salah satu alternatif untuk kemampuan pemecahan masalah matematik dan aktifitas peserta didik. Model pembelajaran kooperatif di dalamnya tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai tutor sebaya dan bergantung pada teman sekelompoknya. Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu model pembelajaran sesuai adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Selain itu juga adanya aktivitas peserta didik untuk mengetahui antusiasme peserta didik terhadap pembelajaran. Slavin, Robert E (2010 : 237 ) menggambarkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II sebagai pembelajaran dalam sebuah tim yang heterogen sebagaimana pembelajaran kooperatif yang biasa. Jigsaw II merupakan adaptasi dari Jigsaw, yang lebih praktis dan mudah. Menurut Gagne (Ruseffendi, E.T, 2006 : 169) pemecahan masalah adalah tipe belajar yang lebih tinggi derajatnya dan lebih kompleks daripada pembentukan aturan. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat diharapkan berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik dan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Sejalan dengan hasil penelitian Kurniawan, Rudy (2010) yang menyebutkan bahwa model pembelajaran dengan Jigsaw II lebih baik daripada yang pembelajaran biasa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis.

METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen digunakan untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik. Rencana pembelajaran yang telah disusun berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Kajian difokuskan pada aktivitas peserta didik selama pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini seluruh peserta didik kelas X RPL di SMKN 1 Maja kabupaten Majalengka Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas dan 140 peserta didik. Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas dari kelas yang ada dengan menggunakan sampel random (acak) menurut kelas. Menurut Ruseffendi, E.T (2010 : 89) cara random adalah cara bila setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terambil. Setelah dilakukan pengocokan diperoleh kelas X RPL 1 dengan jumlah peserta didik 35 orang sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan kelas X RPL 2 dengan jumlah peserta didik 35 orang sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran langsung. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematik, yang dilaksanakan pada akhir pengembangan kompetensi dan menggunakan lembar obsevasi peserta didik. Tes kemampuan pemecahan masalah dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan matematik dengan menggunakan langkahlangkah pemecahan masalah menurut Polya, kemudian observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh seorang observer yaitu guru matematika dengan pengarahan terlebih dahulu. Teknik Analisis Data

a. Pengolahan data tes kemampuan pemecahan masalah matematik Soal bentuk uraian skor setiap langkah penyelesaian sesuai dengan pedoman penskoran pemecahan masalah yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik. Penskoran yang diberikan untuk pemecahan masalah menurut Schoen dan Ochmke (Wardani, Sri, 2002 : 16) adalah sebagai berikut. Tabel 1 Pedoman Pemberian Skor Pemecahan Masalah Skor Memahami masalah Membuat rencana pemecahan masalah 0 Salah menginterpretasikan/sa lah sama sekali Tidak ada rencana, membuat rencana yang tidak relevan Melakukan perhitungan Tidak melakukan perhitungan Memeriksa kembali hasil Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada keterangan lain 1 Salah menginterpretasikan sebagian soal, mengabaikan kondisi soal 2 Memahami masalah soal selengkapnya Membuat rencana pemecahan yang tidak dapat dilaksanakan, sehingga tidak dapat dilaksanakan Membuat rencana yang benar tetapi salah dalam hasil/tidak ada hasil Melaksanakan prosedur yang benar dan mungkin menghasilkan jawaban benar tetapi salah perhitungan Melakukan proses yang benar dan mendapatkan hasil yang benar Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat kebenaran proses 3 Membuat rencana yang benar, tetapi belum lengkap 4 Membuat rencana sesuai dengan prosedur dan mengarah pada

solusi yang benar Skor maksimal 2 Skor maksimal 4 Skor maksimal 2 Skor maksimal 2 Schoen dan Ochmke (Wardani, Sri, 2002 : 16) b. Pengolahan data lembar observasi aktivitas peserta didik Data hasil lembar observasi yang sudah terkumpul disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah dalam membaca data. Untuk analisis data menggunakan statistika deskriptif dan menguji hipotesis. Analisis data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik dengan tahap-tahap sebagai berikut : Uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata serta analisis data aktivitas peserta didik. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian kelas eksperimen dan kontrol Data yang diperoleh berupa skor tes kemampuan pemecahan masalah matematik yang dibagi kedalam lima kriteria sebagai berikut. Tabel 2 Kriteria Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kontrol Interval Eksperimen Kontrol Keterangan 36 A 40 6 0 Sangat baik 30 B < 36 16 4 Baik 22 C < 30 13 25 Sedang 16 D < 22 0 6 Kurang 0 E < 16 0 0 Buruk Jumlah 35 35 Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen kemampuan pemecahan masalah peserta didik paling banyak pada kriteria baik sebanyak 16 orang sedangkan pada kelas kontrol paling banyak peserta didik yang berkriteria sedang sebanyak 25 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran langsung. Untuk membuktikan bahwa skor tes kemampuan pemecahan masalah matematik kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol maka dilakukan uji perbedaan dua

rata-rata dengan menggunakan uji-t. Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians. Tabel 3 Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kontrol Kelas Taraf signifikan Kesimpulan Hitung Tabel Eksperimen 8,27 11,3 Normal Kontrol 0,16 11,3 Normal Dari tabel 3 terlihat bahwa dari kedua kelas nilai hitung < tabel sehingga dapat disimpulkan kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas Dari data kelas eksperimen dan kontrol didapat F hitung = 1,75 < F tabel = 2,264 sehingga dapat disimpulkan kedua varians homogen. Uji perbedaan dua rata-rata Dari hasil analisis tes perbedaan dua rata-rata diketahui bahwa thitung = 5,39 > ttabel = 2,384, yang artinya bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung. Analisis untuk pertanyaan penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian dipandu oleh pertanyaan adakah peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II? hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Prosentase aktivitas peserta didik Jenis Aktivitas yang Diamati Prosentase Aktivitas Peserta Didik 1 2 3 4 5 6 Memperhatikan informasi/penjelasan guru 27,78 16,67 11,11 11,11 5,56 5,56 Membaca materi (bahan ajar,lkpd) 13,89 11,11 5,56 5,56 5,56 5,56 Berdiskusi dalam kelompok asal 13,89 13,89 27,78 30,56 30,56 33,33

Berdiskusi/bertanya antar peserta didik dalam menyelesaikan tugas di kelompok ahli 16,67 30,56 25,00 27,78 33,33 33,33 Berdiskusi/bertanya antar peserta didik dan guru Mengerjakan soal tugas kelompok 0,00 5,56 11,11 19,45 16,67 13,89 8,34 5,56 5,56 11,11 13,89 13,89 Keberanian mengungkapkan pendapat Berperilaku yang tidak relevan dengan KBM 0,00 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 8,34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas peserta didik selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Aktivitas yang mengalami peningkatan adalah aktivitas diskusi pada kelompok asal dan ahli serta berani mengemukakan pendapat. Pembahasan Berdasarkan pengujian hipotesis, terbukti bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik. Penelitian ini pada materi program linier. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, menekankan pada peran aktif peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri secara berkelompok. Dengan berkelompok kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik akan lebih berkembang. Berkembangnya kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik karena adanya peran aktif peserta didik sesuai dengan pendapat Alberti, Jacquie (Slavin, Robert E, 2010 : 39) cara terbaik untuk mengajari para siswa supaya memberikan penjelasan lengkap dan bukannya hanya sekedar berbagi jawaban adalah membuat siswa sebagai model dalam pembelajaran. Dengan adanya diskusi kelompok dan pembagian tugas yang berbeda, akan melatih peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalah dengan cara sendiri dan jika terbiasa akan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik. Setelah diskusi kelompok ahli selesai, peserta didik harus menjelaskan hasil diskusinya

kepada teman kelompok asalnya. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam teori Piaget yaitu peserta didik aktif mengkonstruksi sendiri pemahaman dengan cara interaksi dengan lingkungan melalui cara mengidentifikasi masalah dan mencoba menjawab soal dengan cara sendiri. Hal ini akan dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik. Berbeda dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, model pembelajaran langsung peserta didik hanya menerima konsep yang diberikan guru dan contoh penerapannya, sehingga peserta didik hanya menghafal apa yang dijelaskan guru. Akibatnya peserta didik akan mudah lupa dan hanya mampu menyelesaikan soal yang bentuknya sama seperti yang diajarkan guru, sehingga mereka tidak bisa memecahkan bentuk soal pemecahan masalah yang lain. Hal tersebut yang menyebabkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik. Temuan pengaruh positif penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik, Jigsaw II dapat melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Adapun kendala yang dihadapipada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, yaitu kurangnya alokasi waktu yang digunakan dan ada sebagian peserta didik yang merasa keberatan untuk belajar kelompok., kadangkala ada sebagian peserta didik yang pandai yang merasa keberatan karena harus satu kelompok dengan peserta didik yang kurang pandai. Berdasarkan hasil perolehan dan pengolahan data yang diuji melalui analisis statistik dapat diperoleh beberapa gambaran bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada materi program linier dapat memberikan hasil yang maksimal pada kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik daripada menggunakan model pembelajaran langsung. Hal ini terjadi karena peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terbiasa dengan memecahkan masalah yang disajikan sehingga mampu mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki peserta didik. Peran aktif peserta didik dalam pembelajaran mampu melatih kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik. Sedangkan pembelajaran langsung kurang dapat membuat peserta didik dalam memecahkan

masalah matematik. Kemugkinan besar dikarenakan kurangnya keterlibatan mereka selama pembelajaran. Hasil pengolahan data untuk pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II mempunyai rata-rata lebih baik daripada rata-rata yang menggunakan pembelajaran langsung. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dalam matematika untuk kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik seperti di SMKN 1 Maja sudah cukup terlihat efektif untuk diterapkan sebagaimana teori menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II sesuai dengan kondisi peserta didik yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan motivasi peserta didik yang sangat beragam. Penulis berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif yang telah dilakukan sudah cukup untuk mengkonstruksi kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik mengingat proses pembelajarannya berjalan dengan baik dan kondusif. Kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II nampak ada pengaruhnya. Artinya kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II banyak yang berkriteria baik atau tinggi bahkan ada peserta didik yang berkriteria sangat baik, sedangkan pada pembelajaran langsung paling banyak peserta didik pada kriteria sedang dan tidak ada yang berkriteria sangat baik. Berdasarkan pengisian lembar observasi aktivitas peserta didik oleh dua orang observer terlihat bahwa adanya peningkatan aktivitas dari tiap pertemuan selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Aktivitas yang mengalami peningkatan diantaranya aktivitas berdiskusi dalam kelompok asal, berdiskusi/bertanya antar peserta didik dalam menyelesaikan tugas di kelompok ahli, dan aktivitas berani mengemukakan pendapat. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik. Artinya kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik yang menggunakan model pembeljaran kooperatif tipe Jigsaw II lebih baik daripada peserta didik yang menggunakan model pembelajaran langsung. 2. Ada peningkatan aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, terutama aktivitas berdiskusi. Fakta ini bisa terlihat dari hasil observasi terhadap peserta didik. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memberi saran sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II lebih baik daripada peserta didik yang menggunakan pembelajaran langsung, maka penggunaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II menjadi alternatif pembelajaran untuk selanjutnya. 2. Agar penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II berjalan dengan baik, maka sebaiknya guru menggali kemampuan peserta didik lebih mendalam sehingga tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan Jigsaw II dapat dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada pokok bahasan yang berbeda dan jenjang sekolah yang berbeda pula. DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, Rudy. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan kontekstual pada Siswa SMK. Disertasi. Bandung: UPI. Tidak diterbitkan. Russeffendi, E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Slavin, R.E. (2010). Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.S. Widaningsih, Dedeh. (2011). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Tidak diterbitkan Wardani, Sri. (2002). Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Laporan penelitian. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi. Tidak diterbitkan.